Beranda / Romansa / Cinta vs Pelet / Erika Melabrak Sari

Share

Erika Melabrak Sari

Penulis: Swimbi D. A
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-19 13:00:00

[Kamu kemana aja, sih? Susah banget dihubungi?]

[Jo! Aku serius tanya. Jawab!]

[Astaga! Kamu benar-benar mau membatalkan pernikahan kita karena wanita itu? Mana janjimu?]

Pesan tak henti berbunyi sejak tadi pagi. Tak satupun sudah terbaca. Ya, karena tadi Jojo tidak membawa gawai saat ruqyah. Benda pipih itu tertinggal di nakas. Erika tak henti mengirim pesan singkat serta panggilan telepon. Ia yang baru sadar dari minuman alkohol tadi pagi, segera meneror kekasihnya itu. 

Namun, Erika tak ingat bahwa Jojo semalam sakit. Ia berpikir bahwa Jojo meninggalkannya semalam tanpa sebab. 

Sari membaca semua pesan masuk dari Erika. Lalu, ia menghapus semua percakapan dan memblokir nomor Erika melalui aplikasi hijau ataupun kontak biasa. Tak hanya itu, Sari menghapus kontak Erika juga. 

Lalu, ia mencari Erika di semua media sosial menggunakan akun Jojo. Segera, Sari memblokirnya juga. Semua jalur komunikasi mereka telah terputus. Sari menghela napas panjang, lega. Ia menaruh gawai Jojo kembali di nakas dan menyusul Jojo menjemput mimpi. 

***

Jojo terbangun, ia menengok ke arah jendela. Cahaya redup terlihat dari sana. Menandakan hari telah sore. Ia merasa tubuhnya telah lebih ringan. Jojo berjalan keluar kamar, mendapati Sari yang sedang memasak di dapur. Senyumnya mengembang, menyapa wanita yang telah banyak berkorban untuknya. 

"Sudah bangun, Mas?" Jojo hanya mengangguk sambil menarik kursi makan. Lalu, duduk di sana. Menyaksikan istrinya yang sibuk memasak di dapur. "Solat Ashar dulu. Lupa pesan Ustad tadi?"

"Ah, iya… siap, Ndok." Jojo pun bergegas beranjak dari kursi, melaksanakan kewajiban empat rokaat di sore hari. 

Selesai Jojo menghadap Tuhan, ia melihat gawainya di nakas. Benda yang seharian sama sekali tidak ia sentuh. Lelaki itu menghampiri dan membuka isinya. Memeriksa pesan masuk dan membalas pesan. 

"Tumben Erika nggak chat," ucap Jojo dalam hati. "Apa langsung ngaruh ke dia juga, dampak ruqyah tadi?"

Suara derit pintu kamar mengagetkan Jojo, ia segera menoleh ke sumber suara. Tampak Sari muncul dari baliknya. Tersenyum tipis, membuka lemari pakaian. 

"Udah rapi masaknya, Ndok?"

"Udah. Makanya aku mau mandi. Gerah banget." Jojo menatap istrinya dalam. Ia mendekati Sari dan memeluk tubuh wanita itu dari belakang. 

Tidak ada bau busuk seperti sebelumnya. Hidung Jojo selalu mencium bau tak sedap saat dekat dengan Sari. Bahkan wajah Sari pun tampak biasa saja. Rasa benci menatap istrinya pun sudah tidak ada. 

"Mas, aku belum mandi. Malu, ah…"

"Ya udah, mandi sana. Nanti kalau udah mandi, nggak malu, ya?" tawa Jojo meledek. Sari hanya nyengir sambil membawa pakaian gantinya, berjalan menuju toilet. 

Jojo kembali duduk di ranjang. Teringat semua kenangan dengan Erika yang membuatnya sangat malu. Mengapa bisa ia lakukan. Hatinya terus bertanya, apakah benar pernah melakukan hal gila seperti itu. Ia masih tidak percaya dengan apa yang pernah terjadi. 

