Share

ALINTA KEJANG-KEJANG?

last update Last Updated: 2022-02-25 12:58:52

"Alinta, bertahanlah! Aku akan memanggil ambulans," ucap Arga.

Arga mengeluarkan ponsel dari sakunya. Sementara itu, Alinta masih terbujur kaku dan kejang. Air liurnya keluar dari mulut akibat ayan. Epilepsi yang diderita Alinta belum juga berhenti, sehingga ia harus dipasang oksigen sambil menunggu ambulans datang.

"Del, kamu sudah dapat nomor telepon keluarganya Alinta?" tanya Pak Arga.

Delia tersenyum. Dengan sopan, ia menjawab pertanyaan dari bosnya.

"Pak, saya hanya teman baik Mbak Alinta. Sampai sekarang, saya tidak diberi tahu apakah Mbak Alinta punya nomor ponsel keluarganya. Dia hanya bercerita bahwa kakak kandungnya juga mengidap ayan dan sudah bercerai dengan suaminya."

"Alin, kamu bertahan, ya. Ambulans sebentar lagi sampai."

Arga memakaikan oksigen dengan perlahan. Ia mengelap liur yang keluar dari mulut Alinta. Dalam hati, Arga merasa bahwa ia telah memilih calon yang tepat. Dilihat dari cara kerjanya, pegawai perempuannya ini memang jarang mengeluh meskipun sedang sakit.

"Pak Arga, saya tidak apa-apa. Kemarin dan kemarinnya lagi saya juga begini," ucap Alinta terbata-bata.

Namun, tubuhnya masih kaku karena kejang. Matanya terbuka, otot lengan dan kakinya berkedut tak terkendali, dan ia mengompol.

"Pak Arga, biar saya yang merawat Mbak Alinta. Bapak kerja saja dulu."

Delia yang tengah merawat Alinta sambil menunggu ambulans mengeluarkan minyak angin. Ia menuangkannya ke tangan, lalu mengoleskannya ke perut Alinta yang tampak membengkak. Namun, meskipun sudah diberi minyak angin, kejang-kejang Alinta belum juga berhenti. Beberapa menit kemudian, barulah ia mulai sadar.

"Del, maaf aku merepotkan kamu. Jangan beri tahu kakakku kalau penyakitku kambuh. Kasihan dia, nanti penyakit epilepsinya ikut kambuh juga."

"Mbak Alinta masih sakit?" tanya Delia.

Alinta mengangguk. "Masih, Del. Perutku rasanya seperti ditusuk, dan aku susah bernapas. Dadaku juga sesak."

Pak Arga masuk membawa kursi roda. Petugas medis segera membantu Alinta dan mengantarnya ke ambulans. Namun, tiba-tiba kejangnya kembali datang. Mulutnya mulai mengunyah tanpa sadar, napasnya tersengal-sengal. Epilepsi yang diderita Alinta tidak kunjung mereda.

Petugas medis dengan sigap menaruh Alinta di atas tandu, lalu memasangkan kabel untuk mendeteksi jantung dan aliran listrik di otaknya.

"Kondisi ibu ini menurun. Apakah sudah diberi obat epilepsi?" tanya salah seorang staf.

"Del, saya ikut ke rumah sakit. Kalau ada orang yang ingin bertemu, bilang saya ada urusan mendadak."

Pak Arga naik ke dalam ambulans. Ia melihat Alinta yang masih belum sadar akibat kejangnya.

"Alin, kamu harus kuat. Jangan kalah dengan penyakitmu!"

Tuhan, jangan biarkan calon istriku seperti ini. Aku tidak sanggup melihat dia menderita, batin Arga.

Dadanya terasa sesak. Baginya, Alinta adalah wanita idaman. Meski memiliki keterbatasan fisik, hatinya begitu baik. Arga rela merawatnya, asalkan Alinta tidak terus-menerus merasakan kesakitan seperti sekarang.

Tak lama, Alinta akhirnya berhenti kejang. Perlahan, ia membuka matanya.

"Pak Arga, makasih sudah mau menemani saya ke rumah sakit. Saya merasa bersalah... Saya banyak berutang budi ke Pak Arga."

Arga memegang tangan Alinta. "Alinta, waktu kamu diceraikan suamimu dulu, bukankah aku sudah bilang? Aku akan merawatmu dan meminangmu."

