Share

6. Pengkhianat Suami

last update Last Updated: 2024-11-07 12:19:24

Aryesta mengetatkan rahang. Dadanya turun naik menahan rasa marah dan sakit hati. Luar biasa sakit jika Aryesta boleh menambahkan. Dikhianati oleh suami dan adik sendiri tak pernah dia bayangkan akan merasakannya.

Aryesta memundurkan langkah. Dia menggeleng. Rasanya masih tak percaya Dion bisa melakukan hal ini padanya. Berkhianat di pernikahan mereka dalam hitungan jam.

Tak sengaja menginjak pecahan vas bunga, Aryesta menunduk. Rasa sakit buatnya seketika putus asa. Dia berjongkok, lalu mengambil pecahan dengan ujung runcing.

“Lepaskan itu, Aryesta!” teriak Dion. Dia mendekat dengan langkah waspada kalau-kalau perempuan yang masih berstatus istrinya itu nekat melukainya atau Dinda, atau malah diri Aryesta sendiri. “Lepas, Aryesta.”

Aryesta menyeringai melihat riak ketakutan di wajah Dion. Dia yang awalnya ingin menggores lengan sendiri, berubah pikiran. Kenapa dia harus menyakiti diri sendiri? Sementara Dinda dan Dion justru pasti akan tertawa di atas penderitaannya.

“Kenapa?” Aryesta mengacungkan beling di tangannya. Dia tersenyum licik saat ide untuk main-main bersama Dion terasa menyenangkan. “Kenapa aku harus lepasin ini, Mas?” Dia maju sambil memainkan beling. “Kenapa kamu berhenti, Mas? Takut, heh?”

“Aryesta, jangan main-main!” Dion mematung karena takut. Lalu, saat Aryesta kian maju, dia mundur satu langkah. Dia telan ludah. Matanya memindai ngeri pada benda yang Aryesta acungkan. “Aryesta, lepaskan itu!”

“Kenapa?” Aryesta mengedikkan dagu. “Kenapa! Kenapa kamu tega ya, Mas khianatin aku kayak gini!” teriak Aryesta. Dia melirik pada Dinda yang mengkeret. “Tega lo makan suami kakak lo sendiri! Dasar jalang!”

“Gue bukan jalang!” bantah Dinda. “Jangan sembarangan lo kalau ngomong!”

“Lo mau dipanggil apa?” Aryesta mendesis. Dinda, sudah jelas tidur dengan Dion, tetapi masih saja mengelak. “Lo tidur sama suami gue, Setan!”

“Kami ngelakuin itu karna sama-sama suka.”

Mendengar itu, Aryesta meradang. Dengan langkah terburu, dia hampir Dinda. Adiknya itu praktis saja mundur dengan cepat, tetapi tertahan di tembok. Dia acungkan beling tepat ke wajah Dinda. Buat wanita pengkhianat itu terbelalak.

“Itu karna lo kegatelan!” Aryesta dekatkan beling. “Lo berani tidur sama suami orang, tapi takut, heh?”

“Jauhin itu, Aryesta sialan!” Dinda makin membesarkan mata saat Aryesta justru mendekatkan ujung beling pada kulit wajahnya. “Aryesta, jangan gila lo!” Dia melirik tanpa menoleh ke arah Dion. “Maaaas,” rengeknya.

“Sedikit aja kamu gores kulit Dinda, saya enggak akan segan pukul kamu, Aryesta,” ucap Dion pelan. Sepelan langlah Kemudian, saat Aryesta berbalik, dia rebut pecahan itu dengan cepat, lalu melemparnya sembarangan. “Gila, kamu!” sentaknya. Dia kemudian menarik lengan Dinda, memeluknya erat.

“Aku gila, Mas?” Seperti luka yang dikucuri oleh air jeruk, hati Aryesta terasa pedih. Dia yakin istri mana pun akan merasakan hal yang sama. “Kamu yang main gila dengan adikku sendiri, malah mengataiku gila? Dan sekarang di depan mataku, kamu malah bela perempuan jalang ini!”

“Tutup mulut kamu, Aryesta!” sentak Dion. “Dinda bukan jalang. Kami melakukannya dengan sadar dan sama-sama suka. Dia bahkan jauh lebih baik dibanding kamu! Jadi jangan bicara sembarangan.”