Kini, semua telah kembali normal. Jojo hanya bisa berdoa dan berharap pada Tuhan. Agar dijauhkan dari orang jahat seperti Erika. Ia tidak mau sampai tergoda lagi dan kembali mengkhianati Sari. 

***

Sari merasakan kehangatan hubungan dengan Jojo lagi. Tatapan mata lelaki di hadapannya seperti Jojo yang lama ia kenal. 

"Ndok, aku mau pensiun dini," ucap Jojo. 

Setelah makan malam tadi, mereka bercengkrama di sofa ruang keluarga. Sambil menonton televisi. Jojo tak henti memeluk Sari, menciumnya, bahkan mengelus perut wanita itu penuh cinta. 

"Maksud kamu gimana, Mas?"

"Aku mau berhenti bekerja. Setelah itu kita pulang ke Jogja saja, buka usaha di sana dari hasil uang pensiun."

"Kamu yakin? Bukannya sekarang masa jabatan kamu lagi bagus, ya?"

"Iya, bagus. Tapi, untuk apa jika kita masih tinggal disini, bisa tidak bagus untuk kehidupan masa depan. Aku nggak mau terkena sihir lagi. Menyakiti kamu lagi. Terlebih calon buah hati kita."

Sari terdiam mendengar ucapan Jojo. Ia memiringkan tubuhnya hingga menghadap ke arah lelaki bermata sipit itu. Hatinya senang dengan keputusan baru Jojo. 

"Kalau itu yang terbaik menurut kamu, aku ikut saja."

"Oh, ya, berarti kamu juga harus berhenti bekerja. Tapi, masalah tidak ya, jika keluar sekarang-sekarang?"

Sari tersenyum tipis mendapati tanya Jojo. Lelaki itu memang belum ia kasih tahu tentang status pekerjaannya. Ia pun mulai menceritakan kalau sebenarnya sudah mengundurkan diri sejak kemarin. Karena memang mau fokus pengobatan untuk Jojo dan menjaga bayi dalam kandungannya. Tentu, penjelasan Sari membuat Jojo terkejut. Sama sekali ia tidak menyangka, sebegitu sabar dan sayangnya wanita itu. Hingga selalu berkorban lebih dulu. 

"Dua minggu lagi kita balik ruqyah 'kan? Berarti aku berhenti bekerja akhir bulan depan saja, ya?"

"Ya, boleh, Mas. Terus rencana kamu apa, Mas? Mau buka usaha apa?"

"Bengkel saja. Memang bidangku 'kan di teknik otomotif. Jadi lanjutkan itu. Bismillah, ya, Ndok. Doakan. Biar semua lancar dan kita bisa hidup tenang tanpa orang ketiga lagi."

"Aamiin."

"Sekali lagi, maafin aku, ya, Sayang…" Jojo tak kuasa menahan haru.

Ia segera memeluk tubuh Sari dengan mesra. Mengecup keningnya penuh cinta dan penyesalan. 

"Aku tahu dan yakin, saat itu bukan kamu. Makanya aku bertahan. Aku kenal betul kamu, Mas. Bukankah perkenalan kita lebih dulu dibandingkan dengan wanita itu? Ah… pokoknya aku yakin banget, kamu tidak akan melakukan hal gila itu."

"Terima kasih, Sayang. Sudah selalu menaruh kepercayaan buat aku."

Sepasang suami-istri itu pun saling memaafkan dan tenggelam oleh rasa cinta yang sempat hampa. Mereka yakin, ada rencana Tuhan lain untuk menempuh kehidupan baru yang akan datang. 

"Oh, ya, kamu kapan jadwal ke dokter lagi untuk periksa kandungan? Aku ikut, ya? Aku mau lihat calon buah hatiku."

"Pasti dong, Mas, kamu wajib ikut. Bulan depan."

"Oh, ya, aku nggak paham sama hasil foto yang kemarin, coba lihat aslinya, Ndok?"

Sari izin ke kamar mengambil foto hasil USG kandungannya. Lalu, ia mulai menjelaskan ke Jojo dari gambar berwarna hitam putih itu. Namun, Jojo masih juga belum paham. Ia meminta Sari untuk USG selanjutnya agar menggunakan scan yang lebih jelas menampilkan janin di dalam perut istrinya itu. Sari pun setuju. 

