Share

MASAKAN ALINTA

last update Last Updated: 2022-02-25 13:02:00

Tadi malam, Alinta sehabis minum obat. Tepat jam 7 malam, kesehatannya memburuk. Arga melihat Alinta sedang menggosok-gosok tangan.

"Alinta, kamu tidur ya. Aku ambilkan obat." Arga yang melihat sang istri yang sering kambuh bergegas untuk membawa obat supaya Alinta tidak kejang-kejang.

"Arga, Alinta mengapa lagi?"tanya tante. Auranti cemas saat melihat Alinta kambuh. "Arga, kamu ambilkan obat epilepsi."

Arga mengambil obat ayan atau epilepsi di laci. Dia mengeluarkan obat dan menaruh di meja. Auranti kemudian mengeluarkan kapsul ayan, dia memasukkan ke mulut Alinta.

"Sayang, kamu harus kuat. Kamu tidak boleh kalah dari penyakitmu,"ucap Auranti.

Malam itu telah berlalu, kini Arga melihat Alinta dan tante sedang masak kesukaan Arga. Tante kandung Arga yang mencuci piring, dia menghentikan untuk membersihkan piring.

"Ada apa tante?" tanya Arga. Lelaki itu kewalahan karena masih banyak dokumen kantor, tetapi wanita yang dicintainya dan sudah menjadi istri sekaligus akunting buat Arga, sekarang Alinta terlihat masih lemas dan tidak bisa bergerak.

"Ar, tante sedih. Lihat kondisi istri kamu makin parah. Saat kecil dia hanya sakit epilepsi atau ayan. Tetapi sekarang kemampuan bicara dan berjalannya makin hari makin menurun."

Melihat Alinta yang menyediakan piring, gelas, dan peralatan masak tadi. Saat dibantu oleh Auranti, Arga mengetahui, hasrat untuk berdua dan tidur bersama dengan Alinta menghilang. dia tidak ingin Alinta menderita, nafsu berdua sesama suami istri menghilang karena rasa sedih dan sesak yang muncul di pikiran dan hati Arga.

"Mas, kamu tidak pergi ke kantor?" tanya Alinta. Dia menggerakkan kursi roda dengan payah, Arga yang melihat kemudian langsung berdiri dan menuju ke kursi roda. "Makan dahulu, aku sudah membuat masakan kesukaanmu. Untung, tante menolong aku."

"Kamu mengapa sayang?" tanya Arga.

"Tumor di rahim buat aku kesakitan. Aku susah bernapas, tolong aku mas." Alinta menunduk karena kesakitan, dia tidak bisa duduk tegak.

"Alinta, waktu kamu kecil penyakitnya tidak separah ini." Tante Auranti yang membawa Alinta ke kamar dengan sigap dan cekatan, langsung memapah Alinta perlahan-lahan. Saat Alinta masih kecil, Auranti merawat dengan kasih sayang.

"Alinta, kamu sudah harum. Mau ke mana sama saudara kembar kamu?"

Auranti mencium kening Alinta.

"Pa, aku kasihan sama ke dua keponakanku. Meski dia anak dari temanku, dia sudah ku anggap keponakanku."

Alinta kejang-kejang, dia harus diberi pernafasan dengan oksigen. Auranti yang mengambil tabung oksigen segera cepat-cepat ke arah Alinta yang kejang, berbusa, dan sesak napas. Kondisi Alinta belum sehat, dia masih kejang-kejang meski sudah dipasang oksigen. Penyakit kerusakan saraf yang disebut movemont disorder atau gerakan yang tidak terkendali saat setres membuat Alinta tersiksa.

"Sayang, kamu mengapa. Tadi kamu baik-baik saja."

"Arga, selain ayan, istrimu juga memiliki penyakit saraf akibat setres. Besok, tante ke rumah sakit untuk lebih jelasnya."

