Kenapa tubuh Evano bisa sekecil dan selembut ini?Kulitnya putih dan lembut, sangat kenyal saat disentuh. Bibirnya merah muda, membuat laki-laki ingin melindunginya.Anzelo tanpa sadar tenggelam dalam lamunannya, tergoda hingga perlahan menunduk.Aroma manis yang begitu familier masuk dalam penciumannya.Bayangan liar pada malam itu, suara mempesona seorang perempuan yang sangat menggoda dan aroma yang masih tersisa tiba-tiba menyapunya. Tubuh Anzelo langsung menegang tak terkendali.Ruisha membuka matanya lebar-lebar dan wajahnya memerah karena tidak percaya.Dia ... dia ternyata ....Dia benar-benar menyukai laki-laki?Pantas saja dia tidak dekat dengan perempuan, pantas saja dia sangat marah pada malam itu ....Seolah-olah memahami sesuatu, Ruisha tersentak dari pelukan Anzelo."Maaf, maaf, Pak Anzelo!"Dia ketakutan setengah mati, "Saya ... saya nggak sengaja."Setelah mengetahui rahasianya, Anzelo tidak akan membuangnya ke laut untuk memberi makan ikan, bukan?Merasa tangannya kos
"Evano."Saat melihatnya, wajah Anzelo langsung berubah suram. Melalui gigi yang terkatup, dia bergumam, "Kamu penyewa rumah ini?"Ruisha menegang, tak mampu berbicara. Dia hanya bisa menganggukkan kepalanya dengan kaku.Pada saat ini, dia hanya bisa bersyukur bahwa dia tidak sempat mengganti pakaiannya karena terburu-buru harus menyelesaikan pekerjaannya.Namun, kenapa Anzelo bisa ada di sini?Wajahnya juga terlalu menakutkan, tatapannya begitu tajam hingga bisa melukai siapa pun yang dilihatnya.Rheno yang diam-diam berjaga tidak jauh dari situ pun menyadari kesuraman mengerikan di bawah mata laki-laki itu. Dia mendesah pelan.Niat mematikan di dalam diri Anzelo sudah terbangkitkan.Suasana pun berubah jadi sangat dingin.Bahu Ruisha bergidik tanpa sadar, merasa seperti akan mati kedinginan karena tatapannya."Sayang, lagi ngapain, sih?"Suara perempuan yang renyah dan manis terdengar dari belakangnya, terkesan intim dan ambigu. "Nyebelin! Berapa lama lagi kamu ingin aku menunggu? Ce
"Serahkan dokumen untuk besok kepadanya."Setelah keheningan yang tertahan, Anzelo berkata dengan nada dingin, "Jangan sampai pekerjaan tertunda."Hei?Setelah keterkejutan singkat, Rheno akhirnya bereaksi.Tanpa sedikit pun kerutan di wajahnya, dia bersikap profesional seperti yang biasa dia tunjukkan saat bekerja. "Evano, besok kamu akan pergi dinas bersama Pak Anzelo ke Kota Thamran. Apa ada tempat yang lebih nyaman untuk mendiskusikan hal ini secara detail?"Ruisha mengerjap perlahan, otaknya menegang sejenak sebelum dia menyadari arti dari kata-kata itu.Jadi, mereka datang hanya untuk memberitahunya bahwa dia akan pergi dinas keluar?Melegakan sekaligus tidak masuk akal.Apakah masalah sepele seperti itu sampai harus membuat Anzelo mendatanginya secara langsung?Dia tentu saja tidak menolak untuk melakukan perjalanan bisnis.Kamandjana Group sangat murah hati dalam memberikan tunjangan, tidak hanya dalam hal biaya perjalanan, tetapi juga tunjangan tambahan dan bonus.Kemala membu
Kusuma sangat bersemangat.Wajah mungil yang lembut ini benar-benar sangat memanjakan mata.Dia tidak sabar untuk memeluk Ruisha, menyibak rambut yang menghalangi dan melihat penampilannya secara jelas.Lebih baik lagi kalau dia bisa meraba ke dalam pakaian Ruisha untuk menyentuh semua yang tersembunyi di sana. Makin lebih baik lagi kalau Ruisha menggunakan tangannya untuk memberikan kepuasan dan kenyamanan untuknya ....Membayangkan hal itu saja sudah membuat matanya memerah karena kegembiraan.Ruisha menggertakkan gigi dengan putus asa, sedikit tekad terlihat di matanya.Dia lebih baik merusak segalanya dibanding harus membiarkan Kusuma mendapatkan apa yang dia inginkan."Apa yang akan Pak Kusuma lakukan pada asistenku?"Pada saat itu, sebuah suara dingin dan pelan terdengar.Sosok tinggi laki-laki itu berdiri tak jauh dari situ, lengkap dengan tatapan dinginnya. Matanya yang gelap seakan bisa melihat langsung kebusukan hati seseorang.Cadangannya tenang dan padat, mampu mengiris sia
