Home / Romansa / Cinta vs Pelet / Pulau Karampuang

Share

Pulau Karampuang

Author: Swimbi D. A
last update Last Updated: 2021-12-11 13:00:00

Sepasang suami-istri itu tengah menikmati makan pagi yang terlanjur siang di warung dengan sangat menikmati. Mereka saling berkomentar tentang cita rasa masakan yang baru kali pertama dicoba. Bahkan Jojo yang masih merasa belum kenyang, membuka buku menu lagi. Ia penasaran dengan sebuah gambar yang menampilkan makanan dibungkus dengan daun pisang. 

"Golla kambu," ucap Jojo. "Ndok, tolong pesan ini seporsi. Kamu mau tambah makanan lainnya nggak?"

"Hmmm apa itu, Mas, golla kambu?"

"Entah. Kayanya menarik. Makanya kita harus coba."

"Ya sudah, aku pesan es pisang ijo. Tapi, bantu habiskan, ya, Mas?" Jojo mengangguk menanggapi. Sari segera memanggil pelayan dan memesan lagi. 

Tak lama, seorang pelayan telah menyajikan sepiring kue yang mereka sebut golla kambu dan segelas es pisang ijo. Keduanya segera membuka daun pisang yang membungkus kue itu. 

"Kayak wajik," ucap Sari. Jojo setuju dengan pendapat istrinya. Ia pun segera mencicipi kue yang terasa manis itu tetapi memiliki cita rasa yang berbeda dari wajik. Ada rasa kacang sangrai serta kelapa parut disetiap gigitnya. 

"Hmmm… enak ini, Ndok. Beda dari wajik rasanya." Sari segera mencicipi setelah mendengar komentar Jojo. Mereka pun segera melahap makanan yang dipesan dalam sekejap. 

Setelah dirasa semua makanan memenuhi lambung, mereka mengobrol sebentar dan menikmati pemandangan. Namun, angin sepoi-sepoi yang menerpa tubuh, perlahan membuat mereka merasakan kantuk yang teramat. Terlebih perut telah terisi penuh. 

"Sepertinya kita harus kembali ke kamar, Ndok." Sari tertawa melihat mata sipit Jojo semakin mengecil. 

"Yah… perut kenyang, angin pun menggoda untuk kembali tidur sepertinya." Keduanya tertawa. "Oke, ayo, kembali ke kamar. Kita istirahat."

Mereka pun menyelesaikan pembayaran lalu bergegas kembali ke kamar. Beristirahat sejenak, menghilangkan lelah. Agar sore bisa menikmati suasana pantai lagi. 

***

Dua jam berlalu semenjak mereka melepas lelah. Jojo mengecek gawai, ada tampilan pesan dari Erika yang telah ia rubah namanya menjadi nama seorang lelaki. 

[Kamu liburan kemana, Honey?]

[Honey? Sibuk pasti sama dia, lupa sama aku.]

[Hon…]

Jojo tersenyum membacanya. Sebelum ia membalas pesan, ia memastikan Sari masih pulas tertidur. 

[Iya, maaf banget. Hon, maaf, ya. Aku besok baru pulang. Sementara kamu jangan hubungi aku dulu. Kalau sudah aman, aku hubungi kamu. Aku juga janji nanti akan ajak kamu ke tempat yang indah. Oke? Love you.]

Jojo mengakhiri percakapan dengan sebuah emoji peluk dan cium. Tanpa menanti lama, Erika yang terlihat online segera membalas. 

[Oke. Aku tunggu kabar kamu dan akan aku tagih janji jalan-jalan. Love you, too.]

Erika pun tak kalah mengirim beberapa emoji peluk dan cium. Setelah Jojo membaca, ia segera membersihkan percakapan dengan Erika dan menaruh gawai di nakas. 

"Sayang, sudah sore. Bangun, yuk?" bisik Jojo sembari mencium tubuh Sari dari belakang. Wanita itu pun bangun dan membalikkan tubuh, menghadap suaminya. Membalas pelukkan. "Nikmatin sunset, yuk?"

Sari tersenyum dan mengangguk. 

"Mandi dulu kalau begitu, ya, Mas?"

"Oke."

Dengan sigap, Jojo mengangkat istrinya dari ranjang ke toilet. Membuat Sari terpingkal atas perlakuan suaminya. Mereka pun mulai membersihkan diri dan bersiap untuk menikmati sore di bibir pantai. 

