Gadis Penebus Hutang

Gadis Penebus Hutang

last updateLast Updated : 2021-08-08
By:  Vhiaraya  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
28 ratings. 28 reviews
72Chapters
53.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Prita Laura seorang gadis berusia 17 tahun, terpaksa harus menikah dengan Firas Corten pria lumpuh berusia 35 tahun karena keluarganya yang terlilit hutang. Ia harus menjadi seorang istri di tengah pendidikannya yang baru menginjak kelas 3 sekolah menengah atas. Terlebih, disamping statusnya sebagai istri, ia menyukai Irsyad, seorang guru Bahasa Inggris. Seperti apa kelanjutan kisah Prita di tengah status pernikahan dan cintanya? Akankah cinta tumbuh seiring berjalannya waktu untuk Firas atau justru tetap bertahan pada Irsyad, pujaan hatinya?

View More

Latest chapter

Free Preview

Penebus Hutang

"Bapak sama Ibu mau ngomong apa, sih? Kok, mukanya serius gitu," tanya Prita sambil mendaratkan tubuhnya di sofa. "Kamu harus menikah dengan seseorang demi menebus hutang keluarga kita," jawab Susilo tanpa basa-basi. Prita terperangah mendengar jawaban ayahnya. Bagaimana mungkin di usianya yang baru menginjak delapan belas tahun, ia harus menikah, bahkan sebagai penebus hutang. Kalaupun harus menikah, ia harus menikah dengan orang yang ia cintai."Tapi, Pak, Bu. Prita masih terlalu muda untuk menjadi seorang istri," tolak Prita secara halus. "Ngga ada tapi-tapian. Pokoknya kamu harus menikah dengan laki-laki yang sudah bapak siapkan," ujar Susilo tidak menerima penolakan apa pun dari putrinya."Bu, tolong bantu Prita jelasin sama Bapak. Prita ngga mau nikah sama orang yang ngga Prita kenal. Prita cuman mau nikah sama Pak Irsyad." Gadis itu merengek meminta bantuan ibunya agar mau membujuk ayahnya."Siapa Pak Irsyad?" tanya Susilo meninggikan suaranya. "Pelan-pelan, Pak, ngomongnya.

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Ardian Al Fath
ceritanya seruuuu.... semangat terus yaa buat karya karya baruu...
2023-09-30 01:01:05
1
user avatar
Faver
Konflik batin peran utamanya keren. Suka.
2021-08-27 23:57:42
2
user avatar
Lyxn
Semangat kak
2021-08-27 23:37:53
3
user avatar
Iik Aria
Siti Nurbaya jaman now. Ceritanya bagus, semangat, Kak.
2021-08-27 20:41:36
4
user avatar
Ervin Warda
hal seperti ini yang ditakutkan ketika memiliki banyak hutang, mana usianya selisih jauh. Semangat Prita dan semangat juga untuk author
2021-08-27 19:27:49
3
user avatar
Ele Storie
Aku suka novel bgini yg usianya terpaut jauh,, semangat thor...
2021-08-27 13:47:37
2
user avatar
Ayu Kristin
lanjut kak aku suka
2021-08-27 10:38:23
3
user avatar
sekar
keren kk lanjut
2021-08-27 10:22:12
4
user avatar
Intan lestari
Semangat kak, bagus ceritanya...
2021-08-27 09:56:04
3
user avatar
Indy Shinta
Bagus ceritanya...
2021-08-26 23:49:04
3
user avatar
Evhae Naffae
Keren, semangat kak ......
2021-08-26 14:02:23
3
user avatar
Anggrek Bulan
Keren banget kak
2021-08-26 13:54:34
2
user avatar
A.R. Ubaidillah
Prita...malangnya nak...
2021-08-26 13:53:34
2
user avatar
Queeny
Age gap selalu seru
2021-08-26 13:50:11
2
user avatar
anisa muthmainah
bagus banget ceritanya
2021-08-23 15:13:47
3
  • 1
  • 2
72 Chapters

