Share

Dia mengambil segalanya

Penulis: Husna idris
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Seharusnya aku tak usah perduli dia hamil atau tidak, jika dia hamil, biarkan saja dia yang merawat anak itu.

"Aaaahk!" teriak Bramono kesal, kenapa hati dan mulut nya tidak sinkron, mulut nya selalu berkata tak usah di pikirkan, tapi hatinya berkata lain. Bayang-bayang wanita jelek itu makin jelas, saja di kedua matanya, bahkan dalam mimpinya setiap malam.

"Sudah ku bilang, untuk tidak memperlihatkan wajahnya, kepadaku!" Bentak Bramono kesal, tak bisa melupakan wajah wanita itu.

Karena tak bisa melupakan wajah wanita itu, Bramono memutuskan untuk pergi keluar, rasanya dia ingin menikmati minuman yang sedikit keras agar bayangan wanita itu hilang, dari ingatannya.

Bramono pun akhirnya pergi ke tempat yang sering dia di kunjungi, jika ingin minum-minuman beralkohol.

Satu dan dua gelas sudah habis di teguknya saat itu, tapi bayangan wanita itu belum juga lepas, akhirnya tanpa terasa satu botol pun habis tanpa sisa, dan juga botol-botol lainnya.

Kini Bramono lemas tak berdaya dalam pengar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gelora Cinta Cassanova Impoten   Kembali ke Jakarta

    Rima pun langsung mengatakan persyaratan apa yang harus di persiapkan oleh Mala, untuk melamar pekerjaan itu. Setelah Rima pulang, Mala segera mempersiapkan semua yang tadi di sebutkan oleh Rima."Doakan aku ibu, agar aku bisa mendapatkan pekerjaan ini dan melupakan dia," ucap Mala.menatap kembali foto ibunya dengan sedih.Dua hari kemudian, Mala akhirnya kembali ke Jakarta, dia kembali ke rumah kontrakan nya yang dulu, karena sebelum pergi, Mala telah membayar satu tahun full uang kontrakannya.Para tetangga nya dulu, langsung menemui Mala, dan menyambutnya dengan hangat."Kamu sudah nggak sedih lagi kan?" Tanya ibu Harun."Tidak ibu, aku sudah baik-baik saja, aku ke sini untuk bekerja," jelas Mala."Syukurlah, jika ada apa-apa datang ke tempat ibu, jangan malu atau ragu," lanjut ibu Harun.Mala tersenyum lebar mendengar hal itu. Ternyata di Jakarta lebih menyenangkan dari pada di desa, Mala di desa selalu sendirian, bahkan terkesan di jauhi, tapi di sini dia di terima dengan baik.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Gelora Cinta Cassanova Impoten   Bramono dan Mala, mencoba Bangkit

    Mala bersiap untuk berangkat kerja, hari ini adalah hari pertama kali dia, bekerja. Mala langsung di minta masuk di malam hari. Mala menatap dirinya di cermin, untuk melihat dirinya, saat memakai seragam seorang cleaning servise. Mala menghela nafas panjang, biarlah untuk sekarang dia bekerja sebagai cleaning servise, mungkin lain kali dia akan jadi pemilik perusahaan, bisik hati Mala memberi semangat hidupnya.Tapi itu tak lama, Mala memukul kepala nya sendiri, menyadari pikiran bodohnya barusan, yang tidak sadar siapa dirinya."Bodoh! Khayalanmu terlalu terlalu tinggi!" Maki Mala pada dirinya sendiri.,Mala, sambil menunggu ojek onlinenya datang, dia memeriksa lagi barang bawaannya. Tak lama kemudian ojek yang dia pesan datang dan segera membawanya, ke tempat dia bekerja.Begitu sampai di sana, Mala pertama-tama bertemu dengan om Rudi, untuk bertanya tentang tugasnya. Mala malam ini ternyata, dia tugaskan untuk membersihkan sebuah apartemen, yang baru saja di tinggalkan pemiliknya,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Gelora Cinta Cassanova Impoten   Bertemu lagi

