Gairah Cinta CEO Muda

Gairah Cinta CEO Muda

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-28
Oleh:   firaslfn  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
18Bab
24Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Devandra Satya Mahendra, CEO muda berusia 26 tahun, dikenal dengan sikap dingin dan berwibawa. Sebagai pemimpin yang tak terbantahkan, ia membangun dunia di sekitarnya dengan kekuasaan dan kontrol. Namun, meskipun banyak yang mengaguminya, tak ada yang benar-benar mengenal dirinya. Hingga pertemuannya dengan Nayara Kirana Pramesti, seorang desainer fashion berbakat dan model yang anggun, mengubah segalanya. Nayara, dengan segala kelembutan dan kebaikan hati, datang ke dalam hidup Devandra seperti angin sejuk. Namun, di balik senyumnya yang ramah, ia menyimpan luka lama yang membuatnya berhati-hati dalam membuka hati. Tertarik pada kecantikan dan kecerdasan Nayara, Devandra akhirnya terjebak dalam tarik-ulur emosi yang tak terhindarkan. Seiring waktu, hubungan mereka berkembang menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar kerja sama profesional. Ketegangan, gairah, dan rasa takut akan cinta semakin mengikat mereka dalam pusaran yang rumit. Namun, dengan luka dan rahasia masing-masing, mereka harus memilih apakah akan membuka hati atau terus menjaga jarak. Apakah Devandra akan mampu melepaskan diri dari ketakutannya dan menerima cinta yang telah lama ia hindari? Dapatkah Nayara menemukan kembali kepercayaan akan cinta sejati?

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Bab 1: Pertemuan Tak Terduga

Gemerlap lampu kristal menggantung megah di langit-langit aula Hotel Grand Arcadia, menyinari ruangan dengan kehangatan dan kemewahan. Suara percakapan dan denting gelas anggur saling bersahutan di antara para tamu yang hadir. Acara gala malam ini menjadi ajang bergengsi untuk merayakan kreativitas para desainer muda berbakat.Nayara Kirana Pramesti berdiri di sudut aula, berusaha menyembunyikan kegugupannya di balik senyum ramah yang selalu ia tunjukkan. Gaun biru tua beraksen renda emas yang ia kenakan adalah salah satu karyanya sendiri, sederhana namun memukau. Rambutnya disanggul rapi dengan beberapa helai yang terlepas secara natural, memberi kesan anggun tanpa usaha berlebih.Malam ini, ia bukan sekadar tamu, melainkan salah satu desainer yang karyanya menjadi sorotan. Sebuah gaun dengan potongan modern dan sentuhan bordir batik klasik menjadi perwakilan dari visi kreatifnya—menggabungkan tradisi dengan modernitas. Namun, di balik keberanian yang ia tampilkan, hati Nayara berdeb...

