Share

Putus Lagi

Author: Swimbi D. A
last update Last Updated: 2021-12-06 13:00:00

Panggilan telepon dari Erika tak henti, mencari kabar tentang kekasihnya yang belum juga memberi jawaban. Hilang tanpa sebab. Bukankah kemarin baru saja mereka bersenang-senang? Apa yang direncanakan Jojo sekarang? Apa lelaki itu sengaja? 

Semua tanya mengguncang hati Erika. Kegelisahan akan kehilangan lagi pun merasuk. Namun, Erika mencoba bersikap baik dan wajar. Ia mengirim pesan manis meski amarah telah terlontar dengan kasar dari bibir berulang. 

"Ah! Ada apalagi, sih? Lihat saja kau wanita perebut pacar orang, aku akan membuatmu menderita juga. Tak 'kan aku biarkan dengan mudah Jojo kembali," ucap Erika dengan bibir bergetar. 

Ia yakin, pasti ada sesuatu lagi yang terjadi dengan Jojo. Namun, pikiran Erika tidak dapat menebak. Ia hanya bisa melontarkan amarah dan kebencian terhadap Sari. 

Sementara lelaki yang sedang ia cari, sejak tadi hanya diam menatap gawai yang terus berdering. Dari ujung matanya terdapat bulir bening penuh penyesalan. Tubuh yang terbaring di ranjang, seolah menandakan diri tidak memiliki kekuatan untuk bangkit dan menopang masalah baru yang telah diperbuat. 

Jojo hanya mampu menyalahkan diri sendiri, tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Perlahan dalam lamunan, bayang perselingkuhan dengan Erika muncul. Menghantui malam panjang. Ia tak percaya dengan apa yang telah dilalui. Ada yang salah, ucapnya berulang. 

"Apa aku sudah gila hingga menduakan Sari? Lalu, berpikir akan menikahi Erika juga? Apa yang sudah aku lakukan dengan gadis itu?"

Jojo tidak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang. Apa masih ada jalan untuk bertaubat setelah melakukan kesalahan kedua. Bahkan lebih fatal dari yang pertama. Ia harus mengakhiri dengan Erika sebelum semuanya terlambat dan menyembunyikan aib besar ini. Tangannya mengusap wajah yang terdapat setetes air mata. Bibirnya mencaci diri berulang. 

"Tidak, tidak. Ini aib yang lebih buruk. Aku tidak tahu apa yang terjadi dan mengapa hati ini pernah berpikir ingin menjadikannya istri?" tanya Jojo berulang. 

Ia merasakan ada yang janggal. Semua terjadi begitu saja tanpa ia sadari. Seperti ada sesuatu yang telah membutakan hatinya. 

Semalaman Jojo berpikir keras, tanpa menemukan jawaban. Netra enggan terpejam dengan otak yang terus bekerja. Mencari tahu apa yang sudah terjadi dengan Erika. Hingga suara penyeru berkumandang. Mengagetkan Jojo. 

Ia melihat jam pada gawai. Sudah waktunya untuk solat dan bersiap berangkat kerja. Ia segera bangun dan membasuh wajah. Dalam sujud panjang kembali memohon ampun. 

***

[Assalamu'alaikum, Mas.]

[Walaikumussalam, Sayang.]

[Loh, kok mata kamu sembab? Kurang tidur?]

[Iya, aku ngerjain laporan di rumah semalam. Jadi kurang tidur.]

[Sekarang sudah mau berangkat kerja?]

[Iya, Ndok. Ini sebentar lagi.]

[Aku jadi pulang ke kalimantan besok, ya, Mas?]

[Kamu serius?]

[Kata Mama harus utamakan suami jika sudah menikah.]

Sebuah kabar baik menurut Jojo. Namun, ia harus segera menyelesaikan masalah dengan Erika sebelum Sari tiba di rumah. 

[Kamu besok ambil keberangkatan sore atau malam saja, biar aku pulang kerja bisa langsung jemput di bandara, ya?]

[Hmmm… oke, Mas. Niatnya setelah telepon kamu, mau pesan tiket.]

[Ya sudah, aku harus segera bersiap. Sebentar lagi berangkat.]

Mereka pun mengakhiri obrolan dengan ucapan salam dan rasa rindu yang saling diselipkan. 

