"Plaakk!"Anzelo tanpa sadar mendorong Clara menjauh, kepanikan yang sangat jelas terlihat di wajahnya yang selalu terlihat tenang itu."Tunggu!"Dia langsung menyela, "Minta dia tunggu dulu."Terdorong hingga jatuh ke lantai, Clara merasakan sakit yang menusuk pada tulang ekornya, hingga air matanya menetes.Kali ini bukan pura-pura, tetapi memang benar-benar sakit."Kenapa diam saja?"Tanpa sedikit pun rasa khawatir, Anzelo merendahkan suaranya dan berkata dengan panik, "Cepat sembunyi!"Clara menatapnya dengan tidak percaya. "Anzelo, aku, aku terjatuh ....""Kalau begitu, bangunlah dan pergi ke kamarmu!"Wajah Anzelo terlihat tidak peduli, bahkan terkesan tidak sabar. "Cepat!"Sikapnya seperti orang yang takut tertangkap basah oleh istrinya karena melakukan perzinahan.Apa yang membuat Ruisha berada di posisi itu?Jika Clara tidak memberinya kesempatan untuk menggantikannya pergi ke kencan buta itu, Ruisha hanya akan menjadi orang ketiga yang tidak seharusnya ada di antara mereka.K
Melihat lingkaran hitam di bawah mata Ruisha yang bahkan tidak bisa ditutupi oleh kacamata berbingkai hitamnya, dia teringat perkataan Clara yang mengatakan kalau temannya itu suka pergi keluar dan sering tidak pulang ke rumah.Gelombang kemarahan yang tidak dapat dijelaskan melonjak ke dalam hati Anzelo. Lalu, dia berkata dengan kejam, "Mau seberantakan dan sebebas apa kehidupan Evano, perusahaan nggak akan ikut campur. Lakukan apa pun yang kamu mau saat liburan. Tapi, jangan sampai semua itu mempengaruhi pekerjaanmu."Tatapannya tajam dan mengejek. "Dari sudut pandang pribadi, aku sarankan agar Evano lebih menyayangi diri sendiri saja. Perusahaan nggak akan mengganti biaya pengobatanmu kalau kamu terserang penyakit."Seolah-olah ada sesuatu yang menampar hatinya, Ruisha menatapnya dengan sorot tidak percaya.Ruisha hanya pernah melakukan itu bersama Anzelo saja.Bagaimana bisa dia mengatakan hal seperti itu?"Pak Anzelo jangan khawatir, saya yakin ada orang lain yang lebih kotor saat
"Nggak akan."Anzelo menjawab tegas, lalu perkataannya selanjutnya terdengar dingin, "Aku yang mengambil keputusan penuh atas Kamandjana Group."Bahu laki-laki itu lurus, setelan jas buatan tangan yang dia kenakan sudah disesuaikan dengan ukuran tubuhnya, memamerkan dengan sempurna pinggang ramping dan kakinya.Saat dia berdiri di sana, sinar matahari menyinari bahunya, membuat sosoknya tampak begitu agung.Mata Ruisha memerah.Kemala tidak sehat secara mental dan Burhan bekerja sangat keras untuk menghidupi keluarga.Sejak kecil, Ruisha sudah menganut paham untuk tidak membuat masalah bagi keluarga. Tidak ada orang yang pernah membantu dan menyelamatkannya sampai berkali-kali.Hanya Anzelo, yang berdiri dengan tegas di depannya dan melindunginya setiap saat.Dengan bulir-bulir air mata di matanya, bahu Ruisha bergetar.Tiba-tiba, dia membungkuk sambil berkata, "Pak Anzelo, terima kasih."Sikapnya begitu tulus hingga tubuhnya yang kurus membungkuk hampir sembilan puluh derajat.Mata An
Kebetulan, pintu lift yang dinaiki Ruisha menutup.Ruisha hanya sempat melihat pakaian yang dikenakan orang itu sebelum pintu lift tertutup rapat.*Clara, yang tidak menyadari bahwa dirinya hampir ketahuan, memaksa untuk tidak terlalu bersemangat dan berjalan masuk ke dalam ruang kerja presdir dengan tenang.Rheno pun ikut keluar, menyisakan mereka berdua di dalam ruangan yang besar itu."Anzelo, kamu pasti kelelahan karena bekerja seharian."Menyesuaikan ekspresinya, Clara memutar tubuhnya hingga setengah berlutut di samping meja untuk menyiapkan makanan yang dia bawa.Sambil memosisikan kakinya, dia menunjukkan lekukan betisnya. Pinggulnya terangkat ke atas, terlihat seksi dan menggoda.Tali gaunnya meluncur setengah ke bawah dan dia berkata sambil tersenyum, "Lapar nggak? Sini, cobalah."Mencoba makan siang yang dia bawa, atau mencoba rasa akan dirinya?Pemandangan seperti itu bisa digambarkan sangat menawan dan menggoda. Namun, ekspresi Anzelo begitu dingin dan tidak terkesan. "Ke