    Bramono dengan senyum bahagia, pamit pulang pada sekertaris nya, Bramono tidak sabar ingin bertemu, dengan wanita yang sedang menunggunya di apartemen sekarang."Malam ini, aku harus mandi keringat!" Ucap Bramono, menyemangati dirinya sendiri.Setelah malam itu, kehidupan Bramono memang berubah 180 derajat, Bramono tidak pernah lagi keluar dan berjalan dengan seorang wanita.Hampir saja, gelar Casanova hilang darinya.Malam ini, Bramono akan kembali ke jati dirinya yang lama. Bramono jadi merasa tidak sabar, sampai di apartemen, pasti seorang gadis cantik, dan seksi sudah menunggu nya di sana.Di tempat yang sama, di sebuah gedung apartemen lantai delapan, Mala berdoa dalam hati, agar tidak bertemu dengan Pria itu lagi. Namun baru saja Mala keluar dari pintu lift, dia melihat pria itu kembal. Pria itu menggandeng seorang wanita cantik, masuk ke dalam apartemen nya.Mala menghela nafas lega, setidaknya dia aman saat ini, Mala menunggu pria itu menutup rapat pintu apartemen nya. Saat it

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Gelora Cinta Cassanova Impoten   Menemukanmu

    "Apa!" Bentak Bramono, sambil bangun dari duduknya.Bramono merasa kesal, dengan jawaban dari Dokter, bagaimana bisa dia kembali tidur dan mengulangi malam panas bersama wanita itu, membayangkan nya saja, dia sudah bergidik ngeri.Poni dan rambut kepang dua wanita itu, mulai muncul di ingatan nya, lalu kacamatanya yang besar dan yang lebih parah, kawat gigi yang menempel erat di gigi wanita itu, membuat Bramono bergidik sekali lagi."Tenanglah!" Ucap Dokter, melihat kemarahan pada diri Bramono."Saya tidak sembarangan mengatakan hal ini, saya menganalisa, jika gangguan pada senjata anda, karena pikiran anda pada wanita itu, melebihi batas normal," jelas Dokter.Bramono termenung di dalam mobil, mengingat kata-kata dari dokter, lalu menarik nafas panjang, melepaskan rasa sesak di dalam dada."Sepertinya, aku harus mencari wanita itu, dengan benar," ucap Bramono.Bramono memutuskan tidak kembali ke kantor hari ini, tapi pulang ke apartemen nya, rasa semangat bekerja dalam dirinya, kini s

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Gelora Cinta Cassanova Impoten   Guci yang Pecah

    Mala kini sudah selesai, membersihkan apartemen milik Bramono, kecuali kamar. Karena Bramono tidak ingin kamarnya di sentuh siapapun. Mala pun merapihkan alat-alat kebersihan, yang tadi dia gunakan ke dalam gerobak. Sedangkan Bramono, masih belum berani menampakkan diri, di depan Mala.Bramono masih tidak yakin, kalau Mala yang bisa menyembuhkan nya. Dia takut jika sudah tidur dengan Mala, senjatanya ternyata belum juga bisa bangun, Bramono akan merasa mengalami kerugian yang sangat besar, karena sudah berdekatan dengan wanita jelek itu lagi.Jika dia tidur lagi bersama wanita itu, itu akan merusak rekor nya sebagai Cassanova sejati, yang tidak pernah tidur bersama wanita yang sama untuk ke dua kalinya."Syukurlah, dia ternyata tidak tahu, aku!" Ucap Mala."Kalau bisa, aku tidak mau, sampai bertemu pria bermulut tajam itu!" Lanjut Mala, berdoa dalam hati.Bramono yang mendengar itu, mengerutkan keningnya, siapa juga yang mau dengan wanita jelek kayak dia lagi, batin Bramono kesal.Bra

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Gelora Cinta Cassanova Impoten   Tidurlah denganku