Dalam perjalanan menuju tempat kerja, Jojo menyempatkan diri untuk membalas pesan Erika. Berulang ia mengetik pesan dan berulang juga dihapus kembali. Mencari kalimat yang cocok agar Erika bisa paham dan menerima keputusan Jojo. 

Sementara Erika yang sedang merias diri di kamar, tersenyum lebar menyambut pesan masuk dari Jojo. Perlahan ia mulai membaca pesan singkat itu dan tiba-tiba gawai dalam genggaman telah terlempar ke sudut ruangan. Menghasilkan benda pipih itu tak hanya retak tetapi hingga terlepas dari casing. 

"Apa yang lu pikirkan, Jo?" teriak Erika. 

Kali ini ia tak lagi meneteskan air mata justru amarah kebencian dan dendam mendorongnya untuk melakukan hal yang lebih gila agar lelaki itu segera takluk dan tak akan kembali lagi jatuh ke tangan Sari. 

***

Jam istirahat tiba, Jojo mengecek gawai, menanti pesan Erika. Tidak ada jawaban dari gadis itu. Jojo berharap, tidak terbalasnya pesan dari Erika adalah jawaban bahwa gadis itu telah melepaskan dan ikhlas hubungan mereka berakhir. 

"Ah, apa benar? Jika dia mencoba bunuh diri lagi, gimana?" ucap Jojo dalam hati. Jantungnya memompa lebih cepat. Ada rasa takut dan khawatir. Apa Erika akan melakukan hal bodoh itu lagi? 

Jojo menjauh dari keramaian, mencari tempat sepi dan mencoba menghubungi Erika. Namun, nomor yang dituju tidak dapat dihubungi. Rasa cemas dan bersalah semakin menggelayuti pikiran. 

Jojo mencari kontak telepon seorang teman Erika yang satu kos. Ia meminta tolong untuk mencari tahu Erika, apa gadis itu baik-baik saja? 

[Hallo, Fem.]

[Iya, Jo.]

[Lagi di kosan, nggak?]

[Iya, nih.]

[Apa gue bisa minta tolong lagi?]

Femi tersenyum lebar bersama Erika. Kedua gadis itu menggunakan pengeras suara dan dapat mendengar dengan jelas suara khawatir lelaki di balik telepon. Erika yang telah menebak Jojo akan mencari tahu dari Femi, tentu ia sudah lebih dulu berada di kamar temannya dan menceritakan semua. 

[Gue lagi berantem sama Erika dan dia nggak jawab pesan dari pagi. Apa dia baik-baik saja, Fem, di kamar?]

[Ah, ada-ada aja si lu. Kenapa lagi sih, Jo?]

[Tolong cek kamarnya, Fem. Gue khawatir dan kasih kabar ke dia kalau tadi gue transfer uang. Mungkin bisa dia pakai untuk keperluannya.]

[Maksud lu gimana? Itu uang damai, gitu? Tanda memperbaiki hubungan kalian?]

[Nggak, Fem. Titip pesan ke dia untuk gunakan uang itu sebaik mungkin dan gue sudah putuskan mengakhiri hubungan ini. Sampaikan kata maaf gue.]

Femi dan Erika yang duduk berhadapan saling tatap. Mereka tidak menyangka apa yang baru saja Jojo katakan. Erika telah menahan bibirnya dengan kedua tangan. Lalu, ia segera mengakhiri panggilan sebelum perkataan kasar terlontar dan terdengar. 

"Bajingan, 'kan, Fem?" Air matanya sungguh telah kering dengan napas memburu dan tangannya mengepal. Ingin melampiaskan amarah tetapi teman di hadapannya mencoba meredakan. 

"Ka, sabar. Tadi dia bilang, sudah transfer uang. Lu cek deh dan bisa dipakai buat pasang susuk 'kan? Tenang, Ka, masih ada jalan menuju roma."

Erika mengerjapkan mata dan mengatur napasnya lagi. Mencerna dengan baik perkataan Femi yang menurutnya benar. 

"Hape gue dah rusak, Fem. Nggak bisa cek dari M-bangking. Anterin gue ke ATM kalau gitu."

Mereka pun bergegas ke mesin ATM terdekat dan memeriksa jumlah saldo rekening Erika. Benar saja, uang dua puluh juta telah masuk. Erika tersenyum sengit dan menarik separuh uang itu. 

"Gimana, ada?" tanya Femi penasaran setelah Erika keluar dari ruang penarik uang tunai. 

