Dua Sisi

Dua Sisi

By:  Suzy Wiryanty  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
24 ratings
46Chapters
20.4Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Revan Aditama Perkasa, CEO ADITAMA Group. Putra tunggal Gilang Aditama Perkasa sudah tidak berhasrat lagi untuk menikah saking tidak beruntungnya dia dalam hubungan asmara. Mulai dari jatuh cinta pada gurunya sendiri, bertunangan dengan orang yang salah, sampai akhirnya jatuh cinta pada pacar orang, menjadikan Revan apatis terhadap yang namanya pernikahan. Dia sudah muak menghadapi kaum sosialita manipulatif yang selalu berlindung atas nama cinta. Sampai suatu hari ayahnya memintanya untuk menikahi seorang wanita yang tidak biasa. Dia adalah wanita dari Suku Anak Dalam. Suku yang paling terkebelakang negri ini. "Bagaimana mungkin Saya seorang CEO Aditama Group yang mewakili segala hal yang modern dan intelektual, beristrikan seorang wanita paling primitif dinegeri ini?" -Revan Aditama Perkasa. "Saya ingin maju, ingin berpendidikan dan ingin membantu suku kami yang masih hidup dalam keterbelakangan di hutan rimba. Katanya manusia modern seperti anda lebih manusiawi dan berbudi pekerti. Tetapi untuk memanusiawi kan istri anda sendiri saja, anda tidak bisa. Masih layak kah anda disebut sebagai seorang manusia modern? Bahwasannya tingkah anda yang hobby kawin sembarangan pun sebenarnya lebih menjijikkan dari suku kami. Anda tidak lebih tinggi derajatnya dari suku yang anda katakan primitif itu sendiri. Embun Pagi Nauljam.

View More

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Enka Riyani
. mba ini apa ada versi cetaknya?
2024-09-30 01:35:15
0
user avatar
zahra
kak,,buatin tentang abangnya lah,,seru tu,,apalagi ceweknya anak pak Cakra,,
2023-05-20 23:40:01
0
user avatar
Anggiria Dewi
karya kak susi selalu bagus - bagus
2022-11-29 06:25:18
0
user avatar
Aisha Arkana
ketemu novel ini, pinter banget outhor nya, bahasa macam ragam.... dan lebih suka lagi. dapet baca free
2022-09-17 13:45:52
0
default avatar
muhamad15459541
keren abis kak
2022-09-15 20:09:18
0
user avatar
Earlyn
Banyak info ttg suku anak dalam dan budaya thai... ...
2022-09-15 17:53:57
0
user avatar
Fei_Fei 86
kisahnya bagus bgt, mengangkat nilai luhur adat suku pedalaman, kerennn pokokny
2022-09-15 16:31:47
0
user avatar
Evania Kim?
cerita kakak satu ini selalu bikin penasaran. kapan ada bab baru kak
2022-09-15 07:05:04
0
user avatar
Yanti Aching
semua karya kak suzy aku baca satu persatu.. semua nya keren, ceritanya bagus, aku suka dgn nama2 tokoh nya unik2.. sukses selalu kak.. ditunggu karya terbaru nya, sukses dan salam sehat kk ......
2022-06-09 09:46:01
0
user avatar
Sham Suryadi16
saya suka karya2 mbak Suzy...gaya bahasanya menarik..
2022-05-26 16:52:54
0
user avatar
SA86
semuanya amazing banget
2022-05-13 22:59:42
0
user avatar
Aho Lim
SAD (Suku Anak Dalam). Cerita yang anti mainstream.
2022-01-08 00:27:45
0
user avatar
RF Riani
Kisah Embun ma Revan yg seru banget ............... Dan bacanya kebalik nih kisah anaknya dulu si Pandan Wangi ............... Pokonya semua kisah karya author WOW banget
2021-12-30 09:03:41
0
user avatar
ar Kim
ALEXA .....
2021-11-30 05:54:22
0
user avatar
Yuliana Elsera
jadi ga sabar mau baca kisah pandan wandi dan abang denver....semangat terus thor
2021-11-22 08:55:02
1
  • 1
  • 2
46 Chapters

Chapter 1

Embun berlari-lari kencang mendatangi Rumah Sakit Haji Abdoel Majdid Batoe setelah mobil Departemen Sosial Republik Indonesia yang membawanya berhenti di tempat parkir rumah sakit. Ayah angkatnya dikabarkan tertabrak mobil. Sang Tumenggung, begitu biasa ayah angkatnya di panggil, memang sudah tua dan sakit-sakitan. Makanya Embun selalu khawatir kalau akan terjadi apa-apa dengan bepaknya di tengah jalan, apabila bepaknya harus berjalan berkilo-kilo meter dari Bukit Dua belas menuju desa setempat untuk menjual sedikit hasil panen.Embun dan semua komunitas satu sukunya biasa disebut dengan panggilan Suku Anak Dalam atau SAD. Mereka semua tinggal di kawasan Bukit 12 dan taman bukit 30 di Kabupaten Bungo, Tebo, Sarolangun dan Batanghari. Mereka adalah suku bangsa minoritas yang hidup di Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan. Diperkirakan populasi suku mereka semua berjumlah sekitar dua ratus ribu orang."Selamat pagi. Ada yang
Read more