    Bramono menatap nyalang pada Mala, yang kini berada di bawahnya. Mala yang tak bisa berkutik mengeluarkan air matanya, haruskah dia mengalami ini lagi, dengan orang yang sama? batin Mala menjerit, menolak keadaan ini.Mala sekuat tenaga, mencoba menahan tubuh Bramono, yang kian merapat, Bramono tersenyum kecil."Kamu, tak akan mampu menahan dan mencegahku!" Ucap Bramono."Tidak, kumohon lepaskan aku!" Melas Mala.Bramono menarik tangan Mala yang sejak tadi, menahan gerakannya, lalu menekannya tangan itu ke sofa, hingga Mala tak bisa berkutik lagi. Bramono melepaskan kacamata yang di pakai oleh Mala, sesaat Bramono terpaku, ternyata di balik kacamata itu, ada bola mata berwarna coklat yang sangat indah.Bramono melempar kacamata itu, kesembarangan tempat. Kemudian Bramono memulai aksinya dengan melumat bibir Mala, Mala memberontak, walau terlihat percuma, karena Bramono benar-benar telah menguasai bibirnya.Bramono merasa terkejut, baru saja dia merasakan bibir kenyal milik Mala, ada se

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Gelora Cinta Cassanova Impoten   Rasa yang aneh

    Mala langsung keluar dari apartemen Bramono, saat itu juga, dengan kesal. Bisa-bisanya seorang pria ingin menikahi seorang wanita, hanya karena ingin tidur dengan wanita itu.Bramono, menatap pintu apartemen nya yang kini sudah tertutup rapat lagi, hati Bramono benar-benar di buat marah, oleh Mala. ***Esok harinya lagi, Bramono sengaja menunggu Mala, datang. Bramono ingin menyelesaikan masalah ini dengan Mala secepatnya. Namun Mala hari itu, tak kunjung datang, membuat Bramono terpaksa keluar dari apartemen nya, untuk mencarinya. Bramono menghentikan maksudnya, saat melihat Mala sedang berbincang akrab dengan pemilik apartemen sebelah."Jadi nama kamu, Mala?" "Iya, tuan,""Pekerjaan kamu bagus, besok datang lagi kemari, ok!""Baik tuan, terimakasih,"Mala pun pamit, dan terkejut ketika matanya bertemu dengan mata Bramono yang menatap tajam ke arahnya. Mala pun menghampiri Bramono, dan meminta maaf, karena telat datang. Bramono hanya diam, dia memberi jalan Mala, untuk masuk ke dala

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Gelora Cinta Cassanova Impoten   Melupakan Gengsi

    Bramono mencoba menenangkan diri, agar bisa berkonsentrasi dalam mengemudi. Bramono masih memikirkan keanehan yang terjadi, pada dirinya, bagaimana bisa melihat Laras yang seksi, namun dalam khayalan nya tadi Laras berubah menjadi Mala.Bramono tidak bicara sama sekali, dia seperti melupakan jika ada Laras di sampingnya, yang kini bahkan sedang terlihat kesal pada Bramono. Laras merasa di cuekin, bahkan tidak dianggap oleh Bramono.Bramono menghentikan mobilnya, tepat di depan sebuah restoran, Bramono berlari untuk membukakan pintu mobil untuk Laras, dengan tersenyum lebar, namun Laras malah membuang wajahnya ke arah lain.Bramono mengerutkan keningnya, karena merasa tidak berbuat apa-apa, yang bisa membuat Laras marah, sejak tadi dia hanya diamBramono tidak tahu, jika diamnya itu yang membuat Laras kesal dan Marah. Bramono dengan ragu mengulurkan tangannya, takut di tolak oleh Laras, namun ternyata dia salah.Laras menerima uluran tangan Bramono, bahkan membiarkan Bramono, menuntun

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Gelora Cinta Cassanova Impoten   Bahagia Berdua