"Cukup deh buat beli hape baru dan pasang susuk," jawab Erika. Tawanya pun keluar dan ia segera naik ke motor Femi. 

"Jadi, kapan lu pasang susuk?"

"Ah, gue udah banyak ijin kerja, Fem. Sekarang, gue mau biarkan mereka akur dulu. Sebelum hancurkan hubungan mereka. Kita tunggu aja tanggal mainnya." Kedua gadis itu pun tergelak. "Fem, ini uang cukup buat open table nanti malam. Kita fun dulu, gimana?"

"Asik, ide bagus tuh…"

"Selametan buat hajat yang lebih besar, menarik uang lebih besar dari ATM berjalan gue."

Mereka pun kembali tergelak-gelak dan Erika yakin, bahwa Jojo pasti akan kembali lagi ke pelukannya. 

"Lu nggak bisa lepas dari gue, Jo. Lihat aja tanggal mainnya," ucap Erika dalam hati. Wajahnya tersenyum sengit penuh dendam. 

Bersambung….

Related chapters

  • Cinta vs Pelet   Kejutan Untuk Sari

    Rumah masih tampak sepi, Jojo baru saja selesai membersihkan diri setelah bekerja seharian. Ia duduk di pinggir ranjang. Mengecek beberapa pesan masuk. Embusan napas kencang keluar dari hidungnya, merasa lega. Tidak ada satu pun pesan dari Erika atau Femi yang menandakan gadis itu baik-baik saja, pasti. Pikiran Jojo melayang. Ia masih tak menemukan jawaban atas sikapnya kemarin yang telah tega menduakan Sari. Perasaan bersalah pun terus mengusik. Hingga jemarinya mulai menghapus jejak tentang hubungan terlarang. Dimulai dari percakapan pesan, panggilan, struk booking hotel dan lain-lain. Jojo terlelap dalam tidur setelah menyelesaikan semua. Kurangnya beristirahat membuat ia begitu cepat pulas malam ini. Sementara Erika bersama beberapa temannya, asik

    Last Updated : 2021-12-07
  • Cinta vs Pelet   Pasang Susuk

    Sari meraih kotak merah muda yang terjatuh di lantai. Mencari apakah ada pesan di dalamnya. Nihil. Bahkan di plastik hitam pembungkus kotak pun hanya ada nama dan alamat lengkap Sari. Ia hanya bisa mengelus dada berulang, mencoba memahami maksud dari semua. Kira-kira siapa pelakunya?Wanita itu menggeleng, menolak pikiran yang langsung tertuju pada Erika. Sari memilih mengambil gawai dan ia memfoto kotak itu. Lalu mengirimkannya kepada Jojo dan menceritakan kejadian aneh yang baru saja terjadi. Mungkin, Jojo mengetahui pelakunya.Orang yang mengetahui alamat baru mereka hanya teman-teman kerja Jojo. Tidak mungkin Erika tahu, pikir Sari.Sementara Jojo yang baru membuka pesan Sari, terdiam. Tentu, pikirannya langsung tertuju ke Erika, sama seperti Sari. Ia s

    Last Updated : 2021-12-08
  • Cinta vs Pelet   Amplop Coklat

    "Sayang, hari ini kita liburan di rumah, ya? Aku lagi capek banget. Seminggu ini banyak lembur," ucap Jojo. Tangannya memeluk lingkar pinggang Sari yang sedang berdiri di dapur, mencuci piring."Iya, Mas. Ya sudah kamu istirahat saja.""Oh, ya. Gimana lamaran kerja kamu, apa sudah ada balasan?""Belum, Mas.""Ya sudah, kamu sabar saja dulu. Biasanya maksimal satu bulan. Nanti aku cari tahu info lowongan kerja di tempat lain juga."Sari mengeringkan tangan dengan kain yang berada di dinding di sampingnya. Lalu, ia membalikkan badan, melingkarkan tangan pada leher Jojo."Iya, Sayang. Teri

    Last Updated : 2021-12-08
  • Cinta vs Pelet   Kesempatan Kedua

    Buntu. Jojo tidak bisa berpikir jernih. Pesan yang dikirim ke Erika pun tidak kunjung ada balasan. Kenapa wanita ini? Ia kembali mengirim pesan ke Erika, mencaci wanita itu. Menyalahkan semua kepadanya. Satupun pesan dari Jojo tidak direspon, hanya tawa Erika yang semakin geli membaca pesan-pesan itu.Jojo putus asa, meninggalkan gawainya begitu saja di meja ruang tamu. Ia berjalan menghampiri Sari yang berada di kamar. Namun, pintu terkunci. Ia mengetuk pintu dan memanggil nama istrinya. Beberapa kali tidak ada jawaban, sunyi."Sar… tolong buka. Ayo, kita bicarakan." Rayu Jojo mengiba."Apa lagi, Mas? Kebohongan lagi?" teriak Sari."Sar, kita sudah dewasa. Ayo, kita bicarakan. Jangan