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
18 Bab
Bab 1: Pertemuan Tak Terduga
Gemerlap lampu kristal menggantung megah di langit-langit aula Hotel Grand Arcadia, menyinari ruangan dengan kehangatan dan kemewahan. Suara percakapan dan denting gelas anggur saling bersahutan di antara para tamu yang hadir. Acara gala malam ini menjadi ajang bergengsi untuk merayakan kreativitas para desainer muda berbakat.Nayara Kirana Pramesti berdiri di sudut aula, berusaha menyembunyikan kegugupannya di balik senyum ramah yang selalu ia tunjukkan. Gaun biru tua beraksen renda emas yang ia kenakan adalah salah satu karyanya sendiri, sederhana namun memukau. Rambutnya disanggul rapi dengan beberapa helai yang terlepas secara natural, memberi kesan anggun tanpa usaha berlebih.Malam ini, ia bukan sekadar tamu, melainkan salah satu desainer yang karyanya menjadi sorotan. Sebuah gaun dengan potongan modern dan sentuhan bordir batik klasik menjadi perwakilan dari visi kreatifnya—menggabungkan tradisi dengan modernitas. Namun, di balik keberanian yang ia tampilkan, hati Nayara berdeb
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya
Bab 2: Tawaran Tak Terduga
Nayara tidak menyangka pagi itu akan menjadi awal dari sesuatu yang besar. Ia sedang sibuk memeriksa detail akhir pada desain gaun seorang klien ketika salah satu stafnya mengetuk pintu ruangannya dengan wajah penuh antusias.“Nay, ada tamu penting yang ingin bertemu denganmu,” kata staf itu.Nayara mendongak, sedikit bingung. “Tamu? Siapa?”Staf itu tersenyum kecil, tampak menikmati kejutan yang akan ia berikan. “Dia bilang namanya Devandra Satya Mahendra.”Nayara hampir menjatuhkan pena yang dipegangnya. Nama itu saja sudah cukup untuk membuat suasana hatinya berantakan. Ia ingat dengan jelas pria itu—tamu kehormatan di acara gala seminggu yang lalu. Pria yang memandangnya dengan intensitas seperti menembus lapisan dirinya.“Dia di sini?” tanya Nayara, nyaris tidak percaya.Staf itu mengangguk. “Di ruang tamu. Dia menunggu.”Dengan napas yang sedikit tertahan, Nayara merapikan rambutnya yang tergerai dan memastikan penampilannya rapi. Ia tidak ingin terlihat gugup di depan pria itu.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya
Bab 3: Dingin yang Menyentuh Hati
Malam itu, Nayara berusaha memfokuskan diri di apartemennya. Di depannya terbentang berbagai sketsa baru yang ia buat setelah pertemuannya dengan Devandra. Kata-kata pria itu terus terngiang di telinganya."Saya ingin sesuatu yang mencerminkan keberanian dan kekuatan."Nayara menghela napas panjang. Ia tahu ini bukan hanya soal memenuhi ekspektasi seorang klien, tapi tentang membuktikan dirinya di dunia yang lebih besar dari yang pernah ia bayangkan. Dunia Devandra Satya Mahendra.---Pagi yang cerah ini, Nayara bangun lebih awal dari biasanya dengan perasaan campur aduk. Kerja sama dengan Devandra Satya Mahendra membawa tekanan yang luar biasa. Meski ia mencoba meyakinkan dirinya bahwa ini adalah peluang besar, ada sesuatu tentang pria itu yang terus mengganggunya. Sikap dinginnya, sorot matanya yang tajam, dan cara bicaranya yang tegas sering membuat Nayara merasa seperti sedang diuji, bukan diajak bekerja sama.Namun, ia bertekad untuk memberikan yang terbaik. Setelah memastikan se
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya
Bab 4: Mendekat dalam Jarak
