CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH

CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH

last updateLast Updated : 2025-02-23
By:  HANA PUSPARINIOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
29 ratings. 29 reviews
51Chapters
5.8Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Alinta adalah seorang ahli manajemen keuangan di perusahaan ASKAR, ia telah lama bekerja sejak menikah. Sekarang usia Alinta menginjak usia 26 tahun, dan belum dikarunia seorang anak. Alinta mengidap tumor rahim yang cukup besar diperut. Suami Alinta menceraikannya di saat usia 25 tahun. Ia tinggal dengan seorang kakak dan sekarang ia bersama suaminya. Suami ke dua yang menyayangi Alinta dari hidup senang dan susah. akankah Alinta bisa bertahan melawan penyakit? Apakah Arga bisa menghukum nenek angkat Alinta?

View More

Chapter 1

UANG ATAU AKU?

"Mas, aku sudah bekerja dan capek. Tetapi, Mas tidak mau meminjam uang untuk aku berobat. Aku malah diperhatikan oleh CEO di kantorku, dibanding Mas sendiri yang mabuk dan berjudi. Mau Mas sendiri apa? Sakit, tahu! Aku menderita tumor di perut. Orang mengira aku hamil kembar, kita akan punya anak kembar, tetapi aku tidak mau berpikiran bahwa orang sok tahu."

Wanita itu marah-marah di kursi roda karena suaminya mengambil uang. Alinta, yang masih di kursi roda dan memakai tabung oksigen dengan selang infus, tidak bisa berpikir dan melawan karena masih lemah akibat penyakit yang sering kambuh. Usia Alinta masih muda. Wanita yang duduk di kursi roda ini hanya bisa pasrah dan menunggu perceraian setelah surat cerai datang.

Saat ini, Alinta melamun, membayangkan pertengkarannya dengan mantan suami. Tidak tahu apa yang sedang ia pikirkan. Alinta mengingat bagaimana mantan suaminya membuang uang demi berjudi saat kondisi ekonominya sedang menipis karena selama sebulan uangnya diminta suami yang berjudi.

Sang sopir yang melihat penumpangnya melamun tidak tega mengganggu. Namun, tujuan ke kantor yang dituju Alinta sudah sampai. Mau tidak mau, sang sopir menegur Alinta.

"Non, sudah sampai. Sekarang saya bantu," ucap sopir taksi itu sambil membantu Alinta yang sedang menderita tumor di rahimnya hingga perutnya membesar.

"Makasih, Pak," ucap Alinta dengan sopan. Berapa lama lagi aku akan hidup bahagia? Jika begini terus, kapan aku punya penghasilan? pikirnya. Kemudian, ia turun dari taksi dan perlahan-lahan berjalan. Sopir yang membantu merasa kasihan melihat wanita itu. Setelah turun dari taksi, Alinta mengeluarkan ponsel dan membayar supir taksi dengan uang elektronik.

"Pak, uangnya sudah saya transfer pakai dompet elektronik," ucap Alinta dengan lemah lembut meski ia sakit dan kesusahan berjalan. Wanita bernama Alinta ini tidak patah semangat. Ia mencari uang untuk kesehatan kakak kandungnya yang menderita ayan seperti dirinya.

"Oh, ya, makasih."

Saat di kantor, sahabat Alinta datang dan berteriak. Ia berlari menuju Alinta yang sedang berdiri dan menunggu kursi roda.

"Mbak Alinta, biar saya bantu."

Kesedihan itu sirna sudah. Alinta ditolong oleh Delia, bagian pengelola keuangan perusahaan level menengah. Kini, ia hanya hidup dengan kakak kandungnya. Sekarang, ia bekerja dengan keadaan difabel dan tumor yang belum bisa dioperasi karena masalah biaya.

"Makasih, Mbak Delia. Maaf kemarin merepotkan karena aku kumat penyakitnya."