    Last Updated : 2021-12-09
  • Cinta vs Pelet   Perubahan Wajah Sari

    Selama seharian, Jojo tak henti memikirkan Erika. Bayang wajah gadis itu mengusik terus. Senyumnya menggoda, seolah membuat Jojo tak tahan ingin memeluk. Bau parfum, masih terasa melekat di hidung. Hingga Jojo merasakan hadir Erika setiap detik harinya.Ia tak paham, meski sudah berusaha menepis semua tetapi Erika sangat nyata dalam pikirannya. Bahkan tawanya sesekali terdengar, suara lembut Erika pun selalu berbisik kata cinta. Apa yang terjadi? Apa ini kejadian lagi seperti kemarin saat dia berusaha melepas Erika. Akan tetapi, kali ini rasanya lebih ada tarikan yang memperkuat.Tatapan Jojo kosong, mengedarkan pandangan ke jendela bis yang menampilkan hutan dengan pepohonan di sepanjang perjalanan. Bahkan suara bising dari teman-teman yang sedang mengobrol selama perjalanan pulang tidak dapat ia dengar. Hanya ada suara Erika

    Last Updated : 2021-12-09
  • Cinta vs Pelet   Perangkap Erika

    Seperti biasa, selepas melaksanakan Solat Subuh, Jojo bersiap berangkat kerja. Saat ia membuka pintu, percikan merah di teras mengganggu pandangannya. Matanya terbelalak menyaksikan."Sar, Sari…," teriak Jojo. Istrinya bergegas menghampiri sumber suara. Matanya ikut terbelalak saat mengarahkan pandangan ke tempat jari telunjuk Jojo."Apa itu, Mas?" Mereka saling pandang. Percikan itu tidak sedikit tetapi dari teras hingga ke pintu pagar. Bahkan ada bau anyir yang berseliweran.Segera Jojo menghampiri salah satu percikan merah itu. Mencoba mencium bau dan menerka."Amis," ucap Jojo. Pikiran negatif Jojo kembali merasuk, apa ada hubungan dengan Erika? "Kalau di kampung ini namanya&hellip

    Last Updated : 2021-12-10
  • Cinta vs Pelet   Kegilaan Jojo

    Lelaki bermata sipit itu bergegas mengenakan pakaiannya saat melihat waktu sudah pukul sebelas malam. Erika yang sudah tertidur pulas, terbangun mendengar suara ikat pinggang Jojo terjatuh ke lantai."Kamu, mau kemana, Honey?" tanya gadis itu."Aku harus kembali ke rumah.""Nggak nginep aja?""Tidak. Istriku bisa curiga. Aku pasti kembali."Jojo meninggalkan kecupan pada kening Erika dan menghampiri ojek yang telah ia pesan melalui aplikasi online. Langkahnya sedikit terburu-buru dan ketika menemui supir ojek pun ia meminta untuk cepat mengantar. Tidak ingin Sari berpikir aneh atau curiga.

    Last Updated : 2021-12-10
  • Cinta vs Pelet   Pulau Karampuang

    Sepasang suami-istri itu tengah menikmati makan pagi yang terlanjur siang di warung dengan sangat menikmati. Mereka saling berkomentar tentang cita rasa masakan yang baru kali pertama dicoba. Bahkan Jojo yang masih merasa belum kenyang, membuka buku menu lagi. Ia penasaran dengan sebuah gambar yang menampilkan makanan dibungkus dengan daun pisang."Golla kambu," ucap Jojo. "Ndok, tolong pesan ini seporsi. Kamu mau tambah makanan lainnya nggak?""Hmmm apa itu, Mas, golla kambu?""Entah. Kayanya menarik. Makanya kita harus coba.""Ya sudah, aku pesan es pisang ijo. Tapi, bantu habiskan, ya, Mas?" Jojo mengangguk menanggapi. Sari segera memanggil pelayan dan memesan lagi.

