GELANDANGAN YANG KUBELI TERNYATA KONGLOMERAT

GELANDANGAN YANG KUBELI TERNYATA KONGLOMERAT

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-25
Oleh:  Dacytta-PeachTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
60Bab
258Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Karena dihina perawan tua dan selalu dibanding-bandingkan di dalam keluarganya, Nisa nekat membayar seorang pria untuk dijadikan suami pura-pura. Nisa rela membongkar seluruh tabungan miliknya dan mencari pria ideal untuk membungkam kejulidan keluarganya. Hingga pada akhirnya ia bertemu dengan Bram, pria pengangguran yang bersedia menjadi suami pura-pura. Akankah semuanya berjalan lancar sesuai dengan keinginan Nisa? Bagaimana reaksi Nisa dan keluarganya setelah tahu jika ternyata Bram—si suami pengangguran itu ternyata kaya raya dan cucu dari sultan perkebunan cengkeh?

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Bab 1. Membeli Suami

Bab 1. Membeli SuamiBab 1. Membeli Suami"Saya terima nikah dan kawinnya Nisa Andriyana binti Harun dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai.""Bagaimana para saksi? Sah?""Sah!""Alhamdulillah," ucap penghulu lantas melanjutkan sesi ijab kabul tersebut dengan doa mempelai secara bersama-sama.Setelah selesai, kedua mempelai saling bertukar cincin dan menandatangani buku nikah. Sejak saat itulah Nisa dan Bram telah resmi menjadi suami istri yang sah secara agama maupun hukum.***"Nis, kapan kamu punya anak? Sudah enam bulan loh kamu menikah tapi kok belum ada tanda-tanda hamil juga," desak Eyang Harun —nenek Nisa yang terkenal julid dan suka sekali mengatur hidup orang.Nisa hanya diam, ia menikmati sarapan dengan tenang beserta keluarga besarnya."Iya, sudah enam bulan loh. Atau jangan-jangan kamu mandul?" Sari—sepupu Nisa ikut menimpali."Sari!" Ratih—ibu Nisa menggertak Sari, tidak suka dengan apa yang ia katakan pada anaknya."Loh, kenapa Budhe? Ada yang salah sama...

