Disiksa Suami, Dicintai Presdir Baik Hati

Disiksa Suami, Dicintai Presdir Baik Hati

last updateLast Updated : 2024-06-06
By:  Dini Aulia  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
80Chapters
1.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Siapa yang menyangka bahwa seorang aktor tampan yang dikenal sangat lembut dan penyayang ternyata pelaku KDRT? Itulah yang dirasakan oleh Luna, istri dari Reno, seorang aktor muda yang digandrungi banyak penggemar wanita. Demi kelangsungan karir sang Suami, Luna terpaksa menutupi semua sikap kasar Reno selama bertahun-tahun. Hingga suatu hari, Aldi, presdir agensi tempat Reno bernaung memergoki perlakuan kasar yang dilakukan oleh artisnya. Hal ini mengingatkan Aldi pada luka masa lalu yang membuatnya bertekad untuk membantu Luna. Niat baik Aldi justru membawanya masuk terlalu dalam pada urusan rumah tangga Luna dan Reno, serta menumbuhkan benih asmara di antara dirinya dan Luna. Rahasia masa lalu antara Aldi dan Reno yang terkuak membuat keadaan di antara mereka semakin rumit. Luna dihadapkan pada dua pilihan berat dalam kehidupannya. Akankah dia bertahan di sisi Reno yang sudah menjadi teman hidupnya selama beberapa tahun terakhir? Atau malah memilih untuk bersama Aldi yang memberinya banyak kebahagiaan dibanding Reno?

View More

Latest chapter

Free Preview

Keributan di Ruang Tunggu

WARNING! Bab ini mengandung adegan kekerasan! BRAK! Hentakan pintu yang terdengar cukup keras membuat wanita berambut sebahu yang setengah terlelap itu membelalakkan mata. Manik hitamnya menangkap wajah tampan yang tampak dipenuhi emosi mendekat ke arahnya. “Aku tidak percaya kamu masih bisa tidur dengan nyaman padahal suamimu baru saja dihina habis-habisan di depan banyak orang, Luna,” ujar pria tampan yang tengah menyeringai tajam itu dengan suara sepelan mungkin. Luna segera mengeratkan jaket hitamnya begitu menyadari apa yang akan terjadi pada dirinya. “Maaf Mas Reno, aku tidak mengerti maksud mas,” jawab Luna dengan nada memelas. PLAK! Benar saja, sebuah tamparan keras mengenai wajah cantiknya. Luna menatap pria di depannya dengan ekspresi linglung. Kesadarannya bahkan belum benar-benar pulih, tetapi Reno sudah melampiaskan emosi kepadanya. “Biar kuberitahu apa yang baru saja terjadi. Aktor pendatang baru itu menghinaku dengan mengatakan di depan semua orang kalau bukan ka

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
80 Chapters

Keributan di Ruang Tunggu

WARNING! Bab ini mengandung adegan kekerasan! BRAK! Hentakan pintu yang terdengar cukup keras membuat wanita berambut sebahu yang setengah terlelap itu membelalakkan mata. Manik hitamnya menangkap wajah tampan yang tampak dipenuhi emosi mendekat ke arahnya. “Aku tidak percaya kamu masih bisa tidur dengan nyaman padahal suamimu baru saja dihina habis-habisan di depan banyak orang, Luna,” ujar pria tampan yang tengah menyeringai tajam itu dengan suara sepelan mungkin. Luna segera mengeratkan jaket hitamnya begitu menyadari apa yang akan terjadi pada dirinya. “Maaf Mas Reno, aku tidak mengerti maksud mas,” jawab Luna dengan nada memelas. PLAK! Benar saja, sebuah tamparan keras mengenai wajah cantiknya. Luna menatap pria di depannya dengan ekspresi linglung. Kesadarannya bahkan belum benar-benar pulih, tetapi Reno sudah melampiaskan emosi kepadanya. “Biar kuberitahu apa yang baru saja terjadi. Aktor pendatang baru itu menghinaku dengan mengatakan di depan semua orang kalau bukan ka
Read more

Sebuah Peringatan

Aldi segera membuang muka setelah mendengar pertanyaan Reno. Pria itu juga balik mendorong Reno agar menjauh darinya. “Jangan pernah menyebutku seperti itu. Aku selalu merasa jijik setiap mendengarnya,” jawab Aldi dengan nada ketus. Reno tertawa kecil demi mendengar jawaban Aldi. “Apa aku sedang ditolak oleh kakakku sendiri?” “Sudah lama kita tidak bertemu, ya. Apa yang sebenarnya terjadi sampai kamu repot-repot mendatangiku ke sini?” tanya Reno sembari mendekat dan menggerakkan tangannya ke arah ponsel Aldi. Grab! Dalam sekejap, Aldi menghentikan gerakan tangan Reno yang hendak mengambil ponselnya dan menatap pria di depannya dengan wajah datar. Di depannya, Reno menyeringai pelan mendapati perlakuan dingin dari pria yang disebutnya sebagai kakak. “Aku tidak akan pernah membiarkan siapapun mengganggu kehidupanku, meskipun orang itu adalah keluargaku sendiri,” ucap Reno dengan penuh penekanan. Tangan kekarnya terangkat perlahan dan menarik kerah kemeja yang dikenakan Aldi. Mesk
Read more