“Mas, dia itu pelacur!" sentak Aryesta tak terima.

“Kamu yang pelacur! Kamu bisa tidur dengan banyak pria.” Dion mendesis marah. “Dinda bahkan masih suci saat kusentuh. Dia masih perawan. Bukan seperti kamu!”

“Mas?” Aryesta menganga. Tak menyangka suaminya memilih membela wanita lain. “Kamu sadar apa yang kamu lakuin, Mas? Kamu selingkuh sama adikku sendiri. Dan bisa-bisanya kamu malah nyerang aku kayak gini!”

“Saya begini karna kamu! Kamu yang menipu saya dengan tampang polosmu itu!” sahut Dion. “Andai saya tahu kamu lebih hina dari perempuan pinggir jalan sana, saya enggak mungkin sudi menikahi kamu.”

“Aku masih perawan kalau itu yang mau kamu tahu!” balas Aryesta tak terima. “Aku masih perawan.” Meski ragu akan dirinya sendiri, Aryesta tetap mengatakan hal itu. Dia tak ingat apa-apa saat Aleandra merekamnya. “Aku suci,” ulangnya.

Dion berdecih. “Katakan hal itu sepuasmu. Kamu pikir saya akan percaya?”

“Video itu ulah seseorang, Mas. Aku berani bersumpah.” Gigi Aryesta bergemeletuk saat di depannya Dinda mengompori Dion untuk tak percaya. “Diam, Dinda sialan!”

“Kamu sudah nonton videonya kan, Mas? Mana mungkin Aryesta masih suci?” Dinda makin gencar memengaruhi Dion. “Kalau aku, kamu yang rasain sendiri. Kamu tahu, kamu yang pertama.” Dia melirik pada Aryesta, laku menyeringai. “Kalau dia, sejak dulu memang hobi berganti pacar! Papa aja sampe nyerah nasehatin anaknya sendiri. Dia pernah kok ketahuan check in saat SMA.”

“Jangan fitnah!” Aryesta maju. Lengannya hendak menarik rambut Dinda. Dia sempat menyentuh surai panjang itu. Namun, tubuhnya sudah di dorong Dion hingga dia terjengkang ke belakang. “Au!”

Mengambil kesempatan atas kemenangannya, Dinda menjerit saat rambutnya sempat tertarik. Tak sakit, tetapi kesempatan untuk bermanja dan menarik Dion lebih dalam ke pelukannya tak boleh dia lewatkan.

“Mas, sakit.” Dinda merengek bak anak kecil. “Rambutku sakit.”

Sementara Dion sibuk menenangkan Dinda, Aryesta merasakan hatinya hancur lebur. Suaminya sendiri memperlakukan dia seperti ini. Terlebih di depan Dinda.

Aryesta bangun, lalu mendesis. Dia baru sadar jarinya tergores, mungkin saat Dion menarik pecahan beling tadi. Dia menelan ludah pahit. Di depannya Dinda terus merengek.

Tak tahan dengan apa yang tersaji di depan mata, Aryesta berbalik pergi. Dia baru akan melewati ruang tamu saat suara Dion menambah perih hatinya.

“Aku enggak mau diperlakukan kayak gini lagi sama istrimu, Mas. Sekarang rambutku yang ditarik, besok atau lusa dia bisa bunuh aku. Aku pergi aja.”

“Sssttt, tenang ya. Aryesta enggak akan berani lakuin ini. Saya akan segera mengurus perceraian kami, dan setelah itu kita menikah, oke?”

Dada Aryesta berdegup sangat kencang mendengarnya dengan air mata mengalir di ambang pintu dan masih membelakangi mereka.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Lala Luna
lanjut yuk
goodnovel comment avatar
Natan Befier
bab 7 nya lanjut dong...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   7. Apa Lagi Ini?