"Dua puluh lima tahun sudah terlalu tua. Gaji banyak pun pekerjaan nggak tetap. Aku seorang pegawai negeri, dengan kondisimu ini rasanya nggak cocok. Tapi, secara pribadi aku cukup puas denganmu.""Bagaimana kalau begini saja, kamu berhenti dari pekerjaanmu, lalu kita menikah secepatnya dan punya dua anak laki-laki yang menggemaskan. Selain menjaga anak di rumah, kamu hanya perlu menikmati kebahagiaanmu. Aku bertanggung jawab mencari uang untuk menghidupi keluarga ...."Wajah kecil Ruisha memerah saat menatap laki-laki botak dengan perawakan gemuk di depannya.Dia bukan sedang malu, tetapi marah.Dalam hati, dia mengutuk Clara ratusan kali.Clara Wijayanti dipaksa oleh keluarganya untuk pergi kencan buta. Dia sibuk bekerja dan masih harus pergi dinas keluar, jadi memohon kepada Ruisha untuk menggantikannya pergi kencan buta.Di sinilah Ruisha berakhir. Dia bertemu dengan orang yang aneh.Ini karena Clara hanya memiliki Ruisha sebagai sahabatnya satu-satunya. Ruisha terpaksa harus menah
Ruisha adalah seorang perempuan, tetapi berdandan seperti laki-laki untuk menggantikan identitas Evano Sandiaga, kakaknya.Ruisha adalah seorang yatim piatu.Saat berusia satu tahun, dia diadopsi oleh orang tuanya, Keluarga Sandiaga, yang telah kehilangan putra mereka.Kemala, ibu Ruisha kehilangan putranya dan mentalnya terganggu. Setelah mencoba melakukan bunuh diri beberapa kali, Burhan, ayah Ruisha membawa pulang Ruisha, yang memiliki tahi lalat kecil di ujung hidungnya, sama dengan Evano. Dia berbohong kepada Kemala dan berkata kepadanya kalau Ruisha adalah putra mereka, Evano.Keadaan Kemala membaik dan Ruisha menjadi Evano sejak saat itu, bersembunyi dari semua orang dengan menjalani kehidupan yang sederhana dan suara yang dibuat-buat.Sampai dia bergabung dengan Kamandjana Group, Kemala berada dalam kondisi yang jauh lebih baik dari sebelumnya.Pekerjaan di Kamandjana Group sangat penting bagi Ruisha. Ruisha yang sangat takut mendapat masalah, menerima teguran itu dengan patuh.
Panik, Ruisha berdiri di tempatnya dan tubuhnya langsung membeku di tempat.Namun, Anzelo sudah kehabisan kesabaran. Dia menekan pundak Ruisha dan membalikkan tubuhnya dengan cepat.Karena lengah, Ruisha menghantam dadanya yang basah dan kencang, melihat sekilas tubuh Anzelo yang hanya terbungkus handuk.Dia mengira rumor yang beredar sebelumnya terlalu dibesar-besarkan, tetapi kini dia menyadari bahwa rumor itu masih kurang tepat.Anzelo lebih dari sekadar tampan. Dia seperti mahakarya Tuhan, sempurna di setiap lini.Bagaimana mungkin seseorang bisa sesempurna ini? Bukan hanya memiliki uang, kekuasaan dan status, tetapi juga memiliki tubuh tegap dan tanpa celah seperti ini?Ruisha memaksa dirinya untuk tenang dan merendahkan suaranya, "Pak Anzelo, apa ada lagi yang Anda butuhkan?"Suara samarannya adalah suara yang lembut dan enak didengar, yang mampu memikat banyak gadis di dunia maya. Bahkan ada aplikasi game yang secara khusus memintanya menjadi pengisi suara.Suaranya terdengar le
Karena Anzelo?Ruisha terkejut bukan main."Tentu saja! Kalau bukan Pak Anzelo, siapa lagi yang punya kekuatan buat melakukannya?"Diana makin yakin, "Bu Lucy ingin tidur dengan Pak Anzelo dan membuat Pak Anzelo marah. Karena itulah Pak Anzelo menjebloskannya ke penjara."Pantas saja ada yang tidak beres dengan keadaan Anzelo malam itu. Ternyata Bu Lucy memberinya obat perangsang.Hanya ingin tidur dengannya saja bisa berakhir dengan dipenjara. Lalu bagaimana dengan dia yang sudah berhasil tidur dengannya?Ruisha menatap tajam dan pada Diana bertanya dengan datar, "Sampai seperti itu? Ini masalah antara laki-laki dan perempuan, masa sampai masuk penjara, sih?""Ayolah, ini menyangkut Pak Anzelo!"Diana menertawakannya, "Kamu naif sekali. Pak Anzelo punya kekuasaan dan pengaruh, mudah sekali untuk memenjarakan siapa pun! Kamu nggak tahu, mereka yang menyinggung Pak Anzelo akan diikat dalam karung dan ditenggelamkan ke laut. Parahnya lagi, nggak ada yang peduli walaupun mereka tahu."Rui