Aku Bukan Pelakor

Aku Bukan Pelakor

last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-19
Oleh:  Thata  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
42Bab
4.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Bella adalah seorang gadis yang merupakan korban dari pelakor. Ayahnya lebih memilih sang pelakor dari pada ibunya yang telah menemani kesuksesan sang ayah. Hingga ayahnya pun melupakan dirinya dan ibunya. Saat Bella dewasa dia bekerja di sebuah perusahaan besar dan mendapatkan posisi sebagai sekretaris sang CEO. Namun si istri begitu posesif dan pencemburu hingga menuduh Bella merebut suaminya. Hingga tak segan untuk mempermalukan Bella didepan umum. Apakah Bella benar seorang pelakor atau bukan?

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Melamar Kerja

Bella Ghafira Indriani seorang wanita single yang sedang sibuk mencari pekerjaan di media elektronik dan koran harian. Setumpuk lembaran koran menghiasi meja didalam kamarnya. Setelah satu minggu berhenti dari perusahaan tempat dia bekerja dahulu. Kini dia sibuk mencari kerjaan yang baru karena tidak ingin lama-lama menganggur. Dia membutuhkan banyak uang untuk biaya berobat ibunya. Semenjak dua tahun yang lalu ibundanya di vonis mengidap penyakit kanker serviks stadium tiga. Meskipun sudah hampir tidak mungkin untuk diobati, setidaknya bisa memperlambat menjalarnya penyakit tersebut di tubuh bundanya. Bella terpaksa berhenti bekerja karena mendapat pelecehan dari manajer keuangan di perusahaan terdahulu. Dia dituduh sengaja merayu si manajer dan meminta sejumlah uang untuk dirinya. Padahal itu semua fitnah yang dilakukan oleh pria botak yang memang mata keranjang. Padahal dia yang sering melakukan korupsi dan uangnya dipakai untuk merayu para karyawan wanita agar bisa ditiduri olehny

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
42 Bab

Melamar Kerja

Bella Ghafira Indriani seorang wanita single yang sedang sibuk mencari pekerjaan di media elektronik dan koran harian. Setumpuk lembaran koran menghiasi meja didalam kamarnya. Setelah satu minggu berhenti dari perusahaan tempat dia bekerja dahulu. Kini dia sibuk mencari kerjaan yang baru karena tidak ingin lama-lama menganggur. Dia membutuhkan banyak uang untuk biaya berobat ibunya. Semenjak dua tahun yang lalu ibundanya di vonis mengidap penyakit kanker serviks stadium tiga. Meskipun sudah hampir tidak mungkin untuk diobati, setidaknya bisa memperlambat menjalarnya penyakit tersebut di tubuh bundanya. Bella terpaksa berhenti bekerja karena mendapat pelecehan dari manajer keuangan di perusahaan terdahulu. Dia dituduh sengaja merayu si manajer dan meminta sejumlah uang untuk dirinya. Padahal itu semua fitnah yang dilakukan oleh pria botak yang memang mata keranjang. Padahal dia yang sering melakukan korupsi dan uangnya dipakai untuk merayu para karyawan wanita agar bisa ditiduri olehny
Baca selengkapnya

Bola Mata

Bella akan memulai kerja hari ini, setelah berpikir keras semalam. Akhirnya dia memutuskan untuk benar-benar memakai hijab, tidak hanya saat di kantor melainkan di waktu lainnya juga. Sebenarnya ada perasaan sedikit sedih dalam hati Bela meninggalkan ibunya seorang diri di rumah. Untuk sementata waktu dia mengandalkan anak tetangga sebelahnya untuk menjaga ibunya. Mungkin setelah ini dia akan mencari seseorang yang bisa merawat ibunya dengan baik. Mengingat gaji yang di tawarkan oleh Tamara pada kontrak kerjanya semalam lumayan besar. Kedatangan Bella di kantor sudah ditunggu seorang karyawan bernama Lia yang sengaja ditugaskan untuk menunjukkan ruang kerja Bella serta pekerjaan Bella nantinya. Melihat ruangan kerja yang bagus dia merasa benar-benar telah dihargai oleh Tamara. "Udah mulai masuk kerja kan, makan siang bareng yuk" Renata mengirim sebuah pesan kepada Bela. "Ok" balasnya singkat. Saat hendak menuju ke pantry membuat kopi, Bella berpapasan dengan seorang pria dengan waj
Baca selengkapnya

Dilabrak

Hari ini akan ada meeting bersama dengan bosnya di sebuah hotel berbintang lima yang terkenal dikota ini. Bella mematut dirinya didepan cermin, pashmina herwarna peach yang dipakainya sebagai penutup kepala nya. Dipadukan dengan blazer coklat dengan dalaman kemeja senada dengan kerudungnya. Serta trouser berwarna coklat senada dengan blazernya memberikan penampilan elegan yang anggun kepada Bela. Dia terlihat begitu memukau hari ini. Hari ini merupakan meeting dengan rekan bisnis yang sangat penting, jadi dia harus menampilkan ke profesionalannya agar tidak mempermalukan bosnya. "Pak, ini file untuk meeting siang nanti" Bella menyodorkan map berwarna biru kepada bosnya. "Baik akan saya cek, terimakasih" ucapnya tanpa melihat ke arah Bella. Ada rasa nyeri menyelimuti hati Bella ketika Andi tidak terlihat ramah dan sedikit merayu seperti biasanya. "Sadar Bel, dia itu suami orang. Jangan genit minta dirayu. Kamu mau dicap sebagai pelakor" tegurnya didalam hati agar tidak berharap sesua
Baca selengkapnya

Memalukan

Tamara yang terkejut oleh teriakan suaminya itu, langsung gugup ketika melihat tatapan mengerikan yang diarahkan oleh suaminya itu. Tak pernah dia melihat sorot mata seperti itu dari Andi, meskipun dia begitu marah dengan sifat cemburu Tamara. Tapi tatapan tajam seperti itu tidak pernah Andi perlihatkan kepadanya. Tamara pun langsung terdiam gugup dan juga takut. "Ada apa pak Andi" tanya seorang pria paruh baya yang baru saja ikut keluar dari kamar yang dimasuki oleh Andi tadi. Kini mereka berdiri berdampingan di luar kamar. "Aku tidak menyangka kamu mas. Ternyata kamu akan menikmati wanita murahan ini bersama pria tua ini" decih Tamara seolah dia jijik. Tamara berakting seolah-olah dia telah dikhianati. Dia sengaja melakukan hal tersebut agar mendapat simpatik orang-orang yang melihat kejadian tadi. "Tutup mulut kamu Tamara" teriak Andi begitu lantang. "Maksudnya apa ini?" tanya pria paruh baya itu bingung kepada wanita yang ada didepannya yang tengah mengarahkan handphone ke arah
Baca selengkapnya

Ancaman Mertua

Memang Andi selalu bersikap dingin dan acuh kepada dirinya. Namun kali ini berbeda, dirinya benar-benar marah pada Tamara. Sudah bisa dipastikan dia juga akan menjaga jarak dengan Tamara. Padahal hubungan mereka sedikit membaik sebelumnya, Andi sudah bersikap mulai mencoba untuk menerima kehadiran Tamara dalam hidupnya. Selama tiga tahun pernikahan, tak pernah sedikit pun Andi menghangatkan tubuh Tamara. Selalu dia berkata, tidak ingin menyentuh Tamara tanpa memiliki cinta. Sehingga membuat Tamara sedikit heran, apakah dirinya normal. Sebab itulah Tamara terlalu over protektif takutnya Andi tidak akan pernah mencintai dirinya. Tidak seperti dirinya yang mencintai Andi. Kejadian tiga tahun yang lalu lah membuat Tamara mencintai Andi begitu dalam. Lebih tepatnya cinta pada pandangan pertama. Tamara selalu melakukan berbagai cara untuk memiliki Andi seutuhnya. Namun tidak pernah berhasil. Sebuah panggilan masuk dari mommy. Ya, ibu Andi. Mertuanya Tamara, Listy. Tamara sudah yakin sekal
Baca selengkapnya

Keluarga Baru

Bella, pulang dengan raut wajah yang sedih. Bagaimana tidak? Beberapa karyawan dikantor ada yang mencibir dirinya. Meski Renata membela dirinya dan juga mengatakan untuk tidak terlalu memikirkan perkataan buruk dari orang lain. Tapi tetap saja, dia merasa risih dan dianggap pelakor. Padahal dirinya tidak sehina yang mereka katakan. Saat ingin menyebrang jalan, Bella tidak sadar kalau dirinya hampir saja akan ditabrak sebuah mobil. Untung ada seseorang yang menarik dirinya untuk mundur ke belakang. "Ya Allah neng cantik, jangan berpikir ingin bunuh diri. Kalau ada masalah lebih baik diselesaikan secara perlahan. Jangan neng pikir, kalau neng mati masalah selesai. Tapi malah akan menimbulkan masalah baru" jelas seorang wanita paruh baya yang terlihat kurus dan juga dekil. Beliau membawa seorang anak kecil yang ada di dalam gerobaknya. Terlihat kurus dan seperti kurang gizi. "Maaf bu. Saya tidak menyadari kalau saya jalan di tengah jalan" jawab Bella yang memang tidak sadar tadi. Dia te
Baca selengkapnya

