Share

Foto USG

Penulis: Swimbi D. A
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-13 13:00:00

Erika berdeham. Menahan malu dan amarah yang bergelut dalam pikirannya. Ia meraih rokok dari nakas dan segera menyalakannya. Setelah satu hisapan bisa terlepas, ia merasakan sedikit lega dan bisa mengembalikan keberanian bicara lagi. 

"To the point aja, tujuan anda kesini ada apa?" tanya Erika ketus. 

Sari masih mempertahankan senyum tipis pada bibirnya. Menatap gadis yang berani menggoda suaminya lagi. Sambil mengangguk ia pun menjawab, "Iya, pertanyaan bagus. Saya cuma mau tanya, benar kamu mencintai Jojo dan kalian akan segera menikah?"

Erika kembali tergelak sambil menghisap batang racun nikotin yang berada di jarinya. Senyum sengit ia lontarkan, seolah meledek. 

"Hmmm… sepertinya Jojo sudah sampaikan ke anda. Lalu, apalagi yang harus saya jelaskan? Oh… cinta, ya? Ya, tentu. Aku sangat mencintainya dari sebelum kalian ingin menikah. Kau tak tahu? Dan cinta ini tidak bertepuk sebelah tangan. Kami sudah menjalin hubungan sebelum kau menikah dengannya."

"Begitukah? Lalu, mengapa bukan kau yang dinikahinya tetapi aku?"

"Maksudmu apa?"

Tanya santai Sari telah membakar amarah Erika. Gadis itu mulai membulatkan matanya lagi, menatap Sari penuh amarah. Namun, tak sedikitpun ada rasa takut pada hati Sari. Meski tadi ia merasakan getaran hebat pada tangannya saat mengetuk pintu. Kini getaran itu menghilang. Ia merasa tiba-tiba memiliki keberanian yang entah dari mana datangnya. 

Keberanian yang meminta Sari mempertahankan hubungan dengan Jojo dan tidak menyerah begitu saja. Hubungan mereka sudah bukan sebatas tunangan apalagi pacaran, tetapi menikah. Hubungan yang bukan untuk dipermainkan lagi. Tuhan saksi cinta mereka di hadapan keluarga dan wali hukum. 

"Jika Jojo tidak mencintaiku, tidak mungkin dia kembali dan mencariku lagi. Setelah kalian menikah. Kau tahu mengapa Jojo menikahimu? Hanya untuk status. Aku yang sebenarnya dia cinta. Bukan kamu!" teriak Erika. Gadis itu mengatur napasnya setelah memaki Sari yang masih terlihat biasa saja. Sedikitpun Sari tidak terpancing emosi dengan semua perkataan Erika. 

Ia justru merasa tenang dan senang. Bisa melihat wajah Erika yang seperti kebakaran jenggot. Sangat terlihat sekali sifat asli Erika yang membuat Sari merasa besar kepala. Tidak ada apa-apanya. Gadis itu di mata Sari sangat rendah. 

"Pantas saja Mas Jojo tidak berani mengajakmu berkenalan dengan keluarganya. Apalagi mengajak menikah. Begini sikap aslinya," ucap Sari. "Saya hanya ingin beritahu kamu, jika kamu wanita baik-baik bersainglah denganku dengan cara sehat. Saya tahu betul Jojo, dari sebelum kamu mengenalnya."

Sari beranjak dari duduk, meninggalkan Erika yang masih terpaku di ranjang, menatap kosong sofa tempat Sari tadi duduk. Kini langkah Sari telah berada di depan pintu keluar. Sesaat ia membalikkan tubuh, kembali melihat ke arah Erika yang masih terdiam. Mencoba mencerna perkataan Sari tadi. Hatinya bertanya, apakah Sari mengetahui tentang pelet yang ia gunakan untuk Jojo. 