Penebus Hutang

"Bapak sama Ibu mau ngomong apa, sih? Kok, mukanya serius gitu," tanya Prita sambil mendaratkan tubuhnya di sofa. "Kamu harus menikah dengan seseorang demi menebus hutang keluarga kita," jawab Susilo tanpa basa-basi. Prita terperangah mendengar jawaban ayahnya. Bagaimana mungkin di usianya yang baru menginjak delapan belas tahun, ia harus menikah, bahkan sebagai penebus hutang. Kalaupun harus menikah, ia harus menikah dengan orang yang ia cintai."Tapi, Pak, Bu. Prita masih terlalu muda untuk menjadi seorang istri," tolak Prita secara halus. "Ngga ada tapi-tapian. Pokoknya kamu harus menikah dengan laki-laki yang sudah bapak siapkan," ujar Susilo tidak menerima penolakan apa pun dari putrinya."Bu, tolong bantu Prita jelasin sama Bapak. Prita ngga mau nikah sama orang yang ngga Prita kenal. Prita cuman mau nikah sama Pak Irsyad." Gadis itu merengek meminta bantuan ibunya agar mau membujuk ayahnya."Siapa Pak Irsyad?" tanya Susilo meninggikan suaranya. "Pelan-pelan, Pak, ngomongnya.
Read more

Keterpaksaan

"Iya, Pak. Tapi, udah malem begini emang bisa langsung diurus?" tanya Prita masih berharap pernikahan ini akan dibatalkan. "Kamu ngga perlu khawatir, Prita. Semuanya biar aku aja yang urus. Kalo duit yang berbicara, ngga akan ada masalah," jawab Firas sombong. "Hmmm ... Sombong!" kata Prita sambil memajukan bibirnya. "Ini orang satu emang sombongnya ngga ketulungan. Sok kaya, nyebelin, ngeselin, pokoknya semuanya ada dalam dirinya. Awas aja kalo gue udah jadi istrinya. Bakal gue hambur-hamburin uangnya sampai tak bersisa, hahaha... " batin Prita tertawa terbahak-bahak. "Bukannya sombong, tapi fakta," sahut Firas sambil mengangkat dagunya. Sebenarnya Firas itu tampan. Hanya kakinya saja lumpuh. Jika dilihat-lihat, ia merupakan tipe laki-laki idaman semua wanita. "Ganteng iya, kaya iya, lumpuh iya. Eh, maksudnya itu kekurangannya," batin Prita lagi. "Ngomong-ngomong, ini udah malem loh yah. Tapi situ, kok, ngga pulang-pulang," kata Prita mengusir secara halus. "Ngusir nih ceritan
Read more

Meminta Jatah

"Aduh... sakit, Mas!" Prita berteriak mengaduh kesakitan. "Makanya sopan sedikit sama orang yang lebih tua. Apalagi aku ini suami kamu," kelakar Firas. "Iya Mas Firas yang ganteng, maaf," sahut Prita malas sambil memujinya tampan. Prita berusaha menyelamatkan diri dengan cara memuji suaminya. Jika tidak, maka entah apa yang akan Firas lakukan padanya."Tuh 'kan dia sendiri yang ngaku tua," lirih Prita melirik ke arah suaminya. "Apa kamu bilang?!" geram Firas mendengar gumaman Prita yang terdengar sangat pelan. "Ng-ngga. Aku ngga bilang apa-apa, kok," sahut Prita mengelak. "Awas saja kamu yah," sungut Firas dengan nada mengancam. "Ampun Mas, jangan sentil lagi. Sakit tahu. Orang nanya bukannya dijawab malah ke mana-mana," kata Prita menutup dahi agar tidak disentil lagi. "Papah sama Mamah ngga tinggal satu rumah sama aku. Jadi nanti kita cuman tinggal berdua," jawab Firas datar. "A-apa?!" teriak berteriak membuat Firas terkejut. Tapi bukannya marah, laki-laki itu malah tersenyu
Read more

Dasar Om-om Mesum!