Langkah mereka terayun menuju bibir pantai. Mencari tempat yang pas untuk menikmati suasana sore yang tampak cerah. 

"Bu, kelapa muda dua, ya?" ucap Jojo ke seorang penjual. Mereka pun duduk di pasir putih sambil menatap ombak yang berkejar-kejaran. Memandang laut luas yang sangat jernih serta pulau yang begitu ramah lingkungan. Tanpa ada sampah berkeliaran. Masyarakat sangat antusias menjaga kelestarian pulau itu. Agar menarik perhatian wisatawan. 

"Keren, nggak?" tanya Jojo. Lelaki itu segera duduk di sebelah istrinya. 

"Banget. Ini pulau paling, paling, paling… keren pokoknya yang pernah aku kunjungi."

"Perjalanan jauh, jadi nggak berasa, ya? Hilang gitu aja setelah sampai."

Sari hanya mengangguk menjawab ucapan Jojo, sedetik pun ia tak rela melewatkan apa yang tengah di pandangnya. Bahkan saat seorang penjual kelapa memberikan pesanan mereka, keduanya hanya mengucap terima kasih tanpa menoleh. Tak henti memandang ke lautan. 

Jojo merasa dirinya berhasil membawa Sari larut dan mulai percaya lagi padanya. Menutupi kesalahan yang kembali ia lakukan. Meski ia tahu, cepat atau lambat wanita di sebelahnya pun akan mengetahui tentang perselingkuhannya lagi. Namun, untuk selanjutnya Jojo sudah bersiap. 

Jika saja Sari telah mengetahui lagi, Jojo tidak akan menyembunyikan semua. Mengungkapkan dan meminta izin untuk menikahi Erika. Itu yang Jojo pikirkan. Kini ia hanya bisa membahagiakan Sari, menuruti dan mengajaknya melepas penat. Suatu hari, Jojo pastikan Sari tidak akan bisa melupakan apalagi mengajaknya bercerai. Karena perjalanan mereka sangat indah. Lalu, apa yang terjadi selanjutnya? Dengan penuh percaya diri, Jojo yakin Sari akan menerima keputusannya. 

"Mas, lihat deh!" Senyum Sari mengembang saat menyaksikan langit yang mulai berubah jingga. Bahkan pantulan sinar itu mewarnai sebagian air laut yang tadi siang mereka lihat berwarna biru muda jernih. 

"Keren, ya? Kalau sudah lihat yang begini, nggak mau beranjak rasanya," jawab Jojo sambil merangkul istrinya. 

Suasana sore itu sangat mempengaruhi hati Sari. Dalam sekejap semua kesalahan yang Jojo lakukan bisa dapat ia lupakan. Ya, semata bukan hanya untuk dirinya, tetapi untuk keluarga besar mereka yang sangat Sari hormati. Tidak ada yang boleh mengetahui aib Jojo. Selama lelaki itu bertobat dan telah mengakui kesalahannya, mengapa Sari tidak bisa memaafkan. 

Wanita itu sungguh larut dalam suasana. Tanpa berpikir buruk akan ada kejutan besar dari Jojo dan selingkuhannya. Entah apa yang akan Sari putuskan nanti, jika firasat Jojo benar--hari dimana Sari akan mengetahui lagi perselingkuhan mereka. 

Sementara Erika sedang sibuk, kembali ke rumah Emak. Menjalankan ritual terakhirnya untuk memasang susuk yang benar-benar hanya Jojo lelaki yang akan terpikat padanya dan membuat Sari perlahan pergi meninggalkan lelaki itu atau menjadi gangguan jiwa karena mempertahankan rumah tangga mereka. 

"Semua telah selesai. Kau ingat, semua susuk, santet, ataupun pelet pasti ada kelebihan dan kekurangan. Kau lakukan saja seperti yang sudah aku ajarkan, maka semua akan berjalan sesuai inginmu," ucap wanita tua itu. 

"Baik, Mak. Kalau begitu aku pamit pulang. Terima kasih."

Erika pun beranjak dari rumah Emak dan kembali ke rumah orang tuanya. Rumah tampak sepi saat ia memasuki bangunan tua itu. Ia melihat ada ayahnya yang sedang duduk di ruang tamu, dengan pandangan kosong. 