    Aryesta masuk ke dalam mobil dengan perasaan yang tak bisa dia jelaskan. Hancur lebur, bukan lagi kata yang bisa mewakili keadaan hatinya kini.Bagai jatuh tertimpa tangga, dia dipermalukan oleh orang yang tak tahu apa maksudnya, mengalami kekerasan, lalu ditalak di malam pengantin.Seolah-olah takdir belum puas mengujinya, masih di hari yang sama, dia mendapati suami dan adik tirinya bercumbu mesra. Lagi, belum cukup, Tuhan ingin mengujinya. Dion, bukannya meminta maaf atas kesalahan justru menjanjikan perpisahan.Pembelaan Dion terhadap Dinda adalah yang paling menyakitkan. Dia hanya korban keegoisan seseorang, tetapi dunia menatapnya hina.Memejamkan mata, Aryesta merasai luka dalam hatinya, sungguh terasa nyeri. Dia bisa mendengar raungan sanubarinya. Dia kepalan tangan saat mengingat bagaimana Dion melindungi Dinda tadi. Kepalan itu dia pukulkan pada bantalan duduk.Aryesta membuka mata saat dering ponselnya terdengar lagi. Sudah beberapa kali dia mengabaikan, tetapi entah siapa y

    Last Updated : 2024-11-08
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   8. Diusir Dan Dicabut Hak Waris

    "Keterlaluan kamu, Aryesta! Di mana pikiranmu. Inikah hasil belajarmu di luar negeri sana, hah!" Surya, kakek Aryesta itu menggemeletukkan gigi. Dia pandangi cucunya dengan perasaan kecewa. "Kakek benar-benar enggak menyangka kamu bisa melakukan hal rendah seperti itu!"Aryesta menggeleng. "Kakek lagi bicara apa? Aryesta bisa jelasin semuanya, Kek."Dengan lirih Aryesta berusaha mendekati sang kakek yang masih mengeraskan rahangnya. Namun, siapa sangka ada sosok perempuan paruh baya yang saat ini sedang melipat tangan di dada dan berjalan ke samping Kakek Surya. Dialah Denia ibu tiri yang memiliki anak bernama Dinda.'Ya Tuhan ... aku sungguh enggak akan sanggup kalau terus mengingat kejadian menjijikan di hotel tadi antara suami dan adik tiriku,' batin Aryesta seraya memejamkan matanya dan menarik napas, lalu mulai melangkah semakin mendekati Kakek Surya."Kek, Kakek enggak mungkin percaya sama berita murahan itu, kan?" Sungguh harap-harap cemas Aryesta saat mengatakannya."Halah, kam

    Last Updated : 2024-11-09
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   9. Tolong Jaga Kakek, Ibu ....

    Bagaikan tersambar petir di siang bolong, tubuh Aryesta membatu dengan mata terbelalak melihat Kakek Surya yang baru saja menyampaikan ultimatumnya.Dengan tangan mengepal kencang dan air mata yang sudah tak mampu Aryesta bendung lagi, kini perempuan malang itu merangkak dan meraih kaki sang Kakek dengan tatapan penuh lukanya."K–kakek enggak serius kan, Kek? Aku masih cucuk Kakek, kan? Enggak mungkin Kakek percaya sama berita murahan itu, kan?" lirih Aryesta dengan tubuh bergetar menahan isak tangis yang sudah mulai terdengar.Lagi, Aryesta menatap ke atas. Berharap mendapatkan empatik dari sang kakek yang selama ini selalu berpihak padanya, tetapi yang Aryesta lihat hanya tatapan datar nan dingin. Sebuah tatapan yang belum pernah Aryesta dapatkan dari Kakek Surya selama hidupnya, kini justru tatapan penuh kecewa dan terluka itu ditunjukkan padanya.Sekali lagi, Aryesta menarik lembut celana kakeknya. "Aku akan buktiin sama Kakek, kalau semua berita itu bohong, Kek. Aku bakalan bawa o

    Last Updated : 2024-11-10
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   10. Drama Apalagi?

    Selepas meninggalkan kediaman keluarga, kini Aryesta terus berjalan tanpa arah dan tujuan. Apalagi perempuan yang diceraikan saat malam pertama pernikahannya ini tak memiliki satu orang teman pun di Indonesia.Sekolah di luar negri selama bertahun-tahun, membuat Aryesta sendirian ketika berada di kota kelahirannya ini.Kakinya terus melangkah dan bingung harus pergi ke mana lagi, hingga akhirnya Aryesta mengingat jika dirinya masih memiliki ponsel.Aryesta rogoh ponsel yang berada di saku, lalu tatapannya menengadah pada sebuah konter HP yang berada di seberang jalan.Ada helaan napas yang keluar dari bibir pink alami itu, sebelum akhirnya Aryesta putuskan untuk mendekati salah satu ruko dengan merek ternama itu.Meskipun ragu, tetapi dirinya sungguh tak memiliki pilihan lain, selain menjual handphone yang dia beli lebih dari lima tahun lalu ini."Maaf, Mbak. Kalau aku jual HP ini, kira-kira laku berapa, ya?" tanya Aryesta dengan hati tak rela.Sang penjual konter yang ternyata seorang

    Last Updated : 2024-11-12
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   11. Apakah Aku Menyentuh Itu?