Chapter 2

"Hei country girl, kamu ini jalannya lambat sekali seperti keong. Cepat sedikit atau kamu mau ketinggalan pesawat hah?"  Revan meneriaki istri primitifnya yang kini sudah mendapat seorang kenalan baru. Memang bener-bener kebangetan ini orang. Baru ditinggal sebentar saja sudah kegenitan. Wait... wait... sepertinya dia familiar dengan sosok yang sedang berbicara dengan Embun itu.  Sial! Itu kan Sergio Brata Kesuma. Kakak Luna Brata Kesuma, mantan tunangannya? Sepertinya Sergio juga akan pulang ke Jakarta. Karena ia menenteng sebuah koper kecil di tangan kanannya, seperti juga dirinya. Revan menarik nafas panjang. Bisa disindir habis- habisan dia oleh Sergio kalau setelah meninggalkan adiknya yang model papan atas, malah dapatnya gadis primitif no educated seperti Embun ini.
Read more

Chapter 3

What the hell? Apa yang kamu lakukan, country girl? Kamu mau membakar rumah saya hah? Kamu pikir ini hutan?  Uhukk uhukkk uhukkk... Revan tersedak oleh asap tebal ciptaan Embun, yang berasal dari tungku pemanggang ikan ciptaannya. Melihat kedatangan Revan, Embun yang sedang berjongkok sambil mengipasi ikan panggangnya buru-buru berdiri. Ia juga dengan segera meletakkan kipas koran serba gunanya dan menghampiri Revan. "Tadi sebelum ibu dan ayah pergi, mereka berpesan agar saya memasak ikan yang ada di dalam kotak pendingin eh lemari es. Makanya jadi sa—saya masak ikan ini pakai api."  Embun berusaha menjelaskan dengan kepala yang terus tertunduk. Ia juga merasa semakin ketakutan dengan suara-suara keras dan bentakan Revan yang terus saja memaki-makinya. Penampilan baru bangun tidur Revan dengan rambut berantakan dan bertelanjang dada terasa semakin mengintimidasinya.  
Read more

Chapter 4

Embun yang sedang menyusun bantal dan guling bingung harus menjawab apa. Lagi pula mengapa pria ini bisa tiba-tiba masuk kedalam kamar? Pesanan Revan? Memangnya Revan memesan apa coba?"Emang selera si Revan oke punya ya? Abege kinyis kinyis lugu. Mana masih memakai pakaian daerah lagi. Kamu berasal dari mana sih Cantik?" Bara tidak tahan untuk tidak mengelus pipi mulus Embun yang tidak tersentuh make up sedikit pun. Embun refleks memalingkan wajah seraya meletakkan bantal dan guling di kepala ranjang. Walaupun ia takut, tetapi ia menjawab juga pertanyaan pria asing ini."Saya berasal dari Bukit Dua belas Jambi." Embun menjawab pelan sambil mundur mundur. Ia menghindari tangan Bara yang nakal."Sebelum kita bertempur, kenalan dulu dong, Cantik. Saya Bara Bramasta."Bara mengulurkan tangannya pada Embun. Mengajak bersalaman. Ragu-ragu Embun akhirnya mengulurkan tangannya
Read more

Chapter 5

Seluruh klan Aditama Perkasa beserta segenap jajaran karyawan dan karyawati perusahaan P.T Aditama Group, berkumpul di salah satu hotel mewah milik keluarga besar Aditama Group Tbk.Malam ini, selaku Komisaris dan pemilik perusahaan, Gilang Aditama Perkasa ingin memperkenalkan secara resmi menantunya pada seluruh keluarga besar dan segenap jajaran penting dalam perusahaannya.Dia ingin mereka semua tahu bahwa saat ini Revan telah beristri. Hanya masalah resepsi pernikahanlah yang Gilang masih agak ragu. Dia tahu kalau baik Revan maupun Embun, mereka berdua belum sampai pada taraf saling mencintai. Apabila dia memaksakan diri untuk mengadakan resepsi besar-besaran, di khawatirkan Anak Dewa akan mengetahui keberadaan Embun.Yang Gilang takutkan adalah goyahnya hati Embun akibat cinta masa lalunya telah kembali. Bagaimanapun mereka berdua telah berhubungan sedari kecil. Tentu tidak mudah untuk membuang rasa cinta itu begitu s
Read more

Chapter 6

 "Seberapo rimbun kayu di Jambi,Rimbunlah jugo kayu di Tungkal,seberapo rindu Abang nak pegiRindulah jugo kami nak tinggal."  Embun membalas pantun Anak Dewa dengan mata berkaca-kaca. Tetapi dia memang sama sekali tidak berani untuk melangkah kearah Anak Dewa. Bagaimanapun Revan itu adalah suaminya dan dia harus mematuhi kata-kata dan larangan suaminya. "Berbahasa Indonesia yang baik dan benarlah wahai istriku. Sehingga kami semua yang ada di sini tidak salah kaprah dalam mengartikan setiap kata-katamu."  Revan mulai gerah karena merasa daerah teritorinya sudah ada yang berani mencoba- mencoba untuk menginvansi. Dia merasa sudah perlu untuk menarik garis batas teritori.  Lobby mulai ramai oleh orang-orang yang penasaran dengan suara-suara bernada tinggi Revan. Sepertinya mereka tertarik untuk melihat kelanjutan perseteruan yang mulai memanas.
Read more