"Ah! Satu lagi. Kamu itu cantik, bisa kok, mendapatkan lelaki bujang. Tapi, kalau maksa tetap maunya sama Jojo, silakan. Saya yang mundur. Ambil saja, tapi ingat, menikahlah dengan cara resmi dan diketahui keluarga dan orang tua Jojo. Jika secara sembunyi-sembunyi, kamu belum mendapatkan Jojo sepenuhnya."

Sari melenggang keluar dari kamar Erika dan segera meninggalkan tempat itu. Jarinya dengan lincah membuka aplikasi ojek online dan kembali memesan ojek dari sana. Bibirnya tak henti tersenyum. Ia merasa benar-benar puas telah membuat mental Erika terjatuh. Hingga gadis itu pun tidak bisa berkata apa-apa. 

***

Udara panas hari itu membuat Sari sedikit merasakan sakit pada kepalanya. Setelah sampai di depan rumah, ia segera membayar ojek dan siap membuka pagar. Namun, tiba-tiba mual pada perutnya tidak tertahankan. Ia melihat ke sekitar, semua tampak berputar. Kesadarannya pun mulai menghilang hingga membuatnya terjatuh ke lantai. 

Seorang supir ojek yang tadi mengantarnya belum pergi. Baru ia mau memutar motor, sudah terkejut dengan suara jatuhnya tubuh Sari. Ia segera berteriak minta tolong. Keadaan perumahan sangat sepi. Ambar yang sedang duduk di ruang keluarga mendengar teriakan dan segera berlari keluar. Ia dan beberapa warga yang mendengar membantu supir ojek tadi membawa Sari masuk ke teras rumah Sari. 

Namun, tidak ada yang mengetahui letak kunci rumah Sari. Ambar menyarankan untuk membawa Sari ke klinik terdekat dan mencoba meminjam kendaraan ke seorang tetangga. Mereka pun bergegas mengantar Sari ke  klinik. 

***

Sari terdiam di sofa ruang keluarga. Sementara Ambar datang dari dapur membawa segelas teh hangat dan memberikan ke Sari. Tetangganya itu tidak tega meninggalkan Sari sendiri sejak pulang dari klinik.

"Makasih, Ambar." Sari menerima segelas teh manis itu. Perlahan meneguknya. Lalu, ia mulai menceritakan apa yang tadi dilakukan sebelum pingsan di depan rumah. 

Ambar sama sekali tidak berkomentar, hanya kagum mendengar cerita Sari. Wanita itu tidak terbakar emosi meski sudah disakiti berulang. Justru bisa membuat selingkuhan suaminya yang terbakar amarah. 

"Tapi, sekarang kamu punya alasan mempertahankan hubungan rumah tangga dengan Jojo 'kan? Kamu memiliki yang wanita itu tidak punya," kata Ambar. Sari sudah menyelesaikan ceritanya. Ia tersenyum tipis, membenarkan perkataan istri Roni. 

Namun, Sari tidak tahu gimana cara berbicara dengan Jojo. Hatinya masih ragu, apa Jojo akan luluh dengan kabar baru darinya. Sari mengelus perutnya pelan. 

"Semoga kehadiran kamu membuat luluh hati Ayah, ya, Sayang," ucap Sari. 

"Aamiin. Sekarang yang penting Mbak istirahat. Jangan banyak capek."

"Sekali lagi, makasih banyak, ya, Mbar. Oh, ya, aku udah nggak apa-apa. Kalau kamu mau pulang, silakan. Maaf ya, bukannya mengusir. Tapi, aku sudah banyak merepotkan. Takut nanti rumahmu malah masih berantakan, suami keburu pulang."

"Bener Mbak, udah nggak apa? Kalau ada apa-apa, telepon aku atau teriak saja dari teras ya, Mbak?" Ambar terkekeh membuat Sari pun ikut tertawa. Ia sangat beruntung bisa bertetangga dengan Ambar. 

"Siap, aku akan teriak sekuat tenaga kalau butuh bantuan kamu. Kamu juga harus ready ya, kapan pun aku teriak."

