Home / Romansa / Cinta vs Pelet / Sari Sadar Kelicikan Erika

Share

Sari Sadar Kelicikan Erika

Author: Swimbi D. A
last update Last Updated: 2022-01-14 13:00:00

Beberapa pesan singkat Erika masuk ke gawia Jojo, tetapi tak satupun yang dibalas. Jojo hanya melihatnya sebentar, lalu kembali ia masukan gawai ke dalam saku. 

Selama dalam perjalanan pulang, Jojo terdiam. Suara bising obrolan rekan-rekannya tak terdengar, seolah sunyi. Tanpa ada suara apapun. Pikirannya melayang, teringat bayang-bayang foto USG yang Sari kirimkan tadi siang. Bagaimana nasib bayi itu ketika lahir, pikirnya. 

Bagaimanapun juga janin itu adalah darah dagingnya. Ada rasa sedih dalam hati, memikirkan jika calon anaknya nanti membencinya karena tahu ia telah mengkhianati Sari dan menyia-nyiakan mereka begitu saja. Bayang-bayang rasa bersalah terus menghantui sepanjang perjalanan. Hingga Jojo tiba di halte tempatnya turun. 

Seturunnya dari bis, Jojo mempercepat langkah kaki. Hatinya mulai terbuka, rasa ingin segera menemui Sari bergejolak. Terlebih perut wanita itu, yang telah ditinggali calon anak mereka. 

Jojo mengetuk pintu dengan semangat. Tak sabar Sari membukakan. Tak lama, Sari pun muncul, mengintip dari balik hordeng. Ia segera membuka kunci saat melihat Jojo yang berada di balik pintu. 

Mereka saling pandang. Terpaku beberapa menit. Ada setetes air mata di sudut mata Jojo. Ia terharu. Menatap perut Sari yang sebenarnya belum terlihat buncit. Perlahan ia menaruh tangannya di perut itu. Mencoba merasakan detak jantung dari makhluk hidup yang tinggal di sana. 

Rasa malu yang tadi sempat membuatnya ragu menyentuh kini ia abaikan. Penyesalan terus bergelayut, teringat saat kemarin Jojo telah membuat pertengkaran yang ia ada-adakan serta fitnah. Namun, apa yang dilakukan wanita di hadapannya itu, tak pernah melawan apalagi berbohong. Tetap mencoba menjadi yang terbaik dan berusaha sesempurna mungkin untuknya. 

Jojo tak kuasa menahan hari yang akhirnya meneteskan air mata. Lalu, ia jatuh dalam pelukan Sari. Memohon kata maaf dalam hati karena bibirnya enggan, masih bersikeras menolak. Jojo tak paham ada apa dengan dirinya, mengapa sulit mengungkap kata itu. 

Beberapa detik penyesalan yang teramat sangat menyiksa Jojo ketika mereka berpelukan. Akan tetapi, tiba-tiba Erika kembali muncul dalam ingatan Jojo. Seketika ia melepas pelukan. Lalu, duduk di sofa ruang tamu. Jojo merasakan sakit pada kepalanya. Ia mencoba memijat pelan sambil bersandar di sofa. 

Sari duduk berhadapan dengan Jojo, mengamati tingkah aneh suaminya. Hatinya semakin yakin ada yang tidak beres dengan Jojo. Ia pun teringat bahwa suaminya itu pernah bercerita kalau sebelum ini tanpa sadar telah melakukan kesalahan, berselingkuh dengan Erika. Lalu, meminta maaf padanya. 

Mengapa Jojo seperti orang yang terkena ilmu sihir, tanya Sari menelisik dalam hati. Suaminya seperti tidak sadar dan ketika kembali baik ada penghalang yang membuatnya kembali menjadi jahat. Bukan seperti dirinya. Ia pun teringat senyum Jojo yang terlihat seperti berbeda di foto-foto. Ya, Sari sadar sekarang. Erika telah bermain sihir. Ia semakin yakin, Jojo tidak benar-benar mencintai gadis itu. 