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
60 Bab
Bab 1. Membeli Suami
Bab 1. Membeli SuamiBab 1. Membeli Suami"Saya terima nikah dan kawinnya Nisa Andriyana binti Harun dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai.""Bagaimana para saksi? Sah?""Sah!""Alhamdulillah," ucap penghulu lantas melanjutkan sesi ijab kabul tersebut dengan doa mempelai secara bersama-sama.Setelah selesai, kedua mempelai saling bertukar cincin dan menandatangani buku nikah. Sejak saat itulah Nisa dan Bram telah resmi menjadi suami istri yang sah secara agama maupun hukum.***"Nis, kapan kamu punya anak? Sudah enam bulan loh kamu menikah tapi kok belum ada tanda-tanda hamil juga," desak Eyang Harun —nenek Nisa yang terkenal julid dan suka sekali mengatur hidup orang.Nisa hanya diam, ia menikmati sarapan dengan tenang beserta keluarga besarnya."Iya, sudah enam bulan loh. Atau jangan-jangan kamu mandul?" Sari—sepupu Nisa ikut menimpali."Sari!" Ratih—ibu Nisa menggertak Sari, tidak suka dengan apa yang ia katakan pada anaknya."Loh, kenapa Budhe? Ada yang salah sama
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya
Bab 2. Pembelaan
Bab 2. Pembelaan"Darimana kamu dapat foto-foto ini Mel?" tanya Eyang Harun dengan mata menyorot tajam. Ditangannya ada selembar foto yang menunjukkan gambar dimana Bram menghitung uang tersebut dengan serius di depan Nisa.Melani menoleh ke arah Eyang Harun, ia tersenyum sinis lalu kembali menatap Nisa."Dia kira gerak-geriknya tidak diawasi apa," ujar Melani dengan penuh percaya diri. "Jika aku mau, aku bisa membayar mata-mata berapa pun harganya untuk mengawasi dia.""Berarti kamu memang sengaja menyebar mata-mata untuk mengawasi Nisa ya?" Bram melontarkan pertanyaan, membuat Melani mengalihkan pandangan."Iya, memangnya kenapa? Kamu keberatan?!" Melani berkacak pinggang, wajahnya yang terlihat sadis semakin terlihat mengerikan.Bram tersenyum miring, ia menggelengkan kepala lalu mengalihkan pandangan ke sisi lain."Benar-benar tak percaya," ucapnya. "Orang yang harusnya berperan sebagai pelindung justru andil bagian dalam terpuruknya hidup seseorang. Ckckck ... aku sungguh tak men
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya
Bab 3. Fokus Pada Tujuan
Bab 3. Fokus pada Tujuan"Gila! Berani sekali dia mengataiku miskin dan pengangguran," umpat Bram sambil berkacak pinggang.Pria yang memakai kemeja biru itu menoleh pada Nisa yang duduk di tepi ranjang. Ia berbalik lalu menghampirinya dengan emosi."Heran deh, kenapa sih kamu betah punya eyang seperti dia? Hobi sekali julidin orang," lanjutnya lagi. "Aku kalo jadi dirimu, jangankan nunggu sampai usia tujuh puluh tahun, usia lima puluh tahun pun sudah kuracun dia pakai rondap."Nisa mendongak, ia yang semula hanya tertunduk pasrah kini menatap wajah Bram yang lumayan tampan itu dengan keheranan."Tapi beneran kan, kamu memang miskin dan pengangguran. Lalu kenapa harus tersinggung dengan ucapannya?""Ya ... ya, maksudku jangan terlalu blak-blakan dong," ucap Bram sejenak gugup. Ia menggeleng kepala lalu menyugar rambutnya dengan frustrasi."Miskin-miskin begini aku ya punya harga diri." Bram membela dirinya sendiri.Nisa menghela napas, ia kembali tertunduk dan sengaja memainkan jari j
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya
Bab 4. Fokus Pada Tujuan
Bab 4. Ditertawakan KeluargaMelihat bagaimana Nisa diremehkan berulang kali oleh keluarganya sendiri mendadak tekat Bram semakin bulat. Bram yang semula hanya pengangguran dan memilih leha-leha di rumah serta memanfaatkan uang kerja Nisa kini berencana ingin membantu Nisa dengan mencari pekerjaan.Pada awalnya Nisa ragu, namun tidak pantas bagi dirinya untuk menghancurkan keinginan sang suami untuk bekerja. Seperti pasutri pada umumnya, Nisa hanya bisa mendoakan dan menyemangati pria itu untuk pergi bekerja."Hati-hati di jalan ya Mas, cari kerja apa aja nggak pa-pa yang penting halal," ucap Nisa diambang pintu kamar."Ya kalo bisa yang gajinya lumayan Nis," jawab Bram seraya menenteng map dan berkas-berkas lamaran."Mau kerja apa, ijasahmu aja cuma sampai SMP Mas." Nisa memperingatkan membuat Bram terdiam lalu menatap berkasnya sejenak."Eh, iya ya." Bram menyeringai, ia kembali merapikan kerah baju putihnya yang bersih dan kinclong."Yang penting kerjanya halal Mas, kamu nggak ngan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya
Bab 5. Menerima Kemarahan Papa
Bab 5. Menerima Kemarahan PapaAlex adalah kaki tangan Bram selama berada di dunia luar. Ya selama ini ia memilih hidup lontang-lantung di jalanan bukan karena tanpa sebab.Satrio Wiryoningrat—papanya yang tinggal di Kalimantan menjadi mafia perkebunan cengkeh di sana. Bram sendiri memilih pergi ke pulau Jawa lantaran kesal pada sang papa yang terus mendesaknya untuk menggantikan posisinya di perusahaan sekaligus memintanya untuk mencari pendamping.Bramantyo, pria bertubuh tinggi dan memiliki berat badan ideal tersebut memiliki azas bebas tak mau dikekang, memilih pergi meninggalkan tanah kelahirannya dan mengejar kebebasannya."Baik Tuan, saya akan pesankan Anda tiket penerbangan hari ini." Alex menjawab dengan sigap siaga.Bram mengangguk, ia menatap keadaan sekitar dengan penuh waspada. "Aku tunggu di hotel. Jangan lama-lama karena ini darurat.""Baik Tuan."Setelah Alex menyatakan kesanggupannya untuk menyediakan tiket pagi ini, Bram lantas mematikan panggilan telepon. Ia menata