Mereka kembali tergelak sebelum akhirnya Ambar berpamitan pulang. 

***

Sari merebahkan tubuhnya di ranjang, sambil membuka percakapan dengan Jojo. Ia mencoba mengetik kata, ingin memberitahu perihal kehamilannya. Namun, bingung bagaimana bicaranya. Apa Jojo akan luluh dan pulang atau semakin menggila jika mengetahui istrinya hamil.

Sari mengambil tasnya dan mencari foto USG hasil kehamilannya tadi. Ia kirim foto itu tanpa keterangan apa-apa ke Jojo. Beberapa menit kemudian, Jojo yang sudah tidak sibuk, membuka gawai dan melihat pesan dari Sari. 

Ia terdiam, bingung dengan foto yang Sari kirimkan. Apa arti dari foto itu. Ini kali pertama ia melihat foto hasil USG. Jojo segera membalas pesan Sari. 

[Apa ini?]

[Hasil USG. Positif tiga minggu.]

Jojo tidak bisa merapatkan bibirnya kala membaca pesan singkat dari istrinya. Ia tidak percaya dengan apa yang baru saja dikirim Sari. 

"Positif? Hamil maksudnya?"

Roni yang mendengar ucapan lirih Jojo, menyahut dari belakang. 

"Sari pingsan di depan rumah. Lalu warga membawanya ke klinik tadi. Ternyata hamil." Jojo menoleh ke sumber suara. 

"Tahu banget kamu tentang istriku?"

"Jangan berpikir aneh. Istriku baru saja menelpon dan memberi kabar. Dia yang membawa Sari ke klinik. Jaga dia, Jo. Jangan sampai kondisinya lemah."

Jojo terdiam mendengar ucapan Roni. Ia segera memanggil Sari melalui telepon dan beranjak dari tempat yang ramai ke sepi untuk menghindari orang lain mendengar percakapannya. 

Nada ketiga berbunyi, Sari mengangkat telepon dan memberi salam ke suaminya. Jojo pun menjawab. Sesaat keduanya diam, semua kata seolah terkunci dalam mulut, sulit diungkapkan. 

[Ndok, apa itu benar?]

[Apa aku pernah bohong dan mempermainkanmu?]

Jojo kembali terdiam. Ia tidak bisa membohongi diri bahwa saat ini kebahagiaan tengah menimpanya. Namun, di sisi lain bayang-bayang wajah Erika terus berusaha memenuhi pikiran. 

[Jaga kondisi dia dan kamu, ya? Aku segera pulang.]

Sari meneteskan air matanya, ia terharu karena akhirnya Tuhan memberikan jalan. Membuka mata hati Jojo karena kehadiran janin dalam perut Sari. Sari hanya bisa berdoa penuh harapan bahwa semua akan kembali seperti semula. Saat Jojo yakin ingin menikah dengannya. Lalu, benar-benar meninggalkan Erika. 

"Semoga," ucap Sari. Ia telah mengakhiri panggilan telepon beberapa detik lalu. 

Senyumnya mengembang sambil mengelus perutnya lagi. 

Bersambung ….

Bab terkait

  • Cinta vs Pelet   Sari Sadar Kelicikan Erika

    Beberapa pesan singkat Erika masuk ke gawia Jojo, tetapi tak satupun yang dibalas. Jojo hanya melihatnya sebentar, lalu kembali ia masukan gawai ke dalam saku.Selama dalam perjalanan pulang, Jojo terdiam. Suara bising obrolan rekan-rekannya tak terdengar, seolah sunyi. Tanpa ada suara apapun. Pikirannya melayang, teringat bayang-bayang foto USG yang Sari kirimkan tadi siang. Bagaimana nasib bayi itu ketika lahir, pikirnya.Bagaimanapun juga janin itu adalah darah dagingnya. Ada rasa sedih dalam hati, memikirkan jika calon anaknya nanti membencinya karena tahu ia telah mengkhianati Sari dan menyia-nyiakan mereka begitu saja. Bayang-bayang rasa bersalah terus menghantui sepanjang perjalanan. Hingga Jojo tiba di halte tempatnya turun.Seturunnya dari bis, Joj