"Yah, Erika pulang," sapa gadis cantik itu. Namun, ayahnya tidak menjawab. Masih terdiam. Kedua adik Erika keluar dari kamar dan memberitahu bahwa ini sudah hari ketiga ayahnya tidak bekerja dan hanya duduk melamun seperti orang kehilangan akal sehat. Bahkan makan pun disuapin, jika tidak seharian bisa tidak menyantap apapun. 

"Kenapa kalian tidak telepon aku dan memberi kabar?"

"Pulsa kami habis, Kak. Kakak belum kirim bulan ini." Erika menepuk keningnya. Ia lupa mengirim pulsa ke gawai adiknya. Biasanya satu hari sebelum pulsa habis, Ibu adalah orang yang paling bawel mengingatkan adik Erika untuk minta kirim pulsa dan uang. Kini, sosok wanita itu telah tiada. 

"Oke, aku kirim sekarang, ya? Untuk biaya lainnya, seperti ongkos sekolah dan makan, ada?" 

"Tinggal lima puluh ribu, Kak. Karena ayah tidak ada penghasilan."

Erika mengerjapkan mata dan mengambil beberapa lembar uang ratusan ribu dari tasnya. 

"Ini buat makan dan ongkos sekolah. Nanti sisanya aku transfer dan pulsa juga aku transfer, ya? Lalu, kalian tolong carikan sewaan mobil. Aku mau bawa ayah ke klinik. Sekarang."

Kedua adiknya pun bergegas menuruti titah Erika sedangkan gadis itu masih berusaha mengajak lelaki di sebelahnya bicara. Namun tidak ada jawaban. Lelaki itu hanya diam. 

Bersambung….

Related chapters

  • Cinta vs Pelet   Sari Percaya Jojo

    "Ayo, Ndok. Cepetan!" teriak Jojo. Sari bergegas menghampiri sumber suara dan mengikuti langkah Jojo yang sudah berjalan lebih dulu.Mereka kembali ke bibir pantai untuk menikmati makan malam. Suasana terlihat ramai, beberapa orang sudah asik bercengkrama dengan orang terdekat mereka. Sepasang suami-istri itu pun memilih bangku tempat makan dan memesan beberapa menu masakan laut yang menggoda.Saat menanti makanan disajikan, Jojo meminta Sari melihat ke langit. Malam yang cerah bertabur bintang. Tak lama ada kembang api menghiasi langit. Mencerahkan suasana gelap. Lalu, Jojo mencium tangan istrinya. Membuat wanita berbibir tipis itu mengalihkan pandangan ke lelaki di depannya."Ndok, aku udah mengganti kalungnya," ucap Jojo. Ia mengulurkan sebuah kotak mera

    Last Updated : 2021-12-11
  • Cinta vs Pelet   Kepergok Roni

    Seperti biasa, Jojo telah bersiap berangkat kerja sejak selesai Solat Subuh. Begitu pun Sari yang ikut bersiap-siap membersihkan diri. Ia juga akan pergi pagi karena ada panggilan wawancara kedua.Jojo berangkat lima menit setelah jadwal bis jemputan tiba. Saat ia sampai di halte, tentu bis pun sudah tidak ada. Ia segera menghentikan bis dari seberang jalan dan menyebrang.Suara ketukan di kamar kos Erika membuat gadis itu yang baru bangun tidur segera menghampiri dengan malas karena kantuk masih mengganggu. Namun, seketika tubuhnya melonjak kala mengetahui tamunya yang datang pagi-pagi itu."Wow! Keras banget pelukan kamu, Honey?" ucap Jojo, terkejut yang mendapat perlakuan dari Erika."Iya,

    Last Updated : 2021-12-13
  • Cinta vs Pelet   Erika Menginap

    Jojo menaiki bis jemputan seperti biasa. Ia duduk di sebelah Roni, salah satu bangku yang masih kosong. Jojo menyapa lelaki di sebelahnya itu dan mengajaknya berbincang."Gimana, Bro, persiapan nikah sudah semua?" tanya Jojo."Sudah semua, Bro. Tinggal tunggu waktu. Gue juga udah bikin surat pengajuan rumah dinas. Tinggal tunggu buku nikahnya," jawab lelaki itu."Wah… sudah matang semua. Semoga lancar dan dipermudah.""Aamiin. Lu sendiri gimana hubungan rumah tangga dengan istri? Baik-baik saja?" Jojo berdehem mendapat pertanyaan Roni. "Istri sudah hamil?" tanya Roni lagi. Baginya ini kesempatan untuk memancing obrolan. Mungkin saja bisa menyadarkan Jojo.