Bab 7

"Bang, Saya minta izin untuk berbicara secara pribadi berdua saja dengan Bang Dewa, boleh?"Embun memindai Revan mengepalkan kedua tangannya. Sepertinya Revan marah. Tetapi dia memang harus menjelaskan tentang status hubungannya dengan Revan pada Anak Dewa. Sekaligus juga memperbaiki hubungan dengan status baru di antara dirinya dan Anak Dewa sekarang."Anda ini seperti anak kecil yang takut kehilangan mainan saja. Ingatlah, Bung. Jangan menggenggam sesuatu terlalu erat. Karena takutnya ia nya malah mati atau hancur, karena tidak diberi celah sama sekali untuk bernafas.Lagi pula jodoh, maut dan rezeki itu urusan Allah. Bisa saja orang yang hari ini segar bugar sehat walafiat, tapi besok pagi telah terbujur kaku di bawah tanah. Maka berbuat baiklah agar sedikit mempunyai tabungan amal ibadah."Anak Dewa menyindir seolah-olah tengah menasehati. Padahal maksud hatinya adalah menyumpahi. Embun meliri
Read more

Chapter 8

"Astaga berarti si Om ini kaya banget ya? Uangnya segini ya, Om?"  Embun merentangkan kedua tangannya kemudian membuat gerakan membulat besar. Albert tertawa. "Bahkan uang Om lebih banyak dari seribu kali dari gerakan tangan kamu itu. Hehehe." Albert merasa muda kembali saat berinteraksi dengan Embun. Gadis ini asli dalam hal apapun. Asli wajahnya, asli hatinya dan asli kebaikannya. Sikap manipulatif dan tukang cari kesempatan tidak ada didirinya. Terberkatilah siapapun yang menjadi pasangannya. "Tapi Om kok tidak jahat ya? Biasa orang kaya itu jahat. Suka memandang orang dengan sepele, terus juga suka menghina orang miskin. Mbak Ret— eh biasanya begitu sih. Eh tapi nggak semuanya juga hehehe... Om ini udah kaya, baik, harum lagi."  Embun tersenyum. Albert seketika merasa terkesima. Senyum itu mengingatkannya kepada seseorang. Seseorang yang bahkan tidak akan bisa
Read more

Chapter 9

Revan menghentikan laju kendaraannya saat sudah tiba di rumah. Ia menatap istri kecilnya yang masih ketiduran dengan perasaan bimbang. Mau dibangunin kasihan. Karena kelihatannya dia capek sekali. Kalau digendong, nanti kesannya dia seperti playboy tobat di depan semua orang.  Selama ini dia sudah terbiasa dicap sebagai seorang penjahat kelamin oleh keluarganya. Aneh saja kalau ia tiba-tiba saja menjelma menjadi seorang pecundang cinta yang sampai mau maunya menggendong-gendong seorang perempuan yang tadinya bahkan dia tolak mati-matian. Mana ada duo kamprets lagi di sana. Dia cuma takut dicap dengan stigma ISTI yaitu singkatan dari Ikatan Suami Takut Istri. Tetapi akhirnya rasa kasihannyalah yang menang, dibandingkan dengan ego kelelakiannya. Dengan apa boleh buat akhirnya Revan menggendong tubuh mungil Embun melewati ayah dan ibunya di ruang tamu. Ia kemudian terus saja menaiki tangga lantai dua menuju kamar tidur mereka. 
Read more

Chapter 10

"Kenapa diam lagi, hah? Mulutmu tidak mau dipakai ngomong ya? Baik kalau memang nggak mau dipakai untuk ngomong, akan Abang pakai untuk muasin Abang aja!"Revan kalau sedang emosi kata-kata yang keluar dari mulutnya memang frontal. Setelah mengancam Embun dan istrinya itu tetap diam, Revan pun memajukan tubuhnya ke depan. Ia melahap bibir Embun dengan segenap rasanya. Sementara Embun yang seumur hidupnya belum pernah dicium oleh siapapun, seketika gelagapan. Ia panik saat Revan mencuri nafasnya dan mengobrak-abrik mulut manisnya. Embun ketakutan saat Revan membelit lidahnya dan saling menukar saliva. Kedua tangan Embun berusaha menjauhkan wajah Revan dari wajahnya sendiri. Embun bahkan memukuli wajah Revan yang tidak mau melepaskan pagutan bibirnya."Oh, kamu mau main kasar sama Abang? Ayo aja. Abang malah tambah nafsu jadinya."Revan kini menarik pakaian Embun dengan cara mencabik-cabiknya menjadi potongan-potongan kecil.
Read more
DMCA.com Protection Status