***

Tiga hari berlalu, tanpa Erika mengetahui kabar dari Jojo. Ia sudah tidak tahan dengan perlakuan Jojo yang menghilang begitu saja bahkan memblokir semua komunikasi dengannya. Erika memberanikan diri, sore hari itu mengemudikan motornya menuju rumah dinas Jojo. Tanpa permisi, ia segera membuka pintu pagar yang tidak terkunci. Lalu mengetuk pintu rumah Jojo. 

Tak menunggu lama, Sari pun segera menghampiri suara ketukan yang sangat keras dari depan rumahnya. Ia sudah menjawab tetapi orang dari balik pintu itu menggedor tak henti. Hingga membuat Sari cemas dan penasaran. Ada apa dan siapa kira-kira yang bertamu hingga membuat Sari tergesa-gesa berlari ke depan rumah. 

Tanpa melihat dari balik jendela siapa yang mengetuk, Sari segera membuka pintu. Seketika membuat ia dan Erika saling pandang. 

"Mana Jojo?" teriak Erika. Sari hanya menggeleng menanggapi. Ia sudah siapkan diri sebelumnya jika sampai gadis itu datang mencari Jojo. 

Ya, karena itu pasti terjadi. Ia pasti akan mencari Jojo dan meminta penjelasan. 

"Situ siapa? Datang bertamu udah kaya mau nagih hutang. Nggak ada sopan-sopannya."

"Memang aku datang ingin menagih hutang janji ke lelaki itu. Heh! Jangan kau pikir dengan kehamilanmu bisa merubah semua rencana pernikahan kami, ya! Jangan mimpi!"

"Waduh… Kak, Kakak yang harusnya jangan mimpi. Lelaki sudah tidak mau, kok, masih dipaksa. Pakai jalan pintas segala. Sadar diri ah… cari lelaki bujang saja sana…"

"Apa maksudmu?" Erika telah terbakar emosi. Matanya semakin membulat menatap Sari. 

Tiba-tiba tangannya mendorong Sari dengan keras hingga terjatuh ke lantai. Perut Sari pun terbentur pintu. Ia merasakan sakit yang luar biasa, otot pada perutnya menegang. Hingga tidak dapat berdiri. Namun, Erika sama sekali tidak merasa bersalah. Ia tersenyum sengit menatap wanita di depannya yang sedang kesakitan sambil memegangi perutnya. 

"Rasain, lu! Makanya jangan cari perkara sama gue. Gue pastikan ya, hubungan lu sama Jojo tinggal menghitung hari karena sebentar lagi dia menikah dengan gue dan lu keguguran!" Tawa Erika tergelak-gelak sambil menghampiri motornya yang terparkir di depan pagar rumah Sari. 

Gadis itu benar-benar sudah tidak punya perasaan. Ia sungguh meninggalkan Sari begitu saja. Sementara Sari berteriak di sisa tenaga yang dimilikinya. Meminta tolong. Keadaan perumahan yang sepi, membuat ia kesulitan. Tidak ada satupun orang yang keluar dari rumah. Dengan susah payah, Sari merangkak ke dalam rumah, menghampiri sofa ruang keluarga, tempat ia menaruh gawai. 

[Ambar, tolong!]

Tanpa banyak tanya, Ambar segera berlari dari dalam rumahnya. Menghampiri rumah Sari dengan gawai yang masih menempel di kupingnya. Satu kalimat yang membuatnya paham. Ada sesuatu yang tidak beres menimpa tetangganya itu karena setelah kalimat tolong, hanya terdengar tangis Sari yang sudah kesulitan berbicara. 

Bersambung….