Suara ini berbeda dengan suara yang pernah dia dengar sebelumnya.Evano kelihatannya sangat tulus dan polos, tetapi tidak disangka pergaulannya sangat bebas.Baru pergi dinas sehari saja dia sudah punya yang baru. Apa dia lupa kalau dia sudah punya pacar?Ditipu sama perempuan jahat?Siapa tahu kalau ini hanya semacam permainan saja di dalam hubungan mereka.Makin dipikirkan, Anzelo jadi makin jijik saja. Saat ini, aura dingin yang dia pancarkan sangat dingin, seakan bisa membekukan."Clara."Merasa terkejut sekaligus senang, Ruisha memeluk balik Clara. "Bukannya kamu masih kerja? Kenapa malah ke mari?""Kasih kejutan, dong."Clara tersenyum sumringah, lalu bertanya, "Senang nggak? Terkejut nggak?"Saat mengatakan itu, tatapannya beralih tanpa sadar dan dia tidak bisa memalingkan pandangannya lagi setelah itu.Tampan sekali.Laki-laki ini bukan hanya tampan, tetapi aura di dalam dirinya yang seakan melarang siapa pun mendekat bahkan lebih menawan.Jika tidak salah, jam tangan yang meli
Para berandal itu melihat dengan garang, lalu tertawa keras."Hahaha, menyelamatkanmu? Laki-laki kurus kerempeng ini?""Pahanya saja nggak setebal lenganku. Bocah gemulai sepertinya ingin menyelamatkan perempuan cantik?""Nak, kemarilah. Biar aku lihat, bagaimana kamu akan menyelamatkannya dengan penampilanmu yang lemah itu!""Hahaha ...."Di tengah-tengah tawa lantang yang menghina, sosok kurus Ruisha bergetar.Dibandingkan dengan para berandal yang memiliki tubuh besar ini, dia seperti taoge yang belum tumbuh, kurus dan menyedihkan."Evano, jangan bilang kamu marah padaku?"Clara menangis, "Aku cuma emosi sesaat. Jangan abaikan aku, tolong selamatkan aku. Kamu itu teman baikku.""Menyelamatkanmu? Apa dia berani?" Berandal itu tertawa. "Satu tamparan dariku saja bisa bikin dia terpental jauh.""Nggak ada gunanya memohon sama sampah sepertinya. Buat kita bahagia, dengan begitu kamu akan tahu seperti apa lelaki sejati itu!"Para berandal itu tidak menghiraukan Ruisha, mengulurkan tangan
Ruisha gemetar dan membeku di tempat.Bercak merah itu benar-benar terlihat sangat jelas.Anzelo melangkah maju dan meremas pundaknya, mencoba menyadarkannya, "Evano!"Terdengar suara kertakkan gigi."Sakit sekali ...."Otak Ruisha menjadi makin kacau. Dia mengerutkan kening kebingungan dan mendorongnya dengan tangannya. "Kamu menyakitiku."Anzelo tidak mendengarkan perkataannya.Matanya merah. Tanpa sepatah kata pun, dia menangkup dagu Ruisha, melepas kacamata berbingkai hitam yang menghalangi wajah Ruisha dan menyibakkan poni tebal Ruisha.Dengan menyingkirkan semua halangan ini, terpampanglah wajah yang cantik.Wajah bulat khas seorang remaja, dengan bibir merah muda dan hidung pesek yang memiliki tahi lalat kecil yang cantik di ujungnya. Bulu mata lentik, sepasang mata bulat dan berair, terlihat sangat polos.Kulitnya putih halus dan mulus, seperti kapas.Jelas-jelas ini merupakan wajah dari seorang gadis cantik!Sesuatu meledak di kepala Anzelo dan jantungnya berdebar kencang."Pa
Sebuah aliran yang panas, lembap dan lengket menyeruak keluar.Ruisha mengerutkan kening dan melenguh pelan sambil meronta.Seperti tidak puas karena Ruisha tidak fokus, tangan Anzelo mengusap rambutnya dan tangannya yang lain menekan lebih keras, membuat tubuh keduanya kembali berdekatan.Segera setelah itu ....Ada sentuhan basah di tangan Anzelo.Sesuatu terlintas di benak Anzelo. Dia dengan kasar mendorong Ruisha ke tempat tidur, sementara dia bersandar ke dinding dengan mata terpejam dan napas terengah-engah.Apa yang sedang terjadi?Dia sangat gila kebersihan, tidak terlalu tertarik pada hubungan antara laki-laki dan perempuan. Dia bahkan memiliki kontrol diri yang begitu menakutkan.Bagaimana dia bisa bereaksi begitu kuat terhadap perempuan itu?perempuan itu bahkan sedang mabuk dan datang bulan!Memukul dinding dengan keras, Anzelo merasa sangat konyol.Akal dan hasratnya bergumul dengan keras, tetapi telapak tangannya menangkup.Ruisha berjongkok di depannya dan memegang telap