Namun, sihir itu yang telah mempengaruhi akal dan pikirannya. 

***

Jojo menghindari Sari sejak sepulang kerja tadi. Sakit pada kepalanya yang menusuk seolah mengingatkan cinta pada Erika yang tidak boleh ia khianati. Ya, sihir itu bekerja seperti apa yang diinginkan Erika. 

Meski hati kecil Jojo ingin sekali melawan, kembali ke pelukan Sari. Akan tetapi, dalam penglihatan Jojo Sari begitu buruk. Rasa benci tanpa sebab tumbuh begitu cepat setiap kali ia mencoba mengingat janin dalam perut istrinya. 

Jojo tak kuasa menahan rasa yang tidak bisa ia jelaskan. Diam dan menghindar adalah caranya untuk meredakan sakit pada kepala yang masih menusuk. Serta mengurangi rasa peduli pada Sari. 

"Mas…," ucap Sari. Ia menghampiri suaminya, duduk di sebelah Jojo yang terdiam di depan televisi. Tatapan matanya kosong, tidak benar-benar menyaksikan acara yang berlangsung. Hanya raga yang berada di sana tetapi jiwanya melayang. Pikirannya tak disini. 

Sapa dari Sari pun tidak dapat ia dengar. Sari mengurungkan niat mengajaknya berbicara. Ia kembali ke kamar, mencari nomor telepon Ambar dan segera mengirim pesan singkat. 

[Ambar, apa kamu dan Bang Roni sedang sibuk?]

[Nggak, Mbak. Kami baru selesai makan malam. Lagi bersantai. Ada yang bisa aku bantu?]

[Boleh aku kesitu?]

Tak menunggu waktu lama, Ambar segera mempersilakan Sari berkunjung. Sari pun melewati Jojo yang masih terdiam di depan televisi seperti orang linglung dan tidak ada di sana. Hanya raga tanpa jiwa. 

Ia segera menghampiri rumah Ambar dan sudah disambut oleh wanita pemilik rumah itu di teras. Mereka segera masuk. Tanpa basa-basi, Sari segera menceritakan apa yang terjadi dengan Jojo. Sepasang suami-istri itu mendengarkan dengan saksama. 

"Pelet?" tanya Ambar. Sari mengangguk. Sesaat Ambar dan suaminya saling pandang. 

"Sebenarnya saya pun sudah berpikir seperti itu. Ada yang tidak beres dengan Jojo," sahut Roni. 

"Ambar, kamu 'kan orang asli sini. Maksudku, apa punya kenalan ustad yang bisa mengobati Jojo?" tanya Sari. 

Sesaat Ambar terdiam. Mencoba mengingat-ingat. 

"Dulu ada seorang teman yang cerita, dia pernah kena santet. Hampir gila dan badannya habis tidak bisa menerima makanan. Coba nanti aku hubungi dia dan minta alamat orang yang bisa menyembuhkannya."

"Terima kasih, ya, Mbar. Kalau begitu aku pamit dulu. Takut Mas Jojo sadar dan mencariku."

Setelah berpamitan, Sari pun bergegas masuk ke dalam rumah. Namun, setibanya di rumah Jojo terlihat sangat pulas tertidur di sofa depan televisi. Sari beranjak ke kamar, mengambil selimut. Lalu, menutupi tubuh suaminya dengan kain tebal itu. Ia enggan membangunkan Jojo. Membiarkan suaminya terlelap di sana. 

Pikirnya, biarlah malam ini suaminya tidur di sofa dan ia akan mengikuti sementara ingin Jojo. Apapun. Karena saat ini bukan Jojo yang ada di raga suaminya, Sari yakin itu. Jadi, untuk menjaga agar lelaki itu tidak marah, alangkah baiknya mengikuti permainan jin yang Erika hadirkan. 

***

Seperti biasa, pagi ini pun Sari melayani suaminya. Menyiapkan makan pagi. Namun, lelaki itu masih diam, enggan berbicara sepatah kata pun. Hingga makan pagi berakhir, Jojo menatapnya dalam di meja makan. 