    "Dasar laki-laki gila!" maki Aryesta ketika mendengar apa yang baru saja Aleandra katakan di dalam kondisi setengah sadarnya itu.Dengan tatapan memicing penuh kesal pada laki-laki yang masih memejamkan matanya, kini Aryesta bangkit dan menepuk-nepuk pakaiannya yang mungkin saja terkena debu jalanan."Rugi aku sempat khawatir sama laki-laki kurang waras kayak kamu! Tahu gitu, aku tinggal aja dari tadi!" kesalnya. Kali ini Aryesta berbalik badan dan mulai melangkah.Sempat terdiam dan berhenti melangkah saat tak terdengar pergerakan apa-apa dari Aleandra. Entah kenapa rasa khawatir berlebihannya perlahan muncul ke permukaan dan secepat kilat menoleh ke arah Aleandra yang sepertinya pingsan.Menarik napasnya dalam-dalam lalu memutar tubuh, dan kembali melangkah mendekati Aleandra, yang masih terkapar, dengan luka di dahinya akibat membentur aspal, karena keserempet pengendara motor tadi."Heh, bangun! Jangan coba-coba main-main sama aku, yah! Kutendang anumu itu nanti!" ancam Aryesta, s

    Last Updated : 2024-11-13
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   12. Apartemen Aleandra Dan Sesuatu?

    Dukh!"Argh!" pekik Aryesta saat puncak kepalanya membentur dagu Aleandra.Dengan perasaan dongkol luar biasa, Aryesta akan menyemburkan segala sumpah serapahnya pada Aleandra, hingga pada detik matanya mendongak dan menatap wajah di depannya, saat itu juga emosinya perlahan sirna."Apakah kepalaku begitu keras, sampai-sampai bikin dia pingsan lagi?" lirih Aryesta dengan perasaan tak enaknya karena Aleandra yang kembali pingsan.Akan tetapi, jauh di lubuk hati yang paling dalam, Aryesta merasa inilah keberuntungannya, karena dia tak harus berdebat dengan laki-laki setengah mabuk itu.Entah apa yang terjadi hingga membuat Aleandra mabuk sedemikian rupa, dan hal itu membawa ingatan Aryesta pada kejadian lima tahun lalu, tepatnya saat keduanya pernah dekat."Kenapa kamu begitu banyak berubah, Al?" bisik Aryesta yang sungguh menyayangkan segala sikap kurang ajar Aleandra.Padahal, keduanya tak memiliki dendam apa-apa, tetapi kenapa Aleandra terlihat sangat membenci dirinya, sungguh demi a

    Last Updated : 2024-11-14
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   13. Tidur Bareng?

    Entah apa yang terjadi pada Aryesta, ketika dirinya merasa ada sinar matahari yang masuk melalui celah gorden, dan dirinya pun mendengar suara berisik yang entah dari mana datangnya."Aduh, apaan sih? Berisik banget, deh!" gumam Aryesta yang matanya masih terpejam karena belum sepenuhnya sadar.Aryesta pun merenggangkan tangannya, tetapi kok tubuhnya terasa dingin seolah-seolah tak ada pakaian yang dia kenakan?Aryesta perlahan membuka kedua matanya dan betapa terkejutnya dia saat melihat banyaknya orang sedang menatap dirinya yang seketika itu juga langsung memalingkan pandangan mereka."Bangunlah Aleandra!" teriak laki-laki yang duduk di kursi roda serta melemparkan bantal ke wajah Aleandra yang baru saja mengerjapkan kedua matanya bingung.Aleandra baru saja terbangun dan langsung mendapat hadiah bantal yang dilemparkan oleh ayahnya, tentu saja sedikit membuat dirinya terkejut dan bingung.Sementara laki-laki yang tak lain dan tak bukan adalah ayah kandungnya yang bernama Randy Alen

    Last Updated : 2024-11-15
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   14. Mau Mengulang Yang Semalam?