Akting yang Payah

Aldi mengangkat tangannya dan hendak menyentuh pelan pipi Luna ketika wanita itu menghentikan gerakannya dan menatap Aldi dengan tatapan tajam. “Jangan bersikap tidak sopan! Se—” Ucapan Luna terhenti ketika Aldi menutup bibir Luna dengan tangannya. Luna yang masih merasakan sakit di sekujur tubuhnya hanya terdiam. Wanita itu sudah kehilangan tenaga untuk sekadar membalas perlakuan pria asing di depannya. Aldi menatap Luna dalam-dalam. “Maaf, saya hanya ingin memeriksa luka yang ada di pipi anda. Saya juga tidak memiliki niat jahat, jadi anda tenang saja.” “Apa anda selalu menutupi perilaku suami anda seperti ini?” tanya Aldi setelah tertawa kecil setelah melepaskan tangannya. Luna mengernyitkan dahi mendengar pertanyaan dari pria ikal di sampingnya. “Apa maksud anda bertanya seperti itu? Perilaku suami saya yang seperti apa yang anda bicarakan?” tanya Luna dengan nada suara yang sedikit meninggi, seolah sengaja menunjukkan perasaan tidak nyaman. Aldi hanya tersenyum kecil mendenga
Read more

Penawaran Menarik

“Berpisahlah dengan Reno,” ujar Aldi dengan mantap. Manik hitamnya menatap lurus pada wajah Luna, memberi isyarat kalau dia serius dengan ucapannya. Luna spontan bergerak untuk duduk, tetapi Aldi menahan gerakan wanita itu. “Jangan banyak bergerak,” ucapnya pelan. “Pak Aldi, apa anda sadar dengan apa yang baru saja anda katakan? Bagaimana bisa anda meminta saya melakukan hal seperti itu? Anda bahkan belum mengenal saya,” ucap Luna setengah berbisik. Wanita itu sama sekali tidak mengira kalau permintaan seperti itu yang akan keluar dari bibir pria asing yang kini duduk dengan tenang di sisi bednya. “Bukankah itu sebanding, Bu Luna? Anda tidak akan mendapat perlakuan kasar lagi dari Reno, dan video itu juga tidak akan tersebar.” Aldi tersenyum lebar setelah menjelaskan penawaran yang dia berikan pada Luna. Wanita cantik dengan blouse coklat itu mematung sejenak dan menatap kosong pada langit-langit di rumah sakit. Tanpa sadar, setetes air mata mulai mengalir perlahan dari ujung matan
Read more

Benih-Benih Kepercayaan

“Wanita licik! Tidak punya hati!” Sosok Aldi berjalan cepat dan segera mencengkram kerah blouse berwarna putih yang dikenakan oleh Mama Reno. Gerakan Aldi yang sangat cepat membuat wanita paruh baya itu tidak sempat bersiap dan hampir terjatuh jika tangan Luna tidak membantu menahan tubuhnya. “Aldi!” Papa Reno mendekat dan berusaha menahan tangan Aldi yang sudah mengepal. Wajah dingin Aldi kini memancarkan emosi dan kebencian yang sangat dalam, kedua matanya bahkan sudah memerah. Luna yang berada di belakang Mama Reno berusaha menenangkan Aldi sembari membantu mertuanya untuk kembali berdiri. “Setelah ibu saya, sekarang anda mau membunuh wanita lain? Hanya demi reputasi anak hina itu, anda meminta Luna mati perlahan-lahan!” Aldi menggeram dan mengencangkan cengkraman tangannya. Sementara Papa Reno masih berusaha menghentikan Aldi. Air mata mulai membasahi wajah pria yang selalu tampil dengan penuh wibawa itu. “Sayang, aku sudah berulang kali bilang, jangan membawa anak ini kembali!
Read more

Rasa Aman Saat Bersamanya

Bab 6 Rasa Aman Aldi mengulurkan tangan ketika Luna mencoba untuk berdiri dari bednya. Sebuah senyum kecil terbentuk di wajah dinginnya.“Terima kasih,” ucap Luna sembari menggenggam tangan Aldi dan mulai berjalan pelan melewati rentetan bed yang berada di IGD.Luna melirik pelan pada tangannya yang bertaut dengan Aldi. Pria berambut ikal itu hanya berjalan dengan tatapan lurus ke depan, tetapi Luna tahu betul kalau Aldi berusaha menyelaraskan langkahnya agar Luna merasa nyaman. Tanpa sadar, Luna menarik ujung bibirnya sembari menundukkan kepala.“Tunggu di sini ya, biar saya carikan taksi dulu,” ucap Aldi sesampainya mereka di depan ruang IGD.Luna mengangguk pelan dan menempati kursi kosong di samping seorang ibu hamil yang menyambutnya dengan senyum ramah.“Pengantin baru ya mba?” Luna menoleh kaget demi mendengar celetukan ibu hamil di sampingnya.Wanita berambut sebahu itu menggelengkan kepala dan tersenyum canggung. “Ah, bukan bu, dia bukan suami saya,” jawab Luna sembari terta
Read more