"Sar…," ucap Jojo. Sari yang baru ingin berdiri membereskan piring kotor, mengurungkan niat. Ia kembali duduk dan saling tatap, menanti ucapan selanjutnya yang akan keluar dari bibir Jojo. "Kita pisah ranjang saja sampai bayi itu lahir."

Sari menelan ludahnya. Namun, akal sehat kembali mengingatkan bahwa lelaki yang berbicara di depannya bukanlah suaminya. Ia menarik napas dalam, hanya memberikan jawaban dengan sebuah senyum tipis. Lalu, beranjak dari kursi makan menuju tempat cuci piring. 

"Jin tidak akan pernah menang dengan manusia," ucap Sari dalam hati. Ia mencoba menguatkan dirinya. "Sabar-sabar. Pasti ada jalan lain yang Tuhan rencanakan."

Setelah rapi, Sari ingin berangkat ke kantor. Rencananya hari ini ia akan mengundurkan diri. Ia ingin fokus mengurus kehamilannya dan mencari cara pengobatan untuk Jojo. Rencana ini tentu tanpa diketahui Jojo. 

Lelaki itu duduk di teras sambil menyalakan batang rokoknya. Menyesap hingga habis dan beranjak saat Sari selesai mengunci pintu. Jojo jalan di depan Sari dan tidak memperdulikan wanita itu. Namun, Sari pun tidak ambil pusing dengan sikap suaminya. Ia tetap mengikuti ingin Jojo dengan tetap bersikap seperti biasa. 

Saat bis jemputan Sari tiba lebih dulu pun, Sari tetap berpamitan dan mencium punggung tangan suaminya. Meski Jojo merasa jijik dan sempat ingin menolak. Namun, ramai. Ia tidak mungkin memaki atau menolak Sari di depan teman-temannya. 

Tanpa senyum, tidak seperti biasanya Jojo memandang Sari yang mencium takzim punggung tangannya. Lalu, berjalan memasuki bis jemputan. Sesaat Sari menatap mata Jojo ketika duduk di dalam bis. Ya, ia yakin. Sorot mata suaminya tidak setajam itu. Lelaki itu, bukan suaminya. 

***

Sari mengemas barang-barangnya setelah seharian ini menyelesaikan semua tugas. Surat pengunduran diri pun telah ia ajukan. Wanita itu segera berpamitan dengan teman-teman yang baru saja dikenalnya belum genap dua bulan. Beralasan hamil dan kondisi lemah, Sari mengorbankan pekerjaan. Pihak kantornya pun menerima alasan itu dan membiarkan Sari mengundurkan diri. 

Setibanya di rumah, Sari melakukan aktivitas seperti biasa. Tak lama ada pesan masuk dari Ambar yang memberi kabar tentang sebuah alamat rumah ruqyah. 

[Tempat ini menerima ruqyah yang sesuai syariat dalam agama kita.]

Sari melihat alamat itu, lalu ia melihatnya di maps, mencari tahu jarak tempuh ke sana dari tempat tinggalnya. Ternyata lumayan jauh. Ia terdiam sejenak, memikirkan cara. Alasan apa untuk membawa Jojo ke sana. Jika ia berterus terang, sudah pasti akan ditolak Jojo. 

Bersambung….

Related chapters

  • Cinta vs Pelet   Penyesalan Jojo

    Dering gawai mengejutkan Sari yang tengah berpikir. Panggilan masuk datang dari orang tuanya di Jakarta. Ia segera mengangkat. Setelah saling menanyakan kabar, Sari memberikan kabar baik tentang tubuhnya yang telah berbadan dua tanpa memberitahu masalah yang sedang terjadi.Senyum mengembang dari wajah kedua orang tuanya, mendengar kabar itu. Sari pun ikut bahagia melihatnya.[Terus, sekarang Mas Jojo mana, Ndok?][Belum pulang, Ma. Lembur.][Kalau begitu kamu jangan capek-capek, ya. Jangan sering lembur juga.][Aku hari ini mengundurkan diri, Ma.][Lho, kenapa?]

    Last Updated : 2022-01-15
  • Cinta vs Pelet   Ruqyah Pertama

    Sebuah taksi online telah tiba di depan rumah Sari. Ia dan Jojo segera menghampiri taksi itu. Mereka pun segera menuju tempat sesuai dengan lokasi yang Sari pesan.Baru masuk ke dalam mobil beberapa menit, rasa kantuk pada mata Jojo tak tertahan. Sari memang sengaja memberi Jojo obat demam setelah sarapan. Obat yang mengandung efek ngantuk. Karena agar Jojo tidak curiga mereka akan berobat kemana.Ya, Sari mengambil kesempatan demam Jojo untuk alasan membawanya ke klinik. Padahal mereka menuju rumah ruqyah yang telah disarankan Ambar. Perjalanan pun lumayan lama, jadi Jojo harus tertidur, pikir Sari. Agar suaminya tidak banyak bertanya.Setelah menempuh perjalanan hampir lima puluh menit, mereka pun tiba di sebuah tempat. Sari membangunkan Jojo. Lelaki itu

    Last Updated : 2022-01-18
  • Cinta vs Pelet   Erika Melabrak Sari

    [Kamu kemana aja, sih? Susah banget dihubungi?][Jo! Aku serius tanya. Jawab!][Astaga! Kamu benar-benar mau membatalkan pernikahan kita karena wanita itu? Mana janjimu?]Pesan tak henti berbunyi sejak tadi pagi. Tak satupun sudah terbaca. Ya, karena tadi Jojo tidak membawa gawai saat ruqyah. Benda pipih itu tertinggal di nakas. Erika tak henti mengirim pesan singkat serta panggilan telepon. Ia yang baru sadar dari minuman alkohol tadi pagi, segera meneror kekasihnya itu.Namun, Erika tak ingat bahwa Jojo semalam sakit. Ia berpikir bahwa Jojo meninggalkannya semalam tanpa sebab.Sari membaca semua pesan masuk dari Erika. Lalu, ia menghapus semua

    Last Updated : 2022-01-19
  • Cinta vs Pelet   Jojo Menemui Erika

    Setibanya Ambar di depan rumah Sari, ia melihat pintu pagar yang terbuka serta pintu rumahnya. Perasaan Ambar semakin tidak enak. Ia berlari masuk sambil memanggil nama Sari berulang. Saat ia memasuki ruang keluarga, Ambar mendapati Sari yang sudah terkulai di lantai tak berdaya. Wajahnya pucat pasi dengan keringat bercucuran."Ya ampun, Mbak. Kenapa?" Sari sudah tidak sanggup untuk berkata-kata.Seluruh tubuhnya terasa sangat lemas. Ia hanya mengeluarkan air mata, memandang Ambar penuh harapan. Meminta pertolongan."Tunggu sebentar, ya?"Ambar berlari keluar rumah, mencari orang dan meminta pertolongan. Tak lama beberapa warga datang dan membantu Ambar mengangkat Sari ke mobil tetangganya. Mereka

    Last Updated : 2022-01-20
  • Cinta vs Pelet   Emak Marah

    Emak berjalan ke arah pintu. Tak peduli dengan tanya Erika. Ia meminta gadis itu keluar dari dalam rumahnya. Tatapan mata wanita tua itu sinis. Erika semakin tak paham. Ia sempat kekeh duduk di bangku rumah wanita tua itu. Hingga Emak benar-benar marah dan berteriak mengusirnya.Erika bangkit dari bangku dengan banyak tanya yang berkeliaran di kepalanya. Ia menatap balik Emak saat berpapasan di depan pintu dengan wanita tua itu. Wajahnya sempat mengiba, meminta pertolongan. Namun, Emak tak peduli. Ia segera menutup pintu saat Erika sudah berada satu langkah dari dalam rumahnya.Erika tak tahu harus berbuat apa dan bagaimana. Ia berjalan kaki tanpa tahu arah. Pikirannya semakin kacau. Ia tak habis pikir, semua perjuangannya sia-sia. Cinta tulus yang ia berikan ke Jojo kandas dengan cara seperti ini. Padahal semua hampir ia

    Last Updated : 2022-01-21
  • Cinta vs Pelet   Nikah, yuk?

    Siapa yang tak memimpikan memiliki pasangan halal? Setiap insan pasti ingin. Namun, di zaman modern seperti sekarang apakah ada yang siap menikah dengan lelaki yang menginginkan memiliki istri lebih dari satu? Terlebih bukan karena alasan agama atau kekurangan yang dimiliki calon istrinya."Mah, batalkan saja semua persiapan pernikahanku."Seorang gadis berkacamata segera mempercepat langkah kaki menuju lantai dua rumahnya. Membiarkan wajah kedua orang tuanya terpaku tanpa penjelasan di ruang keluarga. Sesampainya di ruang kamar, segera ia mengunci pintu. Sendiri adalah obat penenang untuk saat ini.***Berulang, Sari mencoba menghubungi seseorang dari gawainya. Tak ada jawaban. Sudah minggu ke dua, lelaki yang ia harap menjadi im

    Last Updated : 2021-09-15
  • Cinta vs Pelet   Wanita di Indekos

    Roni--lelaki yang sedang mencuci motor--bersedia mengantar Sari ke sebuah alamat yang menurutnya adalah rumah kekasih Jojo setelah Sari mengiba. Ketika tiba, Sari memintanya menunggu di luar, sedangkan ia akan masuk sendiri.Jantung Sari berdetak lebih kencang dari biasanya. Ia menyusuri lorong indekos. Ragu, tetapi ia hanya ingin membuktikan apa yang dikatakan Roni. Dalam hati ia berdoa dan berharap semua kata dari Roni tidak benar.Sari semakin gugup kala tiba di depan sebuah kamar yang Roni beritahu. Berulang ia mengatur napas dan mengetuk pintu. Seorang gadis dengan celana hot pants dan tengtop merah membuka pintu. Seksi. Tersenyum, penuh tanya, mencoba

    Last Updated : 2021-09-15
  • Cinta vs Pelet   Murka

    Empat hari berlalu, sejak percakapan senin lalu di telepon. Sari enggan menghubungi Jojo lebih dulu. Ia memilih menanti kabar kedatangan Jojo ke Jakarta. Memperjelas hubungan.Tiba-tiba Jojo mengirimkan foto tiket keberangkatannya ke Jakarta. Tertulis pada sebuah foto kertas itu, bahwa besok pagi ia berangkat ke Jakarta. Sari hanya membalas singkat, ia akan menjemput di bandar udara.Semalaman pikiran Sari melayang. Apa yang akan ia katakan besok ke Jojo? Seandainya harus berakhir, apa Sari bisa menjelaskan kepada kedua orang tua dan keluarga besarnya? Lalu, menanggung malu dan membuang uang dari Jojo yang terlanjur sudah membayar deposito.Jika lanjut, apa bisa Jojo cerita jujur tentang wanita itu dan mengakhirinya?

    Last Updated : 2021-09-15

Latest chapter

  • Cinta vs Pelet   Emak Marah

    Emak berjalan ke arah pintu. Tak peduli dengan tanya Erika. Ia meminta gadis itu keluar dari dalam rumahnya. Tatapan mata wanita tua itu sinis. Erika semakin tak paham. Ia sempat kekeh duduk di bangku rumah wanita tua itu. Hingga Emak benar-benar marah dan berteriak mengusirnya.Erika bangkit dari bangku dengan banyak tanya yang berkeliaran di kepalanya. Ia menatap balik Emak saat berpapasan di depan pintu dengan wanita tua itu. Wajahnya sempat mengiba, meminta pertolongan. Namun, Emak tak peduli. Ia segera menutup pintu saat Erika sudah berada satu langkah dari dalam rumahnya.Erika tak tahu harus berbuat apa dan bagaimana. Ia berjalan kaki tanpa tahu arah. Pikirannya semakin kacau. Ia tak habis pikir, semua perjuangannya sia-sia. Cinta tulus yang ia berikan ke Jojo kandas dengan cara seperti ini. Padahal semua hampir ia