Bab terkait

  • Cinta vs Pelet   Jojo Menemui Erika

    Setibanya Ambar di depan rumah Sari, ia melihat pintu pagar yang terbuka serta pintu rumahnya. Perasaan Ambar semakin tidak enak. Ia berlari masuk sambil memanggil nama Sari berulang. Saat ia memasuki ruang keluarga, Ambar mendapati Sari yang sudah terkulai di lantai tak berdaya. Wajahnya pucat pasi dengan keringat bercucuran."Ya ampun, Mbak. Kenapa?" Sari sudah tidak sanggup untuk berkata-kata.Seluruh tubuhnya terasa sangat lemas. Ia hanya mengeluarkan air mata, memandang Ambar penuh harapan. Meminta pertolongan."Tunggu sebentar, ya?"Ambar berlari keluar rumah, mencari orang dan meminta pertolongan. Tak lama beberapa warga datang dan membantu Ambar mengangkat Sari ke mobil tetangganya. Mereka

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-20
  • Cinta vs Pelet   Emak Marah

    Emak berjalan ke arah pintu. Tak peduli dengan tanya Erika. Ia meminta gadis itu keluar dari dalam rumahnya. Tatapan mata wanita tua itu sinis. Erika semakin tak paham. Ia sempat kekeh duduk di bangku rumah wanita tua itu. Hingga Emak benar-benar marah dan berteriak mengusirnya.Erika bangkit dari bangku dengan banyak tanya yang berkeliaran di kepalanya. Ia menatap balik Emak saat berpapasan di depan pintu dengan wanita tua itu. Wajahnya sempat mengiba, meminta pertolongan. Namun, Emak tak peduli. Ia segera menutup pintu saat Erika sudah berada satu langkah dari dalam rumahnya.Erika tak tahu harus berbuat apa dan bagaimana. Ia berjalan kaki tanpa tahu arah. Pikirannya semakin kacau. Ia tak habis pikir, semua perjuangannya sia-sia. Cinta tulus yang ia berikan ke Jojo kandas dengan cara seperti ini. Padahal semua hampir ia

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-21
  • Cinta vs Pelet   Nikah, yuk?

    Siapa yang tak memimpikan memiliki pasangan halal? Setiap insan pasti ingin. Namun, di zaman modern seperti sekarang apakah ada yang siap menikah dengan lelaki yang menginginkan memiliki istri lebih dari satu? Terlebih bukan karena alasan agama atau kekurangan yang dimiliki calon istrinya."Mah, batalkan saja semua persiapan pernikahanku."Seorang gadis berkacamata segera mempercepat langkah kaki menuju lantai dua rumahnya. Membiarkan wajah kedua orang tuanya terpaku tanpa penjelasan di ruang keluarga. Sesampainya di ruang kamar, segera ia mengunci pintu. Sendiri adalah obat penenang untuk saat ini.***Berulang, Sari mencoba menghubungi seseorang dari gawainya. Tak ada jawaban. Sudah minggu ke dua, lelaki yang ia harap menjadi im

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-15
  • Cinta vs Pelet   Wanita di Indekos

    Roni--lelaki yang sedang mencuci motor--bersedia mengantar Sari ke sebuah alamat yang menurutnya adalah rumah kekasih Jojo setelah Sari mengiba. Ketika tiba, Sari memintanya menunggu di luar, sedangkan ia akan masuk sendiri.Jantung Sari berdetak lebih kencang dari biasanya. Ia menyusuri lorong indekos. Ragu, tetapi ia hanya ingin membuktikan apa yang dikatakan Roni. Dalam hati ia berdoa dan berharap semua kata dari Roni tidak benar.Sari semakin gugup kala tiba di depan sebuah kamar yang Roni beritahu. Berulang ia mengatur napas dan mengetuk pintu. Seorang gadis dengan celana hot pants dan tengtop merah membuka pintu. Seksi. Tersenyum, penuh tanya, mencoba

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-15
  • Cinta vs Pelet   Murka

    Empat hari berlalu, sejak percakapan senin lalu di telepon. Sari enggan menghubungi Jojo lebih dulu. Ia memilih menanti kabar kedatangan Jojo ke Jakarta. Memperjelas hubungan.Tiba-tiba Jojo mengirimkan foto tiket keberangkatannya ke Jakarta. Tertulis pada sebuah foto kertas itu, bahwa besok pagi ia berangkat ke Jakarta. Sari hanya membalas singkat, ia akan menjemput di bandar udara.Semalaman pikiran Sari melayang. Apa yang akan ia katakan besok ke Jojo? Seandainya harus berakhir, apa Sari bisa menjelaskan kepada kedua orang tua dan keluarga besarnya? Lalu, menanggung malu dan membuang uang dari Jojo yang terlanjur sudah membayar deposito.Jika lanjut, apa bisa Jojo cerita jujur tentang wanita itu dan mengakhirinya?

