Aryesta Ribela tidak pernah menyangka, di malam pertamanya menikah, dia justru diceraikan oleh Dion, suami tercintanya, akibat sebuah video syur yang dikirimkan oleh seseorang menggunakan nomor tak dikenal pada Dion. Tidak hanya diceraikan, Aryesta bahkan diusir dan cabut hak warisnya sebagai calon pemimpin dari perusahaan keluarga Ribela. Lantas apa yang akan terjadi pada hidup Aryesta, saat tertimpa musibah baru dan dipaksa menikahi laki-laki lain bernama Aleandra seorang CEO Alra Group, karena sebuah insiden tidak terduga. Padahal saat itu Aryesta masih dalam proses perceraiannya bersama Dion. Siapakah yang Aryesta pilih saat keduanya sama-sama meminta kesempatan kedua karena sebuah penyesalan?
View More"Dasar kurang ajar!" desis Aleandra, saat sambungan video call bersama istrinya diputuskan secara sepihak.Kemudian Aleandra langsung meraih kunci mobil, keluar dari ruangan kerjanya yang otomatis diikuti oleh Adam dari belakang."Segera cek lokasi dan hubungi anak buah Derren sekarang juga!" titah Aleandra pada Adam, yang langsung dipahami tugasnya.Adam pun segera melacak keberadaan ponsel yang tadi menghubungi Aleandra, kemudian menelpon setengah dari anak buah Derren Rynegan yang ditugaskan untuk menjaga keamanan keluarga Ribela yang berada di Indonesia.Sementara itu Aleandra langsung berlari menuju mobil sport merahnya, yang belum pernah dia gunakan ke mana pun, kini perdana dia pakai untuk pergi menyelamatkan istrinya.Napas memburu Aleandra menandakan jika dirinya sangat murka, hingga saat dirinya tiba di jok kemudi, tangannya mencengkram kuat stir kemudi hingga buku-buku jarinya memutih saking emosinya.Namun, tak cukup sampai di sana, sebuah pesan suara masuk ke dalam ponsel
Meskipun Aryesta sedang mati-matian menahan perutnya yang terasa melilit hebat, tetapi kedua alisnya menukik tajam, saat menoleh ke area lintasan yang mereka lalui sangat asing untuknya. Tentu saja jalur itu bukan menuju ke salah satu rumah sakit, membuat dada Aryesta berdegup sangat kencang karena panik."Pâpak, ini kita di mana? Kenapa kita ke sini? Bukankah kita harusnya ke jalan ....""Apa kamu pikir, aku akan membiarkanmu lolos setelah kamu menghancurkan segalanya dalam hidupku, Aryesta?!"Deg!Dada Aryesta bergemuruh, ketika mendengar teriakan yang sangat dia kenali. Hingga akhirnya, kendaraan roda empat itu berhenti di pinggir jalan yang sangat sepi dari penduduk.Kemudian sopir itu pun membuk topi hitam, serta kaca mata hitamnya, lalu menurunkan masker yang sedari tadi dia kenakan. Dengan gerakan lambat, dia menolehkan wajahnya ke belakang, membuat Aryesta melototkan matanya tak percaya."Kâkamu siapa? Dan kamu ... kenapa suaramu sangat mirip dengan ...."Plak!Belum juga Aryes
Akan tetapi, terdengar pintu unit gawat darurat terbuka, membuat Aryesta menurunkan ponsel, tanpa mematikan sambungan, saking lupanya.Aryesta pun langsung mendekat dan bertanya dengan nada penuh kekhawatiran, "Apa yang terjadi pada Kakek saya, Dok?"Dokter itu tersenyum maklum, lalu menghela napas panjangnya sejenak, kemudian menjawab pertanyaan, "Alhamdulillah serangan jantungnya tidak sampai berakibat fatal. Tapi saya sarankan, keluarga tetap menjaga kondisi pasien. Jauhkan dari sesuatu yang sedikit mengusik ketenangannya. Dan jika ada sesuatu kabar buruk, tolong bicarakan pelan-pelan, tanpa membuatnya syok."Semua orang mendengar dan mulai mencerna apa saja yang akan mereka lakukan ke depannya.Sama halnya dengan Derren, dia tentu saja mendengar semua ucapan dokter dari balik sambungan telepon yang telah dia angkat beberapa detik lalu.Kini, laki-laki tampan dengan mata setajam elang itu langsung mematikan sambungan telepon, lalu menatap bengis ke arah Tisya yang sedang duduk di at