  • Cinta vs Pelet   Jojo Menemui Erika

    Setibanya Ambar di depan rumah Sari, ia melihat pintu pagar yang terbuka serta pintu rumahnya. Perasaan Ambar semakin tidak enak. Ia berlari masuk sambil memanggil nama Sari berulang. Saat ia memasuki ruang keluarga, Ambar mendapati Sari yang sudah terkulai di lantai tak berdaya. Wajahnya pucat pasi dengan keringat bercucuran."Ya ampun, Mbak. Kenapa?" Sari sudah tidak sanggup untuk berkata-kata.Seluruh tubuhnya terasa sangat lemas. Ia hanya mengeluarkan air mata, memandang Ambar penuh harapan. Meminta pertolongan."Tunggu sebentar, ya?"Ambar berlari keluar rumah, mencari orang dan meminta pertolongan. Tak lama beberapa warga datang dan membantu Ambar mengangkat Sari ke mobil tetangganya. Mereka

  • Cinta vs Pelet   Erika Melabrak Sari

    [Kamu kemana aja, sih? Susah banget dihubungi?][Jo! Aku serius tanya. Jawab!][Astaga! Kamu benar-benar mau membatalkan pernikahan kita karena wanita itu? Mana janjimu?]Pesan tak henti berbunyi sejak tadi pagi. Tak satupun sudah terbaca. Ya, karena tadi Jojo tidak membawa gawai saat ruqyah. Benda pipih itu tertinggal di nakas. Erika tak henti mengirim pesan singkat serta panggilan telepon. Ia yang baru sadar dari minuman alkohol tadi pagi, segera meneror kekasihnya itu.Namun, Erika tak ingat bahwa Jojo semalam sakit. Ia berpikir bahwa Jojo meninggalkannya semalam tanpa sebab.Sari membaca semua pesan masuk dari Erika. Lalu, ia menghapus semua

  • Cinta vs Pelet   Ruqyah Pertama

    Sebuah taksi online telah tiba di depan rumah Sari. Ia dan Jojo segera menghampiri taksi itu. Mereka pun segera menuju tempat sesuai dengan lokasi yang Sari pesan.Baru masuk ke dalam mobil beberapa menit, rasa kantuk pada mata Jojo tak tertahan. Sari memang sengaja memberi Jojo obat demam setelah sarapan. Obat yang mengandung efek ngantuk. Karena agar Jojo tidak curiga mereka akan berobat kemana.Ya, Sari mengambil kesempatan demam Jojo untuk alasan membawanya ke klinik. Padahal mereka menuju rumah ruqyah yang telah disarankan Ambar. Perjalanan pun lumayan lama, jadi Jojo harus tertidur, pikir Sari. Agar suaminya tidak banyak bertanya.Setelah menempuh perjalanan hampir lima puluh menit, mereka pun tiba di sebuah tempat. Sari membangunkan Jojo. Lelaki itu

  • Cinta vs Pelet   Penyesalan Jojo

    Dering gawai mengejutkan Sari yang tengah berpikir. Panggilan masuk datang dari orang tuanya di Jakarta. Ia segera mengangkat. Setelah saling menanyakan kabar, Sari memberikan kabar baik tentang tubuhnya yang telah berbadan dua tanpa memberitahu masalah yang sedang terjadi.Senyum mengembang dari wajah kedua orang tuanya, mendengar kabar itu. Sari pun ikut bahagia melihatnya.[Terus, sekarang Mas Jojo mana, Ndok?][Belum pulang, Ma. Lembur.][Kalau begitu kamu jangan capek-capek, ya. Jangan sering lembur juga.][Aku hari ini mengundurkan diri, Ma.][Lho, kenapa?]