    Last Updated : 2021-12-11

Latest chapter

  • Cinta vs Pelet   Emak Marah

    Emak berjalan ke arah pintu. Tak peduli dengan tanya Erika. Ia meminta gadis itu keluar dari dalam rumahnya. Tatapan mata wanita tua itu sinis. Erika semakin tak paham. Ia sempat kekeh duduk di bangku rumah wanita tua itu. Hingga Emak benar-benar marah dan berteriak mengusirnya.Erika bangkit dari bangku dengan banyak tanya yang berkeliaran di kepalanya. Ia menatap balik Emak saat berpapasan di depan pintu dengan wanita tua itu. Wajahnya sempat mengiba, meminta pertolongan. Namun, Emak tak peduli. Ia segera menutup pintu saat Erika sudah berada satu langkah dari dalam rumahnya.Erika tak tahu harus berbuat apa dan bagaimana. Ia berjalan kaki tanpa tahu arah. Pikirannya semakin kacau. Ia tak habis pikir, semua perjuangannya sia-sia. Cinta tulus yang ia berikan ke Jojo kandas dengan cara seperti ini. Padahal semua hampir ia

  • Cinta vs Pelet   Jojo Menemui Erika

    Setibanya Ambar di depan rumah Sari, ia melihat pintu pagar yang terbuka serta pintu rumahnya. Perasaan Ambar semakin tidak enak. Ia berlari masuk sambil memanggil nama Sari berulang. Saat ia memasuki ruang keluarga, Ambar mendapati Sari yang sudah terkulai di lantai tak berdaya. Wajahnya pucat pasi dengan keringat bercucuran."Ya ampun, Mbak. Kenapa?" Sari sudah tidak sanggup untuk berkata-kata.Seluruh tubuhnya terasa sangat lemas. Ia hanya mengeluarkan air mata, memandang Ambar penuh harapan. Meminta pertolongan."Tunggu sebentar, ya?"Ambar berlari keluar rumah, mencari orang dan meminta pertolongan. Tak lama beberapa warga datang dan membantu Ambar mengangkat Sari ke mobil tetangganya. Mereka

  • Cinta vs Pelet   Erika Melabrak Sari

    [Kamu kemana aja, sih? Susah banget dihubungi?][Jo! Aku serius tanya. Jawab!][Astaga! Kamu benar-benar mau membatalkan pernikahan kita karena wanita itu? Mana janjimu?]Pesan tak henti berbunyi sejak tadi pagi. Tak satupun sudah terbaca. Ya, karena tadi Jojo tidak membawa gawai saat ruqyah. Benda pipih itu tertinggal di nakas. Erika tak henti mengirim pesan singkat serta panggilan telepon. Ia yang baru sadar dari minuman alkohol tadi pagi, segera meneror kekasihnya itu.Namun, Erika tak ingat bahwa Jojo semalam sakit. Ia berpikir bahwa Jojo meninggalkannya semalam tanpa sebab.Sari membaca semua pesan masuk dari Erika. Lalu, ia menghapus semua

  • Cinta vs Pelet   Ruqyah Pertama

    Sebuah taksi online telah tiba di depan rumah Sari. Ia dan Jojo segera menghampiri taksi itu. Mereka pun segera menuju tempat sesuai dengan lokasi yang Sari pesan.Baru masuk ke dalam mobil beberapa menit, rasa kantuk pada mata Jojo tak tertahan. Sari memang sengaja memberi Jojo obat demam setelah sarapan. Obat yang mengandung efek ngantuk. Karena agar Jojo tidak curiga mereka akan berobat kemana.Ya, Sari mengambil kesempatan demam Jojo untuk alasan membawanya ke klinik. Padahal mereka menuju rumah ruqyah yang telah disarankan Ambar. Perjalanan pun lumayan lama, jadi Jojo harus tertidur, pikir Sari. Agar suaminya tidak banyak bertanya.Setelah menempuh perjalanan hampir lima puluh menit, mereka pun tiba di sebuah tempat. Sari membangunkan Jojo. Lelaki itu

  • Cinta vs Pelet   Penyesalan Jojo

    Dering gawai mengejutkan Sari yang tengah berpikir. Panggilan masuk datang dari orang tuanya di Jakarta. Ia segera mengangkat. Setelah saling menanyakan kabar, Sari memberikan kabar baik tentang tubuhnya yang telah berbadan dua tanpa memberitahu masalah yang sedang terjadi.Senyum mengembang dari wajah kedua orang tuanya, mendengar kabar itu. Sari pun ikut bahagia melihatnya.[Terus, sekarang Mas Jojo mana, Ndok?][Belum pulang, Ma. Lembur.][Kalau begitu kamu jangan capek-capek, ya. Jangan sering lembur juga.][Aku hari ini mengundurkan diri, Ma.][Lho, kenapa?]