Belum juga Aryesta meneruskan kalimat ancamannya, tiba-tiba saja tubuh Kakek Surya sudah dibawa oleh beberapa orang pekerja menuju sebuah mobil."Kakek!" teriak Aryesta yang langsung berbalik arah, berlarian mengikuti kepergian kakeknya menuju salah satu rumah sakit terdekat."Kakek jangan tinggalin aku, Kek!" jerit Aryesta, yang saat ini sudah berada di dalam mobil.Tangan gemetar Aryesta menggenggam erat tangan Kakek Surya yang entah kenapa terasa begitu dingin.Merasakan hawa dingin yang menyerap ke dalam telapak tangannya, Aryesta semakin panik dan berteriak pada sopir agar segera tiba di rumah sakit.Sementara itu, Aleandra yang mendampingi sang istri hanya bisa mengelus punggung Aryesta, berusaha agar istrinya tetap tenang."Sayang ... jangan panik oke? Kasihan calon bayi kita. Nanti perut kamu kram lagi kayak waktu itu," cicit Aleandra di samping telinga istrinya.Aryesta yang mendengar hal itu pun mulai tersadar, refleks menunduk dan menatap perut buncitnya yang harus mendapatk
Setelah menemui Dion di klinik lapas, dan melihat perkembangan laki-laki itu sudah mulai membaik, kini Aryesta memutuskan untuk pulang ke rumah keluarganya bersama sang suami.Akan tetapi tatapannya sedikit heran, ketika melihat Aleandra yang tak pernah bersuara semenjak kepulangan mereka dari lapas.Aryesta yang tak suka diabaikan pun akhirnya membuka suara, "Kamu kenapa sih uring-uringan dari tadi, Mas?"Cih!Bukannya menjawab, Aleandra justru mendecih sinis ke arah istrinya itu, yang tak menyadari kesalahannya.Aryesta yang mendapat decihan sinis Aleandra, tentu saja semakin geram dan menatap tajam sang suami."Kamu tuh, kenapa sih? Aku ada salah apalagi sama kamu, Mas?" kesal Aryesta yang sudah mencapai ubun-ubun saat ini.Menyerah, akhirnya Aleandra kini buka suara, "Kamu kayaknya seneng banget ya, masih dicintai secara ugal-ugalan gitu sama mantan suami?"Sindiran Aleandra yang sengaja menekan kata "mantan suami" tentunya membuat Aryesta tersadar dengan hal yang menjadi pokok per
"Aâaku ... dâdari mana kamu tahu, Ar?" gagap Dion setengah berbisik.Wajah Dion terlihat begitu pucat, apalagi setelah sebelumnya kritis karena kehilangan banyak darah, membuat wajah yang dahulu tampan itu, kini terlihat seperti mayat hidup.Dion menatap penuh rasa sesal, saat tatapannya bertemu dengan sang mantan istri.Aryesta melihatnya penuh rasa bersalah, karena bagaimanapun juga kesialan yang menimpa Dion atas ulah suaminya.Meskipun putusan hakim sesuai perbuatan kriminal yang selama ini Dion lakukan, tetapi Aryesta sangat mengenal laki-laki yang dulu pernah menjadi suaminya, meski hanya satu hari ini. Dia cukup baik, itulah yang Aryesta yakini hingga sekarang.Melihat tangan kanan Dion yang tulangnya patah akibat perbuatan Aleandra, tentu saja hal itu semakin membuat perasaan bersalah kian menumpuk dalam hatinya.Aryesta menarik napasnya, kemudian berbicara, "Aku tahu semuanya, Mas. Dan aku mohon hiduplah, setidaknya untuk istri dan juga anakmu yang sudah lama kamu tinggalkan."