Terkejut

Bu Fatimah mengangguk setuju dan tersenyum bahagia. Masih ada orang baik yang mau menerima beliau, serta bersikap ramah seperti ini. Tak henti-hentinya beliau mengucapkan rasa syukur atas kejadian hari ini. "Bu, saya mau tanya. Apakah Fitria sudah memiliki identitas? Maksudnya seperti akta kelahiran atau sudah tercatat di catatan sipil" tanya Bella. Dia berniat ingin mengadopsi Fitria menjadi anak angkatnya. "Belum neng, saya tidak terlalu paham masalah seperti itu. Maklum ibu tidak sekolah tinggi. Hanya lulusan SD" jawab bu Fatimah lemah. "Gini bu, saya berniat ingin mengadopsi Fitria jadi anak angkat saya jika ibu berkenan. Biar nanti untuk identitas Fitria saya yang akan urus ke catatan sipil bu" Bella mengutarakan niat baiknya yang sedari tadi merasa iba dengan kondisi Fitria yang terlihat begitu memprihatinkan. "Ya Allah neng, neng Bella baik sekali. Mau mengadopsi Fitria yang tidak tau asal usulnya ini. Padahal neng baru kenal kami, tapi neng Bella sudah sangat begitu perhat
Baca selengkapnya

Bertemu Kembali

Bu Fatimah melangkahkan kakinya ke kamar Bella. kemudian mengetuk pintu kamar Bella. Beliau masih tidak percaya jika sekarang beliau telah menemukan keberadaan majikan yang sangat dirindukannya selama ini. Sedangakn Fitria tengah asyik bermain dengan sebuah boneka yang ditemukan dalam lemari dikamar tamu tadi. Bella pun membuka pintu kamar setelah mendengar suara ketukan. "Eh, bu Fatimah. Masuk bu, saya mau kenalin bu Fatimah sama mama saya" Bella tersenyum manis kepada bu Fatimah. Bu Fatimah pun melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar Bella. Terlihat seorang wanita yang terbaring lemah, meski terlihat tua. Namun pancaran aura kecantikan dari si pemilik wajah tidak pudar, meski telah dimakan usia. "Kenalkan bu Fatimah ini ibu saya. Namanya Nilam Sari" ujar Bella tersenyum kepada ibunya. Mata bu Fatimah tak kuasa menahan buliran bening yang mengalir di pelupuk matanya. Ada rasa bahagia yang menjalar dihatinya. Begitu pula dengan bu Nilam. Beliau merasa kehangatan yang dulu pernah d
Baca selengkapnya

Trauma Bella

Andi yang baru saja tiba dikantor merasa kaget melihat para karyawan berkerumun. "Ada apa ini?" tanya Andi. "Ini pak, Bella sekretaris bapak pingsan setelah dimarahi sama mertua bapa" jawab salah satu karyawannya. Dia merasa ikut kesal dengan mertua bosnya itu. Selalu memarahi karyawan perempuan yang kerja di perusahaan Andi. Para karyawan di kantor Andi sama sekali tidak ada respek kepada Tamara maupun mamanya, karena bagi mereka semua mereka berdua hanya tukang bikin onar dikantor. Malah para karyawan sangat prihatin dengan Andi karena memiliki istri dan mertua jahat seperti mereka. "Mertua saya tadi kesini. Ngapain dia datang kesini? Ada urusan apa dia memarahi Bella?" Andi tampak sedikit emosi. Kemudian dia melihat kondisi Bella yang tengah dipangku oleh Gris. Gris menaruh minyak kayu putih dihidung Bella. "Gris bantu saya, kita bawa Bella ke rumah sakit atau klinik terdekat. Takutnya dia kenapa-kenapa. Tolong temani saya, saya tidak ingin ada fitnah yang keji lagi terhadap Be
Baca selengkapnya

Rahasia

"Maksud kamu apa Bel?". "Apakah kamu adik ipar pak Andi?" Gris begitu penasaran dengan cerita hidup Bella. Melihat Bella yang terlihat serba salah, Gris pun mengerti. Mungkin Bella tadi keceplosan berbicara sesuatu yang rahasia tentang keluarganya. Tapi, Gris tidak menyalahkan Bella. Sebab, semua ini salahnya yang begitu penasaran dengan Bella yang begitu histeris setelah bertemu dengan mamanya Tamara, mertua bosnya. "Kalau kamu merasa tidak nyaman untuk menceritakan semua itu. Tidak apa-apa. Aku tidak memaksa". "Setiap orang memiliki cerita dan rahasia yang tidak pantas untuk dikonsumsi oleh orang lain". "Tapi please. Jangan anggap aku orang asing, jika kamu membutuhkan teman untuk berbagi kisahmu. Aku ada untukmu, kamu bisa pakai bahuku untuk menyandarkan beban hatimu" Gris menggenggam erat tangan Bella. "Jangan pernah berpikir, kamu sendirian. Aku akan menemanimu. Aku akan selalu menjadi orang pertama yang berdiri membelamu Bel" Gris memberikan semangat untuk Bella. "Thanks Gr
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status