  • Cinta vs Pelet   Sari Sadar Kelicikan Erika

    Beberapa pesan singkat Erika masuk ke gawia Jojo, tetapi tak satupun yang dibalas. Jojo hanya melihatnya sebentar, lalu kembali ia masukan gawai ke dalam saku.Selama dalam perjalanan pulang, Jojo terdiam. Suara bising obrolan rekan-rekannya tak terdengar, seolah sunyi. Tanpa ada suara apapun. Pikirannya melayang, teringat bayang-bayang foto USG yang Sari kirimkan tadi siang. Bagaimana nasib bayi itu ketika lahir, pikirnya.Bagaimanapun juga janin itu adalah darah dagingnya. Ada rasa sedih dalam hati, memikirkan jika calon anaknya nanti membencinya karena tahu ia telah mengkhianati Sari dan menyia-nyiakan mereka begitu saja. Bayang-bayang rasa bersalah terus menghantui sepanjang perjalanan. Hingga Jojo tiba di halte tempatnya turun.Seturunnya dari bis, Joj

  • Cinta vs Pelet   Foto USG

    Erika berdeham. Menahan malu dan amarah yang bergelut dalam pikirannya. Ia meraih rokok dari nakas dan segera menyalakannya. Setelah satu hisapan bisa terlepas, ia merasakan sedikit lega dan bisa mengembalikan keberanian bicara lagi."To the point aja, tujuan anda kesini ada apa?" tanya Erika ketus.Sari masih mempertahankan senyum tipis pada bibirnya. Menatap gadis yang berani menggoda suaminya lagi. Sambil mengangguk ia pun menjawab, "Iya, pertanyaan bagus. Saya cuma mau tanya, benar kamu mencintai Jojo dan kalian akan segera menikah?"Erika kembali tergelak sambil menghisap batang racun nikotin yang berada di jarinya. Senyum sengit ia lontarkan, seolah meledek."Hmmm… sepertinya Jojo suda

  • Cinta vs Pelet   Indekos Erika

    Entah, hari itu mengapa Sari sama sekali menurut perkataan Jojo yang meminta segera membuang amplop cokelat, bukti perselingkuhannya. Perlahan, ingatan Sari mundur. Jojo seperti membakar sesuatu di halaman belakang. Bodohnya lagi, ia tidak curiga. Rasa lelah membuatnya tak peduli. Mempercayai apa saja yang keluar dari bibir Jojo.Bahkan keesokan pun Sari tidak memperhatikan sampah yang ia buang keluar. Apakah ada amplop itu atau tidak. Penyesalan sangat menusuk. Ternyata Jojo begitu lihai bermain lidah dan hati. Begitu pun dirinya yang sangat bodoh dan mudah dibohongi.Ambar menceritakan semua tentang pertemuan hari itu perlahan. Lalu, ia pun mengeluarkan gawainya dari saku. Mencari foto dan video yang pernah suaminya kirim untuk di cetak. Menurut Ambar, sekarang waktu yang tepat untuk memberitahu Sari semuanya. Rasa kasi

  • Cinta vs Pelet   Emas Kawin Erika

    Sari mengejar Jojo keluar rumah yang sudah tidak terlihat. Ia menghentikan langkahnya saat menyadari air mata yang telah membasahi wajah. Bagaimana mungkin bisa keluar rumah untuk mengejar Jojo. Apa pantas menyelesaikan masalah di tempat umum, tanyanya dalam hati. Pikiran waras masih dapat mengontrol emosi.Sementara Ambar yang sedang menyapu di teras rumahnya, melihat wajah sembab Sari. Ia yakin telah terjadi sesuatu dengan tetangganya itu.Ambar bergegas membuka pintu pagar dengan sedikit berlari menghampiri rumah Sari. Sari yang menyadari kedatangan Ambar segera menghapus semua tanda kesedihan yang sebenarnya sudah tidak bisa ia tutupkan."Mbak, nggak apa-apa?" Ambar berjalan menghampiri Sari.S

DMCA.com Protection Status