    Last Updated : 2021-12-13
  • Cinta vs Pelet   Erika Tiba

    [Mas, Papa kepalanya terbentur. Itu yang membuatnya di rawat.][Terus gimana kondisi beliau sekarang, Sayang? Apa aku perlu cuti menemani ke Jakarta?][Tidak apa, Mas. Kamu kerja saja. Aku cuma mau minta izin, mungkin disini akan menemani sedikit lebih lama hingga Papa lebih baik.][Iya, Sayang. Kamu bantu Mama saja mengurus Papa. Kalau sudah selesai urusan baru kembali, tidak apa.]Lampu hijau menyala. Pertanda baik untuk hubungan tersembunyi Jojo dan Erika. Senyum Jojo semakin mengembang. Setidaknya ia memiliki waktu beberapa hari bersama Erika di rumah. Tanpa harus ketahuan orang luar, seperti Roni yang hampir mempergoki hubungan mereka.Kabar baik

    Last Updated : 2021-12-14
  • Cinta vs Pelet   Ayah Erika

    Erika terbangun dari tidur kala dering gawainya tak henti mengganggu. Ia duduk di tepi ranjang, menyadarkan jiwa yang masih di alam mimpi. Perlahan gadis seksi itu menggeser layar berwarna hijau pada gawai. Suara tangis dari balik telepon terdengar. Membuat separuh nyawanya tersadar.[Mel? Kamu kenapa?][Kak, Ayah…][Ayah kenapa?]Tidak ada jawaban dari Meli, hanya tangis dari balik telepon terdengar jelas dan semakin sendu.[Kamu tenangkan diri dulu. Ayo, cerita pelan-pelan. Mana bisa aku paham kalau kamu sambil menangis seperti ini.]Erika mencoba menenangkan adiknya tetapi gad

    Last Updated : 2021-12-14
  • Cinta vs Pelet   Roni Menguntungkan Erika

    "Hei, Hon, ayo bangun." Jojo mengerjapkan mata. Menatap gadis yang tengah mencium pipinya sambil berbisik. Ia segera mendekap gadisnya, enggan beranjak. "Ayo, bangun. Katanya takut kesiangan lagi?" "Jam berapa sih, Hon?" "Jam empat." "Kamu kok, udah bangun?" Erika tidak menjawab. Ia memasukkan wajahnya ke dalam pelukan Jojo. Berdiam beberapa saat di sana. Bukan sudah bangun, lebih tepatnya gadis itu tidak bisa tidur nyenyak teringat sang ayah. Namun, Erika memilih tidak menceritakan ke Jojo. "Aku masakin sar

    Last Updated : 2022-01-04
  • Cinta vs Pelet   Jojo dan Sari Terkejut

    [Hai, Sayang.][Kamu lagi di rumah, Mas?][Iya. Baru selesai makan.][Makan malam apa?][Tadi aku beli di depan. Gimana kondisi Papah?][Alhamdulillah lebih baik, Mas. Mungkin aku pulang hari Minggu.]Jojo mengangguk. Memasang wajah ceria, menyambut kedatangan istrinya. Rayuan gombal pun ia lontarkan untuk meyakinkan wanita itu bahwa rindu padanya sangat menyiksa.Sementara Erika yang mendengar Jojo sedang mengobrol dengan Sari di panggilan video tidak menghiraukan. Ia tetap melanjutkan mencuci piring di dapur. Memberikan waktu untuk

    Last Updated : 2022-01-04
  • Cinta vs Pelet   Sari Bekerja

    "Pagi, Sayang… masak apa, Sayang?" sapa Jojo. Ia baru bangun, memeluk mesra tubuh Sari dari belakang yang sedang sibuk memasak di dapur."Masak yang ada di kulkas. Kamu stok ayam ungkep, Mas?""Oh, iya. Kemarin. Aku pikir kamu baru pulang hari ini. Jadi kemarin aku beli, niatnya buat makan semalam sama pagi ini. Praktis tinggal goreng.""Hmmm… oh, ya, Mas. Kamu ganti parfum baru?""Parfum? Nggak. Kenapa memangnya?""Itu yang di meja rias aku. Kayaknya aku baru lihat parfum itu."Jojo terdiam mencoba berpikir. Apa yang dimaksud Sari adalah parfum Erika yang mungkin tertinggal, pi