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-15
  • Cinta vs Pelet   Siasat Erika

    Empat hari berlalu, sejak percakapan senin lalu di telepon. Sari enggan menghubungi Jojo lebih dulu. Ia memilih menanti kabar kedatangan Jojo ke Jakarta. Memperjelas hubungan.Tiba-tiba Jojo mengirimkan foto tiket keberangkatannya ke Jakarta. Tertulis pada sebuah foto kertas itu, bahwa besok pagi ia berangkat ke Jakarta. Sari hanya membalas singkat, ia akan menjemput di bandar udara.Semalaman pikiran Sari melayang. Apa yang akan ia katakan besok ke Jojo? Seandainya harus berakhir, apa Sari bisa menjelaskan kepada kedua orang tua dan keluarga besarnya? Lalu, menanggung malu dan membuang uang dari Jojo yang terlanjur sudah membayar deposito.Jika lanjut, apa bisa Jojo cerita jujur tentang wanita itu dan mengakhirinya?

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-15
  • Cinta vs Pelet   Positif

    Sari menutup mulutnya dengan tangan. Ia tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihat. Sesaat ia dan Jojo saling pandang. Ada kepanikan dari raut wajah Jojo di sana."Sar… aku bisa selesaikan ini semua. Aku janji. Tolong jangan pergi." Jojo ingin meraih tangan Sari. Namun, Sari tepis dan menggeleng. Sebagai isyarat bahwa ia tidak mau.Sari mencaci dirinya sendiri dalam hati. Ia sudah tidak tahu harus berkata apa. Tubuhnya terasa sangat lemas. Kini, Ia harus ikhlas melepas Jojo. Mengubur kembali cinta yang telah bangkit.Percuma dilanjutkan, jika harus mengorbankan bayi dalam kandungan Erika. Sari tidak mau dirinya terkena karma dikemudian hari. Mundur adalah jalan yang tepat. Meski harus mengorbankan rasa malu di hadapan keluarga.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-16
  • Cinta vs Pelet   Cinta Karena Napsu

    Ibu Ani kembali meraih gawai. Ia menghubungi Ibu Ning--ibu Jojo. Menceritakan apa yang baru saja terjadi dengan Sari dan meminta bantuan untuk mencari tahu melalui Jojo.[Aduh Gusti… ada apa anak-anak, ya, Bu? Acara sudah matang begini. Tolong rayu Sari, Bu. Nanti saya bicara dengan Jojo.]Ibu Ning sempat kesal mendengar cerita Ibu Ani. Menyalahkan sepihak Sari dalam hati. Namun, ia tersadar belum mendengar cerita dari Jojo. Bagaimana jika Jojo yang membuat salah sehingga membuat Sari marah dan ingin membatalkan?Ibu Ani sempat bingung tetapi ia berjanji akan menanyakan ke Jojo lebih dulu dan membantu menyelesaikan. Ia pun berusaha berulang menghubungi Jojo. Tidak ada jawaban. Nomornya masih juga belum aktif.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-16

Bab terbaru

  • Cinta vs Pelet   Emak Marah

    Emak berjalan ke arah pintu. Tak peduli dengan tanya Erika. Ia meminta gadis itu keluar dari dalam rumahnya. Tatapan mata wanita tua itu sinis. Erika semakin tak paham. Ia sempat kekeh duduk di bangku rumah wanita tua itu. Hingga Emak benar-benar marah dan berteriak mengusirnya.Erika bangkit dari bangku dengan banyak tanya yang berkeliaran di kepalanya. Ia menatap balik Emak saat berpapasan di depan pintu dengan wanita tua itu. Wajahnya sempat mengiba, meminta pertolongan. Namun, Emak tak peduli. Ia segera menutup pintu saat Erika sudah berada satu langkah dari dalam rumahnya.Erika tak tahu harus berbuat apa dan bagaimana. Ia berjalan kaki tanpa tahu arah. Pikirannya semakin kacau. Ia tak habis pikir, semua perjuangannya sia-sia. Cinta tulus yang ia berikan ke Jojo kandas dengan cara seperti ini. Padahal semua hampir ia