  • Cinta vs Pelet   Sari Sadar Kelicikan Erika

    Beberapa pesan singkat Erika masuk ke gawia Jojo, tetapi tak satupun yang dibalas. Jojo hanya melihatnya sebentar, lalu kembali ia masukan gawai ke dalam saku.Selama dalam perjalanan pulang, Jojo terdiam. Suara bising obrolan rekan-rekannya tak terdengar, seolah sunyi. Tanpa ada suara apapun. Pikirannya melayang, teringat bayang-bayang foto USG yang Sari kirimkan tadi siang. Bagaimana nasib bayi itu ketika lahir, pikirnya.Bagaimanapun juga janin itu adalah darah dagingnya. Ada rasa sedih dalam hati, memikirkan jika calon anaknya nanti membencinya karena tahu ia telah mengkhianati Sari dan menyia-nyiakan mereka begitu saja. Bayang-bayang rasa bersalah terus menghantui sepanjang perjalanan. Hingga Jojo tiba di halte tempatnya turun.Seturunnya dari bis, Joj

  • Cinta vs Pelet   Foto USG

    Erika berdeham. Menahan malu dan amarah yang bergelut dalam pikirannya. Ia meraih rokok dari nakas dan segera menyalakannya. Setelah satu hisapan bisa terlepas, ia merasakan sedikit lega dan bisa mengembalikan keberanian bicara lagi."To the point aja, tujuan anda kesini ada apa?" tanya Erika ketus.Sari masih mempertahankan senyum tipis pada bibirnya. Menatap gadis yang berani menggoda suaminya lagi. Sambil mengangguk ia pun menjawab, "Iya, pertanyaan bagus. Saya cuma mau tanya, benar kamu mencintai Jojo dan kalian akan segera menikah?"Erika kembali tergelak sambil menghisap batang racun nikotin yang berada di jarinya. Senyum sengit ia lontarkan, seolah meledek."Hmmm… sepertinya Jojo suda

  • Cinta vs Pelet   Indekos Erika

    Entah, hari itu mengapa Sari sama sekali menurut perkataan Jojo yang meminta segera membuang amplop cokelat, bukti perselingkuhannya. Perlahan, ingatan Sari mundur. Jojo seperti membakar sesuatu di halaman belakang. Bodohnya lagi, ia tidak curiga. Rasa lelah membuatnya tak peduli. Mempercayai apa saja yang keluar dari bibir Jojo.Bahkan keesokan pun Sari tidak memperhatikan sampah yang ia buang keluar. Apakah ada amplop itu atau tidak. Penyesalan sangat menusuk. Ternyata Jojo begitu lihai bermain lidah dan hati. Begitu pun dirinya yang sangat bodoh dan mudah dibohongi.Ambar menceritakan semua tentang pertemuan hari itu perlahan. Lalu, ia pun mengeluarkan gawainya dari saku. Mencari foto dan video yang pernah suaminya kirim untuk di cetak. Menurut Ambar, sekarang waktu yang tepat untuk memberitahu Sari semuanya. Rasa kasi

  • Cinta vs Pelet   Emas Kawin Erika

    Sari mengejar Jojo keluar rumah yang sudah tidak terlihat. Ia menghentikan langkahnya saat menyadari air mata yang telah membasahi wajah. Bagaimana mungkin bisa keluar rumah untuk mengejar Jojo. Apa pantas menyelesaikan masalah di tempat umum, tanyanya dalam hati. Pikiran waras masih dapat mengontrol emosi.Sementara Ambar yang sedang menyapu di teras rumahnya, melihat wajah sembab Sari. Ia yakin telah terjadi sesuatu dengan tetangganya itu.Ambar bergegas membuka pintu pagar dengan sedikit berlari menghampiri rumah Sari. Sari yang menyadari kedatangan Ambar segera menghapus semua tanda kesedihan yang sebenarnya sudah tidak bisa ia tutupkan."Mbak, nggak apa-apa?" Ambar berjalan menghampiri Sari.S

DMCA.com Protection Status