Share

Bab 13

"Masuk."

Tidak ada yang aneh dalam nada bicara Anzelo.

Ruisha menunduk dan tidak berani menatapnya. "Pak ... Pak Anzelo."

Anzelo tidak mengatakan apa-apa, matanya yang gelap menatap tajam ke bagian atas rambut tebal Ruisha.

Ruangan itu sunyi senyap.

Jantung Ruisha berdegup kencang seperti drum, sarafnya membuat napasnya terengah-engah. Tatapan dingin laki-laki itu seperti mencoba melihat ke dalam hatinya.

Dia tidak pernah merasa bahwa waktu bisa berjalan selambat ini.

Anzelo memainkan ujung jarinya.

Setelah malam itu, dia merasa seperti masih bisa merasakan ciuman basahnya. Seketika, bagian bawah maranya menggelap.

Dia hampir tidak bisa tidur semalam. Apa yang terjadi malam itu terus melintas di dalam kepalanya.

Pikiran yang tidak masuk akal pun muncul di benaknya.

Mungkinkah dia adalah perempuan pada malam itu?

Kalau tidak, bagaimana kebetulan sebanyak ini akan dijelaskan? Lalu, aroma di tubuhnya ....

Anzelo bertanya dengan sorot muram. "Malam itu, apakah ...."

"Pak Anzelo, saya tahu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status