"Lucu juga pake kemeja ini. Mmm ... ternyata seperti ini wangi maskulin yang dikatakan Anggi. Enak juga ternyata." Prita menghirup dalam-dalam aroma kemeja yang melekat di tubuhnya. "Memakai bajunya serasa memeluk orangnya, hehehe," lirih Prita terkekeh geli membayangkan sedang memeluk tubuh kekar suaminya. Setelah mengganti baju, ia keluar kamar mandi dan tidak mendapati Firas di kamar. Ia membaringkan tubuhnya di atas ranjang berukuran king size. Benar apa yang dikatakan Firas waktu itu. Bahwa tempat tidurnya terlalu besar untuk Prita bisa menendangnya. Gadis itu mengepakkan kedua tangan dan kedua kakinya. Ia menggerakkannya saling berlawanan. Membayangkan bahwa saat ini ia sedang berada di tengah-tengah padang salju. Kemudian, ia bangun dan melompat ke sana ke mari di atas kasur. Klek! Tiba-tiba ada seseorang datang dan membuka pintu. Namun, orangnya tak kunjung terlihat. Ketika Prita hendak menghampirinya, tiba-tiba Firas masuk ke dalam sambil menggerakkan kursi rodanya sediki
Read more

Tersudut Ketakutan

"Stop bercandanya, Mas! Apa kamu mau mengujiku?" jawab Prita geram sambil menggertakkan gigi dan memelototinya. "Siapa yang bercanda? Orang aku serius malah dibilang bercanda," kata Firas mencoba meraih kursi rodanya. "Jangan macem-macem ya, Mas! Pokoknya aku mau mandi sendiri," peringat Prita. Ia lekas masuk ke dalam kamar mandi dan mengunci pintu.Setelah selang dua puluh menit, Prita selesai melakukan ritual mandinya. Ketika ia hendak mengambil handuk yang tadi ia bawa, handuknya terjatuh hingga basah. Akhirnya dengan sangat terpaksa, ia memutuskan untuk memanggil Firas. Ia akan meminta tolong pada suaminya untuk mengambilkan handuk baru. "Mas Firas!" panggil Prita. "Ada apa?" sahut Firas bertanya sambil menggerakkan menarik kursi rodanya."Om, tolong ambilin handuk baru dong. Ini handuknya tadi jatoh, jadi basah deh," pinta Prita bergegas menutup pintu. "Mulai lagi nih ya manggil aku om," keluh Firas menatap pintu kamar mandi lekat. Sampai-sampai ia melupakan kepura-puraannya
Read more

Cukup Prita!

"Jadi dong masa ngga. Om Firas keluar dulu aja, aku malu," balas Prita bersemangat. Ia tidak ingin Firas melihat wajahnya yang memerah. "Ya udah aku tunggu di luar, yah. Kalo kelamaan, mending ngga usah jadi aja," kata Firas lagi sengaja agar Prita cepat-cepat keluar. "Dasar pria tua bangka bawel!" racau Prita pelan, namun masih bisa didengar oleh Firas. "Apa kamu bilang?" Firas menaikkan nada suaranya mendengar kata-kata Prita. "Eh, ngga Om ganteng. Cepet sana keluar duluan. Sebentar lagi aku nyusul," sahut Prita pura-pura berkata manis. Akhirnya Firas keluar dan menunggu di ruang tamu. Ia tidak lupa untuk mengecek rekaman CCTV di kamar saat ini. Ia melihat Prita membuka selimut sambil mengipas-ngipas tubuhnya dengan kedua tangannya. Ia kepanasan karena terlalu lama bersembunyi di dalam selimut. Setelah itu, ia menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya. Ia melakukannya hingga berkali-kali. Kemudian bangkit sambil menepuk pipinya dan mengucapkan kata semangat. Firas bergega
Read more

Mengendap-endap

"Maaf. Aku cuman ngga suka ada yang bahas tentang masa laluku," lirih Firas mengecup kening Prita dan keluar menuju ruang kerjanya.Prita bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Memangnya ada apa dengan masa lalu Firas? Kenapa ia begitu marah ketika Prita membahas tentang masa lalunya? Apa yang membuatnya begitu terluka? Prita penasaran dengan apa yang terjadi pada masa lalu Firas.Sampai pagi hari, Firas masih berada di ruang kerjanya. Muncul lingkaran hitam di bawah matanya. Itu karena semalam ia tidak memejamkan matanya sama sekali. Ia benar-benar merasa bersalah dengan apa yang telah ia lakukan terhadap Prita. Malam pertama mereka terlewat begitu saja. Meskipun mereka tidur satu kamar juga, belum tentu mereka melakukannya karena Prita masih kelas tiga SMA. Jadi, tidak mungkin bagi keduanya untuk melakukannya. Dan satu hal lagi, pernikahan mereka bukan atas dasar cinta. Jadi, akan sangat tidak mungkin bagi mereka berdua untuk bermesraan."Mas Firas mana? Kok, ngga ikut sarapan?" tanya
Read more