Tiba-tiba, Alinta mengingat masa lalunya saat berusia 17 tahun. Kakaknya, Zera Kio, seorang pengusaha baju batik dan baju sulam, mengidap penyakit yang sama, yaitu epilepsi. Kakak Alinta pernah berpesan kepadanya,

"Alinta, kamu harus cari suami. Jangan seperti Kakak yang hidup sendiri. Hidup sendiri sulit, dan kalau sakit hanya bisa sabar karena menunggu pertolongan."

Delia kemudian mengantarkan Alinta ke tempat kerjanya.

"Alinta, kamu harus istirahat ketika tumormu mulai berulah. CEO kita menyuruhmu untuk istirahat," ucap Delia.

"Aku tidak bisa santai, Del. Kakakku sakit keras juga, dan uang yang dulu habis karena ulah mantan suamiku. Aku bekerja dan menabung sampai terkumpul dua juta saat kami masih belum bercerai. Kau tahu apa yang mantan suamiku bilang? Dia tidak punya perasaan, Del. Dia berkata penyakitku urusanku. Dan gajiku adalah hakku. Padahal suami kan bertanggung jawab menafkahi keluarganya atau istrinya. Ia malah membuatku banyak hutang karena berjudi. Jika dulu aku punya uang dan kakak tidak harus bekerja sama dengan mantan suamiku, pasti aku tidak akan menikah," ucap Alinta, air matanya berlinang.

"Baiklah, kamu kerja dulu. Aku tidak bisa melihat sahabatku menangis dan kesusahan," ucap Delia. Ia sebenarnya tidak tega membuat Alinta sedih. Tetapi, Delia juga menginginkan sahabatnya itu punya uang untuk berobat dan bisa hidup normal.

Saat Delia pergi, Alinta kemudian mengeluarkan dokumen dan menyalakan komputer. Dengan tangannya yang lemah dan gemetar, ia mengetik perlahan-lahan. Namun, Alinta malah fokus pada foto kakaknya. Ia yang duduk di kursi roda tidak bisa memegang komputer karena menangis. Saat itu, ia memegang foto kakak kandungnya.

Alinta menaruh foto kakaknya, lalu mulai mengetik di komputer. Air matanya tiba-tiba menetes deras di pipinya yang cantik. Berharap aku segera mendapat kekasih pengganti, pikirnya. Suaminya telah menceraikannya, membuatnya harus hidup dari nol.

Meski pun air mata berlinang, hatinya tetap konsisten untuk tidak menyerah. Saat itu, seorang teman Alinta memberikan secangkir minuman pahit.

"Minum ini, supaya kamu segar. Aku tidak bisa memberikan makanan sembarangan."

Hasrat untuk memiliki seorang suami sudah terwujud, tetapi suami Alinta tidak pernah mau tidur dengannya. Sekarang, Alinta hanya fokus pada laporan keuangan. Semua tentang pernikahan sudah ia hapus dari daftar catatan masa depannya. Yang ia pikirkan hanyalah mencari uang untuk berobat.

Saat memikirkan masa lalu, hujan deras turun di luar. Alinta hanya berharap hujan bisa menghapus kesedihannya. Di kantor, ada jam istirahat pukul 10.00 sampai 10.30 dan pukul 13.00 sampai 14.00. Kemudian, jam kerja berikutnya dari pukul 15.00 sampai 16.00.

"Dokter bilang, aku punya penyakit persis dengan kakakku. Bukan hanya tumor rahim saja. Jadi, aku pakai kursi roda. Oh iya, aku ke WC sebentar," ucap Alinta.

Delia membantu Alinta menuju ke WC. Alinta tersenyum. Delia adalah sahabat yang baik dan selalu menolongnya.

"Makasih, aku jadi merepotkan kalian semua."

"Alinta, di perusahaan ini sudah ada persyaratan untuk difabel. Jadi, kamu jangan sungkan."

Perusahaan tempat Alinta bekerja memang sejak lama menerima pegawai difabel dan non-difabel. Mereka semua bekerja tanpa membeda-bedakan satu sama lain. Namun, sebagai difabel berusia 26 tahun, Alinta masih merasa canggung karena merepotkan teman-teman kantornya.

