Share

Bab 17

"Pak ... Pak Anzelo."

Ruisha menatap laki-laki itu dengan bingung, bibirnya sudah pucat karena ketakutan.

"Evano!" teriak Rheno saat melihat situasi di sini dan langsung bergegas mendekat.

Ruisha mencoba untuk tersenyum, tetapi dia tidak memiliki kekuatan untuk melakukannya. Hal terakhir yang dilihatnya sebelum pingsan adalah Anzelo menghantamkan tinjunya dengan keras ke wajah Austin.

Sekali lagi, laki-laki itu menyelamatkannya.

Saat ini, pandangan Ruisha benar-benar berubah hitam sepenuhnya.

"Kenapa heboh begini, Kak?"

Menyeka darah dari sudut mulutnya, Austin tersenyum dan bertanya, "Kenapa kamu begitu peduli kepada seorang asisten rendahan sepertinya?"

Mata itu, yang selalu menyeramkan dan penuh perhitungan, menatap dengan penuh telisik pada sosok Ruisha yang sudah tergeletak di lantai.

"Brengsek!"

Anzelo menghalangi pandangannya dan menyapu darah di baju Ruisha. Matanya sudah sangat memerah.

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia menghantamkan tinjunya lagi. "Kalau sesuatu terjadi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status