Bertukar Saliva

"Boleh. Bapak mau tanya apa?" sahut Pak Bambang mempersilahkan."Siapa Pak Irsyad itu?" tanya Firas langsung pada intinya."Oh, Pak Irsyad. Beliau guru bahasa Inggris di sekolah ini, Pak," sahut Pak Bambang."Oh gitu. Apa Bapak tau alasan kenapa Prita selalu terlambat di hari yang sama setiap Minggu?" tanya Firas lagi mencoba mengorek informasi. "Tentu saja tau. Itu karena Neng Prita menyukai Pak Irsyad. Jadi, dia sengaja terlambat untuk mendapatkan perhatiannya," terang Pak Bambang menerawang ingatannya ketika Prita mengatakan bahwa ia menyukai Pak Irsyad."Apa?!" Firas tersentak mendengar jawaban yang Pak Bambang lontarkan."Ada apa, Pak?" tanya Pak Bambang melihat keterkejutan di wajah Firas."Ngga, ngga papa. Makasih sudah mau menjawab pertanyaan saya. Kalo gitu, saya pamit pulang. Oh iya, ini kartu nama saya. Kalo Pak Irsyad meminta pertanggungjawaban karena mengizinkan Prita masuk. Bapak bisa menghubungi nomor yang tertera di kartu nama ini," kata Firas sebelum akhirnya ia pulan
Read more

Dipaksa Menikah

"Iya, suami. Emang kenapa?" tanya Firas menatap ke arah spion lagi karena saat ini ia sedang mengendarai mobil."Gue ngga salah denger 'kan, Ta?" tanya Anggi terbelalak tidak percaya."Ngga. Yang lo denger emang bener kalo Om Firas suami gue," sahut Prita malas."Sejak kapan? Kenapa gue ngga tau?" tanya Anggi lagi sedikit kesal.Ia merasa tidak dihargai oleh Prita. Jika Prita menganggap Anggi sebagai sahabatnya, seharusnya Prita mengundang atau sekedar memberitahunya saja. Sayangnya tidak sama sekali."Ngga usah kesel gitu. Aku sama Om Firas baru nikah kemaren," sahut Prita menjelaskan takut Anggi marah."Apa?! Kemaren? Kok lo ngga ngasih tau gue, sih. Sebenarnya gue ini sahabat Lo bukan, sih, Ta?" kata Anggi kecewa."Nih anak lebay banget, sih. Gue nikah juga dadakan, dipaksa sama ni om-om nyebelin," sahut Prita melirik ke arah Firas."Apa? Yang bener lo? Gue mau juga dong dipaksa nikah sama om-om ganteng model Om Firas," kata Anggi merasa iri.Siapa yang ngga mau dipaksa nikah sama o
Read more

Tumbuh Benih-benih Cinta

Prita dan Surti menoleh ke asal suara. Dapat dilihat bahwa ekspresi wajah Firas sangat menakutkan. Entah kesalahan apa yang sudah Surti perbuat hingga membuat Firas begitu marah. Surti tergopoh-gopoh berjalan menuju Firas. Tidak ada yang tahu apa yang akan Firas lakukan pada Surti. "Saya, Tuan," kata Surti menunduk. "Kamu tahu kesalahan kamu apa?" Firas bertanya pada Surti tentang kesalahannya. "Tidak, Tuan. Saya tidak tahu kesalahan saya apa," jawab Surti menggelengkan kepalanya. "Kamu lihat, siapa wanita yang baru saja kamu tatap matanya?" tanya Firas bertele-tele. Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Firas sampai marah begitu. Dan kenapa tidak langsung pada intinya saja. Malah memutar kata-katanya membuat Surti bingung. "Tahu, Tuan. Beliau Nyonya Muda, istri Tuan yang tadi Tuan jelaskan," jawab Surti ketakutan. "Kalau sudah tahu, di mana sopan santunmu, huh?! Berani-beraninya kamu menatap mata istriku," Firas membentak Surti hanya karena kesalahan sepele. Hanya karena menata
Read more
DMCA.com Protection Status