"Aku bilang tidak setuju, ya tidak setuju, Ar!" kata Aleandra dengan mengepalkan tangannya kencang."Lagi pula, kamu mau ngapain sih, datang ke sana nemuin dia? Mau temu kangen sama mantan, hah?!"Mendengar tuduhan tak berdasar yang keluar dari mulut Aleandra tentu saja membuat Aryesta terkejut dan mendelik padanya."Aku dengar Mas Dion sakit, dan dia pengen ketemu aku bentar doang, Mas. Itu saja. Tidak lebih," jelas Aryesta yang tatapan memelasnya. Berharap suami posesifnya ini memberikan izin.Akan tetapi, Aleandra justru mendecih tak suka, karena Aryesta sangat antusias untuk bertemu dengan mantan suami perempuan itu.Sial!Apa yang harus Aleandra lakukan sekarang?Kini laki-laki itu bimbang, dan tak suka dalam posisi serba salah begini. Apalagi dia mengingat, jika Aryesta tengah mengandung calon putra/putrinya, membuat Aleandra sedikit memikirkan."Mas?" Lagi, Aryesta bertanya, tetapi kali ini matanya berkaca-kaca dan hampir menjatuhkan air matanya.Melihat wajah tak berdaya menahan
Aleandra terdiam dan tidak langsung menjawab pertanyaan dari istrinya. Hingga Aryesta kembali mengulangi pertanyaannya lagi."Mas? Kamu yang bikin Tante Ranti hancur kayak gini?"Dan saat itulah Aleandra berani menjawab dengan suara tenangnya, "Aku bisa lakuin apa pun untuk semua orang yang aku cintai, Ar."Deg!Entah karena apa, tetapi dada Aryesta berdegup sangat kencang, karena dirinya tak menyangka jika suaminya bisa berbuat sejauh itu."Aku pikir kamu tidak bisa melakukan hal kayak gitu, Mas," cicit Aryesta dengan tangan mengepal, menahan perasaan kurang nyamannya.Seperti tahu apa yang sedang istrinya rasakan, Aleandra pun tersenyum tipis dan mengusap pelan perut buncit Aryesta dari luar baju."Aku orangnya sangat nekat, Sayang. Mungkin kamu lupa kalau aku yang berhasil bikin kamu diceraikan pas malam pertama kamu nikah sama Dion," ejek Aleandra, yang dibalas dengkusan kesal Aryesta.Perjalanan menuju kediaman keluarga Ribela pun akhirnya sampai juga, dan kedatangan mereka disamb
Kedua bola mata Aryesta membola sempurna melihat seseorang yang berjalan mendekat dengan seringai di bibir merahnya.Tanpa banyak kata sosok itu langsung menggedor-gedor kaca mobil di samping Aryesta, yang semakin membuat ibu hamil itu terkejut."Keluar kamu, sialan!" teriaknya sambil terus menggedor-gedor kaca mobil."Gara-gara kamu, hidupku hancur, berengsek!" Lagi teriakan dan gedoran semakin menjadi-jadi, hal tersebut membuat rahang Aleandra mengatup keras.Aleandra menoleh ke arah istrinya yang terlihat sangat syok, kemudian dia hendak keluar, tetapi tangannya langsung dicegah oleh perempuan di sampingnya.Aryesta menggelengkan kepalanya panik, "Kamu jangan keluar, Mas. Aku takut ... aku takut dia nyakitin kamu."Aleandra tentu saja tersenyum, mengelus pipi istrinya, "Aku tidak mungkin kalah sama mantan ibu tiriku, Sayang. Kamu tenang saja, oke?"Dor!Baru saja Aleandra hendak keluar dari dalam mobil, untuk menghadapi perempuan yang ternyata Ranti, tiba-tiba saja sebuah tembakan m
Malam pertama pernikahan ini membuat dada Aryesta berdebar dan bingung apa yang akan dia lakukan bersama suaminya.Wanita yang telah menunggu di atas ranjang dengan lingeri putih, wajah dengan make up flawless dan semprotan parfum itu meremet kedua tangan gugup.Dapat Aryesta lihat, Dion suaminya sedang berjalan menuju ranjang dan hendak bergabung. Jangan lupakan tubuh bagian atas Dion yang sungguh menggoda iman itu, seketika membuat pipi Aryesta merona merah. Ah, sial! Mata tajam dengan senyum yang entah apa artinya buat wajahnya kian memanas.âApakah kamu udah siap lakuin itu sama Mas, Sayang?â tanya Dion dengan mata berkilau penuh gairah. Pria itu bergerak pelan naik ke atas ranjang. âAryesta?ââAh, aku ... aku gak tahu, Mas. Iâini yang pertama untuk aku soalnya,â gumam Aryesta dengan wajah yang semakin memerah menahan rasa malunya yang sungguh luar biasa. Namun, matanya justru sesekali melirik ke arah tubuh atas suaminya. Wanita itu menggigit bibirnya sendiri saat pikiran kotornya ...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments