Home / Rumah Tangga / Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah / 1. Diceraikan Saat Malam Pertama

Share

Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah
Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah
Author: 😈BM Novita OTW🐊

1. Diceraikan Saat Malam Pertama

last update Last Updated: 2024-10-14 22:18:39

Malam pertama pernikahan ini membuat dada Aryesta berdebar dan bingung apa yang akan dia lakukan bersama suaminya.

Wanita yang telah menunggu di atas ranjang dengan lingeri putih, wajah dengan make up flawless dan semprotan parfum itu meremet kedua tangan gugup.

Dapat Aryesta lihat, Dion suaminya sedang berjalan menuju ranjang dan hendak bergabung. Jangan lupakan tubuh bagian atas Dion yang sungguh menggoda iman itu, seketika membuat pipi Aryesta merona merah. Ah, sial! Mata tajam dengan senyum yang entah apa artinya buat wajahnya kian memanas.

“Apakah kamu udah siap lakuin itu sama Mas, Sayang?” tanya Dion dengan mata berkilau penuh gairah. Pria itu bergerak pelan naik ke atas ranjang. “Aryesta?”

“Ah, aku ... aku gak tahu, Mas. I–ini yang pertama untuk aku soalnya,” gumam Aryesta dengan wajah yang semakin memerah menahan rasa malunya yang sungguh luar biasa. Namun, matanya justru sesekali melirik ke arah tubuh atas suaminya. Wanita itu menggigit bibirnya sendiri saat pikiran kotornya telah beterbangan ke mana-mana. 

Bahkan otak kotornya sudah mulai berkelana pada hal yang iya-iya saja. Seperti menyentuh kulit Dion, misalnya. Aryesta mendesis. Merasa pikirannya semakin kacau, dia pun langsung menggelengkan kepalanya untuk mengusir pikiran-pikiran kotor tersebut.

Berbeda dengan Dion yang saat ini sudah tidak tahan melihat lekuk tubuh Aryesta pun mulai merangkak di atas ranjang dan mengungkung tubuh indah istrinya, yang hanya berbalut lingeri putih di balik selimut tebalnya.

Tubuh Dion semakin mendekat, lima senti meter lagi bibir keduanya akan bertemu, sampai mereka bisa merasakan embusan napas masing-masing yang menerpa wajah.

“Mas sungguh udah gak tahan lagi, Sayang. Malam ini, kamu akan jadi milik Mas seutuhnya,” bisik Dion dengan tangan yang membelai pipi Aryesta sebentar, memberi kecupan ringan sebelum bergerak pelan ke tengkuk Aryesta.

Aryesta memejamkan matanya dan menanti bibir keduanya bertemu dengan wajah pasrah, menyerahkan diri sepenuhnya pada Dion. Dia pejamkan mata dengan wajah sedikit mendongak. Memberi Dion keleluasaan.

Dion semakin bahagia saat melihat respons baik dari Aryesta, baru saja bibir itu akan menempel, tiba-tiba saja dering ponsel milik Dion memecahkan keheningan, dan membuat Aryesta membuka matanya, secara spontan menjauhkan wajah keduanya.

Aryesta berdeham. Suasana seketika menjadi canggung. Sumpah, dia mengumpati dirinya sendiri. Entah bagaimana dia bisa jadi segugup ini.

“M–Mas, i–itu kayaknya ada yang penting deh. Sebaiknya Mas angkat dulu teleponnya,” suruh Aryesta pada suaminya yang langsung mendengkus menahan geram pada sang penelepon.

“Biarlah.” Dion mendekatkan wajahnya lagi. Bibir berlipstik merah milik istrinya seakan-akan menggoda untuk segera dipagut. Namun, dering telepon terdengar lagi. Buat pria itu mendengkus kesal. “Siapa sih!” Lalu, bangun dan sungguh dalam hati dia mengumpati penelepon sialan itu.

Meski begitu, Dion tetap meraih ponsel. Dahinya berkerut tak suka saat nomor tanpa nama seperti sedang mengerjai. Sebentar menyala, lalu saat dijawab justru dimatikan. Dia letakkan kembali ponselnya. 

Baru akan berbalik, ponselnya terdengar berdering lagi. Secepat pria tampan itu berbalik, secepat itu juga tangannya menarik ponsel, lalu menggeser ikon jawab.

“Hal—“ Dion berdecak tak suka kala sambungan yang diputus sepihak. Sumpah, dia ingin mencekik siapa pun yang meneleponnya ini. Dia baru akan menelepon balik kala pesan masuk lebih dulu. Caption yang tertera di sana mengganti kerut dahi menjadi rasa penasaran.

“Inikah kelakuan perempuan yang menjadi istrimu itu?”

Dada Dion berdegup sangat kencang dan takut terjadi hal-hal yang tidak dia inginkan, tetapi karena dia penasaran, Dion akhirnya buka pesan video. Jarinya pelan mengetuk pesan video itu.

“Mas, siapa?”

Dion mendongak, lalu memberikan gelengan pelan. Dia mengembalikan fokus pada pesan yang sudah sepenuhnya terunduh. Matanya membesar seiring video terputar.

Dion menahan jijik. Aryesta dalam video berdurasi sepuluh detik itu tertidur dan hanya mengenakan pakaian dalam saja. Bahkan lekuk tubuh istrinya berhasil dijamah oleh kelima laki-laki di sebuah bar yang bahkan dirinya saja belum pernah menyentuhnya seujung kuku pun.

“Aryesta!” Serta merta Dion mengangkat kepala. Wajahnya merah padam. "Dasar perempuan murahan!" maki Dion pada Aryesta, perempuan yang baru saja menikah dengan laki-laki tampan itu.

Aryesta Ribela terkejut luar biasa mendengar makian dari laki-laki yang sangat dia cintai. Perempuan itu pun mendekat dan hendak meraih lengan suaminya, tetapi Dion langsung menghempaskannya, sampai membuat Aryesta terjatuh saking kuatnya dorongan yang Dion lakukan. Keningnya terantuk lantai.

“M-Mas—“ Aryesta membelalakkan mata. “Kenapa kamu tiba-tiba marah sama aku, Mas? Ada apa sebenarnya?”

“Dasar jalang!” maki Dion lagi.

Tatapan mata Dion masih memerah menahan amarah, juga rasa kecewa yang mendalam, bahkan dada laki-laki itu sungguh sesak saat ingatannya kembali pada video syur yang beberapa detik lalu terputar di ponselnya.

Entah siapa sang pengirim video itu, tetapi tatapan penuh cinta milik Dion kini berubah menjadi rasa jijik saat menatap Aryesta yang matanya sudah berkaca-kaca. Gairahnya menguap. Rasa panas ingin segera mencap Aryesta sebagai miliknya kini berganti lahar amarah yang akan meledak.

Dion mendekati Aryesta yang masih di atas lantai. Dia jambak rambut istrinya. Dia mual hanya dengan mengingat status mereka. Astaga, dia menikahi seorang perempuan murahan.

“Apa ini?” Dion menunjukkan layar ponsel dengan video yang kembali diputar. “Apa ini, Aryesta!” Di sana, tampak jelas, mata-mata pria buncit menahan lapar pada tubuh mulus Aryesta. “Jawab, Aryesta Ribela!”

Mata Aryesta membola besar seolah-olah akan keluar dari tempatnya, lalu menggelinding. Kepalanya segera menggeleng keras-keras. “Mas, it-itu bukan aku-argh!”  Aryesta rasakan kulit kepalanya akan lepas. “Sakit, Mas.”

Mendengar bantahan dari Aryesta, Dion makin marah. Sebelah tangannya menampar pipi sang istri.

"Aku benar-benar tidak menyangka berhasil ditipu oleh perempuan sialan seperti dirimu!” Dia menarik kembali rambut Aryesta, buat kepala istrinya itu mendongak. Dion sungguh jijik dengan air mata yang membasahi wajah cantik itu.

"Apakah kamu pikir saya akan percaya dengan air mata buayamu itu, hah?!" sentak Dion, "Tidak akan pernah!"

“Bukan!  Itu bukan aku!” Aryesta meringis kala tarikan tangan Dion mengerat. Dia menggeleng berulang kali. “Dengarkan aku, Mas. Demi Tuhan, itu bukan aku!”

Dion kian marah. Apa istrinya itu pikir dia bodoh? Jelas-jelas dalam video itu memang adalah Aryesta. Wajahnya teramat mirip, tetapi wanita itu justru berkelit.

Sementara itu, Aryesta terus menangis. Tubuhnya lemas bukan main. Kepalanya benar-benar sakit. Terlebih saat Dion memaksanya berdiri. Lalu, menyeret tubuhnya dengan paksa. Tak peduli Aryesta kesulitan berjalan, bahkan tungkainya beberapa kali tak kuat untuk berjalan, Dion tetap memaksanya menuju kamar mandi.