Tolong, beri kesembuhan untuk istriku. Sang pencipta langit dan manusia, engkau yang menciptakan aku dan Alinta. Engkau yang maha menyembuhkan, tolong sembuhkan istriku. Aku melihatnya kejang-kejang seperti melihat dia tidak bisa mengendalikan pikirannya. Arga berdoa dalam hati.

Arga hanya bisa memikirkan kesehatan Alinta, masakannya yang di meja ditinggal karena tegang melihat istri tercinta sakit. Jika tidur berdua dan menuruti Alinta, kesehatan istrinya akan terganggu. Istri Arga, yang sakit pernah berkata saat di rumah sakit.

Arga berpikir, mantan suami Alinta ini tidak punya hati apa. Melihat istri yang sakit malah disuruh honey moon untuk ke dua kali. Uang dipakai berjudi, istri susah-susah kerja. Arga sekarang bisa bernapas dengan tenang. Karena Arga yang akan merawat Alinta, dia tidak ingin membuat istrinya terluka.

"Pa, kita sudah nikah namun belum dicatat oleh negara. Ketika kita menikah dengan sah, aku rela bersama kamu."

Arga melihat sang istri yang terbaring di rumah sakit, membuat hatinya remuk karena sang istri begitu perhatian. Arga memakai pakaian kantor saat itu, tidak ada waktu untuk ganti pakaian. Yang dipikirkan hanyalah, menemani, mrerawat, dan membuat suasana di ruang ICU menjadi suasana di rumah.

"MA, dokter bilang. Mama jangan banyak berpikir atau bergerak. Mama, harus istirahat untuk terapi besok,"ucap Arga.

Saat ini, Alinta masih memakai oksigen. Arga yang di kamar memijat kakinya dan mengelus punggung Alinta. Arga memakai pakaian rumah, hari ini dia cuti kerja demi merawat Alinta yang belum sembuh dari penyakit saraf. Beberapa menit kemudian, Alinta sudah berhenti dari kejang-kejang, liur di mulut juga sudah disedot oleh Arga. Arga meski seorang pria, namun dia memiliki hati yang baik. dia tahu sang istri sedang sakit, bahkan saat ini Alinta kambuh lagi sakit ayannya. Mulut Alinta tiba-tiba mengunyah, padahal Alinta tidak makan sesuatu. Bahkan, Alinta menoleh ke kiri padahal tidak ada siapa-siapa. Ya, penyakit Alinta ditandai dengan dejavu. Alinta seperti melihat hal yang pernah terjadi, padahal dia belum pernah melihat hal-hal yang ada di pikirannya saat ayan yang dialami Alinta kambuh. Arga yang melihat saja sudah terenyuh hatinya, sang istri sakit ayan dan kesuahan bernafas itu seperti ditusuk oleh pisau di dadanya.

"Alinta, kamu harus kuat. Kamu tidak boleh seperti ini. Aku tidak bisa bulan madu dengan mu saat kamu sakit. Jangan paksa kondisimu, sayang. Istriku yang tercinta."

Alinta sebentar sadar, Arga memijat kening dan mengelus leher istrinya.

"Pa, lapar. Mama mau makan, kita makan di ruang makan sama-sama ya."

Tante Auranti datang, dia membawakan makanan ke kamar. Tante Auranti lalu menyediakan tikar supaya Alinta dan Arga bisa makan bersama-sama.

Arga mengerti, cinta itu bukan karena hanya nafsu saja. Melainkan, cinta itu adalah memberi kebahagiaan terhadap orang yang dicintai. Selemah apa pun orang yang kita cintai, kita harus membuat tersenyum jangan membuat mereka sedih. Itu yang dipikirkan oleh Arga.

"Aku suapin, mama di kasur saja." Arga perlahan-lahan meniupkan bubur yang di mangkuk, kemudian dia menyuapkan bubur perlahan-lahan. "Nah, sekarang giliran aku makan." Saat Arga memakan masakan yang dibuat oleh Auranti dan Alinta, dia menangis.

"mengapa, Arga. Apakah masakan tante dan Alinta tidak enak?"tanya tantenya.

"Baru pertama kali. Aku memakan masakan yang seenak ini. Aku benar-benar bersyukur mempunyai tante yang baik dan istri yang baik juga."

Alinta tersenyum, dia melihat wajah suami yang tampan dan Alinta juga tidak salah menikahi Arga. Suami ke duanya benar-benar perhatian walaupun Alinta sakit, yang diucapkan Arga hanyalah kasih sayang.

emas, aku berharap penyakit tumor rahim segera bisa sembuh. Aku ingin mempunyai anak. Meskipun kalian berdua baik kepadaku, tetapi aku takut tidak bisa menjadi istri yang sempurna buat emas Arga dan tidak bisa menjadi keponakan buat tante Auranti. Alinta meneteskan air mata.

"Baru kali ini, aku juga mempunyai suami yang baik dan pengertian. daripada suamiku yang dahulu,"ucap Alinta. Arga mengecup kening Alinta.

"Yang lalu biarlah berlalu, mama pikirkan kesehatan saja. Mama masih sakit dan harus istirahat. Jangan berpikir aneh-aneh, papa sangat sedih kalau melihat mama setiap hari kejang-kejang. Hati papa hancur, istri sakit tetapi dokter tidak bisa menyembuhkan."

"Doakan mama bisa masak untuk papa tiap hari,"ucap Alinta.

"Setiap hari, papa berdoa. Supaya mama kuat menghadapi penyakit."

Related chapters

  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   NENEK ANGKAT ALINTA DATANG

    "Sayang, aku dapat telepon dari Luar Negeri. Kalau proyek kita diterima."Arga sedang memijat kaki Alinta, istrinya yang duduk di kursi roda meneteskan air mata karena bahagia. Arga selama ini berjuang keras demi kesembuhan Alinta, ia sampai mencari ide-ide untuk perusahaan supaya investor dari negara lain mau menerima. Sebagai seorang CEO, Arga juga tidak mau perusahaan gulung tikar karena ide-idenya kurang memuaskan. Nafsu untuk bersama Alinta datang.Saat Alinta dan Arga datang, suara bel pintu di rumah berbunyi."Pa, buka pintu. Siapa tahu tetangga mau minta buatkan desain."Arga menuju ke ruang tamu, saat ia membuka pintu ada seorang wanita paruh baya yang tersenyum kepadanya."Anda siapa? Mohon maaf, di sini tidak menerima tamu yang pindahan."Wajar Arga tidak mengenali nenek angkat Alinta. Nenek angkat Alinta berpakaian seperti orang kaya dan membawa koper. Alinta yang melihat suaminya belum ke ruang makan segera menggerakkan kursi roda. Dengan

    Last Updated : 2022-03-04
  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   ARGA PERGI KE LUAR NEGERI

    Malamnya, di kota yang indah Arga memijat kaki Alinta. Di tempat tidur Alinta hanya ada oksigen, infus, dan di meja terdapat obat tumor dan penyakit ayan. Hanya itu yang bisa membuat Alinta tetap normal, belum ada informasi mengenai donor darah untuk mengoperasi tumor. Arga tidak bisa melihat Alinta yang muram, karena tidak bisa memberikan kepuasan ke pada Arga. Nenek angkat Alinta, pergi meninggalkan rumah karena Arga marah melihat sang istri yang dijadikan sebagai pemuat uang. Nafsu dunia yang membuat nenek angkat Alinta tergila-gila dengan warisan yang ditinggalkan oleh orang tua Alinta.Untunglah, Arga sekarang bisa bernapas dengan tenang. Karena masalah yang satu sudah pergi, namun kondisi Alinta belum membaik."Alinta, kamu harus sembuh ya. Nenek angkatmu sudah tidak ada."Arga mencium kening Alinta."Arga, tante pulang. Gimana kondisi Alinta?"Tante kandung Arga datang, ia kemudian melepas sepatu dan berkemas-kemas. Auranti saat ini yang merawat Ali

    Last Updated : 2022-03-04
  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   Nenek Angkat Alinta Pura-Pura Baik

    Alinta sedang tidur di kamar, saat Auranti sedang berada di dapur terdengar suara bel yang mengetuk. Alinta yang mendengar suara bel, langsung bangun perlahan-lahan. Alinta meraba-raba tembok yang sudah dipasang pegangan buat difable. Alinta kemudian berjalan sambil menyeret kakinya yang masih gemetar karena penyakit ayannya. Sesampai di dekat kursi roda elektrik, Alinta duduk perlahan-lahan. Alinta yang berjalan sambil membawa tumor rahim yang mirip orang hamil kesusahan bernapas, ia mengambil oksigen di kursi roda. "Siapa yang datang pagi sekali?"tanya Alinta pada dirinya. Ia kemudian memasang tabung oksigen dan menggerakkan kursi roda. Sementara itu, Arga di luar negeri sedang menunggu penerbangan untuk ke tempat kerja. Dia memakai baju kantor dan membawa koper, Arga mengenakan baju kemeja dengan sangat gagah dan duduk di tempat penunggu keberangkatan. Sambil melihat jam, ia mengeluarkan ponsel kemudian Arga menekan nomer tante. Di rumah, Alinta sedang menuju ke ruang tamu menggu

    Last Updated : 2022-03-04
  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   Tante Kandung Arga Pergi Kerja

    Saat Alinta memakai selang oksigen, nenek angkat berpura-pura memijit tangan Alinta. Alinta yang melihat wajah nenek angkat menahan tangan dan kaki yang gemetar karena cemas. Alinta suka kambuh ayan, bila cemas namun sekarang ia tidak bisa meminta bantuan atau membuat sopir taksi yang dari tadi melihat kaca spion penumpang."Pak sopir, saya tidak apa-apa kok,"lirih Alinta. "Nek, bisa ambilkan obat tumor, ayan, dan sakit jantung!" Alinta menyuruh sang nenek."Oh, iya sayang. Sebentar nenek ambilkan." Nenek angkat Alinta mengambil obat di kursi roda.Dasar, cucu angkat tidak tahu diri. Memangnya aku ini pembantumu, seenak saja minta bantuan. Lihat saja saat di Toko atau Mal aku akan buat kamu kesakitan dan aku buat kakak kandungmu tidak sembuh, batin nenek angkat Alinta. Ia mengambil ponsel dan dengan hati-hati ia mengeluarkannya. Kemudian ia menekan nomer dan mengirim pesan. Untuk Suster SiskaSuster, kamu saya tugaskan suntikan obat yang buat kejang-kejang. Kamu

    Last Updated : 2022-03-04
  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   Alinta Menangis

    "Terima kasih, bu. Saya buat ibu repot," ucap Alinta. Ia berkata dengan nada sesenggukkan. Wanita itu melihat Alinta yang menangis. Ia bertanya, kenapa ada seorang yang tega membuang keluarga nya meskipun keluar ga nya berkebutuhan fisik? Lalu wanita itu mendekat."Kenapa kamu menangis?" tanya wanita yang membantu Alinta. Wanita itu lalu lalang dari kemarin, namun hari ini baru bertemu dengan wanita muda yang cantik dan dalam wajah pucar."Nenek saya orangnya jahat, saya hanya bisa minta tolong sama ibu."Bagi Alinta, ia bisa terbebas dari sang nenek. Tetapi, Alinta sekarang tidak bisa bebas, nyawa kakaknya dalam genggaman sang nenek yang terus-menerus membuat Alinta tertekan.Sementara itu, Auranti masih di taksi. Ia kepikiran kakak kandung Alinta dan Alinta yang bersama nenek angkat. Auranti kemudian mengambil ponsel, jari-jarinya menekan nomer Arga. Arga cepat dibuka dan angkat, tante butuh bantuan kamu. Auranti semakin gelisah. "Halo tante, ada apa ya menelepon?" tanya Arga yang

    Last Updated : 2022-03-04
  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   Alinta tiba-tiba tumornya kambuh

    Di wc umum yang terdapat di mal, Alinta sedang ditolong oleh beberapa wanita yang sedang memberikan pertolongan. Salah satu wanita itu masih menunggu jawaban dari tante Auranti. Sementara itu, tante Auranti sedang membayar taksi online."Terima kasih pak. Terima kasih banyak," ucap Auranti. Supir taksi itu mengangguk dan kemudian meninggalkan Auranti setelah menerima uang pembayaran tunai.Suasana kembali tenang di mal, saat Alinta sadar. Beberapa orang yang menolong kemudian membantu Alinta untuk menuju ke kursi roda Alinta berjalan perlahan-lahan di kursi roda."Saya merasa sangat bersyukur. Saya bersyukur sudah ditolong," ucap Alinta dengan wajah memerah. Ia merasa malu karena penyakitnya kambuh dan merasa bahagia karena banyak orang menolong."Mba Alinta ya. Saya baca di KTP nama mbak. Tadi saya juga menelepon tante anda, tetapi belum ada panggilan," ucap wanita yang memegang ponsel Alinta. Wajahnya kusut dan cemas."Oh, tante Auranti. Dia si

    Last Updated : 2022-03-04
  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   Alinta Meminta Diobati

    Petugas medis sedang membawa Alinta, mereka di dalam lift menunggu tiba di atas mal. Karena helikopter medis parkir di atas gedung mal. Alinta sudah disuntik obat masih belum bangun dari tidur karena tumor yang sudah parah. Saat sudah sampai di atap bangunan mal, petugas medis sedang membawa Alinta dengan hati-hati. Saat Alinta dimasukkan ke helikopter, ia masih terbaring dan belum sadarkan diri. Dosis obat sudah dimasukkan dengan jumlah besar. Namun tidak ada perubahan sama sekali, Alinta juga tidak membuka mata. Ia hanya bisa mendengar. Ya, Alinta mengalami koma dan tidur yang sangat lama. Di kamar hotel, Arga sedang melihat pemandangan. Ia kemudian melihat jam tangan, ternyata sudah jam untuk istirahat. Kemudian Arga mengambil ponsel di saku, lalu ia membuka ponsel. Di ponsel, terdapat pesan yang belum terbaca atas nama Auranti. Dari tante Auranti Maaf baru bales, anakku. Tante sedang menangani kakak kandung Alinta yang sakit. Kakak memeriksa, kesehatan mental dan fisiknya menur

    Last Updated : 2022-03-08
  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   Nenek Angkat Alinta Menelepon Tukang Urut

    Paginya, Auranti sedang berkemas-kemas untuk mempersiapkan Alinta pulang. Alinta kini sudah sehat. Dan dia duduk di kursi roda.“Tante, apakah mas Arga sudah datang?” tanya Alinta. Penyakitnya masih membuat sulit bergerak. Tumor yang membuat perut keliatan besar, harus membuat Alinta semangat. “Alinta, Arga besok akan pulang. Tante akan mengawasi nenek angkatmu. Kamu tenang.”“Tan, jangan buat kerusuhan. Aku ingin tante dan suamiku tenang.”“Memangnya kenapa?”“Mantan suamiku pasti yang menyuruh nenek angkat,” ucap Alinta.“Ya sudah, semua pakaian sudah siap. Sekarang sudah jam tujuh. Kamu kemarin terbaring selama dua hari. Ini sudah tiga hari, dan dokter izinkan kamu pulang,” ucap Auranti. Auranti yang memakai pakaian kaos dan celana jeans panjang, mata berwarna biru dan rambut pirang ini sangat peduli pada Alinta.“Tante, jika aku punya anak. Tolong jaga anakku dan suamiku,” ucap Alinta. Seketika itu Tante Auranti meneteskan air mata, ia tidak ingin berlarut dalam kesedihan. “Ayo k

    Last Updated : 2022-03-12

Latest chapter

  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   Alinta Epilepsinya Parah

    Lutut Alinta masih kaku, karena kejang-kejang. Auranti mengobati Alinta, ini hari ke tiga Alinta kejang dan harus disuntikkan obat. Arga berniat mengajak Alinta rekreasi ke taman sakura, pariwisata di Jepang sungguh berbagai macam. Arga dan Alinta sudah imigrasi lama sekali demi membuat hidup baru.“Tante sudah mendapatkan tiket pesawat untuk pulang?” tanya Arga. Auranti menggeleng, dia masih sibuk memeriksa denyut nadi Alinta karena belum stabil. Bagaimana bisa Auranti tenang, sementara Alinta masih belum berhenti kejang-kejang. Penyakit Alinta sebelumnya tidak parah, sekarang Alinta tidak bisa berhenti.Auranti sudah mengelola keuangan, jadi dia tinggal ambil di bank. Dia sudah mendaftarkan bank yang terletak di Jepang. Dosis obat yang diberikan Alinta tidak ada perubahan, Auranti harus segera membeli obat di apotek. Kepala Arga pusing, memikirkan polemik yang terjadi. Di media masa, dia dituduh membawa kabur Alinta, tulisan yang ditulis tidak sesuai dengan fakta. Arga tahu, pelak

  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   Arga Pergi Memancing

    “Alinta, aku akan pergi memancing. Karena hari ini, aku akan memasakkan makanan sehat buat kamu,” ucap Arga. Dia melihat Alinta di kamar, sambil duduk Arga kemudian memijit tangan istri yang dia cintai.“Mas ... tidak ... kerja ... masih ada tante ...,” ucap Alinta. Dia berkata tidak jelas, Auranti berjalan ke kamar Arga dan menemui ke dua keponakan yang dia cintai. “Hari ini, kamu dan tante di rumah. Karena tiket belum bisa tante dapat, mungkin masih lama.”Kehidupan nenek angkat Alinta semakin kacau balau, ketika dia mendapat surat dari kantor pajak. Arga yang mengetahui berita tersebut, berniat memancing karena dia telah berhasil membuat nenek tua itu menderita dan merasakan pahitnya hidup.Setelah pergi ke sungai dan laut, Arga ingin menghias rumah dengan pernak pernik. Lalu memasak makanan sehat yang di dapat dari sungai dan laut, supaya Alinta bisa makan dengan puas. Belakangan Alinta selalu tidak mau makan, Arga sampai menangis dan dia konsul ke tante Auranti.Auranti menyaran

  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH    Suster Yang Dzolim

    Di apartemen, Arga sedang menyuapi Alinta bubur. Bubur itu dimasukkan ke slang yang terpasang dari trakea, karena tidak bisa menggerakkan bibir dan mulut akibat saraf yang sudah rusak. Wanita yang sedang duduk di kursi roda, perlahan-lahan menggerakkan tangan. Dia seperti ingin bergerak, namun raganya seperti terkunci karena penyakit saraf di otak yang membuat dia lumpuh.“Arga, tante sudah mendapat kabar. Yang mencelakai Alinta, seorang wanita yang muda.” Wanita muda yang memegang telepon genggam, berusaha mengepalkan tangan untuk mengendalikan amarah. Dia tidak bisa menunjukkan sifat brutal pada keponakan laki-laki, Auranti memang tidak bisa mengendalikan emosi tetapi dia berusaha membuat Arga dan Alinta menikmati ketenangan di apartemen. Empat hari, Alinta di rumah sakit. Saat Arga dan Auranti ke rumah sakit.“Alinta, kepokanakan tante. Kamu harus bisa mengedipkan mata, jangan mau kalah dengan penyakit.” Arga baru menyadari, bahwa wanita yang merawat Alinta di apartemen begitu k

  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   Kurma Muda

    Arga mendusin dari kasur, mengambil beberapa pakaian untuk diganti. Alinta yang di kasur, kini masih tidak sadarkan diri dan tidak mampu memberi reaksi terhadap suatu rangsangan dan terbaring di rumah sakit. Saat Arga mau membuat jasmani kembali segar, terdengar sebuah ketukan pintu dari apartemen.Arga melangkahkan kaki, sehingga terdengar suara sandal di apartemen. Dia menuju pintu yang terdapat gantungan kunci. Waktu di buka, dia melihat seorang wanita yang Arga kenal dan disayangi di depan pintu.“Tante, aku menghubungi setiap detik tetapi tidak ada jawaban. Sampai aku terpaksa pulang, karena melihat Alinta yang masih belum bangun.”“Arga, maaf karena ibadah sangat lama. Tante harus mematikan ponsel, ini tante bawakan oleh-oleh untuk kamu. Mungkin dengan memakan kurma yang masih hijau, kamu akan tenang. Bisa juga sebagai herbal untuk Alinta.”Kultur di Kota Jepang membuat Alinta tersenyum, saat pertama kali datang ke Jepang di Bandara udara di Ota. Dia sangat memperhatikan dengan

  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   Rahasia Suster Yang Dzolim

    Arga mengetahui siapa dalang sebenarnya, sehingga Alinta kembali mengalami koma. Penyakit Alinta yang sudah membaik, kini kambuh dan bahkan penyebabnya adalah makanan. Mereka berdua sudah pindah, namun seseorang berani mengganggu rumah tangga yang sudah harmonis. Kepala Arga sudah pusing, memikirkan beberapa proyek yang belum selesai.“Apakah efek dari kokaina, aku jadi setiap hari melantur?” tanya lelaki yang sedang terbaring lemah. Lelaki itu hanya bisa bicara terputus-putus, karena pengucapannya mulai berkurang akibat sakit saraf yang dialami sejak lahir. Saat lahir kesehatannya baik-baik saja, namun kini dia seperti diikat dan tidak bisa bergerak. Harkat seorang CEO batik menjadi turun, akibat ditipu oleh mantan suami Alinta. Kini Alinta sudah menikah dengan CEO yang baik hati, dia adalah kenalan dari kakak kandungnya. Kakak kandung Alinta yang sakit pernah bertemu dengan kenalan ibu kandungnya. Suami Alinta yang ke dua, perhatian bahkan dia menyewa detektif dan membayar pengacar

  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   Auranti Pergi Ibadah Besar

    Auranti berputar mengelilingi Ka’bah, sambil mengucapkan doa saat mengelilingi Ka’bah dalam hati wanita yang berpakaian ihram itu berkata. Sang Pencipta, tolong beri keringanan untuk Alinta dan kakak kandungnya. Wanita yang berpakaian ihram itu tidak bisa menahan air mata. Saat berputar mengelilingi Ka’bah, terasa semangat ingin berdoa dan mengucap Syukur karena telah berhasil menolong beberapa nyawa berkat izin Sang Penyelamat. Dia tidak menggadaikan perhiasannya, melainkan menjual dan memperoleh hasil yang cukup untuk membelikan obat-obatan keponakan angkatnya. “Maaf, istri Anda dalam masa kritis. Dia masih kejang-kejang dan kaku. Sebaiknya Anda tunggu di luar tuan,” ucap dokter jaga. Wanita itu hanya bisa menahan pusing yang dialami karena gangguan saraf otak.Arga sudah menghubungi bibinya. Namun belum juga dibalas, dia berharap bibinya menjawab pesan yang dikirim.Klien dari perusahaan besar untungnya sudah memilih hari dan tanggal yang kosong. Arga juga bisa tenang, meski dia

  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   Terapi Berputar Melawan Arah

    Seorang wanita sedang berjalan memakai walker. Suster memegang tangan wanita itu dengan hati-hati namun terjatuh.“Nona, kalau tidak kuat kita istirahat saja.”“Aku tidak boleh istirahat sus, besok aku akan ikut pertunjukkan museum.”Alinta berjalan perlahan-lahan, dengan kakinya yang mengecil karena penyakit kelemahan otot di bagian pinggul dan lengan. Penyakit ini adalah penyakit langka, wanita yang sedang terapi berputar melawan arah tidak mau istirahat.Dia tidak berkedip sekalipun, Alinta pantang menyerah. Kesembuhan adalah nomor satu, buat dia yang paling berharga adalah suami yang tulus merawat dia. Suami barunya, kemarin pagi dan siang bercerita saat mereka belum sah menjadi suami istri.“Masih lama ya sus, belum ada yang menginformasikan kapan saya bisa operasi jantung.”“Kami sedang mencari pendonor jantung yang cocok, kak. Soalnya kalau beda golongan darah, bisa membuat Anda mengalami gagal jantung.”Arga yang berada di ruang tamu, sedang membaca koran. Hari ini dia tidak k

  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   Barang Antik

    Lelaki itu setelah sampai di kantor, akhirnya bisa bertemu dengan klient. Dia adalah orang yang suka mengoleksi barang-barang kuna yang bersejarah. Meski barang kuna namun langka, karena demi membuat Alinta merasa bahagia Arga kerja keras menemui klient supaya memercayai perusahaannya. Baru kali ini, seorang klient mempunyai barang antik keroncong yang dia beli di Indonesia. Orang luar negeri memang sungguh unik, membeli alat musik keroncong.“Saya setuju dengan kerja sama Anda, saya akan mempromosikan alat music tradisional dari negara saya.”Arga mengebut jadwal pertemuan dengan klient, seharusnya masih empat hari. Namun, beberapa orang telah mengantre untuk bertemu lelaki yang suka mengoleksi barang antik. Lelaki yang menikahi Alinta tidak perlu ke pegadaian untuk menggadaikan emas kawin. Dia berpikir untuk menggadaikan emas kawin demi menyelamatkan sang istri. Kegagalan yang dialami lelaki yang menjabat sebagai CEO, membuat dirinya tidak bisa menahan rasa sakit. Arga telah menahan

  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   Arga Mengantre Kereta

    Arga mengantre transportasi umum, dia menunggu shinkansen supaya lebih cepat ke kantor. Karena kemarin malam, dia sempat telat pulang dan sampai jam 12 malam. Saat mengendarai mobil yang mewah. Sampai di rumah sakit, dia tidak sempat lagi untuk ke kantor saat itu pada jam 2 siang, dikarenakan menemani Alinta yang tidur di rumah sakit dan harus berlatih berjalan.“Halo, tidak ada kabar dari Perusahaan A untuk ikut berbisnis?” tanya Arga di ponsel. Dia sedang menunggu di kursi tempat duduk di stasiun, dan menelepon asisten yang berada di Indonesia. “Tuan, kita sudah menanyakan pihak A. Mereka meminta kita waktu, karena mereka belum berminat bergabung ke bisnis kita.”Melepas sebuah head set yang dipasang di telinga, lelaki yang bekerja di Perusahaan kecil di Jepang sangat antusias untuk menunggu kereta menuju ke kantor. Dia menghitung berapa rekening yang terdapat di bank milik Jepang. Susah payah dia menabung, Arga masih belum memperoleh hasil yang memuaskan. Dia tidak perlu meminjam

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status