Bramono adalah seorang casanova yang tidak peduli terhadap perasaan wanita. Wajahnya yang tampan nan rupawan, membuat dia sangat gampang untuk menaklukkan wanita untuk diajak bermain ranjang. Tidak ada yang namanya tidur berulang kali untuk satu wanita bagi Bramono. Setiap kali dia bermain ranjang, sudah pasti bersama wanita yang selalu berbeda, dan itu pun bersama wanita berparas cantik dengan bodi yang aduhai. Bramono sangat selektif dalam memilih lawan ranjangnya. Dia tidak akan pernah mau bermain dengan wanita sederhana, walaupun wanita itu yang mengemis untuk ditiduri oleh Bramono. Namun pada suatu suatu ketika, Bramono dijebak oleh mantan kekasihnya yang memiliki segumpal dendam. Akibat jebakan itu, Bramono meniduri gadis bernama Mala. Dia sangat jauh dari standar wanita penghangat ranjang Bramono. Dalam pengaruh obat afrodisiak, Bramono merenggut sesuatu yang paling berharga pada diri Mala. Akan tetapi, di saat telah sadar dari pengaruh obat yang menguasainya, Bramono bukannya merasa bersalah, dia malah menghina dan mengancam gadis itu karena sangat menjijikkan di matanya. Mala yang begitu ketakutan, membawa lukanya pergi menjauhi Bramono. Entah karma yang telah datang pada Bramono, seorang casanova yang digilai banyak wanita cantik dan berkelas itu malah mengalami hal yang tidak terduga. Tombak pusaka sebagai sosis yang dia banggakan untuk menerjang wanita di atas kasur tiba-tiba tidak lagi mau berdiri untuk bertarung, bahkan selera Bramono terhadap wanita pun menghilang. Bramono sudah berobat kian-kemari, tetapi tidak membuahkan hasil. Akhirnya Bramono mendapat angin segar untuk obat yang bisa menyembuhkannya, yaitu dengan cara berhubungan kembali dengan Mala. Akankah Bramono kembali menemukan Mala yang telah dia hina dengan beribu ancaman? Dan kalaupun Mala dia temukan, akankah Mala mau kembali berhubungan dengannya? Atau info mengenai berhubungan dengan Mala bisa menyembuhkannya kembali adalah sebuah jebakan kedua kalinya untuk Bramono dari seseorang?
View MoreDalam dunia bisnis, siapa yang tak kenal dengan Bramono Sudjatmiko, seorang pengusaha muda, yang tampan dan juga sukses. Hidupnya, selalu di anugrahi kesenangan dan kesuksesan.
Usaha apapun yang di jalankan Bramono, selalu sukses dan berhasil, menambah pundi-pundi hartanya. Bramono, selain kaya raya dia juga tampan, hingga para wanita muda dan cantik saling berlomba menarik perhatiannya, hanya karena ingin berada di sampingnya.Namun sayang, dalam hal ini, Bramono terlihat tidak pernah bersyukur, karena Bramono sangat senang, hinggap dari satu wanita ke wanita lain. Tak pernah, satu wanita yang dia pertahankan lama, untuk berada di sisinya.Seperti saat ini, Bramono terlibat percekcokan, dengan seorang wanita, setelah mereka selesai bercinta, di atas tempat tidur yang empuk."Tapi, kita sudah melakukan itu!" Ucap Ratna dengan memelas."Bukan aku yang minta! Tapi kamu yang mau!" Balas Bramono sengit."Aku hanya ingin kamu tahu, jika aku benar-benar mencintai kamu! mau melakukan apapun demi kamu! bahkan menyerahkan kehormatan ku!" Balas Ratna"Tidak! Kamu pasti hanya ingin mengikatku, dengan memberikan keperawanan kamu padaku, berharap kamu bisa menuntut tanggung