    Last Updated : 2022-01-05

Latest chapter

  • Cinta vs Pelet   Emak Marah

    Emak berjalan ke arah pintu. Tak peduli dengan tanya Erika. Ia meminta gadis itu keluar dari dalam rumahnya. Tatapan mata wanita tua itu sinis. Erika semakin tak paham. Ia sempat kekeh duduk di bangku rumah wanita tua itu. Hingga Emak benar-benar marah dan berteriak mengusirnya.Erika bangkit dari bangku dengan banyak tanya yang berkeliaran di kepalanya. Ia menatap balik Emak saat berpapasan di depan pintu dengan wanita tua itu. Wajahnya sempat mengiba, meminta pertolongan. Namun, Emak tak peduli. Ia segera menutup pintu saat Erika sudah berada satu langkah dari dalam rumahnya.Erika tak tahu harus berbuat apa dan bagaimana. Ia berjalan kaki tanpa tahu arah. Pikirannya semakin kacau. Ia tak habis pikir, semua perjuangannya sia-sia. Cinta tulus yang ia berikan ke Jojo kandas dengan cara seperti ini. Padahal semua hampir ia

  • Cinta vs Pelet   Jojo Menemui Erika

    Setibanya Ambar di depan rumah Sari, ia melihat pintu pagar yang terbuka serta pintu rumahnya. Perasaan Ambar semakin tidak enak. Ia berlari masuk sambil memanggil nama Sari berulang. Saat ia memasuki ruang keluarga, Ambar mendapati Sari yang sudah terkulai di lantai tak berdaya. Wajahnya pucat pasi dengan keringat bercucuran."Ya ampun, Mbak. Kenapa?" Sari sudah tidak sanggup untuk berkata-kata.Seluruh tubuhnya terasa sangat lemas. Ia hanya mengeluarkan air mata, memandang Ambar penuh harapan. Meminta pertolongan."Tunggu sebentar, ya?"Ambar berlari keluar rumah, mencari orang dan meminta pertolongan. Tak lama beberapa warga datang dan membantu Ambar mengangkat Sari ke mobil tetangganya. Mereka

  • Cinta vs Pelet   Erika Melabrak Sari

    [Kamu kemana aja, sih? Susah banget dihubungi?][Jo! Aku serius tanya. Jawab!][Astaga! Kamu benar-benar mau membatalkan pernikahan kita karena wanita itu? Mana janjimu?]Pesan tak henti berbunyi sejak tadi pagi. Tak satupun sudah terbaca. Ya, karena tadi Jojo tidak membawa gawai saat ruqyah. Benda pipih itu tertinggal di nakas. Erika tak henti mengirim pesan singkat serta panggilan telepon. Ia yang baru sadar dari minuman alkohol tadi pagi, segera meneror kekasihnya itu.Namun, Erika tak ingat bahwa Jojo semalam sakit. Ia berpikir bahwa Jojo meninggalkannya semalam tanpa sebab.Sari membaca semua pesan masuk dari Erika. Lalu, ia menghapus semua

  • Cinta vs Pelet   Ruqyah Pertama

    Sebuah taksi online telah tiba di depan rumah Sari. Ia dan Jojo segera menghampiri taksi itu. Mereka pun segera menuju tempat sesuai dengan lokasi yang Sari pesan.Baru masuk ke dalam mobil beberapa menit, rasa kantuk pada mata Jojo tak tertahan. Sari memang sengaja memberi Jojo obat demam setelah sarapan. Obat yang mengandung efek ngantuk. Karena agar Jojo tidak curiga mereka akan berobat kemana.Ya, Sari mengambil kesempatan demam Jojo untuk alasan membawanya ke klinik. Padahal mereka menuju rumah ruqyah yang telah disarankan Ambar. Perjalanan pun lumayan lama, jadi Jojo harus tertidur, pikir Sari. Agar suaminya tidak banyak bertanya.Setelah menempuh perjalanan hampir lima puluh menit, mereka pun tiba di sebuah tempat. Sari membangunkan Jojo. Lelaki itu

  • Cinta vs Pelet   Penyesalan Jojo

    Dering gawai mengejutkan Sari yang tengah berpikir. Panggilan masuk datang dari orang tuanya di Jakarta. Ia segera mengangkat. Setelah saling menanyakan kabar, Sari memberikan kabar baik tentang tubuhnya yang telah berbadan dua tanpa memberitahu masalah yang sedang terjadi.Senyum mengembang dari wajah kedua orang tuanya, mendengar kabar itu. Sari pun ikut bahagia melihatnya.[Terus, sekarang Mas Jojo mana, Ndok?][Belum pulang, Ma. Lembur.][Kalau begitu kamu jangan capek-capek, ya. Jangan sering lembur juga.][Aku hari ini mengundurkan diri, Ma.][Lho, kenapa?]