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-14
  • Cinta vs Pelet   Penyesalan Jojo

    Dering gawai mengejutkan Sari yang tengah berpikir. Panggilan masuk datang dari orang tuanya di Jakarta. Ia segera mengangkat. Setelah saling menanyakan kabar, Sari memberikan kabar baik tentang tubuhnya yang telah berbadan dua tanpa memberitahu masalah yang sedang terjadi.Senyum mengembang dari wajah kedua orang tuanya, mendengar kabar itu. Sari pun ikut bahagia melihatnya.[Terus, sekarang Mas Jojo mana, Ndok?][Belum pulang, Ma. Lembur.][Kalau begitu kamu jangan capek-capek, ya. Jangan sering lembur juga.][Aku hari ini mengundurkan diri, Ma.][Lho, kenapa?]

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-15
  • Cinta vs Pelet   Ruqyah Pertama

    Sebuah taksi online telah tiba di depan rumah Sari. Ia dan Jojo segera menghampiri taksi itu. Mereka pun segera menuju tempat sesuai dengan lokasi yang Sari pesan.Baru masuk ke dalam mobil beberapa menit, rasa kantuk pada mata Jojo tak tertahan. Sari memang sengaja memberi Jojo obat demam setelah sarapan. Obat yang mengandung efek ngantuk. Karena agar Jojo tidak curiga mereka akan berobat kemana.Ya, Sari mengambil kesempatan demam Jojo untuk alasan membawanya ke klinik. Padahal mereka menuju rumah ruqyah yang telah disarankan Ambar. Perjalanan pun lumayan lama, jadi Jojo harus tertidur, pikir Sari. Agar suaminya tidak banyak bertanya.Setelah menempuh perjalanan hampir lima puluh menit, mereka pun tiba di sebuah tempat. Sari membangunkan Jojo. Lelaki itu

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-18
  • Cinta vs Pelet   Erika Melabrak Sari

    [Kamu kemana aja, sih? Susah banget dihubungi?][Jo! Aku serius tanya. Jawab!][Astaga! Kamu benar-benar mau membatalkan pernikahan kita karena wanita itu? Mana janjimu?]Pesan tak henti berbunyi sejak tadi pagi. Tak satupun sudah terbaca. Ya, karena tadi Jojo tidak membawa gawai saat ruqyah. Benda pipih itu tertinggal di nakas. Erika tak henti mengirim pesan singkat serta panggilan telepon. Ia yang baru sadar dari minuman alkohol tadi pagi, segera meneror kekasihnya itu.Namun, Erika tak ingat bahwa Jojo semalam sakit. Ia berpikir bahwa Jojo meninggalkannya semalam tanpa sebab.Sari membaca semua pesan masuk dari Erika. Lalu, ia menghapus semua

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-19
  • Cinta vs Pelet   Jojo Menemui Erika

    Setibanya Ambar di depan rumah Sari, ia melihat pintu pagar yang terbuka serta pintu rumahnya. Perasaan Ambar semakin tidak enak. Ia berlari masuk sambil memanggil nama Sari berulang. Saat ia memasuki ruang keluarga, Ambar mendapati Sari yang sudah terkulai di lantai tak berdaya. Wajahnya pucat pasi dengan keringat bercucuran."Ya ampun, Mbak. Kenapa?" Sari sudah tidak sanggup untuk berkata-kata.Seluruh tubuhnya terasa sangat lemas. Ia hanya mengeluarkan air mata, memandang Ambar penuh harapan. Meminta pertolongan."Tunggu sebentar, ya?"Ambar berlari keluar rumah, mencari orang dan meminta pertolongan. Tak lama beberapa warga datang dan membantu Ambar mengangkat Sari ke mobil tetangganya. Mereka

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-20
  • Cinta vs Pelet   Emak Marah

    Emak berjalan ke arah pintu. Tak peduli dengan tanya Erika. Ia meminta gadis itu keluar dari dalam rumahnya. Tatapan mata wanita tua itu sinis. Erika semakin tak paham. Ia sempat kekeh duduk di bangku rumah wanita tua itu. Hingga Emak benar-benar marah dan berteriak mengusirnya.Erika bangkit dari bangku dengan banyak tanya yang berkeliaran di kepalanya. Ia menatap balik Emak saat berpapasan di depan pintu dengan wanita tua itu. Wajahnya sempat mengiba, meminta pertolongan. Namun, Emak tak peduli. Ia segera menutup pintu saat Erika sudah berada satu langkah dari dalam rumahnya.Erika tak tahu harus berbuat apa dan bagaimana. Ia berjalan kaki tanpa tahu arah. Pikirannya semakin kacau. Ia tak habis pikir, semua perjuangannya sia-sia. Cinta tulus yang ia berikan ke Jojo kandas dengan cara seperti ini. Padahal semua hampir ia

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-21
  • Cinta vs Pelet   Nikah, yuk?

    Siapa yang tak memimpikan memiliki pasangan halal? Setiap insan pasti ingin. Namun, di zaman modern seperti sekarang apakah ada yang siap menikah dengan lelaki yang menginginkan memiliki istri lebih dari satu? Terlebih bukan karena alasan agama atau kekurangan yang dimiliki calon istrinya."Mah, batalkan saja semua persiapan pernikahanku."Seorang gadis berkacamata segera mempercepat langkah kaki menuju lantai dua rumahnya. Membiarkan wajah kedua orang tuanya terpaku tanpa penjelasan di ruang keluarga. Sesampainya di ruang kamar, segera ia mengunci pintu. Sendiri adalah obat penenang untuk saat ini.***Berulang, Sari mencoba menghubungi seseorang dari gawainya. Tak ada jawaban. Sudah minggu ke dua, lelaki yang ia harap menjadi im

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-15
  • Cinta vs Pelet   Wanita di Indekos

    Roni--lelaki yang sedang mencuci motor--bersedia mengantar Sari ke sebuah alamat yang menurutnya adalah rumah kekasih Jojo setelah Sari mengiba. Ketika tiba, Sari memintanya menunggu di luar, sedangkan ia akan masuk sendiri.Jantung Sari berdetak lebih kencang dari biasanya. Ia menyusuri lorong indekos. Ragu, tetapi ia hanya ingin membuktikan apa yang dikatakan Roni. Dalam hati ia berdoa dan berharap semua kata dari Roni tidak benar.Sari semakin gugup kala tiba di depan sebuah kamar yang Roni beritahu. Berulang ia mengatur napas dan mengetuk pintu. Seorang gadis dengan celana hot pants dan tengtop merah membuka pintu. Seksi. Tersenyum, penuh tanya, mencoba

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-15

Bab terbaru

  • Cinta vs Pelet   Emak Marah

    Emak berjalan ke arah pintu. Tak peduli dengan tanya Erika. Ia meminta gadis itu keluar dari dalam rumahnya. Tatapan mata wanita tua itu sinis. Erika semakin tak paham. Ia sempat kekeh duduk di bangku rumah wanita tua itu. Hingga Emak benar-benar marah dan berteriak mengusirnya.Erika bangkit dari bangku dengan banyak tanya yang berkeliaran di kepalanya. Ia menatap balik Emak saat berpapasan di depan pintu dengan wanita tua itu. Wajahnya sempat mengiba, meminta pertolongan. Namun, Emak tak peduli. Ia segera menutup pintu saat Erika sudah berada satu langkah dari dalam rumahnya.Erika tak tahu harus berbuat apa dan bagaimana. Ia berjalan kaki tanpa tahu arah. Pikirannya semakin kacau. Ia tak habis pikir, semua perjuangannya sia-sia. Cinta tulus yang ia berikan ke Jojo kandas dengan cara seperti ini. Padahal semua hampir ia