jawab dari hal itu! Untung saja, saat itu aku pakai pengaman!" Balas Bramono.Ratna mulai menangis, mendengar ucapan, yang menyakitkan hati, dari mulut Bramono barusan. Namun, Bramono seakan-akan tidak perduli dengan tangisan Ratna, karena setelah berkata seperti itu, Bramono tanpa permisi pergi begitu saja meninggalkan Ratna.Ratna, segera mengusap air matanya, tak menyangka jika Bramono akan begitu tega, melakukan itu semua padanya, padahal Ratna benar-benar jatuh cinta pada Bramono.Ratna jadi ingat. Saat pertama kali bertemu dengan Bramono. Ratna saat itu, memang langsung jatuh cinta pada Bramono yang tampan, apalagi setelah tahu, Bramono adalah seorang pengusaha muda yang sukses dan belum menikah.Dengan bantuan ayahnya, Ratna akhirnya bisa dekat dengan Bramono, Bramono pun terlihat menerima baik Ratna ada di dekatnya. Beberapa kali mereka pergi keluar bersama, Ratna merasa sangat senang, karena Bramono ternyata pria yang sangat royal. Apapun yang di minta Ratna, selalu di beri oleh Bramono, hingga Ratna menduga, jika Bramono pun mempunyai rasa yang sama dengan nya.Setelah sebulan lamanya, tanpa ada kata cinta terucap dari bibir Bramono, Ratna tidur dan make a love, bersama dengan Bramono. Dengan menyerahkan keperawanannya, secara sukarela, karena dia memang sangat mencintai Bramono.Dengan memberikan hal yang paling berharga, Ratna berharap, hubungannya dengan Bramono, makin dekat dan erat. Tapi, ternyata Ratna salah, setelah peristiwa itu terjadi. Bramono bukannya lebih dekat dengannya, tapi malah menjauh, bahkan terkesan menghindar, seperti takut di minta tanggung jawab.Ratna ingin sekali mengadu hal ini kepada Ayahnya, tapi Ratna ingat, Ayahnya pernah memperingati dia, sebelum nya tentang hal ini. Ratna kini sangat menyesal, kenapa saat itu, Ratna tidak mendengarkan ayahnya, jadi sekarang dia yang harus menerima dan menanggung akibatnya sendiri.Bramono, tanpa memikirkan perasaan Ratna, baru tiga hari berpisah, sekarang sudah mengandeng wanita lain, tanpa rasa bersalah berjalan di depan Ratna.Hal itu, terjadi pada malam ini. Ratna yang sedang bersama teman-temannya di sebuah club malam, bertemu dengan Bramono, tanpa sengaja. Bramono datang sambil menggandeng mesra, wanita lain.Ratna mengepalkan kedua tangannya, niatnya untuk melupakan Bramono, tapi dia malah bertemu biang masalah hidupnya, di tempat itu."Rat, itu Bramono! Gila sama cewek lain!" Seru Nani."Dia memang, playboy kelas kakap! Kamu belum sempat di apa-apain dia kan?" tanya Nani lagi.Ratna menggeleng lemah, matanya terus menatap ke arah Bramono yang terlihat mesra dengan wanita di sebelahnya itu."Sebenarnya, gue tadinya mau larang elu deket sama dia, tapi melihat elu jatuh cinta sama dia, gue menahan diri," lanjut Nani."Sudahlah, nasi sudah jadi bubur juga, aku juga sudah tak apa-apa," jawab Ratna, walau di hatinya, berkata lain.Entah mengapa rasa cinta, pada Bramono tiba-tiba menguap begitu saja, saat ini. Melihat Bramono malam ini, bersama wanita itu, hati Ratna membeku.Rasa cinta, dalam hati Ratna, menguap begitu saja. Berubah menjadi rasa benci, yang amat sangat.Ratna bangun dari duduknya, lalu tanpa berkata apapun, meninggalkan tempat itu. Ratna pulang ke rumah, dengan penuh rasa marah. Ingin rasanya, dia membalas rasa sakit hatinya, pada Bramono saat ini juga, tapi tidak tahu harus bagaimana?