Dion melepaskan tangannya dari rambut Aryesta. Dia dorong tubuh itu hingga membentur dinding kamar mandi. Lalu, menarik shower. Tak lagi ada rasa cinta yang tersisa, pria itu menyalakannya dan mengarahkan air dingin itu ke arah Aryesta.

Kamar mandi mewah itu dihiasi oleh teriakan Aryesta. Meminta Dion untuk berhenti. Tubuhnya bukan hanya basah kuyup, tetapi juga menggigil. Dion benar-benar ingin menghajarnya. Entah sudah berapa lama dia melakukan itu, tetapi sepertinya Dion tak ingin berhenti.

“Mas, udah!” Aryesta melindungi wajahnya dengan tangan dari semprotan kencang air. Tubuhnya sakit semua. “Aku mohon, udah, Mas!”

Dion menggemeletukkan giginya dengan seringai puas. Dia lempar selang dari tangannya. Lalu, berjongkok hanya untuk menghunuskan tatapan kejam. 

Aryesta bersyukur, Dion tak lagi menyiramnya seperti tadi. “Mas, aku mohon kasih aku kesempatan buat jelas—“

Plak!

Dion lebih dulu menampar pipi Aryesta. “Jangan panggil saya seperti itu dengan mulut kotormu, jalang!" Dia mendesis tak terima. Aryesta sungguh luar biasa kurang ajar. Bisa-bisanya mencuranginya seperti ini. “Dasar perempuan sialan!”

“Aku bersumpah, itu bukan aku!” ucap Aryesta. Inginnya berteriak, tetapi tenaganya telah habis. “Demi Tuhan, itu bukan aku.”

Plak!

Sekali lagi, Dion menampar Aryesta. Dia geram bukan main. Bukti sudah jelas, masih saja bisa membantah. Dia lalu berdiri.

“Mas, Mas!” Aryesta menahan langkah Dion dengan memegangi kaki. “Kumohon dengarkan aku dulu!”

“Lepaskan tangan jalangmu dari tubuh saya, Aryesta!” Melihat Aryesta menggeleng, Dion melepaskan paksa. Dia meludah tepat di pipi wanita itu. “Sialan!” sambungnya lagi dengan tangan mengepal dan wajah yang langsung Dion alihkan.

"M–Mas, aku tidak pernah melakukan hal keji seperti itu. Itu bukan aku! Aku yakin itu bukan aku!” raung Aryesta. “Mas! Tolong percayalah padaku," isak Aryesta yang kini sudah meraih kaki suaminya di atas lantai dingin itu.

Dengan tanpa perasaan Dion menendang kakinya ke udara, sehingga membuat cengkeraman tangan Aryesta terlepas. Tidak berhenti sampai di sana, Dion bahkan mengibaskan bagian celananya yang tadi sempat dipegang Aryesta, seolah-olah tengah membersihkan debu.

“Mulai malam ini ... saya ceraikan kamu, Aryesta Ribela!”

Aryesta terkejut mendengar kata cerai. Namun, dia langsung berlari menyusul langkah Dion yang hendak keluar dari kamar mandi. Sayang, suaminya lebih dulu membanting pintu.

Brak!

Tubuh Aryesta tersentak akibat debuman pintu yang dibanting keras, kemudian meluruh ke atas lantai. Kata cerai yang diucapkan oleh suaminya terus berdengung. Dia tersedu di sana. Tak pernah dia bayangkan malam pertamanya berakhir mengenaskan seperti ini. Menjadi janda di malam pertama.

Suara dering ponsel buat wanita itu mengangkat kepala. Lalu, meraih benda itu. Dahinya mengerut kala melihat tak ada nama siapa yang menelepon. 

“Halo?”

“Bagaimana Aryesta, kado dariku?” Penelepon itu tertawa kencang. “Manis bukan? Apakah suami bodohmu itu sudah menerima video jalangmu yang dijamah lima pria perut buncit?” 

Deg!

Jantung Aryesta berdegup kencang saat mengenali suara laki-laki yang baru saja memutus sambungan telepon setelah mengatakan hal di luar dugaan.

Mata Aryesta menatap nanar pada layar ponsel. “Al-Alendra ....”

Related chapters

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   2. Videonya Asli Atau Palsu?