    "Oh, apakah kamu ingin lihat cctv-nya, dan lihat betapa binalnya kamu semalam menyentuhku?"Deg!Sungguh demi apa pun, ucapan Aleandra Zeygan barusan entah kenapa membuat Aryesta semakin mengeratkan genggamannya pada selimut yang membungkus tubuh tanpa pakaian miliknya.Bagaimana mungkin Aryesta masih baik-baik saja, ketika Aleandra menantang dirinya untuk melihat cctv?Padahal harusnya Aryesta biasa saja, kan? Namun, kenapa kini perempuan itu justru ketakutan, dan entah kenapa perasaannya semakin tak tenang. Apalagi saat dia ingat jika efek air yang diminum semalam membuat tubuhnya panas.'Mungkinkah aku yang binal semalam?' batin Aryesta yang masih tak percaya dengan ucapan Aleandra.Namun, semuanya terasa masuk akal, apalagi Aryesta sering membaca novel dan menonton film, jika obat perangsang memang benar-benar ada. Dan dirinya tak ingin menotnon seberapa liar dia semalam.Akan tetapi, Aryesta pun bingung karena dia tak ingat apa-apa. Tetapi tunggu!Mata Aryesta kini membulat sempu

    Last Updated : 2024-11-16

Latest chapter

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   68. Flashback 5 Tahun Lalu [Part 3]

    Setelah pembicaran panjang kali lebar bersama kakak sepupunya, kini Aryesta berada di ruang perawatan, karena ternyata Dion sudah bangun dari masa kritisnya.Dion sudah sadar dua jam yang lalu, tanpa sepengetahuannya, karena bercerita dengan Derren tak pernah sebentar.Saat ini Dion sedang tersenyum manis ke arah Aryesta yang sibuk menyuapinya bubur."Aku senang kamu baik-baik aja, Sayang."Aryesta tersenyum kecil dan menyelesaikan suapan terkahir untuk Dion, sebelum akhinrya memberikan air mineral. Sesi makan pun selesai."Kenapa kamu lakuin semua itu, Mas? Apa kamu sengaja pengen buat aku semakin hutang budi sama kamu?"Perkataan yang keluar dari mulut Aryesta, membuat dada Dion berdebar kencang, karena takut kebusukannya terbongkar.Namun, Dion rasa mustahil."Enggak mungkin Aryesta punya kemampuan melacak semua bukti, yang udah aku hilangkan itu, kan? Aku tahu dia tidak semahir itu untuk melacak kejadian kemarin," pikir Dion yang hanya bisa dia utarakan di dalam hatinya saja.Aryes

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   67. Flashback 5 Tahun Lalu [Part 2]

    "Al itu cuman senior aku yang sering bantuin aku selama di sini, Kak! Enggak lebih dari itu!"Derren memicingkan matanya tak percaya, karena dari mata Aryesta jelas menyiratkan lebih dari sekadar itu."Jujur sama Kakak, atau perlu Kakak buat hancur perusahaan keluarganya!" Ancaman mematikan yang selalu sukses membuat Aryesta menyerah, berujung membuka mulutnya."Oke fine aku jujur! Aku emang suka dan kagum sama dia. Dia yang selalu bantuin semua tugas-tugas aku yang enggak bisa dilakuin sama Mas Dion. Tapi ya udah. Cuman sebatas itu aja, Kak!""Sebatas itu apanya?! Kamu bahkan sering menginap di apartemen Aleandra setelah mengerjakan tugas. Dan dari alat pelacak yang Kakak akses, kalian selalu tidur satu kamar dari tiga Minggu yang lalu! Kamu kenapa sangat murahan tidur dengan laki-laki yang belum menjadi suamimu, hah?!" murka Derren yang memang sedari kecil sudah meng-klaim adik sepupunya itu adalah miliknya.Namun, Aryesta adalah perempuan liar yang sangat sulit diatur, menuruti semu

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   66. Flashback 5 Tahun Lalu