  • Cinta vs Pelet   Jojo Menemui Erika

    Setibanya Ambar di depan rumah Sari, ia melihat pintu pagar yang terbuka serta pintu rumahnya. Perasaan Ambar semakin tidak enak. Ia berlari masuk sambil memanggil nama Sari berulang. Saat ia memasuki ruang keluarga, Ambar mendapati Sari yang sudah terkulai di lantai tak berdaya. Wajahnya pucat pasi dengan keringat bercucuran."Ya ampun, Mbak. Kenapa?" Sari sudah tidak sanggup untuk berkata-kata.Seluruh tubuhnya terasa sangat lemas. Ia hanya mengeluarkan air mata, memandang Ambar penuh harapan. Meminta pertolongan."Tunggu sebentar, ya?"Ambar berlari keluar rumah, mencari orang dan meminta pertolongan. Tak lama beberapa warga datang dan membantu Ambar mengangkat Sari ke mobil tetangganya. Mereka

  • Cinta vs Pelet   Erika Melabrak Sari

    [Kamu kemana aja, sih? Susah banget dihubungi?][Jo! Aku serius tanya. Jawab!][Astaga! Kamu benar-benar mau membatalkan pernikahan kita karena wanita itu? Mana janjimu?]Pesan tak henti berbunyi sejak tadi pagi. Tak satupun sudah terbaca. Ya, karena tadi Jojo tidak membawa gawai saat ruqyah. Benda pipih itu tertinggal di nakas. Erika tak henti mengirim pesan singkat serta panggilan telepon. Ia yang baru sadar dari minuman alkohol tadi pagi, segera meneror kekasihnya itu.Namun, Erika tak ingat bahwa Jojo semalam sakit. Ia berpikir bahwa Jojo meninggalkannya semalam tanpa sebab.Sari membaca semua pesan masuk dari Erika. Lalu, ia menghapus semua

  • Cinta vs Pelet   Ruqyah Pertama

    Sebuah taksi online telah tiba di depan rumah Sari. Ia dan Jojo segera menghampiri taksi itu. Mereka pun segera menuju tempat sesuai dengan lokasi yang Sari pesan.Baru masuk ke dalam mobil beberapa menit, rasa kantuk pada mata Jojo tak tertahan. Sari memang sengaja memberi Jojo obat demam setelah sarapan. Obat yang mengandung efek ngantuk. Karena agar Jojo tidak curiga mereka akan berobat kemana.Ya, Sari mengambil kesempatan demam Jojo untuk alasan membawanya ke klinik. Padahal mereka menuju rumah ruqyah yang telah disarankan Ambar. Perjalanan pun lumayan lama, jadi Jojo harus tertidur, pikir Sari. Agar suaminya tidak banyak bertanya.Setelah menempuh perjalanan hampir lima puluh menit, mereka pun tiba di sebuah tempat. Sari membangunkan Jojo. Lelaki itu

  • Cinta vs Pelet   Penyesalan Jojo

    Dering gawai mengejutkan Sari yang tengah berpikir. Panggilan masuk datang dari orang tuanya di Jakarta. Ia segera mengangkat. Setelah saling menanyakan kabar, Sari memberikan kabar baik tentang tubuhnya yang telah berbadan dua tanpa memberitahu masalah yang sedang terjadi.Senyum mengembang dari wajah kedua orang tuanya, mendengar kabar itu. Sari pun ikut bahagia melihatnya.[Terus, sekarang Mas Jojo mana, Ndok?][Belum pulang, Ma. Lembur.][Kalau begitu kamu jangan capek-capek, ya. Jangan sering lembur juga.][Aku hari ini mengundurkan diri, Ma.][Lho, kenapa?]