    Bramono menatap tidak percaya pada Markus, Markus mengedipkan matanya, melihat keterkejutan Bramono itu.Mendapat kedipan mata dari Markus, Bramono malah makin terkejut, bagaimana bisa Markus yang terkenal dingin, mengedipkan matanya bahkan senyum-senyum seperti sekarang."Dia berubah!" Batin Bramono."Apa kamu ingin menjadi, seperti aku dulu?" Tanya Bramono."Tentu tidak! Aku tidak akan melakukan hal bodoh itu, aku dan kamu berbeda, aku tidak akan pernah membuat seorang wanita dendam padaku,""Bahkan aku tidak mau membuat senjataku marah, hingga tidak bisa berdiri," lanjut Markus.Bramono menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sambil tersenyum malu."Semoga apapun usaha kamu, kamu segera mendapatkan hasilnya," ucap Bramono kemudian."Terimakasih! Aku titip Mala dan Brama jaga mereka, jangan buat mereka terluka, karena jika itu terjadi, bisa aku pastikan kamu akan menyesal!" Ancam Markus dengan wajah dinginnya."Siap-siaplah kehilangan segalanya, jika sampai itu benar-benar terjadi!" L

  • Gelora Cinta Cassanova Impoten   Menjadi Pengantin

    "Aku tadi," Bramono mencoba membuka mulutnya, untuk menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya pada Mala, namun dengan cepat Mala memotongnya."Seharusnya kamu, tadi cepat masuk ke sini, begitu Markus keluar dari ruangan ini!" Omel Mala."Aku berharap melihat kamu di balik pintu itu, mengintip aku dan Markus dalam ruangan ini!" Omel Mala lagi."Tapi ternyata kamu bahkan, tidak langsung masuk menemui ku, ketika Markus keluar!" Lanjut Mala.Bramono menatap Mala yang terlihat sedih mengatakan semua itu, padanya.Bramono bahkan kini melihat kedua mata Mala sudah berkaca-kaca."Tidak seperti itu! Saat melihat kamu berada dalam satu ruangan bersama Markus! Sebenarnya aku juga ingin ikut masuk! Tapi, aku takut kamu marah!" Ucap Bramono."Aku berpikir mungkin memang kalian berdua, butuh untuk bicara," lanjut Bramono."Aku juga gelisah, saat kalian berdua di dalam ruangan ini, begitu lama!""Apalagi saat melihat Markus keluar dengan wajah marah dan kesal,""Lalu kenapa kamu tidak langsung masuk,

  • Gelora Cinta Cassanova Impoten   Bicara dengan Markus

    Markus menatap Mala, dengan tajam, dia ingat bagaimana Mala mempermalukan dirinya di pesta ulang tahunnya.Pesta ulang tahun, yang seharusnya menjadi hari yang paling bahagia, berubah menjadi hari yang buruk karena penolakan yang di lakukan Mala pada lamarannya, didepan orang banyak.Bahkan, Mala menambah drama penolakan nya, dengan aksi membuang cincin nya, tanpa rasa bersalah.Flash back on.Markus menjemput Mala dan Brama ke bandara siang itu."Aku akan mengajak kalian jalan-jalan dulu sekarang, apa kalian mau?" Tanya Markus pada Mala dan Brama."Mau!" Jawab Brama dengan semangat.Mendengar hal itu, Markus tersenyum bahagia. Siang itu Mala dan Brama benar-benar di manjakan oleh Markus.Mereka berjalan-jalan mengitari sebuah taman yang sangat indah di tengah kota. Hingga tanpa terasa siang pun sudah berubah menjadi malam.Saat malam datang, Markus tidak membawa Mala dan Brama pulang ke rumah, tapi mengajak Mala dan Brama masuk ke sebuah restoran, untuk makan.Tanpa di ketahui oleh M