Saat keluar dari WC, CEO perusahaan, Pak Arga, sudah menunggunya di depan pintu.

"Pak Arga, maaf membuat Anda menunggu," ucap Alinta merasa bersalah.

Arga tersenyum. "Alinta, kamu harusnya istirahat. Kalau seperti ini, kamu jadi sering telat makan."

Alinta hanya bisa tersenyum lemah. Namun, di dalam hatinya, ia masih bertanya-tanya, Apakah aku bisa bahagia seperti dulu?

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
100%(29)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
29 ratings · 29 reviews
Write a review
user avatar
Allyaalmahira
sabar ya alinta.. lanjut thor buat alinta bahagia
2024-02-16 16:08:57
2
user avatar
Mandy Poole
Kuat banget Allinta meski dia menderita tumor tapi dia tetap tegar🥲 semangat thor
2024-02-16 16:07:44
1
user avatar
Iftiati Maisyaroh
Semangat nukisnya Kak... Lanjuuut ............
2024-02-16 16:07:44
1
user avatar
Bintang
semoga Alinta menemu bahagianya,,, keren kak,, ditunggu update nya
2024-02-16 16:07:44
1
user avatar
Biru Gerimis
Berharap Alinta bisa memiliki kisah yang bahagia setelah semuanya... Semangat, Kak Author...
2024-01-25 14:46:53
3
user avatar
Kerry Pu
semangat thor, semoga alita mempunyai ending yang bagus.
2024-01-23 13:26:17
1
user avatar
Anezaki Igarashi Ricky
sungguh sangat berliku kisah alinta. semoga dia bisa bahagia
2024-01-22 12:25:50
1
user avatar
Komalasari
Jadi wanita memang harus kuat
2024-01-19 07:30:50
1
user avatar
Ayaya Malila
Alinta wanita kuat, semangaat
2024-01-19 05:52:30
1
user avatar
WealthyPetty
salut sama alinta yang tetap kuat. semangatt trs nulisnya thoor
2024-01-18 19:32:31
2
user avatar
Maia82
ceritanya seru thor
2024-01-18 19:04:37
1
user avatar
Amea81
bagus ceritanya semoga Arga bisa meluluhkan hati Alinta
2024-01-18 18:22:16
1
user avatar
Saraswati_5
bagus dan buat penasaran ceritanya.
2024-01-18 15:19:47
1
user avatar
Ocean Na Vinli
Bgs ceritany, smgt updatenya Thor
2024-01-18 14:56:07
1
user avatar
Auphi
semoga Alinta berbahagia dengan yang baru
2024-01-18 14:19:12
1
  • 1
  • 2
51 Chapters
UANG ATAU AKU?
"Mas, aku sudah bekerja dan capek. Tetapi, Mas tidak mau meminjam uang untuk aku berobat. Aku malah diperhatikan oleh CEO di kantorku, dibanding Mas sendiri yang mabuk dan berjudi. Mau Mas sendiri apa? Sakit, tahu! Aku menderita tumor di perut. Orang mengira aku hamil kembar, kita akan punya anak kembar, tetapi aku tidak mau berpikiran bahwa orang sok tahu."Wanita itu marah-marah di kursi roda karena suaminya mengambil uang. Alinta, yang masih di kursi roda dan memakai tabung oksigen dengan selang infus, tidak bisa berpikir dan melawan karena masih lemah akibat penyakit yang sering kambuh. Usia Alinta masih muda. Wanita yang duduk di kursi roda ini hanya bisa pasrah dan menunggu perceraian setelah surat cerai datang.Saat ini, Alinta melamun, membayangkan pertengkarannya dengan mantan suami. Tidak tahu apa yang sedang ia pikirkan. Alinta mengingat bagaimana mantan suaminya membuang uang demi berjudi saat kondisi ekonominya sedang menipis karena selama sebulan uangnya diminta suami yan
last updateLast Updated : 2022-02-25
Read more
ALINTA KEJANG-KEJANG?
"Alinta, bertahanlah! Aku akan memanggil ambulans," ucap Arga.Arga mengeluarkan ponsel dari sakunya. Sementara itu, Alinta masih terbujur kaku dan kejang. Air liurnya keluar dari mulut akibat ayan. Epilepsi yang diderita Alinta belum juga berhenti, sehingga ia harus dipasang oksigen sambil menunggu ambulans datang."Del, kamu sudah dapat nomor telepon keluarganya Alinta?" tanya Pak Arga.Delia tersenyum. Dengan sopan, ia menjawab pertanyaan dari bosnya."Pak, saya hanya teman baik Mbak Alinta. Sampai sekarang, saya tidak diberi tahu apakah Mbak Alinta punya nomor ponsel keluarganya. Dia hanya bercerita bahwa kakak kandungnya juga mengidap ayan dan sudah bercerai dengan suaminya.""Alin, kamu bertahan, ya. Ambulans sebentar lagi sampai."Arga memakaikan oksigen dengan perlahan. Ia mengelap liur yang keluar dari mulut Alinta. Dalam hati, Arga merasa bahwa ia telah memilih calon yang tepat. Dilihat dari cara kerjanya, pegawai perempuannya ini memang jarang mengeluh meskipun sedang sakit.
last updateLast Updated : 2022-02-25
Read more
PERASAAN BERSALAH ARGA
Arga masih di ruang ICU, ia masih belum bergerak sedikit bahkan makan makanan ringan untuk makan siang pun tidak diperdulikan.Arga merasa bersalah dengan Alinta karena dirinya menyetujui pernikahan dengan wanita yang ia cintai, namun belum tercatat oleh negara. Arga kebingungan waktu di hotel dekat Ancol karena saat itu mereka berdua sedang kerja. Kejadian Alinta meminta kawin lari karena tidak ingin membuat kakak kandungnya sedih memikirkan nasip Alinta yang menyusahkan Arga. "Pak Arga, karyawan bapak yang di kamar 213 kejang-kejang." Salah seorang staf memberi tahu lelaki yang sedang duduk di kursi dengan memegang kepala, memikirkan untuk mendapat restu dari Kakak kandung Alinta supaya menyetujui perceraiannya. Lelaki itu juga tidak bisa melacak nama kakak Alinta, wanita yang dia cintai dan sudah dianggap kekasih meskipun pernikahan belum berjalan.Arga langsung berlari saat pembersih hotel memberi tahu dirinya yang sedang makan di restoran. Jarak antara restoran dan ruang kamar sa
last updateLast Updated : 2022-02-25
Read more
ALINTA INGIN BEKERJA
Dua hari sebelum Alinta pulang ke rumah, saat Ia siuman."Mas, terima kasih sudah menjaga dan sekarang mas Arga menjadi suami setia untuk aku." Wanita itu tengah terbaring dan lemas, karena penyakit Epilepsi atau Ayan yang diderita sejak lahir. Terpaksa, Alinta harus kerja dengan kondisi yang tidak normal dan berbeda dari orang-orang yang sehat. Hari ini, wanita itu tengah tidur di rumah sakit dan disampingnya bersama sang suami baru yang memberi kehangatan. Seharusnya wanita yang tengah baring mendapat kehangatan kusus. Arga berpikir, kenapa harus Alinta yang bekerja keras dan bukan mantan suaminya? Kenapa mesti cinta dalam dusta ini terus berlanjur? Apakah tidak bisa seorang lelaki bersikap baik kepada wanita? Apakah dulu dia pernah membuat ibu kandungnya marah? Namun, pikiran dan pertanyaan itu dihilangkan oleh lelaki setia yang bersama wanita yang berambut lurus dan mata yang indah. "Aku akan merawat kamu. Dan menjaga kamu." Arga mencium kening Alinta. Di rumah sakit Alinta sedan
last updateLast Updated : 2022-02-25
Read more
MASAKAN ALINTA
Tadi malam, Alinta sehabis minum obat. Tepat jam 7 malam, kesehatannya memburuk. Arga melihat Alinta sedang menggosok-gosok tangan. "Alinta, kamu tidur ya. Aku ambilkan obat." Arga yang melihat sang istri yang sering kambuh bergegas untuk membawa obat supaya Alinta tidak kejang-kejang. "Arga, Alinta mengapa lagi?"tanya tante. Auranti cemas saat melihat Alinta kambuh. "Arga, kamu ambilkan obat epilepsi." Arga mengambil obat ayan atau epilepsi di laci. Dia mengeluarkan obat dan menaruh di meja. Auranti kemudian mengeluarkan kapsul ayan, dia memasukkan ke mulut Alinta. "Sayang, kamu harus kuat. Kamu tidak boleh kalah dari penyakitmu,"ucap Auranti.Malam itu telah berlalu, kini Arga melihat Alinta dan tante sedang masak kesukaan Arga. Tante kandung Arga yang mencuci piring, dia menghentikan untuk membersihkan piring. "Ada apa tante?" tanya Arga. Lelaki itu kewalahan karena masih banyak dokumen kantor, tetapi wanita yang dicintainya dan sudah menjadi istri sekaligus akunting buat Arga,
last updateLast Updated : 2022-02-25
Read more
NENEK ANGKAT ALINTA DATANG
"Sayang, aku dapat telepon dari Luar Negeri. Kalau proyek kita diterima."Arga sedang memijat kaki Alinta, istrinya yang duduk di kursi roda meneteskan air mata karena bahagia. Arga selama ini berjuang keras demi kesembuhan Alinta, ia sampai mencari ide-ide untuk perusahaan supaya investor dari negara lain mau menerima. Sebagai seorang CEO, Arga juga tidak mau perusahaan gulung tikar karena ide-idenya kurang memuaskan. Nafsu untuk bersama Alinta datang.Saat Alinta dan Arga datang, suara bel pintu di rumah berbunyi."Pa, buka pintu. Siapa tahu tetangga mau minta buatkan desain."Arga menuju ke ruang tamu, saat ia membuka pintu ada seorang wanita paruh baya yang tersenyum kepadanya."Anda siapa? Mohon maaf, di sini tidak menerima tamu yang pindahan."Wajar Arga tidak mengenali nenek angkat Alinta. Nenek angkat Alinta berpakaian seperti orang kaya dan membawa koper. Alinta yang melihat suaminya belum ke ruang makan segera menggerakkan kursi roda. Dengan
last updateLast Updated : 2022-03-04
Read more
ARGA PERGI KE LUAR NEGERI
Malamnya, di kota yang indah Arga memijat kaki Alinta. Di tempat tidur Alinta hanya ada oksigen, infus, dan di meja terdapat obat tumor dan penyakit ayan. Hanya itu yang bisa membuat Alinta tetap normal, belum ada informasi mengenai donor darah untuk mengoperasi tumor. Arga tidak bisa melihat Alinta yang muram, karena tidak bisa memberikan kepuasan ke pada Arga. Nenek angkat Alinta, pergi meninggalkan rumah karena Arga marah melihat sang istri yang dijadikan sebagai pemuat uang. Nafsu dunia yang membuat nenek angkat Alinta tergila-gila dengan warisan yang ditinggalkan oleh orang tua Alinta.Untunglah, Arga sekarang bisa bernapas dengan tenang. Karena masalah yang satu sudah pergi, namun kondisi Alinta belum membaik."Alinta, kamu harus sembuh ya. Nenek angkatmu sudah tidak ada."Arga mencium kening Alinta."Arga, tante pulang. Gimana kondisi Alinta?"Tante kandung Arga datang, ia kemudian melepas sepatu dan berkemas-kemas. Auranti saat ini yang merawat Ali
last updateLast Updated : 2022-03-04
Read more
Nenek Angkat Alinta Pura-Pura Baik
Alinta sedang tidur di kamar, saat Auranti sedang berada di dapur terdengar suara bel yang mengetuk. Alinta yang mendengar suara bel, langsung bangun perlahan-lahan. Alinta meraba-raba tembok yang sudah dipasang pegangan buat difable. Alinta kemudian berjalan sambil menyeret kakinya yang masih gemetar karena penyakit ayannya. Sesampai di dekat kursi roda elektrik, Alinta duduk perlahan-lahan. Alinta yang berjalan sambil membawa tumor rahim yang mirip orang hamil kesusahan bernapas, ia mengambil oksigen di kursi roda. "Siapa yang datang pagi sekali?"tanya Alinta pada dirinya. Ia kemudian memasang tabung oksigen dan menggerakkan kursi roda. Sementara itu, Arga di luar negeri sedang menunggu penerbangan untuk ke tempat kerja. Dia memakai baju kantor dan membawa koper, Arga mengenakan baju kemeja dengan sangat gagah dan duduk di tempat penunggu keberangkatan. Sambil melihat jam, ia mengeluarkan ponsel kemudian Arga menekan nomer tante. Di rumah, Alinta sedang menuju ke ruang tamu menggu
last updateLast Updated : 2022-03-04
Read more
Tante Kandung Arga Pergi Kerja
Saat Alinta memakai selang oksigen, nenek angkat berpura-pura memijit tangan Alinta. Alinta yang melihat wajah nenek angkat menahan tangan dan kaki yang gemetar karena cemas. Alinta suka kambuh ayan, bila cemas namun sekarang ia tidak bisa meminta bantuan atau membuat sopir taksi yang dari tadi melihat kaca spion penumpang."Pak sopir, saya tidak apa-apa kok,"lirih Alinta. "Nek, bisa ambilkan obat tumor, ayan, dan sakit jantung!" Alinta menyuruh sang nenek."Oh, iya sayang. Sebentar nenek ambilkan." Nenek angkat Alinta mengambil obat di kursi roda.Dasar, cucu angkat tidak tahu diri. Memangnya aku ini pembantumu, seenak saja minta bantuan. Lihat saja saat di Toko atau Mal aku akan buat kamu kesakitan dan aku buat kakak kandungmu tidak sembuh, batin nenek angkat Alinta. Ia mengambil ponsel dan dengan hati-hati ia mengeluarkannya. Kemudian ia menekan nomer dan mengirim pesan. Untuk Suster SiskaSuster, kamu saya tugaskan suntikan obat yang buat kejang-kejang. Kamu
last updateLast Updated : 2022-03-04
Read more
Alinta Menangis
"Terima kasih, bu. Saya buat ibu repot," ucap Alinta. Ia berkata dengan nada sesenggukkan. Wanita itu melihat Alinta yang menangis. Ia bertanya, kenapa ada seorang yang tega membuang keluarga nya meskipun keluar ga nya berkebutuhan fisik? Lalu wanita itu mendekat."Kenapa kamu menangis?" tanya wanita yang membantu Alinta. Wanita itu lalu lalang dari kemarin, namun hari ini baru bertemu dengan wanita muda yang cantik dan dalam wajah pucar."Nenek saya orangnya jahat, saya hanya bisa minta tolong sama ibu."Bagi Alinta, ia bisa terbebas dari sang nenek. Tetapi, Alinta sekarang tidak bisa bebas, nyawa kakaknya dalam genggaman sang nenek yang terus-menerus membuat Alinta tertekan.Sementara itu, Auranti masih di taksi. Ia kepikiran kakak kandung Alinta dan Alinta yang bersama nenek angkat. Auranti kemudian mengambil ponsel, jari-jarinya menekan nomer Arga. Arga cepat dibuka dan angkat, tante butuh bantuan kamu. Auranti semakin gelisah. "Halo tante, ada apa ya menelepon?" tanya Arga yang
last updateLast Updated : 2022-03-04
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status