  • Cinta vs Pelet   Sari Sadar Kelicikan Erika

    Beberapa pesan singkat Erika masuk ke gawia Jojo, tetapi tak satupun yang dibalas. Jojo hanya melihatnya sebentar, lalu kembali ia masukan gawai ke dalam saku.Selama dalam perjalanan pulang, Jojo terdiam. Suara bising obrolan rekan-rekannya tak terdengar, seolah sunyi. Tanpa ada suara apapun. Pikirannya melayang, teringat bayang-bayang foto USG yang Sari kirimkan tadi siang. Bagaimana nasib bayi itu ketika lahir, pikirnya.Bagaimanapun juga janin itu adalah darah dagingnya. Ada rasa sedih dalam hati, memikirkan jika calon anaknya nanti membencinya karena tahu ia telah mengkhianati Sari dan menyia-nyiakan mereka begitu saja. Bayang-bayang rasa bersalah terus menghantui sepanjang perjalanan. Hingga Jojo tiba di halte tempatnya turun.Seturunnya dari bis, Joj

  • Cinta vs Pelet   Foto USG

    Erika berdeham. Menahan malu dan amarah yang bergelut dalam pikirannya. Ia meraih rokok dari nakas dan segera menyalakannya. Setelah satu hisapan bisa terlepas, ia merasakan sedikit lega dan bisa mengembalikan keberanian bicara lagi."To the point aja, tujuan anda kesini ada apa?" tanya Erika ketus.Sari masih mempertahankan senyum tipis pada bibirnya. Menatap gadis yang berani menggoda suaminya lagi. Sambil mengangguk ia pun menjawab, "Iya, pertanyaan bagus. Saya cuma mau tanya, benar kamu mencintai Jojo dan kalian akan segera menikah?"Erika kembali tergelak sambil menghisap batang racun nikotin yang berada di jarinya. Senyum sengit ia lontarkan, seolah meledek."Hmmm… sepertinya Jojo suda

  • Cinta vs Pelet   Indekos Erika

    Entah, hari itu mengapa Sari sama sekali menurut perkataan Jojo yang meminta segera membuang amplop cokelat, bukti perselingkuhannya. Perlahan, ingatan Sari mundur. Jojo seperti membakar sesuatu di halaman belakang. Bodohnya lagi, ia tidak curiga. Rasa lelah membuatnya tak peduli. Mempercayai apa saja yang keluar dari bibir Jojo.Bahkan keesokan pun Sari tidak memperhatikan sampah yang ia buang keluar. Apakah ada amplop itu atau tidak. Penyesalan sangat menusuk. Ternyata Jojo begitu lihai bermain lidah dan hati. Begitu pun dirinya yang sangat bodoh dan mudah dibohongi.Ambar menceritakan semua tentang pertemuan hari itu perlahan. Lalu, ia pun mengeluarkan gawainya dari saku. Mencari foto dan video yang pernah suaminya kirim untuk di cetak. Menurut Ambar, sekarang waktu yang tepat untuk memberitahu Sari semuanya. Rasa kasi

  • Cinta vs Pelet   Emas Kawin Erika

    Sari mengejar Jojo keluar rumah yang sudah tidak terlihat. Ia menghentikan langkahnya saat menyadari air mata yang telah membasahi wajah. Bagaimana mungkin bisa keluar rumah untuk mengejar Jojo. Apa pantas menyelesaikan masalah di tempat umum, tanyanya dalam hati. Pikiran waras masih dapat mengontrol emosi.Sementara Ambar yang sedang menyapu di teras rumahnya, melihat wajah sembab Sari. Ia yakin telah terjadi sesuatu dengan tetangganya itu.Ambar bergegas membuka pintu pagar dengan sedikit berlari menghampiri rumah Sari. Sari yang menyadari kedatangan Ambar segera menghapus semua tanda kesedihan yang sebenarnya sudah tidak bisa ia tutupkan."Mbak, nggak apa-apa?" Ambar berjalan menghampiri Sari.S

DMCA.com Protection Status