  • Cinta vs Pelet   Jojo Menemui Erika

    Setibanya Ambar di depan rumah Sari, ia melihat pintu pagar yang terbuka serta pintu rumahnya. Perasaan Ambar semakin tidak enak. Ia berlari masuk sambil memanggil nama Sari berulang. Saat ia memasuki ruang keluarga, Ambar mendapati Sari yang sudah terkulai di lantai tak berdaya. Wajahnya pucat pasi dengan keringat bercucuran."Ya ampun, Mbak. Kenapa?" Sari sudah tidak sanggup untuk berkata-kata.Seluruh tubuhnya terasa sangat lemas. Ia hanya mengeluarkan air mata, memandang Ambar penuh harapan. Meminta pertolongan."Tunggu sebentar, ya?"Ambar berlari keluar rumah, mencari orang dan meminta pertolongan. Tak lama beberapa warga datang dan membantu Ambar mengangkat Sari ke mobil tetangganya. Mereka

  • Cinta vs Pelet   Erika Melabrak Sari

    [Kamu kemana aja, sih? Susah banget dihubungi?][Jo! Aku serius tanya. Jawab!][Astaga! Kamu benar-benar mau membatalkan pernikahan kita karena wanita itu? Mana janjimu?]Pesan tak henti berbunyi sejak tadi pagi. Tak satupun sudah terbaca. Ya, karena tadi Jojo tidak membawa gawai saat ruqyah. Benda pipih itu tertinggal di nakas. Erika tak henti mengirim pesan singkat serta panggilan telepon. Ia yang baru sadar dari minuman alkohol tadi pagi, segera meneror kekasihnya itu.Namun, Erika tak ingat bahwa Jojo semalam sakit. Ia berpikir bahwa Jojo meninggalkannya semalam tanpa sebab.Sari membaca semua pesan masuk dari Erika. Lalu, ia menghapus semua

  • Cinta vs Pelet   Ruqyah Pertama

    Sebuah taksi online telah tiba di depan rumah Sari. Ia dan Jojo segera menghampiri taksi itu. Mereka pun segera menuju tempat sesuai dengan lokasi yang Sari pesan.Baru masuk ke dalam mobil beberapa menit, rasa kantuk pada mata Jojo tak tertahan. Sari memang sengaja memberi Jojo obat demam setelah sarapan. Obat yang mengandung efek ngantuk. Karena agar Jojo tidak curiga mereka akan berobat kemana.Ya, Sari mengambil kesempatan demam Jojo untuk alasan membawanya ke klinik. Padahal mereka menuju rumah ruqyah yang telah disarankan Ambar. Perjalanan pun lumayan lama, jadi Jojo harus tertidur, pikir Sari. Agar suaminya tidak banyak bertanya.Setelah menempuh perjalanan hampir lima puluh menit, mereka pun tiba di sebuah tempat. Sari membangunkan Jojo. Lelaki itu

  • Cinta vs Pelet   Penyesalan Jojo

    Dering gawai mengejutkan Sari yang tengah berpikir. Panggilan masuk datang dari orang tuanya di Jakarta. Ia segera mengangkat. Setelah saling menanyakan kabar, Sari memberikan kabar baik tentang tubuhnya yang telah berbadan dua tanpa memberitahu masalah yang sedang terjadi.Senyum mengembang dari wajah kedua orang tuanya, mendengar kabar itu. Sari pun ikut bahagia melihatnya.[Terus, sekarang Mas Jojo mana, Ndok?][Belum pulang, Ma. Lembur.][Kalau begitu kamu jangan capek-capek, ya. Jangan sering lembur juga.][Aku hari ini mengundurkan diri, Ma.][Lho, kenapa?]