"Saya juga terima kasih, Pak. Sudah merahasiakan penyakit saya. Saya tidak mau Delia sedih. Selama saya bekerja dengan Pak Arga, Bapak selalu ada saat saya sakit maupun sehat."

"Alin, aku tahu kamu kerja keras untuk membiayai yayasan yang kamu dirikan. Tapi, kamu harus jaga kesehatanmu juga."

Arga mulai memijat kaki Alinta. Ia begitu perhatian terhadap pegawainya itu.

Sejak dulu, pekerjaan membuat Arga semakin simpati dan jatuh hati pada Alinta. Namun, takdir justru membuatnya menangis, karena wanita yang ia cintai harus menanggung begitu banyak beban hidup, di saat kesehatannya pun semakin menurun.

Arga menatap tubuh Alinta yang terbaring dengan alat-alat medis di sekitarnya. Hatinya semakin sakit. Alinta yang dulu disiplin dan cekatan dalam bekerja, kini hanya bisa terbaring lemah, berjuang melawan penyakitnya.

"Pak Arga, maaf... merepotkan Bapak," ucap Alinta dengan terbata-bata. "Aku sudah biasa seperti ini."

Perjalanan menuju rumah sakit masih panjang. Arga kembali memijat kaki Alinta dengan perlahan, sembari mengingat saat pertama kali wanita itu masuk kerja.

"Ayo, kita kumpul. Saya akan memperkenalkan pengganti Bu Firsa. Ini adalah Alinta. Mulai sekarang, dia bekerja di perusahaan kita sebagai staf keuangan," ucap Arga kala itu.

Sebagai wanita karier, Alinta sangat rajin dan disiplin. Ia tak pernah telat datang, tugasnya selalu cepat selesai, dan tidak pernah ada kesalahan data. Tapi sekarang... kelelahan sedikit saja sudah bisa membuat tubuhnya kejang-kejang.

"Alinta, kamu tidak apa-apa?" tanya Arga saat melihat wanita itu kembali kejang.

Saat itu, Arga meneteskan air mata. Ia tak sanggup melihat orang yang dicintainya menderita seperti ini.

"Alinta, kamu harus kuat! Aku akan membahagiakanmu. Kumohon, bertahanlah dan sembuhlah untuk meraih cita-citamu!"

Staf medis segera melakukan pemeriksaan. Namun tiba-tiba, jantung Alinta berhenti berdetak.

Mereka dengan sigap memasang defibrillator untuk memompa jantungnya. Beberapa kali kejutan listrik diberikan, hingga akhirnya Alinta kembali sadar. Saat itu juga, ambulans sampai di rumah sakit.

Alinta segera dibawa ke ICU. Sementara itu, Arga menerima telepon dari kantor.

"Halo? Iya, Delia, ada apa?"

"Pak, saya bisa minta tolong? Bisa kirimkan berkas yang ada di flash disk ke email Bapak? Oh iya, Pak... Mbak Alinta masih belum sadar. Saya dengar Bapak yang akan menjadi walinya?"

"Iya, Del. Saya belum dapat nomor telepon keluarganya. Saya akan jadi walinya sementara."

Setelah telepon ditutup, Arga segera menemui dokter.

"Dok, bagaimana kondisi karyawan saya? Saya yang akan jadi walinya."

"Pak, mari ke ruangan saya. Ada hal yang perlu saya jelaskan."

Arga mengikuti dokter menuju poli penyakit epilepsi.

"Pak, kemungkinan besar karyawan Bapak akan mengalami kelumpuhan. Untuk penyakit tumornya, nanti rekan saya yang akan menjelaskan lebih lanjut."

Arga hanya bisa menahan napas. Sesak. Cincin tunangan sudah ia siapkan, tetapi Alinta masih harus berjuang melawan penyakitnya.

Ia masuk ke ruang ICU dengan pakaian APD lengkap. Air matanya tak lagi bisa ditahan.

"Alinta, maaf... Aku belum bisa membahagiakanmu. Aku mohon, setelah sembuh, izinkan aku melamarmu."

Arga menggenggam tangan Alinta dengan erat.

"Aku akan selalu ada untukmu. Aku akan menjadi suamimu, menemanimu dalam suka maupun duka."