  • Cinta vs Pelet   Sari Sadar Kelicikan Erika

    Beberapa pesan singkat Erika masuk ke gawia Jojo, tetapi tak satupun yang dibalas. Jojo hanya melihatnya sebentar, lalu kembali ia masukan gawai ke dalam saku.Selama dalam perjalanan pulang, Jojo terdiam. Suara bising obrolan rekan-rekannya tak terdengar, seolah sunyi. Tanpa ada suara apapun. Pikirannya melayang, teringat bayang-bayang foto USG yang Sari kirimkan tadi siang. Bagaimana nasib bayi itu ketika lahir, pikirnya.Bagaimanapun juga janin itu adalah darah dagingnya. Ada rasa sedih dalam hati, memikirkan jika calon anaknya nanti membencinya karena tahu ia telah mengkhianati Sari dan menyia-nyiakan mereka begitu saja. Bayang-bayang rasa bersalah terus menghantui sepanjang perjalanan. Hingga Jojo tiba di halte tempatnya turun.Seturunnya dari bis, Joj

  • Cinta vs Pelet   Foto USG

    Erika berdeham. Menahan malu dan amarah yang bergelut dalam pikirannya. Ia meraih rokok dari nakas dan segera menyalakannya. Setelah satu hisapan bisa terlepas, ia merasakan sedikit lega dan bisa mengembalikan keberanian bicara lagi."To the point aja, tujuan anda kesini ada apa?" tanya Erika ketus.Sari masih mempertahankan senyum tipis pada bibirnya. Menatap gadis yang berani menggoda suaminya lagi. Sambil mengangguk ia pun menjawab, "Iya, pertanyaan bagus. Saya cuma mau tanya, benar kamu mencintai Jojo dan kalian akan segera menikah?"Erika kembali tergelak sambil menghisap batang racun nikotin yang berada di jarinya. Senyum sengit ia lontarkan, seolah meledek."Hmmm… sepertinya Jojo suda

  • Cinta vs Pelet   Indekos Erika

    Entah, hari itu mengapa Sari sama sekali menurut perkataan Jojo yang meminta segera membuang amplop cokelat, bukti perselingkuhannya. Perlahan, ingatan Sari mundur. Jojo seperti membakar sesuatu di halaman belakang. Bodohnya lagi, ia tidak curiga. Rasa lelah membuatnya tak peduli. Mempercayai apa saja yang keluar dari bibir Jojo.Bahkan keesokan pun Sari tidak memperhatikan sampah yang ia buang keluar. Apakah ada amplop itu atau tidak. Penyesalan sangat menusuk. Ternyata Jojo begitu lihai bermain lidah dan hati. Begitu pun dirinya yang sangat bodoh dan mudah dibohongi.Ambar menceritakan semua tentang pertemuan hari itu perlahan. Lalu, ia pun mengeluarkan gawainya dari saku. Mencari foto dan video yang pernah suaminya kirim untuk di cetak. Menurut Ambar, sekarang waktu yang tepat untuk memberitahu Sari semuanya. Rasa kasi

  • Cinta vs Pelet   Emas Kawin Erika

    Sari mengejar Jojo keluar rumah yang sudah tidak terlihat. Ia menghentikan langkahnya saat menyadari air mata yang telah membasahi wajah. Bagaimana mungkin bisa keluar rumah untuk mengejar Jojo. Apa pantas menyelesaikan masalah di tempat umum, tanyanya dalam hati. Pikiran waras masih dapat mengontrol emosi.Sementara Ambar yang sedang menyapu di teras rumahnya, melihat wajah sembab Sari. Ia yakin telah terjadi sesuatu dengan tetangganya itu.Ambar bergegas membuka pintu pagar dengan sedikit berlari menghampiri rumah Sari. Sari yang menyadari kedatangan Ambar segera menghapus semua tanda kesedihan yang sebenarnya sudah tidak bisa ia tutupkan."Mbak, nggak apa-apa?" Ambar berjalan menghampiri Sari.S

DMCA.com Protection Status