  • Cinta vs Pelet   Sari Sadar Kelicikan Erika

    Beberapa pesan singkat Erika masuk ke gawia Jojo, tetapi tak satupun yang dibalas. Jojo hanya melihatnya sebentar, lalu kembali ia masukan gawai ke dalam saku.Selama dalam perjalanan pulang, Jojo terdiam. Suara bising obrolan rekan-rekannya tak terdengar, seolah sunyi. Tanpa ada suara apapun. Pikirannya melayang, teringat bayang-bayang foto USG yang Sari kirimkan tadi siang. Bagaimana nasib bayi itu ketika lahir, pikirnya.Bagaimanapun juga janin itu adalah darah dagingnya. Ada rasa sedih dalam hati, memikirkan jika calon anaknya nanti membencinya karena tahu ia telah mengkhianati Sari dan menyia-nyiakan mereka begitu saja. Bayang-bayang rasa bersalah terus menghantui sepanjang perjalanan. Hingga Jojo tiba di halte tempatnya turun.Seturunnya dari bis, Joj

  • Cinta vs Pelet   Foto USG

    Erika berdeham. Menahan malu dan amarah yang bergelut dalam pikirannya. Ia meraih rokok dari nakas dan segera menyalakannya. Setelah satu hisapan bisa terlepas, ia merasakan sedikit lega dan bisa mengembalikan keberanian bicara lagi."To the point aja, tujuan anda kesini ada apa?" tanya Erika ketus.Sari masih mempertahankan senyum tipis pada bibirnya. Menatap gadis yang berani menggoda suaminya lagi. Sambil mengangguk ia pun menjawab, "Iya, pertanyaan bagus. Saya cuma mau tanya, benar kamu mencintai Jojo dan kalian akan segera menikah?"Erika kembali tergelak sambil menghisap batang racun nikotin yang berada di jarinya. Senyum sengit ia lontarkan, seolah meledek."Hmmm… sepertinya Jojo suda

  • Cinta vs Pelet   Indekos Erika

    Entah, hari itu mengapa Sari sama sekali menurut perkataan Jojo yang meminta segera membuang amplop cokelat, bukti perselingkuhannya. Perlahan, ingatan Sari mundur. Jojo seperti membakar sesuatu di halaman belakang. Bodohnya lagi, ia tidak curiga. Rasa lelah membuatnya tak peduli. Mempercayai apa saja yang keluar dari bibir Jojo.Bahkan keesokan pun Sari tidak memperhatikan sampah yang ia buang keluar. Apakah ada amplop itu atau tidak. Penyesalan sangat menusuk. Ternyata Jojo begitu lihai bermain lidah dan hati. Begitu pun dirinya yang sangat bodoh dan mudah dibohongi.Ambar menceritakan semua tentang pertemuan hari itu perlahan. Lalu, ia pun mengeluarkan gawainya dari saku. Mencari foto dan video yang pernah suaminya kirim untuk di cetak. Menurut Ambar, sekarang waktu yang tepat untuk memberitahu Sari semuanya. Rasa kasi

  • Cinta vs Pelet   Emas Kawin Erika

    Sari mengejar Jojo keluar rumah yang sudah tidak terlihat. Ia menghentikan langkahnya saat menyadari air mata yang telah membasahi wajah. Bagaimana mungkin bisa keluar rumah untuk mengejar Jojo. Apa pantas menyelesaikan masalah di tempat umum, tanyanya dalam hati. Pikiran waras masih dapat mengontrol emosi.Sementara Ambar yang sedang menyapu di teras rumahnya, melihat wajah sembab Sari. Ia yakin telah terjadi sesuatu dengan tetangganya itu.Ambar bergegas membuka pintu pagar dengan sedikit berlari menghampiri rumah Sari. Sari yang menyadari kedatangan Ambar segera menghapus semua tanda kesedihan yang sebenarnya sudah tidak bisa ia tutupkan."Mbak, nggak apa-apa?" Ambar berjalan menghampiri Sari.S

DMCA.com Protection Status