Share

Bab 22

Hati Clara langsung tercekat, "Seperti yang kamu tahu, malam itu ada yang memberiku obat perangsang. Kebetulan aku juga sedang flu. Dalam situasi seperti itu, wajar kalau suaraku terdengar berbeda."

Clara terlihat malu-malu. "Itu pertama kalinya untukku. Rasanya sangat sakit ...."

Anzelo gemetar.

Dia memeriksanya dengan seksama setelah itu, tentu saja menyadari bercak merah di atas seprai. Itu bisa jadi bukti kalau itu memang pertama kali untuknya.

Apa yang dikatakan Clara memang sangat masuk akal, tetapi dia masih tidak mau mempercayainya.

Dia berkata dengan nada dingin, "Kalau begitu, aku ingin dengar kamu bicara dengan suara yang sama dengan malam itu."

Clara menegang.

Setelah itu dia mendengar ejekan Anzelo, "Itu suaramu sendiri. Kalaupun nggak bisa mirip sepenuhnya, setidaknya bisa sedikit mirip, bukan?"

Tatapannya dingin dan berbahaya, seolah-olah bisa langsung menendang Clara keluar jika dia berani mengatakan tidak.

Clara menjadi takut dan memaksakan sebuah senyuman. "Tentu saja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status