Langit mendung menggantung di atas kota pagi itu, memancarkan suasana murung yang seolah menjadi pertanda akan sesuatu. Hujan gerimis mulai turun, menciptakan ritme lembut di jendela apartemen Nayara. Sambil menyeruput kopi hangat, ia memandang keluar jendela, mengumpulkan keberanian untuk menghadapi hari yang penuh tekanan.Proyek yang sedang ia kerjakan bersama Devandra telah memasuki tahap kritis. Semakin hari, ia semakin sadar bahwa ekspektasi pria itu tidak hanya tinggi, tetapi juga sangat spesifik. Setiap detail harus sempurna. Tidak ada ruang untuk kesalahan.Setelah memastikan dokumen dan sketsanya tersusun rapi, ia bergegas menuju kantor. Jalanan licin karena hujan, dan udara pagi yang dingin membuat tubuhnya menggigil. Sesampainya di kantor Mahendra Group, ia disambut oleh Valen, asisten Devandra, yang terlihat sedikit panik.“Nona Nayara, Tuan Mahendra meminta Anda segera ke ruang rapat di lantai delapan. Ada masalah mendesak dengan klien,” ujar Valen dengan nada terburu-bu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya
Bab 5 : Antara Bisnis dan Perasaan
Pagi itu, cuaca di luar kantor Mahendra Group terasa begitu cerah. Matahari yang bersinar hangat seakan memberi semangat bagi setiap orang yang berada di dalamnya. Nayara duduk di mejanya, memandang berkas-berkas yang berserakan di depannya. Hatinya sedikit cemas karena hari ini ia harus menyelesaikan beberapa tugas yang telah menumpuk, tetapi suasana tenang di ruang kerjanya memberinya sedikit ketenangan. Beberapa kolega melintas di depannya, tersenyum ramah dan menyapanya dengan hangat. Nayara membalas sapaan mereka dengan senyuman ringan. Pekerjaan di kantor ini bukanlah hal yang asing bagi Nayara. Setelah bertahun-tahun bekerja dengan berbagai atasan, ia mulai merasa lebih percaya diri dan menguasai apa yang ia lakukan. Namun, kali ini semuanya terasa berbeda. Ada hal yang lebih rumit di balik pekerjaan ini, dan itu datang dalam bentuk Devandra Satya Mahendra—CEO muda yang terkenal dengan ketegasannya. Meskipun mereka sudah bekerja sama selama beberapa waktu, Nayara masih merasa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya
Bab 6 : Awal dari Perubahan
Pagi ini, cuaca di luar kantor Mahendra Group begitu cerah. Matahari bersinar hangat, seakan memberi semangat pada semua orang yang bekerja di dalam gedung itu. Di salah satu sudut ruangan, Nayara duduk di mejanya, memandangi dokumen yang berserakan. Hatinya sedikit cemas karena harus menyelesaikan beberapa tugas yang menumpuk, tapi ia menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri. "Semangat, Nayara," gumamnya pada diri sendiri sambil mulai membuka laptop. Suara langkah-langkah sepatu terdengar dari arah pintu utama ruangan. Beberapa kolega Nayara berjalan melintas, tersenyum ramah. Salah satu dari mereka, Lisa Adriani, atau kerap di sapa Lisa. Ia berhenti sejenak di meja Nayara. "Pagi, Nay! Banyak kerjaan, ya?" tanya Lisa sambil menaruh secangkir kopi di meja Nayara. Nayara mengangkat wajahnya, tersenyum kecil. "Seperti biasa, Lis. Tapi nggak apa-apa. Lagi coba menyelesaikan yang bisa hari ini." "Kalau butuh bantuan, kasih tahu, ya. Tapi kayaknya, nggak lama lagi ada yang mau
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-16
Baca selengkapnya
Bab 7 : Langkah yang Berbeda
Setelah makan siang itu, Nayara kembali ke mejanya dengan langkah sedikit lebih lambat dari biasanya. Pikiran-pikirannya berputar pada percakapan mereka di restoran tadi. Saya ingin lebih mengenalmu. Kata-kata Devandra masih terngiang-ngiang di telinganya, membuat jantungnya berdebar lebih cepat dari yang seharusnya. "Nayara!" Suara Lisa mengejutkannya dari lamunan. Nayara mengerjap, menoleh cepat ke arah sahabatnya yang berdiri dengan senyum usil. "Kamu kenapa sih? Dari tadi senyum-senyum sendiri. Ada apa, nih?" "Apa sih, Lis?" Nayara buru-buru merapikan dokumen di mejanya, berusaha mengalihkan topik. Namun Lisa tentu saja tidak akan berhenti semudah itu. "Jangan bohong! Tadi aku lihat kalian berdua makan siang bareng di restoran bawah." Lisa memelankan suaranya sambil mendekat. "Ada apa, Nay? Jangan bilang bos kita yang super dingin itu mulai menunjukkan sisi manusiawinya?" "Lisa, tolong, ya." Nayara mendesah pelan, menyembunyikan rasa malunya. "Itu cuma makan siang biasa. Dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya
Bab 8 : Jejak Luka Masa Lalu
Hujan deras mengguyur kota malam itu, menciptakan irama yang samar menenangkan namun penuh kesedihan. Di apartemennya yang luas, Devandra duduk sendirian di ruang kerja, tenggelam dalam bayang-bayang masa lalu. Sebuah gelas bourbon hampir kosong berada di atas meja, sementara tangan kirinya memegang sebuah bingkai foto tua. Foto itu sederhana, tetapi menyimpan begitu banyak kenangan. Seorang bocah kecil dengan senyum polos berdiri di samping seorang wanita cantik yang memeluknya penuh kasih. Wanita itu adalah ibunya—sosok yang dulu menjadi dunianya, sebelum segalanya berubah menjadi mimpi buruk yang tak pernah ia harapkan. Kilasan Masa Lalu Devandra kecil duduk di tangga rumah mewahnya, memeluk boneka singa lusuh kesayangannya. Di ruang tamu, suara teriakan memecah keheningan malam. Ayahnya berdiri dengan wajah merah padam, memandang ibunya dengan penuh amarah. “Kamu pikir aku tidak tahu? Kamu menyembunyikan uang dariku!” bentaknya kasar. "Aku hanya ingin menyimpan sedikit untuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-18
Baca selengkapnya
Bab 9 : Bayangan yang Kembali
Pagi ini, langit cerah dengan sinar matahari yang lembut menerobos kaca jendela ruang kerja Devandra. Di luar, hiruk-pikuk kota mulai terasa, tetapi di dalam ruangan itu, keheningan mendominasi. Nayara baru saja menyelesaikan presentasinya di hadapan beberapa petinggi perusahaan, termasuk Devandra. Tatapan pria itu sulit ditebak, tetapi ada sesuatu di matanya yang membuat Nayara gugup.Setelah rapat usai, Nayara hendak kembali ke mejanya ketika suara berat Devandra menghentikannya.“Nayara, tunggu sebentar.”Nayara berbalik, menatap pria itu dengan sedikit kebingungan. “Ada apa, Pak Devandra?”“Kamu punya waktu sebentar? Aku ingin membahas sesuatu.”Nada suaranya terdengar santai, tetapi Nayara merasakan ketegangan yang tersirat. Ia mengangguk, mengikuti langkah Devandra menuju ruangannya.Setelah berada di dalam ruangan, Devandra duduk di balik mejanya, sementara Nayara duduk di seberangnya. Suasana terasa canggung, seperti ada sesuatu yang ingin Devandra katakan tetapi ia ragu untu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-19
Baca selengkapnya
Bab 10 : Jejak di Tengah Hujan
Langit yang tadinya cerah mendadak berubah mendung. Hujan deras mulai turun saat Devandra dan Nayara keluar dari gedung tempat mereka menghadiri rapat dengan salah satu klien penting. Jalanan mulai dipenuhi genangan air, dan suara derasnya hujan mengisi keheningan di antara mereka.“Sepertinya kita harus menunggu hujan reda,” ucap Nayara, memandang langit yang gelap.Devandra mengangguk. “Tunggu di sini. Aku akan meminta sopir membawa mobil lebih dekat.”Namun, sebelum Devandra sempat melangkah pergi, sebuah pengumuman terdengar dari ponselnya. “Pak, maaf. Mobil terjebak macet di persimpangan. Mungkin akan memakan waktu lebih lama.”Devandra menghela napas pelan, lalu kembali berdiri di samping Nayara. Ia melirik wanita itu yang mulai gelisah karena angin dingin yang menyertai hujan.“Di sini terlalu dingin. Kita cari tempat berteduh,” ucap Devandra sambil melangkah lebih dulu menuju sebuah teras kecil di dekat mereka.Mereka duduk di kursi kayu yang sudah agak basah karena cipratan h
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-20
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status