***Malam ini, Bramono begitu menempel dengan wanita barunya yang tak kalah cantik dengan Ratna atau wanita lainnya.Seorang Bramono berprinsip, tak akan mau dekat, dengan sembarangan wanita. Tak perlu kaya atau dari kalangan konglomerat, namun dia harus cantik.Bramono seorang pria yang sangat penuh dengan gengsi, apapun yang di miliki atau yang ada dekatnya harus barang bagus, begitu juga wanita.Hidupnya, harus terlihat sempurna, wanita cantik dan harta melimpah. Di kantornya pun ada peraturan, harus memilih pekerja wanita yang cantik, yang jelek atau biasa saja di harap langsung mundur. Karena Bramono, sangat tidak menyukai hal-hal berbau kejelekan, apapun yang terlihat oleh matanya, harus sempurna.***Seminggu kemudian, Ratna kembali melihat Bramono, di club yang sama. Setelah di selidiki, Bramono ternyata sering ke tempat itu, padahal selama dengannya, Bramono tak pernah mengajaknya ke tempat seperti itu.Ratna yang saat ini sedang termenung, sendirian di rumah. Terkejut saat kedatangan seorang tamu wanita, tamu wanita yang membuat nya merasa sangat jijik, begitu melihatnya. Tamu nya itu, seperti wanita dari jaman dahulu, rambut nya panjang, berkepang dua dan berponi, memakai kacamata dan memakai berkawat gigi.Entah wanita dari jaman apa wanita ini berasal, pikir Ratna. Namun begitu, melihat wanita itu, tiba-tiba timbul sebuah ide, di kepala Ratna untuk membalas dendam pada Bramono."Dia pasti akan marah besar, ego nya akan tersinggung!" Sorak Ratna dalam hatinya.Ratna akhirnya menerima wanita itu, sebagai tamunya. Wajah wanita itu, terlihat sangat sedih, mungkin sesuatu telah terjadi pada wanita itu, tapi Ratna tidak perduli.Ternyata wanita itu, adalah anak dari salah satu pembantunya. Dia datang untuk meminjam uang, untuk ibunya yang sekarang berada di rumah sakit, karena kecelakaan, tadi pagi.Mendengar itu, Ratna tersenyum dan langsung mengiyakan permintaan wanita itu, namun dengan satu syarat."Apa yang harus aku lakukan?" tanya wanita itu."Tidur dengan seorang pria!" Jawab Ratna, langsung.Sontak saja, wanita itu langsung terkejut dan menolak, syarat tersebut."Kalau itu aku tak bisa," ucap wanita itu."Kalau begitu maaf, aku tak bisa memberikan pinjaman uang yang kamu minta," jawab Ratna dengan tegas.Wanita itu, terdiam dan tertunduk agak lama, tapi tak lama, dia mengangguk pelan walau dengan sedikit ragu.Ratna, tersenyum lebar melihat anggukan wanita itu. Saat itu juga, Ratna langsung memberikan sebagian uang, yang diminta wanita ituSebagian lagi, nanti akan dia akan berikan, jika tugas dari nya selesai dilakukan oleh wanita itu.Ratna pun, mengatakan bagaimana rencananya akan dijalankan, wanita itu seperti terkejut, tidak percaya mendengar dengan siapa dia harus tidur. Tapi Ratna tidak perduli, Ratna sudah membayangkan bagaimana marahnya Bramono nanti, saat terbangun ada mahluk aneh di sisinya."Dia mantan anda?" tanya wanita itu."Begitulah, tapi dia mantan yang sangat menyebalkan!" Jawab Ratna dengan malas."Ini hukuman buatnya!" Lanjut Ratna.Ratna, melihat ada rona bingung di wajah wanita