    Lima tahun yang lalu, di ibu kota London, ada sosok perempuan yang sedang terduduk menangis di depan ruangan ICU, dengan kepala menunduk.Hingga suara langkah kaki dan juga aroma parfum yang sangat dia kenali menyapa indera penciumannya itu semakin mendekat.Sosok berpakaian serba hitam, kaca mata juga masker hitam yang hampir tak pernah laki-laki itu lepaskan, seolah-olah menjadi identitas dirinya ketika berada di luar."Jangan bersikap bodoh seperti ini Aryesta! Kakak sudah tahu penyebab kecelakaan yang kalian alami."Mendengar sapaan itu, Aryesta yang semula menyembunyikan wajahnya di antara kedua lutut pun seketika juga mendongakkan wajahnya, yang masih berderai air mata."A–apa itu? Apa yang Kakak temuin? Tolong bantu kasih hukuman sama orang yang udah bikin Mas Dion kayak gini, Kak!" titah Aryesta dengan suara paraunya, karena terlalu lama menangisi keadaan Dion, yang masih dalam keadaan kritis, setelah mengalami kecelakaan.Beruntungnya, Aryesta tak tertabrak oleh kendaraan besa

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   65. Obsesi Tuan D

    Tubuh Aryesta menegang sempurna, ketika mencium parfum maskulin yang bercampur aroma tubuh seseorang di belakangnya.Napas yang sebelumnya sudah lega, kini menjadi sesak kembali oleh lilitan sepasang lengan kokoh, yang di punggung tangannya terdapat tato kepala burung elang itu semakin memeluknya erat."Kenapa kamu diam saja, Baby? Apakah kamu tidak merindukanku, hmh?" bisik laki-laki itu di samping telinga Aryesta, yang semakin membuat tubuhnya bergetar karena takut.Melihat pujaan hatinya tak bisa berkutik, tentu saja membuat laki-laki yang tengah memeluk tubuh mungil itu semakin merasa gemas.Saking gemasnya, dia mendaratkan hidung bangirnya di leher Aryesta yang tak terhalang oleh rambut hitam bergelombangnya."K–kak D. Apa kabar?" tanya Aryesta yang berusaha menguatkan dirinya sendiri dari godaan setan berwujud manusia, yang sialnya sangat tampan itu."Bukannya aku sudah bilang, kalau aku tidak suka jika kamu memanggilku Tuan D?!""A–aku kan manggilmu Kakak. Bukan Tuan," elak Arye

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   64. Ketemu Dia

    "Itu bukan urusanmu! Dan berhenti ikut campur urusan kami! Kalau kamu masih ingin banyak bicara, lebih baik turun dari mobil ini sekarang juga!"geram Aleandra yang sudah sangat emosi.Apakah keputusan Aleandra menikah siri dengan Tisya adalah keputusan yang benar?Atau bahkan keputusannya keliru?Saat ini laki-laki itu merasa terjebak oleh rencananya sendiri, dan hal tersebut membuatnya sangat kesal.Melihat Tisya yang akhirnya diam dan tak melakukan protes pada dirinya lagi, kini Aleandra langsung memacu kendaraannya kembali.Hingga teleponnya berdering dan langsung dia angkat menggunakan earpiece di telinga kanannya."Istri Anda baru saja tiba di bandara, dan mereka bertiga langsung naik pesawat, yang sudah dipesan oleh Dion sebelumnya, Tuan," adu ajudan Aleandra di seberang telepon sana."Lalu?" Aleandra bertanya singkat."Saya baru saja cek, dan ternyata keberangkatan mereka menuju Jakarta. Mungkin ada masalah dengan keluarga istri Anda Tuan. Makanya mereka terlihat sangat terburu-

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   63. Aleandra Kesetanan

    Aryesta masih menunggu penjelasan dari mantan suaminya. Sementara itu, Dinda adik tirinya sudah mulai kesal pun berkata, "Ini sebenarnya kalian mau sampai kapan ngedrama kayak gini, sih? Aku udah muak, yah!"Mendengar perkataan adik tirinya, membuat Aryesta menoleh ke belakang dan memandangnya malas."Kalau emang kamu muak, ya udah sana pergi! Lagian enggak ada yang nyuruh kamu datang ke sini juga, kok. Kamunya aja yang kayak jalangkung." Memandang rendah sang adik tiri ketika mengatakan kalimat tersebut.Tak lupa juga tangan yang Aryesta lipat di bawah dadanya dengan tatapan sinis.Melihat situasi yang sudah tidak kondusif lagi, Dion pun akhirnya menjelaskan, "Kami mau pulang ke Jakarta sekarang juga. Dan mau enggak mau kamu harus ikut bareng kami.""Kenapa aku harus ikut sama kalian?" tolak Aryesta yang merasa kurang nyaman berada di tengah-tengah mereka. Dion menggendikan kedua bahunya, dan mulai menjalankan roda empat itu kembali menuju bandara. "Tadi Kakek Surya telepon dan sur