  • Gelora Cinta Cassanova Impoten   Menjenguk bayi

    Pulang menjenguk Ratna, Mala dan Bramono langsung pulang, mereka pun kini sedang berbaring berdua di atas tempat tidur, sambil menatap langit-langit kamar.Setelah puas menatap langit-langit kamar, Bramono mengubah posisi tidurnya menghadap ke arah Mala.Menatap wajah cantik Mala, merupakan hal yang senang dia lakukan akhir-akhir ini.Mala makin di lihat makin cantik, dia memang untung besar mendapatkan Mala.Bahkan dia sering merasa tidak percaya diri berjalan bersama Mala, kecantikan Mala membuat semua hampir menoleh kearah, Bramono takut suatu ketika Mala menghilang darinya."Kenapa?" Tanya Mala, melihat Bramono menatapnya sambil melamun."Kenapa, apanya?" Tanya Bramono balik."Apa yang sedang kamu, pikirkan?""Aku sedang memikirkan bagaimana seandainya kamu pergi dariku, pasti aku akan mati!" Jawab Bramono."Kenapa bisa begitu?" "Tanpa kamu apalah arti diriku!" "Gombal!" ucap Mala sambil tersenyum."Itu benar, aku sekarang sangat tergantung padamu!""Kalau begitu buatlah, aku be

  • Gelora Cinta Cassanova Impoten   Menjenguk Ratna

    Ciuman yang sangat panjang dan lama, hingga membuat kedua merasakan sesuatu dorongan yang kuat dalam hati mereka untuk berbuat lebih dari itu.Mendorong Bramono untuk membawa Mala, ke atas tempat tidur dengan lembut, dan mulai merangkak di atas tubuh Mala."Tok, tok, tok!" Tiba-tiba suara pintu di ketuk dari luar, membuat gerakan Bramono terhenti.Bramono dan Mala saling pandang."Siapa?" Tanya Bramono."Ini aku ayah, aku ingin tidur bersama ayah!" Jawab Brama.Bramono kembali menatap Mala, Mala tersenyum. Bramono mau tidak mau segera turun untuk membukakan pintu untuk Brama."Kamu mau tidur sama ayah?" "Iya,""Baiklah!" Jawab Bramono. Bramono langsung menggendong Brama lalu masuk ke dalam kamar nya Brama."Baiklah, malam ini kita akan tidur berdua di kamar ini," ucap Bramono.Brama tersenyum senang mendengar itu, dia pun langsung tidur sambil memeluk Bramono erat, seakan-akan tidak akan dia lepaskan lagi.Bramono jadi senyum sendiri, menyadari hal yang tidak jadi dia lakukan bersam

  • Gelora Cinta Cassanova Impoten   Berkumpul lagi

    Bramono menatap Mala yang muntah mengenai seluruh tubuhnya, Mala menutup mulutnya, menahan rasa mual yang kembali menyerangnya.Mala tanpa ragu mendorong tubuh Bramono, lalu turun dari tempat tidur, dan kelur dari kamar menuju kamar mandi.Sedangkan Bramono menatap tubuhnya, yang penuh dengan muntah."Oh, Tuhan!" Ucap Bramono, dia pun langsung berlari ke arah kamar mandi menyusul Mala.Mala menatap sedih ke arah Bramono."Maaf!" Lirih Mala "Sudahlah, mungkin bayinya belum mau di tengok," ucap Bramono sedih.***Bramono dengan berat hati harus meninggalkan Mala dan Brama di kampung, hari ini. Bramono harus kembali, ke Jakarta karena Bramonos'grup membutuhkannya.Sampai di Jakarta, Bramono benar-benar langsung pergi menuju kantor, hari itu juga.Dia mencoba berbuat sesuatu yang dia bisa dia lakukan untuk menyelamatkan Bramonos'grup dari kebangkrutan.Siang dan Malam, Bramono berkutat hanya di seputar pekerjaan, tidak ada waktu untuk memikirkan hal lain.Hingga tanpa terasa, waktu pu