itu, Ratna pura-pura tidak tahu dan tidak juga perduli. Ratna, malam itu juga, mengajak wanita itu ke tempat biasa Bramono nongkrong bersama teman- temannya. Di sana, Ratna mulai menjalankan rencananya."Malam," sapa Ratna pada Bramono dan teman-temannya."Boleh gabung?" lanjut Ratna.Ratna menunggu anggukan kepala dari Bramono. Ratna tersenyum lebar, saat Bramono menganggukkan kepalanya, walau tanpa menoleh ke arahnya.Ratna secara diam-diam menyembunyikan, sebuah senyum licik di bibirnya, karena telah berhasil mendekati dan bergabung dengan Bramono, saat ini.Bramono menatap tidak percaya pada Markus, Markus mengedipkan matanya, melihat keterkejutan Bramono itu.Mendapat kedipan mata dari Markus, Bramono malah makin terkejut, bagaimana bisa Markus yang terkenal dingin, mengedipkan matanya bahkan senyum-senyum seperti sekarang."Dia berubah!" Batin Bramono."Apa kamu ingin menjadi, seperti aku dulu?" Tanya Bramono."Tentu tidak! Aku tidak akan melakukan hal bodoh itu, aku dan kamu berbeda, aku tidak akan pernah membuat seorang wanita dendam padaku,""Bahkan aku tidak mau membuat senjataku marah, hingga tidak bisa berdiri," lanjut Markus.Bramono menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sambil tersenyum malu."Semoga apapun usaha kamu, kamu segera mendapatkan hasilnya," ucap Bramono kemudian."Terimakasih! Aku titip Mala dan Brama jaga mereka, jangan buat mereka terluka, karena jika itu terjadi, bisa aku pastikan kamu akan menyesal!" Ancam Markus dengan wajah dinginnya."Siap-siaplah kehilangan segalanya, jika sampai itu benar-benar terjadi!" L
"Aku tadi," Bramono mencoba membuka mulutnya, untuk menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya pada Mala, namun dengan cepat Mala memotongnya."Seharusnya kamu, tadi cepat masuk ke sini, begitu Markus keluar dari ruangan ini!" Omel Mala."Aku berharap melihat kamu di balik pintu itu, mengintip aku dan Markus dalam ruangan ini!" Omel Mala lagi."Tapi ternyata kamu bahkan, tidak langsung masuk menemui ku, ketika Markus keluar!" Lanjut Mala.Bramono menatap Mala yang terlihat sedih mengatakan semua itu, padanya.Bramono bahkan kini melihat kedua mata Mala sudah berkaca-kaca."Tidak seperti itu! Saat melihat kamu berada dalam satu ruangan bersama Markus! Sebenarnya aku juga ingin ikut masuk! Tapi, aku takut kamu marah!" Ucap Bramono."Aku berpikir mungkin memang kalian berdua, butuh untuk bicara," lanjut Bramono."Aku juga gelisah, saat kalian berdua di dalam ruangan ini, begitu lama!""Apalagi saat melihat Markus keluar dengan wajah marah dan kesal,""Lalu kenapa kamu tidak langsung masuk,
Markus menatap Mala, dengan tajam, dia ingat bagaimana Mala mempermalukan dirinya di pesta ulang tahunnya.Pesta ulang tahun, yang seharusnya menjadi hari yang paling bahagia, berubah menjadi hari yang buruk karena penolakan yang di lakukan Mala pada lamarannya, didepan orang banyak.Bahkan, Mala menambah drama penolakan nya, dengan aksi membuang cincin nya, tanpa rasa bersalah.Flash back on.Markus menjemput Mala dan Brama ke bandara siang itu."Aku akan mengajak kalian jalan-jalan dulu sekarang, apa kalian mau?" Tanya Markus pada Mala dan Brama."Mau!" Jawab Brama dengan semangat.Mendengar hal itu, Markus tersenyum bahagia. Siang itu Mala dan Brama benar-benar di manjakan oleh Markus.Mereka berjalan-jalan mengitari sebuah taman yang sangat indah di tengah kota. Hingga tanpa terasa siang pun sudah berubah menjadi malam.Saat malam datang, Markus tidak membawa Mala dan Brama pulang ke rumah, tapi mengajak Mala dan Brama masuk ke sebuah restoran, untuk makan.Tanpa di ketahui oleh M
Pulang menjenguk Ratna, Mala dan Bramono langsung pulang, mereka pun kini sedang berbaring berdua di atas tempat tidur, sambil menatap langit-langit kamar.Setelah puas menatap langit-langit kamar, Bramono mengubah posisi tidurnya menghadap ke arah Mala.Menatap wajah cantik Mala, merupakan hal yang senang dia lakukan akhir-akhir ini.Mala makin di lihat makin cantik, dia memang untung besar mendapatkan Mala.Bahkan dia sering merasa tidak percaya diri berjalan bersama Mala, kecantikan Mala membuat semua hampir menoleh kearah, Bramono takut suatu ketika Mala menghilang darinya."Kenapa?" Tanya Mala, melihat Bramono menatapnya sambil melamun."Kenapa, apanya?" Tanya Bramono balik."Apa yang sedang kamu, pikirkan?""Aku sedang memikirkan bagaimana seandainya kamu pergi dariku, pasti aku akan mati!" Jawab Bramono."Kenapa bisa begitu?" "Tanpa kamu apalah arti diriku!" "Gombal!" ucap Mala sambil tersenyum."Itu benar, aku sekarang sangat tergantung padamu!""Kalau begitu buatlah, aku be
Ciuman yang sangat panjang dan lama, hingga membuat kedua merasakan sesuatu dorongan yang kuat dalam hati mereka untuk berbuat lebih dari itu.Mendorong Bramono untuk membawa Mala, ke atas tempat tidur dengan lembut, dan mulai merangkak di atas tubuh Mala."Tok, tok, tok!" Tiba-tiba suara pintu di ketuk dari luar, membuat gerakan Bramono terhenti.Bramono dan Mala saling pandang."Siapa?" Tanya Bramono."Ini aku ayah, aku ingin tidur bersama ayah!" Jawab Brama.Bramono kembali menatap Mala, Mala tersenyum. Bramono mau tidak mau segera turun untuk membukakan pintu untuk Brama."Kamu mau tidur sama ayah?" "Iya,""Baiklah!" Jawab Bramono. Bramono langsung menggendong Brama lalu masuk ke dalam kamar nya Brama."Baiklah, malam ini kita akan tidur berdua di kamar ini," ucap Bramono.Brama tersenyum senang mendengar itu, dia pun langsung tidur sambil memeluk Bramono erat, seakan-akan tidak akan dia lepaskan lagi.Bramono jadi senyum sendiri, menyadari hal yang tidak jadi dia lakukan bersam
Bramono menatap Mala yang muntah mengenai seluruh tubuhnya, Mala menutup mulutnya, menahan rasa mual yang kembali menyerangnya.Mala tanpa ragu mendorong tubuh Bramono, lalu turun dari tempat tidur, dan kelur dari kamar menuju kamar mandi.Sedangkan Bramono menatap tubuhnya, yang penuh dengan muntah."Oh, Tuhan!" Ucap Bramono, dia pun langsung berlari ke arah kamar mandi menyusul Mala.Mala menatap sedih ke arah Bramono."Maaf!" Lirih Mala "Sudahlah, mungkin bayinya belum mau di tengok," ucap Bramono sedih.***Bramono dengan berat hati harus meninggalkan Mala dan Brama di kampung, hari ini. Bramono harus kembali, ke Jakarta karena Bramonos'grup membutuhkannya.Sampai di Jakarta, Bramono benar-benar langsung pergi menuju kantor, hari itu juga.Dia mencoba berbuat sesuatu yang dia bisa dia lakukan untuk menyelamatkan Bramonos'grup dari kebangkrutan.Siang dan Malam, Bramono berkutat hanya di seputar pekerjaan, tidak ada waktu untuk memikirkan hal lain.Hingga tanpa terasa, waktu pu