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   62. Kamu Tahu Alasannya

    "Enggk usah banyak drama yah kamu! Aku paling benci sama air mata perempuan!" peringat Aleandra dengan nada kejamnya.Hal itu membuat Tisya mengusap pelan air mata di pipinya dan mencoba menghentikan isakannya."Aku masih bingung kenapa kamu begitu terobsesi untuk menikah denganku?" Bingung Aleandra dengan jalan pikiran istrinya ini.Bagaimana mungkin seorang perempuan begitu memuja seorang laki-laki yang tak pernah menganggap keberadaannya, kan?"Itu juga yang jadi pertanyaan aku, kenapa kamu obses banget sama Aryesta? Ada apa? Aku aja sampe enggak paham dengan semua rencana anehmu ini." Balasan Tisya terjeda sedikit, hanya untuk melihat respon suaminya."Padahal kalau emang kamu obses milikin dia, kenapa nikahin aku dan obses juga buat nyakitin dia? Kamu yang jauh lebih aneh tahu, Mas. Aku enggak ngerti sama semua yang ada di dalam pikiran kamu."Terlihat wajah Aleandra semakin dingin tak tersentuh, yang hanya menyeringai, tanpa berniat memberi jawaban apa pun.Aleandra pun berbalik

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   61. Aleandra Mulai Peduli?

    "Kayaknya enggak perlu nunggu malam, deh."Mendengar jawaban dari mulut suaminya, membuat tubuh Tisya seketika tersentak dan sedikit mundur.Bagaimana tidak mundur, jika suaminya sudah melangkah dan semakin mengikis jarak dengannya.Sebuah jarak yang selama ini Aleandra jaga, kini semakin tak berjarak.Bahkan tubuh besar suaminya sudah berhasil mengungkung tubuh semampai Tisya di balik dinding jendela kaca teras vila."M–maksud Mas, apa?" gagap Tisya yang merasa jika mungkin suaminya hanya ingin mengujinya saja.Apalagi Tisya sangat mengingat perjanjian yang keduanya sepakati untuk tidak saling menyentuh satu sama lain.Lalu, jika dalam perjanjian saja mereka dilarang saling menyentuh, kenapa pula Aleandra meminta sesuatu yang sepertinya menjurus ke arah sana?Aduh!Kepala Tisya semakin pusing saja.Ditambah lagi Aleandra yany kian mendekatkan wajah keduanya, hingga napas mereka saling bersahutan, saking dekatnya."Aku lagi pusing ... dan aku lagi butuh pelampiasan. Bukannya sangat efe

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   60. Kamu Serius Minta Jatah?

    "Kamu jangan coba-coba bohongin aku, berengsek!" hardik Aleandra yang saat ini sudah bangun, dan berdiri dengan tatapan mata setajam pisaunya.Tisya membuang napas kesal sekaligus sakit hati, karena ternyata kesialannya akan dimulai hari ini.Dirinya pikir akan ada momen bahagianya walau secuil dari pernikahan mereka, tetapi ternyata nihil. Tidak sama sekali.Karena kesal dan tak kunjung membuka suara, Aleandra kembali bertanya, "Cepat katakan di mana istriku, sialan!""Aku juga istrimu, Mas! Bukan hanya dia aja!" Tisya berteriak dan tak terima dimaki sedemikian rupa oleh suaminya.Apalagi hanya karena mendengar ucapannya, yang mengatakan jika Aryesta pergi dengan mantan suaminya. Dia pikir Aleandra tak akan semurka ini. Nyatanya feeling-nya jauh meleset.Karena tak ingin disalahkan dengan hal yang bukan ulahnya, Tisya pun kembali berujar, "Seenggaknya aku ini juga istrimu, Mas! Tolong hargain aku di sini meski sedikit! Jangan apa-apa hanya Aryesta dan Aryesta aja! Aku juga punya hak y

DMCA.com Protection Status