Suasana di kamar ICU terasa begitu haru. Arga menangis, menggenggam tangan Alinta yang lemah, berharap ia segera bangun.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   PERASAAN BERSALAH ARGA

    Arga masih di ruang ICU, ia masih belum bergerak sedikit bahkan makan makanan ringan untuk makan siang pun tidak diperdulikan.Arga merasa bersalah dengan Alinta karena dirinya menyetujui pernikahan dengan wanita yang ia cintai, namun belum tercatat oleh negara. Arga kebingungan waktu di hotel dekat Ancol karena saat itu mereka berdua sedang kerja. Kejadian Alinta meminta kawin lari karena tidak ingin membuat kakak kandungnya sedih memikirkan nasip Alinta yang menyusahkan Arga. "Pak Arga, karyawan bapak yang di kamar 213 kejang-kejang." Salah seorang staf memberi tahu lelaki yang sedang duduk di kursi dengan memegang kepala, memikirkan untuk mendapat restu dari Kakak kandung Alinta supaya menyetujui perceraiannya. Lelaki itu juga tidak bisa melacak nama kakak Alinta, wanita yang dia cintai dan sudah dianggap kekasih meskipun pernikahan belum berjalan.Arga langsung berlari saat pembersih hotel memberi tahu dirinya yang sedang makan di restoran. Jarak antara restoran dan ruang kamar sa

    Last Updated : 2022-02-25
  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   ALINTA INGIN BEKERJA

    Dua hari sebelum Alinta pulang ke rumah, saat Ia siuman."Mas, terima kasih sudah menjaga dan sekarang mas Arga menjadi suami setia untuk aku." Wanita itu tengah terbaring dan lemas, karena penyakit Epilepsi atau Ayan yang diderita sejak lahir. Terpaksa, Alinta harus kerja dengan kondisi yang tidak normal dan berbeda dari orang-orang yang sehat. Hari ini, wanita itu tengah tidur di rumah sakit dan disampingnya bersama sang suami baru yang memberi kehangatan. Seharusnya wanita yang tengah baring mendapat kehangatan kusus. Arga berpikir, kenapa harus Alinta yang bekerja keras dan bukan mantan suaminya? Kenapa mesti cinta dalam dusta ini terus berlanjur? Apakah tidak bisa seorang lelaki bersikap baik kepada wanita? Apakah dulu dia pernah membuat ibu kandungnya marah? Namun, pikiran dan pertanyaan itu dihilangkan oleh lelaki setia yang bersama wanita yang berambut lurus dan mata yang indah. "Aku akan merawat kamu. Dan menjaga kamu." Arga mencium kening Alinta. Di rumah sakit Alinta sedan

    Last Updated : 2022-02-25
  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   MASAKAN ALINTA

    Tadi malam, Alinta sehabis minum obat. Tepat jam 7 malam, kesehatannya memburuk. Arga melihat Alinta sedang menggosok-gosok tangan. "Alinta, kamu tidur ya. Aku ambilkan obat." Arga yang melihat sang istri yang sering kambuh bergegas untuk membawa obat supaya Alinta tidak kejang-kejang. "Arga, Alinta mengapa lagi?"tanya tante. Auranti cemas saat melihat Alinta kambuh. "Arga, kamu ambilkan obat epilepsi." Arga mengambil obat ayan atau epilepsi di laci. Dia mengeluarkan obat dan menaruh di meja. Auranti kemudian mengeluarkan kapsul ayan, dia memasukkan ke mulut Alinta. "Sayang, kamu harus kuat. Kamu tidak boleh kalah dari penyakitmu,"ucap Auranti.Malam itu telah berlalu, kini Arga melihat Alinta dan tante sedang masak kesukaan Arga. Tante kandung Arga yang mencuci piring, dia menghentikan untuk membersihkan piring. "Ada apa tante?" tanya Arga. Lelaki itu kewalahan karena masih banyak dokumen kantor, tetapi wanita yang dicintainya dan sudah menjadi istri sekaligus akunting buat Arga,

    Last Updated : 2022-02-25
  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   NENEK ANGKAT ALINTA DATANG

    "Sayang, aku dapat telepon dari Luar Negeri. Kalau proyek kita diterima."Arga sedang memijat kaki Alinta, istrinya yang duduk di kursi roda meneteskan air mata karena bahagia. Arga selama ini berjuang keras demi kesembuhan Alinta, ia sampai mencari ide-ide untuk perusahaan supaya investor dari negara lain mau menerima. Sebagai seorang CEO, Arga juga tidak mau perusahaan gulung tikar karena ide-idenya kurang memuaskan. Nafsu untuk bersama Alinta datang.Saat Alinta dan Arga datang, suara bel pintu di rumah berbunyi."Pa, buka pintu. Siapa tahu tetangga mau minta buatkan desain."Arga menuju ke ruang tamu, saat ia membuka pintu ada seorang wanita paruh baya yang tersenyum kepadanya."Anda siapa? Mohon maaf, di sini tidak menerima tamu yang pindahan."Wajar Arga tidak mengenali nenek angkat Alinta. Nenek angkat Alinta berpakaian seperti orang kaya dan membawa koper. Alinta yang melihat suaminya belum ke ruang makan segera menggerakkan kursi roda. Dengan

    Last Updated : 2022-03-04
  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   ARGA PERGI KE LUAR NEGERI

    Malamnya, di kota yang indah Arga memijat kaki Alinta. Di tempat tidur Alinta hanya ada oksigen, infus, dan di meja terdapat obat tumor dan penyakit ayan. Hanya itu yang bisa membuat Alinta tetap normal, belum ada informasi mengenai donor darah untuk mengoperasi tumor. Arga tidak bisa melihat Alinta yang muram, karena tidak bisa memberikan kepuasan ke pada Arga. Nenek angkat Alinta, pergi meninggalkan rumah karena Arga marah melihat sang istri yang dijadikan sebagai pemuat uang. Nafsu dunia yang membuat nenek angkat Alinta tergila-gila dengan warisan yang ditinggalkan oleh orang tua Alinta.Untunglah, Arga sekarang bisa bernapas dengan tenang. Karena masalah yang satu sudah pergi, namun kondisi Alinta belum membaik."Alinta, kamu harus sembuh ya. Nenek angkatmu sudah tidak ada."Arga mencium kening Alinta."Arga, tante pulang. Gimana kondisi Alinta?"Tante kandung Arga datang, ia kemudian melepas sepatu dan berkemas-kemas. Auranti saat ini yang merawat Ali

    Last Updated : 2022-03-04
  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   Nenek Angkat Alinta Pura-Pura Baik

    Alinta sedang tidur di kamar, saat Auranti sedang berada di dapur terdengar suara bel yang mengetuk. Alinta yang mendengar suara bel, langsung bangun perlahan-lahan. Alinta meraba-raba tembok yang sudah dipasang pegangan buat difable. Alinta kemudian berjalan sambil menyeret kakinya yang masih gemetar karena penyakit ayannya. Sesampai di dekat kursi roda elektrik, Alinta duduk perlahan-lahan. Alinta yang berjalan sambil membawa tumor rahim yang mirip orang hamil kesusahan bernapas, ia mengambil oksigen di kursi roda. "Siapa yang datang pagi sekali?"tanya Alinta pada dirinya. Ia kemudian memasang tabung oksigen dan menggerakkan kursi roda. Sementara itu, Arga di luar negeri sedang menunggu penerbangan untuk ke tempat kerja. Dia memakai baju kantor dan membawa koper, Arga mengenakan baju kemeja dengan sangat gagah dan duduk di tempat penunggu keberangkatan. Sambil melihat jam, ia mengeluarkan ponsel kemudian Arga menekan nomer tante. Di rumah, Alinta sedang menuju ke ruang tamu menggu

    Last Updated : 2022-03-04
  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   Tante Kandung Arga Pergi Kerja

    Saat Alinta memakai selang oksigen, nenek angkat berpura-pura memijit tangan Alinta. Alinta yang melihat wajah nenek angkat menahan tangan dan kaki yang gemetar karena cemas. Alinta suka kambuh ayan, bila cemas namun sekarang ia tidak bisa meminta bantuan atau membuat sopir taksi yang dari tadi melihat kaca spion penumpang."Pak sopir, saya tidak apa-apa kok,"lirih Alinta. "Nek, bisa ambilkan obat tumor, ayan, dan sakit jantung!" Alinta menyuruh sang nenek."Oh, iya sayang. Sebentar nenek ambilkan." Nenek angkat Alinta mengambil obat di kursi roda.Dasar, cucu angkat tidak tahu diri. Memangnya aku ini pembantumu, seenak saja minta bantuan. Lihat saja saat di Toko atau Mal aku akan buat kamu kesakitan dan aku buat kakak kandungmu tidak sembuh, batin nenek angkat Alinta. Ia mengambil ponsel dan dengan hati-hati ia mengeluarkannya. Kemudian ia menekan nomer dan mengirim pesan. Untuk Suster SiskaSuster, kamu saya tugaskan suntikan obat yang buat kejang-kejang. Kamu

    Last Updated : 2022-03-04
  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   Alinta Menangis

    "Terima kasih, bu. Saya buat ibu repot," ucap Alinta. Ia berkata dengan nada sesenggukkan. Wanita itu melihat Alinta yang menangis. Ia bertanya, kenapa ada seorang yang tega membuang keluarga nya meskipun keluar ga nya berkebutuhan fisik? Lalu wanita itu mendekat."Kenapa kamu menangis?" tanya wanita yang membantu Alinta. Wanita itu lalu lalang dari kemarin, namun hari ini baru bertemu dengan wanita muda yang cantik dan dalam wajah pucar."Nenek saya orangnya jahat, saya hanya bisa minta tolong sama ibu."Bagi Alinta, ia bisa terbebas dari sang nenek. Tetapi, Alinta sekarang tidak bisa bebas, nyawa kakaknya dalam genggaman sang nenek yang terus-menerus membuat Alinta tertekan.Sementara itu, Auranti masih di taksi. Ia kepikiran kakak kandung Alinta dan Alinta yang bersama nenek angkat. Auranti kemudian mengambil ponsel, jari-jarinya menekan nomer Arga. Arga cepat dibuka dan angkat, tante butuh bantuan kamu. Auranti semakin gelisah. "Halo tante, ada apa ya menelepon?" tanya Arga yang

    Last Updated : 2022-03-04

Latest chapter

  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   Mendapat Jamuan

    Arga membaca pesan di emailnya—undangan makan malam di rumah klien, seorang investor yang telah menanamkan saham.Sementara itu, kondisi Alinta sudah mulai membaik. Selama dua hari terakhir, dia masih terbaring sakit.Namun, hari ini ada kemajuan—epilepsi yang dideritanya tidak kambuh. Meski begitu, Alinta memilih untuk tidak ikut. Dia khawatir akan merepotkan Arga saat bertamu ke rumah klien."Pak Arga, kenapa istri Anda tidak ikut?" tanya seorang teman.Arga menoleh dan mendapati seorang dosen sastra dari Indonesia yang dikenalnya. Dengan ramah, dia menghampiri dan menjabat tangan pria itu. Senyum Arga mengembang di tengah suasana jamuan."Istri saya baru saja sembuh dari sakit. Dia memilih untuk tidak ikut karena khawatir merepotkan saya," ujar Arga."Wah, Anda memang suami yang setia dan perhatian," kata lelaki itu dengan senyum.Lelaki yang bersama Arga itu adalah Setiawan. Dia selalu mendampingi Arga sejak awal, terutama saat Arga membuka cabang kantor di Jepang. Bahkan, undanga

  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   Alinta Epilepsinya Parah

    Lutut Alinta masih kaku, karena kejang-kejang. Auranti mengobati Alinta, ini hari ke tiga Alinta kejang dan harus disuntikkan obat. Arga berniat mengajak Alinta rekreasi ke taman sakura, pariwisata di Jepang sungguh berbagai macam. Arga dan Alinta sudah imigrasi lama sekali demi membuat hidup baru.“Tante sudah mendapatkan tiket pesawat untuk pulang?” tanya Arga. Auranti menggeleng, dia masih sibuk memeriksa denyut nadi Alinta karena belum stabil. Bagaimana bisa Auranti tenang, sementara Alinta masih belum berhenti kejang-kejang. Penyakit Alinta sebelumnya tidak parah, sekarang Alinta tidak bisa berhenti.Auranti sudah mengelola keuangan, jadi dia tinggal ambil di bank. Dia sudah mendaftarkan bank yang terletak di Jepang. Dosis obat yang diberikan Alinta tidak ada perubahan, Auranti harus segera membeli obat di apotek. Kepala Arga pusing, memikirkan polemik yang terjadi. Di media masa, dia dituduh membawa kabur Alinta, tulisan yang ditulis tidak sesuai dengan fakta. Arga tahu, pelak

  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   Arga Pergi Memancing

    “Alinta, aku akan pergi memancing. Karena hari ini, aku akan memasakkan makanan sehat buat kamu,” ucap Arga. Dia melihat Alinta di kamar, sambil duduk Arga kemudian memijit tangan istri yang dia cintai.“Mas ... tidak ... kerja ... masih ada tante ...,” ucap Alinta. Dia berkata tidak jelas, Auranti berjalan ke kamar Arga dan menemui ke dua keponakan yang dia cintai. “Hari ini, kamu dan tante di rumah. Karena tiket belum bisa tante dapat, mungkin masih lama.”Kehidupan nenek angkat Alinta semakin kacau balau, ketika dia mendapat surat dari kantor pajak. Arga yang mengetahui berita tersebut, berniat memancing karena dia telah berhasil membuat nenek tua itu menderita dan merasakan pahitnya hidup.Setelah pergi ke sungai dan laut, Arga ingin menghias rumah dengan pernak pernik. Lalu memasak makanan sehat yang di dapat dari sungai dan laut, supaya Alinta bisa makan dengan puas. Belakangan Alinta selalu tidak mau makan, Arga sampai menangis dan dia konsul ke tante Auranti.Auranti menyaran

  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH    Suster Yang Dzolim

    Di apartemen, Arga sedang menyuapi Alinta bubur. Bubur itu dimasukkan ke slang yang terpasang dari trakea, karena tidak bisa menggerakkan bibir dan mulut akibat saraf yang sudah rusak. Wanita yang sedang duduk di kursi roda, perlahan-lahan menggerakkan tangan. Dia seperti ingin bergerak, namun raganya seperti terkunci karena penyakit saraf di otak yang membuat dia lumpuh.“Arga, tante sudah mendapat kabar. Yang mencelakai Alinta, seorang wanita yang muda.” Wanita muda yang memegang telepon genggam, berusaha mengepalkan tangan untuk mengendalikan amarah. Dia tidak bisa menunjukkan sifat brutal pada keponakan laki-laki, Auranti memang tidak bisa mengendalikan emosi tetapi dia berusaha membuat Arga dan Alinta menikmati ketenangan di apartemen. Empat hari, Alinta di rumah sakit. Saat Arga dan Auranti ke rumah sakit.“Alinta, kepokanakan tante. Kamu harus bisa mengedipkan mata, jangan mau kalah dengan penyakit.” Arga baru menyadari, bahwa wanita yang merawat Alinta di apartemen begitu k

  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   Kurma Muda

    Arga mendusin dari kasur, mengambil beberapa pakaian untuk diganti. Alinta yang di kasur, kini masih tidak sadarkan diri dan tidak mampu memberi reaksi terhadap suatu rangsangan dan terbaring di rumah sakit. Saat Arga mau membuat jasmani kembali segar, terdengar sebuah ketukan pintu dari apartemen.Arga melangkahkan kaki, sehingga terdengar suara sandal di apartemen. Dia menuju pintu yang terdapat gantungan kunci. Waktu di buka, dia melihat seorang wanita yang Arga kenal dan disayangi di depan pintu.“Tante, aku menghubungi setiap detik tetapi tidak ada jawaban. Sampai aku terpaksa pulang, karena melihat Alinta yang masih belum bangun.”“Arga, maaf karena ibadah sangat lama. Tante harus mematikan ponsel, ini tante bawakan oleh-oleh untuk kamu. Mungkin dengan memakan kurma yang masih hijau, kamu akan tenang. Bisa juga sebagai herbal untuk Alinta.”Kultur di Kota Jepang membuat Alinta tersenyum, saat pertama kali datang ke Jepang di Bandara udara di Ota. Dia sangat memperhatikan dengan

  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   Rahasia Suster Yang Dzolim

    Arga mengetahui siapa dalang sebenarnya, sehingga Alinta kembali mengalami koma. Penyakit Alinta yang sudah membaik, kini kambuh dan bahkan penyebabnya adalah makanan. Mereka berdua sudah pindah, namun seseorang berani mengganggu rumah tangga yang sudah harmonis. Kepala Arga sudah pusing, memikirkan beberapa proyek yang belum selesai.“Apakah efek dari kokaina, aku jadi setiap hari melantur?” tanya lelaki yang sedang terbaring lemah. Lelaki itu hanya bisa bicara terputus-putus, karena pengucapannya mulai berkurang akibat sakit saraf yang dialami sejak lahir. Saat lahir kesehatannya baik-baik saja, namun kini dia seperti diikat dan tidak bisa bergerak. Harkat seorang CEO batik menjadi turun, akibat ditipu oleh mantan suami Alinta. Kini Alinta sudah menikah dengan CEO yang baik hati, dia adalah kenalan dari kakak kandungnya. Kakak kandung Alinta yang sakit pernah bertemu dengan kenalan ibu kandungnya. Suami Alinta yang ke dua, perhatian bahkan dia menyewa detektif dan membayar pengacar

  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   Auranti Pergi Ibadah Besar

    Auranti berputar mengelilingi Ka’bah, sambil mengucapkan doa saat mengelilingi Ka’bah dalam hati wanita yang berpakaian ihram itu berkata. Sang Pencipta, tolong beri keringanan untuk Alinta dan kakak kandungnya. Wanita yang berpakaian ihram itu tidak bisa menahan air mata. Saat berputar mengelilingi Ka’bah, terasa semangat ingin berdoa dan mengucap Syukur karena telah berhasil menolong beberapa nyawa berkat izin Sang Penyelamat. Dia tidak menggadaikan perhiasannya, melainkan menjual dan memperoleh hasil yang cukup untuk membelikan obat-obatan keponakan angkatnya. “Maaf, istri Anda dalam masa kritis. Dia masih kejang-kejang dan kaku. Sebaiknya Anda tunggu di luar tuan,” ucap dokter jaga. Wanita itu hanya bisa menahan pusing yang dialami karena gangguan saraf otak.Arga sudah menghubungi bibinya. Namun belum juga dibalas, dia berharap bibinya menjawab pesan yang dikirim.Klien dari perusahaan besar untungnya sudah memilih hari dan tanggal yang kosong. Arga juga bisa tenang, meski dia

  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   Terapi Berputar Melawan Arah

    Seorang wanita sedang berjalan memakai walker. Suster memegang tangan wanita itu dengan hati-hati namun terjatuh.“Nona, kalau tidak kuat kita istirahat saja.”“Aku tidak boleh istirahat sus, besok aku akan ikut pertunjukkan museum.”Alinta berjalan perlahan-lahan, dengan kakinya yang mengecil karena penyakit kelemahan otot di bagian pinggul dan lengan. Penyakit ini adalah penyakit langka, wanita yang sedang terapi berputar melawan arah tidak mau istirahat.Dia tidak berkedip sekalipun, Alinta pantang menyerah. Kesembuhan adalah nomor satu, buat dia yang paling berharga adalah suami yang tulus merawat dia. Suami barunya, kemarin pagi dan siang bercerita saat mereka belum sah menjadi suami istri.“Masih lama ya sus, belum ada yang menginformasikan kapan saya bisa operasi jantung.”“Kami sedang mencari pendonor jantung yang cocok, kak. Soalnya kalau beda golongan darah, bisa membuat Anda mengalami gagal jantung.”Arga yang berada di ruang tamu, sedang membaca koran. Hari ini dia tidak k

  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   Barang Antik

    Lelaki itu setelah sampai di kantor, akhirnya bisa bertemu dengan klient. Dia adalah orang yang suka mengoleksi barang-barang kuna yang bersejarah. Meski barang kuna namun langka, karena demi membuat Alinta merasa bahagia Arga kerja keras menemui klient supaya memercayai perusahaannya. Baru kali ini, seorang klient mempunyai barang antik keroncong yang dia beli di Indonesia. Orang luar negeri memang sungguh unik, membeli alat musik keroncong.“Saya setuju dengan kerja sama Anda, saya akan mempromosikan alat music tradisional dari negara saya.”Arga mengebut jadwal pertemuan dengan klient, seharusnya masih empat hari. Namun, beberapa orang telah mengantre untuk bertemu lelaki yang suka mengoleksi barang antik. Lelaki yang menikahi Alinta tidak perlu ke pegadaian untuk menggadaikan emas kawin. Dia berpikir untuk menggadaikan emas kawin demi menyelamatkan sang istri. Kegagalan yang dialami lelaki yang menjabat sebagai CEO, membuat dirinya tidak bisa menahan rasa sakit. Arga telah menahan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status