Share

Bab 11

Ruisha gemetar dan membeku di tempat.

Bercak merah itu benar-benar terlihat sangat jelas.

Anzelo melangkah maju dan meremas pundaknya, mencoba menyadarkannya, "Evano!"

Terdengar suara kertakkan gigi.

"Sakit sekali ...."

Otak Ruisha menjadi makin kacau. Dia mengerutkan kening kebingungan dan mendorongnya dengan tangannya. "Kamu menyakitiku."

Anzelo tidak mendengarkan perkataannya.

Matanya merah. Tanpa sepatah kata pun, dia menangkup dagu Ruisha, melepas kacamata berbingkai hitam yang menghalangi wajah Ruisha dan menyibakkan poni tebal Ruisha.

Dengan menyingkirkan semua halangan ini, terpampanglah wajah yang cantik.

Wajah bulat khas seorang remaja, dengan bibir merah muda dan hidung pesek yang memiliki tahi lalat kecil yang cantik di ujungnya. Bulu mata lentik, sepasang mata bulat dan berair, terlihat sangat polos.

Kulitnya putih halus dan mulus, seperti kapas.

Jelas-jelas ini merupakan wajah dari seorang gadis cantik!

Sesuatu meledak di kepala Anzelo dan jantungnya berdebar kencang.

"Pa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status