Share

Bab 23

Anzelo menegang dan merasakan perasaan takut ketahuan yang tak bisa dijelaskan. Dia langsung mendorong Clara ke ruang tunggu yang ada di samping. "Masuk dan jangan bersuara."

Clara juga merasa bersalah, takut akan ketahuan oleh Ruisha.

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia bergegas masuk ke ruang tunggu dan bekerja sama dengan baik. Dia menyandarkan punggungnya ke pintu dan tidak berani bergerak.

"Masuk."

"Pak Anzelo, ini ada rencana yang baru saja diubah."

Ruisha menyerahkan berkas di tangannya dan melirik ke arah meja dengan kesan tidak sengaja.

Saputangannya masih ada di sana, tetapi jam tangannya sudah tidak ada.

Dia melirik sekilas ke arah Anzelo.

Wajah laki-laki itu begitu dingin dan tidak terlihat ada yang tidak beres, seolah-olah menemukan kembali jam tangan itu tidak mempengaruhinya sedikit pun.

Tidak tahu merasa lega atau kecewa, Ruisha menghembuskan napas pelan.

Baguslah kalau laki-laki ini tidak menyelidikinya.

Ruisha tidak perlu terus khawatir dia akan ketahuan.

Mulai se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status