    Aryesta membuka mata. Lalu, mengerjap berulang kali hanya untuk merasai kepalanya nyeri. Terlebih saat mengingat kejadian semalam. Ya Tuhan, pernikahannya hancur dalam hitungan jam. Kembali memejamkan mata, Aryesta menggeleng tak percaya. Dion telah menceraikannya.Sementara Aryesta tak menyadari bahwa Dion ada di kamar yang sama, duduk di sofa tak jauh sambil menggeram marah. Namun, di antara geraman itu, dia masih tak percaya. Hatinya masih berharap bahwa video semalam hanya editan saja. Sungguh, dia masih berharap bukan istrinya yang ada dalam video tersebut. Dia masih berharap bahwa itu hanyalah pekerjaan orang iseng saja.“Aryesta,” panggil Dion pelan. “Bangun, dan ikut saya.”Aryesta tersentak, praktis membuka mata. “Mas? Kamu—“Dion berdiri. Wajahnya masih keras. Aura pria itu tampak suram. “Bangun. Bersihkan diri kamu. Ahli IT sudah menunggu kita di bawah,” ucapnya pelan. Pria itu berusaha untuk tak membentak. Dia membuang wajah. Wajah sembab dan bengkak Aryesta sungguh dia be

    Last Updated : 2024-10-14
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   3. Menemui Aleandra

    Dion melangkahkan kaki dengan hentakan keras. Kedua tangannya mengepal kuat. Rahang pria itu mengeras sempurna. Dia buka mobil cepat, lalu membanting diri. Tangan yang terkepal dia pukulkan pada roda setir.“Sialan!” Lagi, dia pukul roda kemudi. Sungguh kemarahannya tak mereda sedikit pun. Dion luar biasa kecewa. Dia tak menyangka, Aryesta bisa mengkhianatinya seperti ini. “Kurang ajar!”Dengan dada yang naik turun, Dion memejamkan mata. Kilasan perkenalannya dengan Aryesta berkelebat. Dia yang terpana pada pandangan pertama, melihat Aryesta sebagai sosok baik-baik. Hal yang membuat Dion yakin untuk menikahi perempuan itu.Siapa sangka, wajah cantik, tutur kata baik, sopan santun Aryesta justru kamuflase yang menutupi kebrengsekkannya.Lima menit dalam mobil, Dion tak juga bisa meredakan rasa marah dan kecewa dalam dada. Dia mengangkat kepala dari roda kemudi. Bersiap untuk pergi. Entah ke mana. Yang jelas dia butuh pelampiasan saat ini.Baru akan memutar kunci, seseorang yang masuk b

    Last Updated : 2024-10-14
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   4. Layani Dulu, Lalu Info

    Aryesta membelalakkan mata. Dia menggeleng keras, lalu tertawa sumbang. “Kamu berbohong!” Dion tak mungkin mengkhianatinya kan? Permasalahan mereka memang pelik, tetapi tak mungkin sampai membuat suaminya berlaku keterlaluan begitu kan? Sekali lagi, Aryesta menggeleng sebagai bantahan. “Enggak mungkin!”Aleandra mengangkat bahu. “Silakan percaya atau tidak, tapi itulah kenyataannya.”“Enggak mungkin kayak gitu, Aleandra!” teriak Aryesta. Belum selesai kerusuhan yang Aleandra buat tentang video syurnya semalam, laki-laki itu kini sudah membuat fitnah lain lagi.Sungguh membuat Aryesta sangat kesal. “Suamiku enggak mungkin melakukan hal menjijikkan itu. Jadi jangan mengada-ada kamu!”Aryesta boleh jadi tak percaya pada Dinda. Adik tiri yang selalu menatapnya tak senang. Adik tiri yang selalu menganggap dirinya adalah saingan hanya karena Kakek Surya lebih menyayanginya.“Sudah kubilang, percaya atau tidak, bukan urusanku!" Aleandra menipiskan bibir. “Tapi itulah kenyataannya, Aryesta Ri

    Last Updated : 2024-10-14
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   5. Keciduk Bermain Dengan Adik Tiri

    Aryesta membelalakkan mata tak percaya atas apa yang dia dengar. Sumpah, demi apa pun dia tak pernah menyangka Aleandra tega mengatakan itu padanya.“Apa?” Mata Aryesta membesar, lalu menyipit dengan gigi-gigi yang saling bergesekan saking bencinya pada Aleandra. “Coba kamu ulangi sekali lagi, sialan!”Aleandra tertawa menjengkelkan. Sambil memiringkan kepala, dia mainkan kedua alis untuk menggoda. “Kamu mendengar apa yang kukatakan, Aryesta. Oh, ayolah ... atau kamu layanin aku dulu, hmh?"Amarah dalam dada Aryesta membuncah. Napasnya tampak putus-putus. Sungguh, dia sangat-sangat tak menyangka, Aleandra akan meminta hal itu untuk ditukar dengan alamat hotel tempat Dion dan Dinda sekarang.“Kamu sudah gila?” Aryesta mendesis. “Kamu pikir aku ini apa? Perempuan penghibur, hah?!”Aleandra mengedikkan bahu. “Terserah. Pilihan ada di tangan kamu. Kamu mau, aku akan kasih informasi di mana adik tiri dan suami kamu itu sekarang. Kalau pun tidak, aku enggak akan rugi.” Dia bersiap membalik

    Last Updated : 2024-10-14
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   6. Pengkhianat Suami

    Aryesta mengetatkan rahang. Dadanya turun naik menahan rasa marah dan sakit hati. Luar biasa sakit jika Aryesta boleh menambahkan. Dikhianati oleh suami dan adik sendiri tak pernah dia bayangkan akan merasakannya.Aryesta memundurkan langkah. Dia menggeleng. Rasanya masih tak percaya Dion bisa melakukan hal ini padanya. Berkhianat di pernikahan mereka dalam hitungan jam.Tak sengaja menginjak pecahan vas bunga, Aryesta menunduk. Rasa sakit buatnya seketika putus asa. Dia berjongkok, lalu mengambil pecahan dengan ujung runcing.“Lepaskan itu, Aryesta!” teriak Dion. Dia mendekat dengan langkah waspada kalau-kalau perempuan yang masih berstatus istrinya itu nekat melukainya atau Dinda, atau malah diri Aryesta sendiri. “Lepas, Aryesta.”Aryesta menyeringai melihat riak ketakutan di wajah Dion. Dia yang awalnya ingin menggores lengan sendiri, berubah pikiran. Kenapa dia harus menyakiti diri sendiri? Sementara Dinda dan Dion justru pasti akan tertawa di atas penderitaannya.“Kenapa?” Aryesta

    Last Updated : 2024-11-07
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   7. Apa Lagi Ini?

    Aryesta masuk ke dalam mobil dengan perasaan yang tak bisa dia jelaskan. Hancur lebur, bukan lagi kata yang bisa mewakili keadaan hatinya kini.Bagai jatuh tertimpa tangga, dia dipermalukan oleh orang yang tak tahu apa maksudnya, mengalami kekerasan, lalu ditalak di malam pengantin.Seolah-olah takdir belum puas mengujinya, masih di hari yang sama, dia mendapati suami dan adik tirinya bercumbu mesra. Lagi, belum cukup, Tuhan ingin mengujinya. Dion, bukannya meminta maaf atas kesalahan justru menjanjikan perpisahan.Pembelaan Dion terhadap Dinda adalah yang paling menyakitkan. Dia hanya korban keegoisan seseorang, tetapi dunia menatapnya hina.Memejamkan mata, Aryesta merasai luka dalam hatinya, sungguh terasa nyeri. Dia bisa mendengar raungan sanubarinya. Dia kepalan tangan saat mengingat bagaimana Dion melindungi Dinda tadi. Kepalan itu dia pukulkan pada bantalan duduk.Aryesta membuka mata saat dering ponselnya terdengar lagi. Sudah beberapa kali dia mengabaikan, tetapi entah siapa y

    Last Updated : 2024-11-08
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   8. Diusir Dan Dicabut Hak Waris

    "Keterlaluan kamu, Aryesta! Di mana pikiranmu. Inikah hasil belajarmu di luar negeri sana, hah!" Surya, kakek Aryesta itu menggemeletukkan gigi. Dia pandangi cucunya dengan perasaan kecewa. "Kakek benar-benar enggak menyangka kamu bisa melakukan hal rendah seperti itu!"Aryesta menggeleng. "Kakek lagi bicara apa? Aryesta bisa jelasin semuanya, Kek."Dengan lirih Aryesta berusaha mendekati sang kakek yang masih mengeraskan rahangnya. Namun, siapa sangka ada sosok perempuan paruh baya yang saat ini sedang melipat tangan di dada dan berjalan ke samping Kakek Surya. Dialah Denia ibu tiri yang memiliki anak bernama Dinda.'Ya Tuhan ... aku sungguh enggak akan sanggup kalau terus mengingat kejadian menjijikan di hotel tadi antara suami dan adik tiriku,' batin Aryesta seraya memejamkan matanya dan menarik napas, lalu mulai melangkah semakin mendekati Kakek Surya."Kek, Kakek enggak mungkin percaya sama berita murahan itu, kan?" Sungguh harap-harap cemas Aryesta saat mengatakannya."Halah, kam

    Last Updated : 2024-11-09
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   9. Tolong Jaga Kakek, Ibu ....

    Bagaikan tersambar petir di siang bolong, tubuh Aryesta membatu dengan mata terbelalak melihat Kakek Surya yang baru saja menyampaikan ultimatumnya.Dengan tangan mengepal kencang dan air mata yang sudah tak mampu Aryesta bendung lagi, kini perempuan malang itu merangkak dan meraih kaki sang Kakek dengan tatapan penuh lukanya."K–kakek enggak serius kan, Kek? Aku masih cucuk Kakek, kan? Enggak mungkin Kakek percaya sama berita murahan itu, kan?" lirih Aryesta dengan tubuh bergetar menahan isak tangis yang sudah mulai terdengar.Lagi, Aryesta menatap ke atas. Berharap mendapatkan empatik dari sang kakek yang selama ini selalu berpihak padanya, tetapi yang Aryesta lihat hanya tatapan datar nan dingin. Sebuah tatapan yang belum pernah Aryesta dapatkan dari Kakek Surya selama hidupnya, kini justru tatapan penuh kecewa dan terluka itu ditunjukkan padanya.Sekali lagi, Aryesta menarik lembut celana kakeknya. "Aku akan buktiin sama Kakek, kalau semua berita itu bohong, Kek. Aku bakalan bawa o

    Last Updated : 2024-11-10

Latest chapter

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   68. Flashback 5 Tahun Lalu [Part 3]

    Setelah pembicaran panjang kali lebar bersama kakak sepupunya, kini Aryesta berada di ruang perawatan, karena ternyata Dion sudah bangun dari masa kritisnya.Dion sudah sadar dua jam yang lalu, tanpa sepengetahuannya, karena bercerita dengan Derren tak pernah sebentar.Saat ini Dion sedang tersenyum manis ke arah Aryesta yang sibuk menyuapinya bubur."Aku senang kamu baik-baik aja, Sayang."Aryesta tersenyum kecil dan menyelesaikan suapan terkahir untuk Dion, sebelum akhinrya memberikan air mineral. Sesi makan pun selesai."Kenapa kamu lakuin semua itu, Mas? Apa kamu sengaja pengen buat aku semakin hutang budi sama kamu?"Perkataan yang keluar dari mulut Aryesta, membuat dada Dion berdebar kencang, karena takut kebusukannya terbongkar.Namun, Dion rasa mustahil."Enggak mungkin Aryesta punya kemampuan melacak semua bukti, yang udah aku hilangkan itu, kan? Aku tahu dia tidak semahir itu untuk melacak kejadian kemarin," pikir Dion yang hanya bisa dia utarakan di dalam hatinya saja.Aryes

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   67. Flashback 5 Tahun Lalu [Part 2]

    "Al itu cuman senior aku yang sering bantuin aku selama di sini, Kak! Enggak lebih dari itu!"Derren memicingkan matanya tak percaya, karena dari mata Aryesta jelas menyiratkan lebih dari sekadar itu."Jujur sama Kakak, atau perlu Kakak buat hancur perusahaan keluarganya!" Ancaman mematikan yang selalu sukses membuat Aryesta menyerah, berujung membuka mulutnya."Oke fine aku jujur! Aku emang suka dan kagum sama dia. Dia yang selalu bantuin semua tugas-tugas aku yang enggak bisa dilakuin sama Mas Dion. Tapi ya udah. Cuman sebatas itu aja, Kak!""Sebatas itu apanya?! Kamu bahkan sering menginap di apartemen Aleandra setelah mengerjakan tugas. Dan dari alat pelacak yang Kakak akses, kalian selalu tidur satu kamar dari tiga Minggu yang lalu! Kamu kenapa sangat murahan tidur dengan laki-laki yang belum menjadi suamimu, hah?!" murka Derren yang memang sedari kecil sudah meng-klaim adik sepupunya itu adalah miliknya.Namun, Aryesta adalah perempuan liar yang sangat sulit diatur, menuruti semu

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   66. Flashback 5 Tahun Lalu

    Lima tahun yang lalu, di ibu kota London, ada sosok perempuan yang sedang terduduk menangis di depan ruangan ICU, dengan kepala menunduk.Hingga suara langkah kaki dan juga aroma parfum yang sangat dia kenali menyapa indera penciumannya itu semakin mendekat.Sosok berpakaian serba hitam, kaca mata juga masker hitam yang hampir tak pernah laki-laki itu lepaskan, seolah-olah menjadi identitas dirinya ketika berada di luar."Jangan bersikap bodoh seperti ini Aryesta! Kakak sudah tahu penyebab kecelakaan yang kalian alami."Mendengar sapaan itu, Aryesta yang semula menyembunyikan wajahnya di antara kedua lutut pun seketika juga mendongakkan wajahnya, yang masih berderai air mata."A–apa itu? Apa yang Kakak temuin? Tolong bantu kasih hukuman sama orang yang udah bikin Mas Dion kayak gini, Kak!" titah Aryesta dengan suara paraunya, karena terlalu lama menangisi keadaan Dion, yang masih dalam keadaan kritis, setelah mengalami kecelakaan.Beruntungnya, Aryesta tak tertabrak oleh kendaraan besa

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   65. Obsesi Tuan D

    Tubuh Aryesta menegang sempurna, ketika mencium parfum maskulin yang bercampur aroma tubuh seseorang di belakangnya.Napas yang sebelumnya sudah lega, kini menjadi sesak kembali oleh lilitan sepasang lengan kokoh, yang di punggung tangannya terdapat tato kepala burung elang itu semakin memeluknya erat."Kenapa kamu diam saja, Baby? Apakah kamu tidak merindukanku, hmh?" bisik laki-laki itu di samping telinga Aryesta, yang semakin membuat tubuhnya bergetar karena takut.Melihat pujaan hatinya tak bisa berkutik, tentu saja membuat laki-laki yang tengah memeluk tubuh mungil itu semakin merasa gemas.Saking gemasnya, dia mendaratkan hidung bangirnya di leher Aryesta yang tak terhalang oleh rambut hitam bergelombangnya."K–kak D. Apa kabar?" tanya Aryesta yang berusaha menguatkan dirinya sendiri dari godaan setan berwujud manusia, yang sialnya sangat tampan itu."Bukannya aku sudah bilang, kalau aku tidak suka jika kamu memanggilku Tuan D?!""A–aku kan manggilmu Kakak. Bukan Tuan," elak Arye

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   64. Ketemu Dia

    "Itu bukan urusanmu! Dan berhenti ikut campur urusan kami! Kalau kamu masih ingin banyak bicara, lebih baik turun dari mobil ini sekarang juga!"geram Aleandra yang sudah sangat emosi.Apakah keputusan Aleandra menikah siri dengan Tisya adalah keputusan yang benar?Atau bahkan keputusannya keliru?Saat ini laki-laki itu merasa terjebak oleh rencananya sendiri, dan hal tersebut membuatnya sangat kesal.Melihat Tisya yang akhirnya diam dan tak melakukan protes pada dirinya lagi, kini Aleandra langsung memacu kendaraannya kembali.Hingga teleponnya berdering dan langsung dia angkat menggunakan earpiece di telinga kanannya."Istri Anda baru saja tiba di bandara, dan mereka bertiga langsung naik pesawat, yang sudah dipesan oleh Dion sebelumnya, Tuan," adu ajudan Aleandra di seberang telepon sana."Lalu?" Aleandra bertanya singkat."Saya baru saja cek, dan ternyata keberangkatan mereka menuju Jakarta. Mungkin ada masalah dengan keluarga istri Anda Tuan. Makanya mereka terlihat sangat terburu-

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   63. Aleandra Kesetanan

    Aryesta masih menunggu penjelasan dari mantan suaminya. Sementara itu, Dinda adik tirinya sudah mulai kesal pun berkata, "Ini sebenarnya kalian mau sampai kapan ngedrama kayak gini, sih? Aku udah muak, yah!"Mendengar perkataan adik tirinya, membuat Aryesta menoleh ke belakang dan memandangnya malas."Kalau emang kamu muak, ya udah sana pergi! Lagian enggak ada yang nyuruh kamu datang ke sini juga, kok. Kamunya aja yang kayak jalangkung." Memandang rendah sang adik tiri ketika mengatakan kalimat tersebut.Tak lupa juga tangan yang Aryesta lipat di bawah dadanya dengan tatapan sinis.Melihat situasi yang sudah tidak kondusif lagi, Dion pun akhirnya menjelaskan, "Kami mau pulang ke Jakarta sekarang juga. Dan mau enggak mau kamu harus ikut bareng kami.""Kenapa aku harus ikut sama kalian?" tolak Aryesta yang merasa kurang nyaman berada di tengah-tengah mereka. Dion menggendikan kedua bahunya, dan mulai menjalankan roda empat itu kembali menuju bandara. "Tadi Kakek Surya telepon dan sur

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   62. Kamu Tahu Alasannya

    "Enggk usah banyak drama yah kamu! Aku paling benci sama air mata perempuan!" peringat Aleandra dengan nada kejamnya.Hal itu membuat Tisya mengusap pelan air mata di pipinya dan mencoba menghentikan isakannya."Aku masih bingung kenapa kamu begitu terobsesi untuk menikah denganku?" Bingung Aleandra dengan jalan pikiran istrinya ini.Bagaimana mungkin seorang perempuan begitu memuja seorang laki-laki yang tak pernah menganggap keberadaannya, kan?"Itu juga yang jadi pertanyaan aku, kenapa kamu obses banget sama Aryesta? Ada apa? Aku aja sampe enggak paham dengan semua rencana anehmu ini." Balasan Tisya terjeda sedikit, hanya untuk melihat respon suaminya."Padahal kalau emang kamu obses milikin dia, kenapa nikahin aku dan obses juga buat nyakitin dia? Kamu yang jauh lebih aneh tahu, Mas. Aku enggak ngerti sama semua yang ada di dalam pikiran kamu."Terlihat wajah Aleandra semakin dingin tak tersentuh, yang hanya menyeringai, tanpa berniat memberi jawaban apa pun.Aleandra pun berbalik

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   61. Aleandra Mulai Peduli?

    "Kayaknya enggak perlu nunggu malam, deh."Mendengar jawaban dari mulut suaminya, membuat tubuh Tisya seketika tersentak dan sedikit mundur.Bagaimana tidak mundur, jika suaminya sudah melangkah dan semakin mengikis jarak dengannya.Sebuah jarak yang selama ini Aleandra jaga, kini semakin tak berjarak.Bahkan tubuh besar suaminya sudah berhasil mengungkung tubuh semampai Tisya di balik dinding jendela kaca teras vila."M–maksud Mas, apa?" gagap Tisya yang merasa jika mungkin suaminya hanya ingin mengujinya saja.Apalagi Tisya sangat mengingat perjanjian yang keduanya sepakati untuk tidak saling menyentuh satu sama lain.Lalu, jika dalam perjanjian saja mereka dilarang saling menyentuh, kenapa pula Aleandra meminta sesuatu yang sepertinya menjurus ke arah sana?Aduh!Kepala Tisya semakin pusing saja.Ditambah lagi Aleandra yany kian mendekatkan wajah keduanya, hingga napas mereka saling bersahutan, saking dekatnya."Aku lagi pusing ... dan aku lagi butuh pelampiasan. Bukannya sangat efe

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   60. Kamu Serius Minta Jatah?

    "Kamu jangan coba-coba bohongin aku, berengsek!" hardik Aleandra yang saat ini sudah bangun, dan berdiri dengan tatapan mata setajam pisaunya.Tisya membuang napas kesal sekaligus sakit hati, karena ternyata kesialannya akan dimulai hari ini.Dirinya pikir akan ada momen bahagianya walau secuil dari pernikahan mereka, tetapi ternyata nihil. Tidak sama sekali.Karena kesal dan tak kunjung membuka suara, Aleandra kembali bertanya, "Cepat katakan di mana istriku, sialan!""Aku juga istrimu, Mas! Bukan hanya dia aja!" Tisya berteriak dan tak terima dimaki sedemikian rupa oleh suaminya.Apalagi hanya karena mendengar ucapannya, yang mengatakan jika Aryesta pergi dengan mantan suaminya. Dia pikir Aleandra tak akan semurka ini. Nyatanya feeling-nya jauh meleset.Karena tak ingin disalahkan dengan hal yang bukan ulahnya, Tisya pun kembali berujar, "Seenggaknya aku ini juga istrimu, Mas! Tolong hargain aku di sini meski sedikit! Jangan apa-apa hanya Aryesta dan Aryesta aja! Aku juga punya hak y

DMCA.com Protection Status