Kisah Kelam yang Terkuak

Luna menatap papan kayu dengan nama “Retno Cahyaningsih” yang tertancap di sebuah makam yang berada tepat di depannya.Aldi yang sudah lebih dulu mengambil tempat duduk di atas sebuah undakan kecil dari batu memberi isyarat pada Luna untuk duduk di sisinya. “Kita doakan ibuku dulu ya,” ujar Aldi yang mulai membaca ayat suci Al-Quran.Luna hanya mengangguk pelan dan menatap pria di sampingnya sembari mengingat-ingat ucapan Aldi pada mama mertuanya. Seingatnya, Aldi mengatakan kalau ibunya adalah korban, dan dia tidak mau kalau Luna menjadi korban selanjutnya. Apakah mama mertuanya sudah melakukan kejahatan pada ibu Aldi sampai menyebabkannya meninggal dunia?Meskipun kepalanya masih dipenuhi tanda tanya, Luna tetap membacakan ayat suci Al-Quran dan mengamini doa-doa yang dipanjatkan Aldi dengan khusyuk.“Ibu, ini Aldi bu. Hari ini Aldi bawa teman, dia istrinya Reno,” ucap Aldi sembari mencabut beberapa rumput yang berada di atas tanah pemakaman itu.“Ibu pasti bertanya-tanya kenapa Ald
Read more

Untuk Pertama Kali

Luna menatap kosong pada jalanan yang padat. Wanita itu masih berusaha memproses semua hal yang baru saja dia dengar dari Aldi. Kisah terkelam dari keluarga Reno yang sama sekali tidak pernah dia bayangkan.Selama lima tahun pernikahannya dengan Reno, pria itu sama sekali tidak pernah menyinggung masalah pribadi keluarganya. Dia hanya bicara seperlunya. Bahkan Reno juga tidak pernah menyebut nama Aldi di depannya, karena itulah saat ini Luna merasa seperti mendapat hantaman fakta yang terlalu mengejutkan.Wajah mama dan papa mertuanya mendadak berseliweran di dalam kepala Luna. Mama mertuanya memiliki senyum tipis yang terkesan menyeramkan, tetapi selama ini mama cukup baik padanya, meskipun Luna percaya hal itu dilakukan mama demi menjaga nama baik Reno dan untuk menekan Luna agar tetap bungkam.Sementara itu, papa mertuanya merupakan orang yang jarang berbicara. Papa memiliki perawakan tinggi besar dan selalu mengenakan kacamata. Pria dengan rambut yang sudah setengahnya berwarna pu
Read more

Berada di Pihak Aldi

Luna menghela napas dalam-dalam begitu mobil taksi yang dia tumpangi bersama Aldi berhenti di depan gerbang sebuah rumah besar. Suara berat Reno di telepon tadi kembali membuat Luna bergidik. Suaminya itu hanya menyuruhnya untuk segera pulang, tetapi Luna dapat mengira amarah seperti apa yang tengah ditahan oleh Reno.Aldi yang berada di sampingnya menatap Luna dan tersenyum kecil. “Ayo, biar saya temani,” ujarnya dengan suara mantap.Luna sudah berulang kali meminta Aldi untuk tidak mengantarnya. Bukannya Luna tidak merasa takut, tetapi wanita itu hanya tidak mau membuat Aldi terlibat terlalu dalam, apalagi sampai terluka karena kelakuan Reno. Meskipun Luna masih merasakan sakit di sekujur tubuhnya, tetapi dia juga tidak siap melihat Aldi dan Reno bertengkar di hadapannya. Biar saja dia yang menjadi pelampiasan amarah Reno, seperti yang biasanya terjadi.Luna melangkah keluar dari mobil dengan gontai. Seandainya dia punya tempat pulang selain rumah ini. Sebelumnya, dia pernah mencoba
Read more

Penjahat yang Sesungguhnya

“Beraninya kamu membela pria lain di depan suamimu sendiri! Apa kamu sudah tidak waras, Luna?” seru Reno yang melepas diri dari pelukan mamanya dan beranjak mendekati Luna.Luna berusaha menguatkan kakinya yang masih terasa nyeri. Ingatan Luna tentang percakapan singkatnya dengan ibu hamil di rumah sakit dan fakta kelam tentang keluarga Reno membuatnya bertekad untuk mulai berani melawan. Dari ekor matanya, Luna dapat melihat mama mertuanya hanya tersenyum kecil sembari menatapnya, terlihat jelas kalau mama Reno justru senang melihat apa yang sedang terjadi.Bruk!Luna memejamkan mata kuat-kuat, tetapi wanita itu tidak merasakan goncangan sama sekali di tubuhnya. ‘Apa yang terjadi? Apa tendangan Mas Reno meleset?’ batin Luna sembari berusaha membuka matanya.Wanita itu segera memekik ketika melihat papa mertuanya tersungkur tepat di bawah kakinya. Di hadapannya, Reno tengah berusaha mengatur napasnya sembari menatap Luna tajam. Pri
Read more
DMCA.com Protection Status