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya
Bab 6. Mengancam Papa
Bab 6. Mengancam Papa"Tidak-tidak, ini tidak seperti yang Papa pikirkan," sanggah Bram saat ia bisa mengartikan bagaimana cara papanya menatap."Semuanya terjadi begitu saja jadi kumohon Papa tidak berpikir yang macam-macam soal pernikahanku," tegas Bram dengan pandangan serius."Kenapa? Kau salah meniduri anak orang?" tanya Satrio mencuramkan alis."Bukan, bukan begitu Pa." Bram menggeleng, ia lalu memegangi pelipisnya lalu memijitnya pelan."Lalu apa? Kau ... One Night Stand dengan perempuan nakal?""Duh, bukan.""Lalu apa?""Aku ... aku dibeli dua puluh lima juta sama wanita itu," ujar Bram bingung untuk menjelaskan."Apa? Dibeli?" Satrio terkaget-kaget, "kamu dibeli? Kamu ... kamu jual diri?""Bukan, maksudku ... wanita itu meminta pertolonganku untuk menikahinya dan dia membayar jasaku sebanyak dua puluh lima juta."Satrio mengerutkan kening, mencerna penjelasan Bram yang terdengar grasak-grusuk."Jadi dia hamil dan membelimu untuk pertanggungjawaban, begitu? Bram, mana harga di
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya
Bab 7. Tak Sesuai Harapan
Bab 7. Tak Sesuai Harapan"Enak aja nyuri," tandas Bram mendadak kesal. Pria berkemeja putih itu lantas turun dari motor lalu berkacak pinggang."Walau aku miskin, aku tidak mungkin mencuri motor," tambahnya lagi dengan mencuramkan alis.Eyang Harun terdiam, ia mengamati motor yang dibawa suami Nisa tersebut. Dari pengamatannya, mana mungkin Bram yang mereka kenal pengangguran bisa memiliki motor mahal lagi mewah seperti itu.Ratih—ibunda Nisa yang terkenal lebih banyak pendiam kini maju ke depan. Ia menatap anggota keluarganya sekilas lalu kembali memandang Bram."Nak, dari mana kau dapatkan motor itu? Di mata kami, motor yang kau bawa itu bernilai ratusan juta." Ratih tampak cemas, ia takut jika apa yang diomongkan ibu kandungnya adalah benar."Jadi Ibu juga mengira aku mencuri, begitu?" Bram menyipitkan mata, mendadak kesal dengan wanita yang sudah melahirkan istrinya tersebut."Bukan, bukan begitu. Tapi ....""Aku mendapat pekerjaan Bu, aku melamar jadi ojol. Karena aku nggak puny
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya
Bab 8. Kecurigaan
"Kenapa? Kamu juga berpikir sama dengan mereka?" tanya Bram saat menatap bola mata Nisa yang dipenuhi dengan banyak tanda tanya."Bukan tapi ini —""Yang jelas aku tidak mencuri Nis, uang ini halal." Bram meyakinkan, matanya menyiratkan ketulusan yang Nisa sendiri tahu akan hal itu.Menghela napas, Bram lantas menoleh ke arah jam dinding yang terpajang di tembok. Sudah saatnya bagi mereka untuk pergi bekerja pagi itu. Seraya menggandeng tangan Nisa, pria yang lambat laun terlihat tampan itu memberi pengertian pada Nisa."Ayo kita pergi bekerja, jangan sampai telat hanya gara-gara ini." Bram tersenyum, ia lantas pergi meninggalkan ruang tengah yang dipenuhi dengan orang-orang julid yang kini sedang terpukau dengan pundi-pundi uang yang sudah Bram keluarkan."Kamu ... kamu nggak ingin menjelaskan sesuatu gitu sama aku?" ucap Nisa saat Bram terus menggandengnya menuju ke motor yang akan mereka tumpangi.Bram berhenti, ia menoleh ke arah Nisa. Sambil menatap dengan pandangan lembut, Bram
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-08
Baca selengkapnya
Bab 9. Firasat
"Hati-hati selama bekerja ya, aku mau lanjut kerja dulu." Bram berpesan pada Nisa yang baru saja ia turunkan di depan toko tempat Nisa bekerja.Wanita itu mengangguk sambil melepas helm. Wajahnya masih menyiratkan kebingungan, bagaimana pun tidak mungkin Bram yang semula hanya seorang gelandangan tiba-tiba memiliki uang tabungan berjuta-juta jumlahnya."Kenapa? Kok wajahmu seperti itu?" tanya Bram seolah paham kenapa wajah istrinya tampak murung. "Masih memikirkan yang tadi?"Nisa mendongak, memandang mata Bram sejenak lalu mengangguk. Ia tidak bisa berbohong, daripada kepikiran mungkin ada baiknya ia utarakan saja sekalian.Bram tersenyum, ia menatap ke sisi lain sambil menggeleng."Jangan terlalu meremehkan aku, Nis. Nanti kamu kaget," peringatnya. "Setidaknya dengan uang itu, keluargamu tidak akan lagi memandang remeh kepada dirimu.""Tapi ....""Sudahlah, percaya saja padaku. Sumpah, aku tidak nyolong dimana pun." Br
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya
Bab 10. Dilaporkan Polisi
Berbeda dengan keluarga orang lain, keluarga Nisa memang ajaib bin unik. Setiap kali ada anggota keluarga yang memiliki kelebihan, alih-alih turut bahagia, mereka justru iri dan diam-diam mencari kesalahan.Begitu pun dengan eyang Harun, Melani, Sari, dan juga ibunya. Alih-alih merasa senang mendapatkan anggota keluarga yang terindikasi kaya, mereka bahkan sibuk mencari nomer polisi dan memanggilnya ke rumah untuk memenjarakan Bram.Baru kali ini mereka berebut untuk melapor, seolah-olah apa yang mereka temukan adalah hal luar biasa dan juga langka di dunia.Setelah melaporkan kejadian itu, polisi datang dan melihat barang bukti. Dengan dakwaan mencuri sertifikat tanah di beberapa tempat dan menyimpan uang puluhan juta, ditambah lagi foto-foto saat Bram menggembel mereka berhasil membuat polisi yakin dan bersedia untuk menangkap Bram.Sore itu selepas menjemput Nisa di tempat kerja, Bram kembali ke kandang macan. Tak disangka, rumah yang sepi tern
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-10
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status