  • Gelora Cinta Cassanova Impoten   Menengok bayi yang gagal

    "Tolong!" Ucap Ratna lagi.Rima mengacak-acak rambutnya dengan kesal, bagaimana ini? Bagaimana dia menolong Ratna, jika dia sendiri, dia tidak akan kuat mengangkat Ratna ke atas."Tolong!" Teriak Rima akhirnya, karena tidak tahu harus berbuat apa."Tolong!" Teriak Rima lagi.Para polisi yang belum jauh pergi, seketika menghentikan langkahnya, mereka berbalik ke arah suara Rima yang berteriak minta tolong."Ada apa ini?" Tanya para polisi itu.Ratna bukannya langsung menjawab, dia malah terpaku melihat para polisi tadi yang datang."Maaf ada apa ini?" Tanya polisi yang lainnya.Rima tanpa menjawab, mengangkat tangannya lalu menunjuk ke arah lubang di mana Ratna berada."Dia di sana!" Ucap Rima akhirnya.Para polisi pun segera berlari ke arah yang di tunjuk Rima, mereka tersenyum melihat siapa yang ada di sana."Tolonglah aku!" Ucap Ratna, yang sudah merasa tidak kuat lagi menahan berat tubuhnya sendiri.Para polisi itu langsung bergerak, dan akhirnya mereka bisa mengangkat Ratna ke ata

  • Gelora Cinta Cassanova Impoten   Di kejar Polisi

    Mendengar suara itu, Mala pun langsung berbalik badan, untuk melihat siapa pria itu. Mata Mala langsung membesar saat melihat siapa pria itu."Markus!" Ucap Mala.Para warga pun langsung mengalihkan perhatiannya pada Markus, yang berjalan ke arah mereka."Kalian semua pasti mengenal saya bukan? Saya bukan hanya akan meratakan kampung ini dengan tanah, tapi juga mengusir kalian dari kampung ini," ucap Markus.Para warga kembali terdiam, mereka saling pandang satu sama lain."Dengar! Yang kalian usir sekarang, adalah pemilik asli semua tanah yang kalian tempati!" Teriak Markus lagi.Rima dan para warga saling pandang mendengar hal itu. Lalu menatap ke arah Markus lagi."Kalian pasti tahu keluarga Kusuma, dan Mala adalah cicit mereka!" Jelas Markus lagi."Jadi menurut kalian, yang seharusnya pergi dari desa ini, dia apa kalian?" Tanya Markus dengan marah.Markus tadi terkejut saat melihat Mala ada di kampung ini, apalagi melihat Mala yang sedang di usir para warga. Kampung ini adalah

  • Gelora Cinta Cassanova Impoten   Di usir lagi.

    Mala menatap apa yang baru saja dia keluarkan dari dalam perutnya, kenapa bisa seperti ini, kemarin dia merasa baik-baik saja."Kenapa aku tiba-tiba, seperti ini?" Tanya Mala dalam hatinya."Kamu kenapa?" Tanya Bu Minah yang terbangun mendengar Mala muntah-muntah barusan."Entahlah, aku tiba-tiba mual-mual!" Jawab Mala.Bu Minah menatap Mala sesaat, dia jadi ingat saat pertama kali Mala pulang ke rumah ini, Mala pun mengalami hal yang sama."Apa kamu hamil lagi?" Tanya Bu Minah.Mala terkejut mendengar pertanyaan itu, Mala menatap Bu Minah, lalu mengerutkan keningnya."Aku sudah telat dua Minggu Bu!" Jawab Mala."Apa mungkin aku hamil lagi?" Tanya Mala."Apakah ini anak Bramono lagi?" Tanya Bu Minah lagi."Tentu saja, dia suamiku! Ternyata kami tidak bercerai, dia membatalkan proses perceraian kami," jelas Mala.Bu Minah menghela nafas lega, mendengar hal itu."Apa kamu belum berhasil menghubunginya?" Tanya Bu Minah lagi."Handphone ku hilang, aku bingung harus menelepon Bramono bagai

DMCA.com Protection Status