"Tolong!" Ucap Ratna lagi.Rima mengacak-acak rambutnya dengan kesal, bagaimana ini? Bagaimana dia menolong Ratna, jika dia sendiri, dia tidak akan kuat mengangkat Ratna ke atas."Tolong!" Teriak Rima akhirnya, karena tidak tahu harus berbuat apa."Tolong!" Teriak Rima lagi.Para polisi yang belum jauh pergi, seketika menghentikan langkahnya, mereka berbalik ke arah suara Rima yang berteriak minta tolong."Ada apa ini?" Tanya para polisi itu.Ratna bukannya langsung menjawab, dia malah terpaku melihat para polisi tadi yang datang."Maaf ada apa ini?" Tanya polisi yang lainnya.Rima tanpa menjawab, mengangkat tangannya lalu menunjuk ke arah lubang di mana Ratna berada."Dia di sana!" Ucap Rima akhirnya.Para polisi pun segera berlari ke arah yang di tunjuk Rima, mereka tersenyum melihat siapa yang ada di sana."Tolonglah aku!" Ucap Ratna, yang sudah merasa tidak kuat lagi menahan berat tubuhnya sendiri.Para polisi itu langsung bergerak, dan akhirnya mereka bisa mengangkat Ratna ke ata
Mendengar suara itu, Mala pun langsung berbalik badan, untuk melihat siapa pria itu. Mata Mala langsung membesar saat melihat siapa pria itu."Markus!" Ucap Mala.Para warga pun langsung mengalihkan perhatiannya pada Markus, yang berjalan ke arah mereka."Kalian semua pasti mengenal saya bukan? Saya bukan hanya akan meratakan kampung ini dengan tanah, tapi juga mengusir kalian dari kampung ini," ucap Markus.Para warga kembali terdiam, mereka saling pandang satu sama lain."Dengar! Yang kalian usir sekarang, adalah pemilik asli semua tanah yang kalian tempati!" Teriak Markus lagi.Rima dan para warga saling pandang mendengar hal itu. Lalu menatap ke arah Markus lagi."Kalian pasti tahu keluarga Kusuma, dan Mala adalah cicit mereka!" Jelas Markus lagi."Jadi menurut kalian, yang seharusnya pergi dari desa ini, dia apa kalian?" Tanya Markus dengan marah.Markus tadi terkejut saat melihat Mala ada di kampung ini, apalagi melihat Mala yang sedang di usir para warga. Kampung ini adalah
Mala menatap apa yang baru saja dia keluarkan dari dalam perutnya, kenapa bisa seperti ini, kemarin dia merasa baik-baik saja."Kenapa aku tiba-tiba, seperti ini?" Tanya Mala dalam hatinya."Kamu kenapa?" Tanya Bu Minah yang terbangun mendengar Mala muntah-muntah barusan."Entahlah, aku tiba-tiba mual-mual!" Jawab Mala.Bu Minah menatap Mala sesaat, dia jadi ingat saat pertama kali Mala pulang ke rumah ini, Mala pun mengalami hal yang sama."Apa kamu hamil lagi?" Tanya Bu Minah.Mala terkejut mendengar pertanyaan itu, Mala menatap Bu Minah, lalu mengerutkan keningnya."Aku sudah telat dua Minggu Bu!" Jawab Mala."Apa mungkin aku hamil lagi?" Tanya Mala."Apakah ini anak Bramono lagi?" Tanya Bu Minah lagi."Tentu saja, dia suamiku! Ternyata kami tidak bercerai, dia membatalkan proses perceraian kami," jelas Mala.Bu Minah menghela nafas lega, mendengar hal itu."Apa kamu belum berhasil menghubunginya?" Tanya Bu Minah lagi."Handphone ku hilang, aku bingung harus menelepon Bramono bagai
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments