Share

CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH
CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH
Author: HANA PUSPARINI

UANG ATAU AKU?

last update Last Updated: 2022-02-25 12:56:32

"Mas, aku sudah bekerja dan capek. Tetapi, Mas tidak mau meminjam uang untuk aku berobat. Aku malah diperhatikan oleh CEO di kantorku, dibanding Mas sendiri yang mabuk dan berjudi. Mau Mas sendiri apa? Sakit, tahu! Aku menderita tumor di perut. Orang mengira aku hamil kembar, kita akan punya anak kembar, tetapi aku tidak mau berpikiran bahwa orang sok tahu."

Wanita itu marah-marah di kursi roda karena suaminya mengambil uang. Alinta, yang masih di kursi roda dan memakai tabung oksigen dengan selang infus, tidak bisa berpikir dan melawan karena masih lemah akibat penyakit yang sering kambuh. Usia Alinta masih muda. Wanita yang duduk di kursi roda ini hanya bisa pasrah dan menunggu perceraian setelah surat cerai datang.

Saat ini, Alinta melamun, membayangkan pertengkarannya dengan mantan suami. Tidak tahu apa yang sedang ia pikirkan. Alinta mengingat bagaimana mantan suaminya membuang uang demi berjudi saat kondisi ekonominya sedang menipis karena selama sebulan uangnya diminta suami yang berjudi.

Sang sopir yang melihat penumpangnya melamun tidak tega mengganggu. Namun, tujuan ke kantor yang dituju Alinta sudah sampai. Mau tidak mau, sang sopir menegur Alinta.

"Non, sudah sampai. Sekarang saya bantu," ucap sopir taksi itu sambil membantu Alinta yang sedang menderita tumor di rahimnya hingga perutnya membesar.

"Makasih, Pak," ucap Alinta dengan sopan. Berapa lama lagi aku akan hidup bahagia? Jika begini terus, kapan aku punya penghasilan? pikirnya. Kemudian, ia turun dari taksi dan perlahan-lahan berjalan. Sopir yang membantu merasa kasihan melihat wanita itu. Setelah turun dari taksi, Alinta mengeluarkan ponsel dan membayar supir taksi dengan uang elektronik.

"Pak, uangnya sudah saya transfer pakai dompet elektronik," ucap Alinta dengan lemah lembut meski ia sakit dan kesusahan berjalan. Wanita bernama Alinta ini tidak patah semangat. Ia mencari uang untuk kesehatan kakak kandungnya yang menderita ayan seperti dirinya.

"Oh, ya, makasih."

Saat di kantor, sahabat Alinta datang dan berteriak. Ia berlari menuju Alinta yang sedang berdiri dan menunggu kursi roda.

"Mbak Alinta, biar saya bantu."

Kesedihan itu sirna sudah. Alinta ditolong oleh Delia, bagian pengelola keuangan perusahaan level menengah. Kini, ia hanya hidup dengan kakak kandungnya. Sekarang, ia bekerja dengan keadaan difabel dan tumor yang belum bisa dioperasi karena masalah biaya.

"Makasih, Mbak Delia. Maaf kemarin merepotkan karena aku kumat penyakitnya."

Tiba-tiba, Alinta mengingat masa lalunya saat berusia 17 tahun. Kakaknya, Zera Kio, seorang pengusaha baju batik dan baju sulam, mengidap penyakit yang sama, yaitu epilepsi. Kakak Alinta pernah berpesan kepadanya,

"Alinta, kamu harus cari suami. Jangan seperti Kakak yang hidup sendiri. Hidup sendiri sulit, dan kalau sakit hanya bisa sabar karena menunggu pertolongan."

Delia kemudian mengantarkan Alinta ke tempat kerjanya.

"Alinta, kamu harus istirahat ketika tumormu mulai berulah. CEO kita menyuruhmu untuk istirahat," ucap Delia.

"Aku tidak bisa santai, Del. Kakakku sakit keras juga, dan uang yang dulu habis karena ulah mantan suamiku. Aku bekerja dan menabung sampai terkumpul dua juta saat kami masih belum bercerai. Kau tahu apa yang mantan suamiku bilang? Dia tidak punya perasaan, Del. Dia berkata penyakitku urusanku. Dan gajiku adalah hakku. Padahal suami kan bertanggung jawab menafkahi keluarganya atau istrinya. Ia malah membuatku banyak hutang karena berjudi. Jika dulu aku punya uang dan kakak tidak harus bekerja sama dengan mantan suamiku, pasti aku tidak akan menikah," ucap Alinta, air matanya berlinang.

"Baiklah, kamu kerja dulu. Aku tidak bisa melihat sahabatku menangis dan kesusahan," ucap Delia. Ia sebenarnya tidak tega membuat Alinta sedih. Tetapi, Delia juga menginginkan sahabatnya itu punya uang untuk berobat dan bisa hidup normal.

Saat Delia pergi, Alinta kemudian mengeluarkan dokumen dan menyalakan komputer. Dengan tangannya yang lemah dan gemetar, ia mengetik perlahan-lahan. Namun, Alinta malah fokus pada foto kakaknya. Ia yang duduk di kursi roda tidak bisa memegang komputer karena menangis. Saat itu, ia memegang foto kakak kandungnya.

Alinta menaruh foto kakaknya, lalu mulai mengetik di komputer. Air matanya tiba-tiba menetes deras di pipinya yang cantik. Berharap aku segera mendapat kekasih pengganti, pikirnya. Suaminya telah menceraikannya, membuatnya harus hidup dari nol.

Meski pun air mata berlinang, hatinya tetap konsisten untuk tidak menyerah. Saat itu, seorang teman Alinta memberikan secangkir minuman pahit.

"Minum ini, supaya kamu segar. Aku tidak bisa memberikan makanan sembarangan."

Hasrat untuk memiliki seorang suami sudah terwujud, tetapi suami Alinta tidak pernah mau tidur dengannya. Sekarang, Alinta hanya fokus pada laporan keuangan. Semua tentang pernikahan sudah ia hapus dari daftar catatan masa depannya. Yang ia pikirkan hanyalah mencari uang untuk berobat.

Saat memikirkan masa lalu, hujan deras turun di luar. Alinta hanya berharap hujan bisa menghapus kesedihannya. Di kantor, ada jam istirahat pukul 10.00 sampai 10.30 dan pukul 13.00 sampai 14.00. Kemudian, jam kerja berikutnya dari pukul 15.00 sampai 16.00.

"Dokter bilang, aku punya penyakit persis dengan kakakku. Bukan hanya tumor rahim saja. Jadi, aku pakai kursi roda. Oh iya, aku ke WC sebentar," ucap Alinta.

Delia membantu Alinta menuju ke WC. Alinta tersenyum. Delia adalah sahabat yang baik dan selalu menolongnya.

"Makasih, aku jadi merepotkan kalian semua."

"Alinta, di perusahaan ini sudah ada persyaratan untuk difabel. Jadi, kamu jangan sungkan."

Perusahaan tempat Alinta bekerja memang sejak lama menerima pegawai difabel dan non-difabel. Mereka semua bekerja tanpa membeda-bedakan satu sama lain. Namun, sebagai difabel berusia 26 tahun, Alinta masih merasa canggung karena merepotkan teman-teman kantornya.

Saat keluar dari WC, CEO perusahaan, Pak Arga, sudah menunggunya di depan pintu.

"Pak Arga, maaf membuat Anda menunggu," ucap Alinta merasa bersalah.

Arga tersenyum. "Alinta, kamu harusnya istirahat. Kalau seperti ini, kamu jadi sering telat makan."

Alinta hanya bisa tersenyum lemah. Namun, di dalam hatinya, ia masih bertanya-tanya, Apakah aku bisa bahagia seperti dulu?

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Lubna Wery Hilwah
alinta wanita kuat
goodnovel comment avatar
Bun say
bahasa belepotan, gk rapi, pov ancur, heran penulisnya......
goodnovel comment avatar
Little Casper
kuat banget jadi Alinta.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   ALINTA KEJANG-KEJANG?

    "Alinta, bertahanlah! Aku akan memanggil ambulans," ucap Arga.Arga mengeluarkan ponsel dari sakunya. Sementara itu, Alinta masih terbujur kaku dan kejang. Air liurnya keluar dari mulut akibat ayan. Epilepsi yang diderita Alinta belum juga berhenti, sehingga ia harus dipasang oksigen sambil menunggu ambulans datang."Del, kamu sudah dapat nomor telepon keluarganya Alinta?" tanya Pak Arga.Delia tersenyum. Dengan sopan, ia menjawab pertanyaan dari bosnya."Pak, saya hanya teman baik Mbak Alinta. Sampai sekarang, saya tidak diberi tahu apakah Mbak Alinta punya nomor ponsel keluarganya. Dia hanya bercerita bahwa kakak kandungnya juga mengidap ayan dan sudah bercerai dengan suaminya.""Alin, kamu bertahan, ya. Ambulans sebentar lagi sampai."Arga memakaikan oksigen dengan perlahan. Ia mengelap liur yang keluar dari mulut Alinta. Dalam hati, Arga merasa bahwa ia telah memilih calon yang tepat. Dilihat dari cara kerjanya, pegawai perempuannya ini memang jarang mengeluh meskipun sedang sakit.

    Last Updated : 2022-02-25
  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   PERASAAN BERSALAH ARGA

    Arga masih di ruang ICU, ia masih belum bergerak sedikit bahkan makan makanan ringan untuk makan siang pun tidak diperdulikan.Arga merasa bersalah dengan Alinta karena dirinya menyetujui pernikahan dengan wanita yang ia cintai, namun belum tercatat oleh negara. Arga kebingungan waktu di hotel dekat Ancol karena saat itu mereka berdua sedang kerja. Kejadian Alinta meminta kawin lari karena tidak ingin membuat kakak kandungnya sedih memikirkan nasip Alinta yang menyusahkan Arga. "Pak Arga, karyawan bapak yang di kamar 213 kejang-kejang." Salah seorang staf memberi tahu lelaki yang sedang duduk di kursi dengan memegang kepala, memikirkan untuk mendapat restu dari Kakak kandung Alinta supaya menyetujui perceraiannya. Lelaki itu juga tidak bisa melacak nama kakak Alinta, wanita yang dia cintai dan sudah dianggap kekasih meskipun pernikahan belum berjalan.Arga langsung berlari saat pembersih hotel memberi tahu dirinya yang sedang makan di restoran. Jarak antara restoran dan ruang kamar sa

    Last Updated : 2022-02-25
  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   ALINTA INGIN BEKERJA

    Dua hari sebelum Alinta pulang ke rumah, saat Ia siuman."Mas, terima kasih sudah menjaga dan sekarang mas Arga menjadi suami setia untuk aku." Wanita itu tengah terbaring dan lemas, karena penyakit Epilepsi atau Ayan yang diderita sejak lahir. Terpaksa, Alinta harus kerja dengan kondisi yang tidak normal dan berbeda dari orang-orang yang sehat. Hari ini, wanita itu tengah tidur di rumah sakit dan disampingnya bersama sang suami baru yang memberi kehangatan. Seharusnya wanita yang tengah baring mendapat kehangatan kusus. Arga berpikir, kenapa harus Alinta yang bekerja keras dan bukan mantan suaminya? Kenapa mesti cinta dalam dusta ini terus berlanjur? Apakah tidak bisa seorang lelaki bersikap baik kepada wanita? Apakah dulu dia pernah membuat ibu kandungnya marah? Namun, pikiran dan pertanyaan itu dihilangkan oleh lelaki setia yang bersama wanita yang berambut lurus dan mata yang indah. "Aku akan merawat kamu. Dan menjaga kamu." Arga mencium kening Alinta. Di rumah sakit Alinta sedan

    Last Updated : 2022-02-25
  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   MASAKAN ALINTA

    Tadi malam, Alinta sehabis minum obat. Tepat jam 7 malam, kesehatannya memburuk. Arga melihat Alinta sedang menggosok-gosok tangan. "Alinta, kamu tidur ya. Aku ambilkan obat." Arga yang melihat sang istri yang sering kambuh bergegas untuk membawa obat supaya Alinta tidak kejang-kejang. "Arga, Alinta mengapa lagi?"tanya tante. Auranti cemas saat melihat Alinta kambuh. "Arga, kamu ambilkan obat epilepsi." Arga mengambil obat ayan atau epilepsi di laci. Dia mengeluarkan obat dan menaruh di meja. Auranti kemudian mengeluarkan kapsul ayan, dia memasukkan ke mulut Alinta. "Sayang, kamu harus kuat. Kamu tidak boleh kalah dari penyakitmu,"ucap Auranti.Malam itu telah berlalu, kini Arga melihat Alinta dan tante sedang masak kesukaan Arga. Tante kandung Arga yang mencuci piring, dia menghentikan untuk membersihkan piring. "Ada apa tante?" tanya Arga. Lelaki itu kewalahan karena masih banyak dokumen kantor, tetapi wanita yang dicintainya dan sudah menjadi istri sekaligus akunting buat Arga,

    Last Updated : 2022-02-25
  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   NENEK ANGKAT ALINTA DATANG

    "Sayang, aku dapat telepon dari Luar Negeri. Kalau proyek kita diterima."Arga sedang memijat kaki Alinta, istrinya yang duduk di kursi roda meneteskan air mata karena bahagia. Arga selama ini berjuang keras demi kesembuhan Alinta, ia sampai mencari ide-ide untuk perusahaan supaya investor dari negara lain mau menerima. Sebagai seorang CEO, Arga juga tidak mau perusahaan gulung tikar karena ide-idenya kurang memuaskan. Nafsu untuk bersama Alinta datang.Saat Alinta dan Arga datang, suara bel pintu di rumah berbunyi."Pa, buka pintu. Siapa tahu tetangga mau minta buatkan desain."Arga menuju ke ruang tamu, saat ia membuka pintu ada seorang wanita paruh baya yang tersenyum kepadanya."Anda siapa? Mohon maaf, di sini tidak menerima tamu yang pindahan."Wajar Arga tidak mengenali nenek angkat Alinta. Nenek angkat Alinta berpakaian seperti orang kaya dan membawa koper. Alinta yang melihat suaminya belum ke ruang makan segera menggerakkan kursi roda. Dengan

    Last Updated : 2022-03-04
  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   ARGA PERGI KE LUAR NEGERI

    Malamnya, di kota yang indah Arga memijat kaki Alinta. Di tempat tidur Alinta hanya ada oksigen, infus, dan di meja terdapat obat tumor dan penyakit ayan. Hanya itu yang bisa membuat Alinta tetap normal, belum ada informasi mengenai donor darah untuk mengoperasi tumor. Arga tidak bisa melihat Alinta yang muram, karena tidak bisa memberikan kepuasan ke pada Arga. Nenek angkat Alinta, pergi meninggalkan rumah karena Arga marah melihat sang istri yang dijadikan sebagai pemuat uang. Nafsu dunia yang membuat nenek angkat Alinta tergila-gila dengan warisan yang ditinggalkan oleh orang tua Alinta.Untunglah, Arga sekarang bisa bernapas dengan tenang. Karena masalah yang satu sudah pergi, namun kondisi Alinta belum membaik."Alinta, kamu harus sembuh ya. Nenek angkatmu sudah tidak ada."Arga mencium kening Alinta."Arga, tante pulang. Gimana kondisi Alinta?"Tante kandung Arga datang, ia kemudian melepas sepatu dan berkemas-kemas. Auranti saat ini yang merawat Ali

    Last Updated : 2022-03-04
  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   Nenek Angkat Alinta Pura-Pura Baik

    Alinta sedang tidur di kamar, saat Auranti sedang berada di dapur terdengar suara bel yang mengetuk. Alinta yang mendengar suara bel, langsung bangun perlahan-lahan. Alinta meraba-raba tembok yang sudah dipasang pegangan buat difable. Alinta kemudian berjalan sambil menyeret kakinya yang masih gemetar karena penyakit ayannya. Sesampai di dekat kursi roda elektrik, Alinta duduk perlahan-lahan. Alinta yang berjalan sambil membawa tumor rahim yang mirip orang hamil kesusahan bernapas, ia mengambil oksigen di kursi roda. "Siapa yang datang pagi sekali?"tanya Alinta pada dirinya. Ia kemudian memasang tabung oksigen dan menggerakkan kursi roda. Sementara itu, Arga di luar negeri sedang menunggu penerbangan untuk ke tempat kerja. Dia memakai baju kantor dan membawa koper, Arga mengenakan baju kemeja dengan sangat gagah dan duduk di tempat penunggu keberangkatan. Sambil melihat jam, ia mengeluarkan ponsel kemudian Arga menekan nomer tante. Di rumah, Alinta sedang menuju ke ruang tamu menggu

    Last Updated : 2022-03-04
  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   Tante Kandung Arga Pergi Kerja

    Saat Alinta memakai selang oksigen, nenek angkat berpura-pura memijit tangan Alinta. Alinta yang melihat wajah nenek angkat menahan tangan dan kaki yang gemetar karena cemas. Alinta suka kambuh ayan, bila cemas namun sekarang ia tidak bisa meminta bantuan atau membuat sopir taksi yang dari tadi melihat kaca spion penumpang."Pak sopir, saya tidak apa-apa kok,"lirih Alinta. "Nek, bisa ambilkan obat tumor, ayan, dan sakit jantung!" Alinta menyuruh sang nenek."Oh, iya sayang. Sebentar nenek ambilkan." Nenek angkat Alinta mengambil obat di kursi roda.Dasar, cucu angkat tidak tahu diri. Memangnya aku ini pembantumu, seenak saja minta bantuan. Lihat saja saat di Toko atau Mal aku akan buat kamu kesakitan dan aku buat kakak kandungmu tidak sembuh, batin nenek angkat Alinta. Ia mengambil ponsel dan dengan hati-hati ia mengeluarkannya. Kemudian ia menekan nomer dan mengirim pesan. Untuk Suster SiskaSuster, kamu saya tugaskan suntikan obat yang buat kejang-kejang. Kamu

    Last Updated : 2022-03-04

Latest chapter

  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   Mendapat Jamuan

    Arga membaca pesan di emailnya—undangan makan malam di rumah klien, seorang investor yang telah menanamkan saham.Sementara itu, kondisi Alinta sudah mulai membaik. Selama dua hari terakhir, dia masih terbaring sakit.Namun, hari ini ada kemajuan—epilepsi yang dideritanya tidak kambuh. Meski begitu, Alinta memilih untuk tidak ikut. Dia khawatir akan merepotkan Arga saat bertamu ke rumah klien."Pak Arga, kenapa istri Anda tidak ikut?" tanya seorang teman.Arga menoleh dan mendapati seorang dosen sastra dari Indonesia yang dikenalnya. Dengan ramah, dia menghampiri dan menjabat tangan pria itu. Senyum Arga mengembang di tengah suasana jamuan."Istri saya baru saja sembuh dari sakit. Dia memilih untuk tidak ikut karena khawatir merepotkan saya," ujar Arga."Wah, Anda memang suami yang setia dan perhatian," kata lelaki itu dengan senyum.Lelaki yang bersama Arga itu adalah Setiawan. Dia selalu mendampingi Arga sejak awal, terutama saat Arga membuka cabang kantor di Jepang. Bahkan, undanga

  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   Alinta Epilepsinya Parah

    Lutut Alinta masih kaku, karena kejang-kejang. Auranti mengobati Alinta, ini hari ke tiga Alinta kejang dan harus disuntikkan obat. Arga berniat mengajak Alinta rekreasi ke taman sakura, pariwisata di Jepang sungguh berbagai macam. Arga dan Alinta sudah imigrasi lama sekali demi membuat hidup baru.“Tante sudah mendapatkan tiket pesawat untuk pulang?” tanya Arga. Auranti menggeleng, dia masih sibuk memeriksa denyut nadi Alinta karena belum stabil. Bagaimana bisa Auranti tenang, sementara Alinta masih belum berhenti kejang-kejang. Penyakit Alinta sebelumnya tidak parah, sekarang Alinta tidak bisa berhenti.Auranti sudah mengelola keuangan, jadi dia tinggal ambil di bank. Dia sudah mendaftarkan bank yang terletak di Jepang. Dosis obat yang diberikan Alinta tidak ada perubahan, Auranti harus segera membeli obat di apotek. Kepala Arga pusing, memikirkan polemik yang terjadi. Di media masa, dia dituduh membawa kabur Alinta, tulisan yang ditulis tidak sesuai dengan fakta. Arga tahu, pelak

  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   Arga Pergi Memancing

    “Alinta, aku akan pergi memancing. Karena hari ini, aku akan memasakkan makanan sehat buat kamu,” ucap Arga. Dia melihat Alinta di kamar, sambil duduk Arga kemudian memijit tangan istri yang dia cintai.“Mas ... tidak ... kerja ... masih ada tante ...,” ucap Alinta. Dia berkata tidak jelas, Auranti berjalan ke kamar Arga dan menemui ke dua keponakan yang dia cintai. “Hari ini, kamu dan tante di rumah. Karena tiket belum bisa tante dapat, mungkin masih lama.”Kehidupan nenek angkat Alinta semakin kacau balau, ketika dia mendapat surat dari kantor pajak. Arga yang mengetahui berita tersebut, berniat memancing karena dia telah berhasil membuat nenek tua itu menderita dan merasakan pahitnya hidup.Setelah pergi ke sungai dan laut, Arga ingin menghias rumah dengan pernak pernik. Lalu memasak makanan sehat yang di dapat dari sungai dan laut, supaya Alinta bisa makan dengan puas. Belakangan Alinta selalu tidak mau makan, Arga sampai menangis dan dia konsul ke tante Auranti.Auranti menyaran

  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH    Suster Yang Dzolim

    Di apartemen, Arga sedang menyuapi Alinta bubur. Bubur itu dimasukkan ke slang yang terpasang dari trakea, karena tidak bisa menggerakkan bibir dan mulut akibat saraf yang sudah rusak. Wanita yang sedang duduk di kursi roda, perlahan-lahan menggerakkan tangan. Dia seperti ingin bergerak, namun raganya seperti terkunci karena penyakit saraf di otak yang membuat dia lumpuh.“Arga, tante sudah mendapat kabar. Yang mencelakai Alinta, seorang wanita yang muda.” Wanita muda yang memegang telepon genggam, berusaha mengepalkan tangan untuk mengendalikan amarah. Dia tidak bisa menunjukkan sifat brutal pada keponakan laki-laki, Auranti memang tidak bisa mengendalikan emosi tetapi dia berusaha membuat Arga dan Alinta menikmati ketenangan di apartemen. Empat hari, Alinta di rumah sakit. Saat Arga dan Auranti ke rumah sakit.“Alinta, kepokanakan tante. Kamu harus bisa mengedipkan mata, jangan mau kalah dengan penyakit.” Arga baru menyadari, bahwa wanita yang merawat Alinta di apartemen begitu k

  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   Kurma Muda

    Arga mendusin dari kasur, mengambil beberapa pakaian untuk diganti. Alinta yang di kasur, kini masih tidak sadarkan diri dan tidak mampu memberi reaksi terhadap suatu rangsangan dan terbaring di rumah sakit. Saat Arga mau membuat jasmani kembali segar, terdengar sebuah ketukan pintu dari apartemen.Arga melangkahkan kaki, sehingga terdengar suara sandal di apartemen. Dia menuju pintu yang terdapat gantungan kunci. Waktu di buka, dia melihat seorang wanita yang Arga kenal dan disayangi di depan pintu.“Tante, aku menghubungi setiap detik tetapi tidak ada jawaban. Sampai aku terpaksa pulang, karena melihat Alinta yang masih belum bangun.”“Arga, maaf karena ibadah sangat lama. Tante harus mematikan ponsel, ini tante bawakan oleh-oleh untuk kamu. Mungkin dengan memakan kurma yang masih hijau, kamu akan tenang. Bisa juga sebagai herbal untuk Alinta.”Kultur di Kota Jepang membuat Alinta tersenyum, saat pertama kali datang ke Jepang di Bandara udara di Ota. Dia sangat memperhatikan dengan

  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   Rahasia Suster Yang Dzolim

    Arga mengetahui siapa dalang sebenarnya, sehingga Alinta kembali mengalami koma. Penyakit Alinta yang sudah membaik, kini kambuh dan bahkan penyebabnya adalah makanan. Mereka berdua sudah pindah, namun seseorang berani mengganggu rumah tangga yang sudah harmonis. Kepala Arga sudah pusing, memikirkan beberapa proyek yang belum selesai.“Apakah efek dari kokaina, aku jadi setiap hari melantur?” tanya lelaki yang sedang terbaring lemah. Lelaki itu hanya bisa bicara terputus-putus, karena pengucapannya mulai berkurang akibat sakit saraf yang dialami sejak lahir. Saat lahir kesehatannya baik-baik saja, namun kini dia seperti diikat dan tidak bisa bergerak. Harkat seorang CEO batik menjadi turun, akibat ditipu oleh mantan suami Alinta. Kini Alinta sudah menikah dengan CEO yang baik hati, dia adalah kenalan dari kakak kandungnya. Kakak kandung Alinta yang sakit pernah bertemu dengan kenalan ibu kandungnya. Suami Alinta yang ke dua, perhatian bahkan dia menyewa detektif dan membayar pengacar

  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   Auranti Pergi Ibadah Besar

    Auranti berputar mengelilingi Ka’bah, sambil mengucapkan doa saat mengelilingi Ka’bah dalam hati wanita yang berpakaian ihram itu berkata. Sang Pencipta, tolong beri keringanan untuk Alinta dan kakak kandungnya. Wanita yang berpakaian ihram itu tidak bisa menahan air mata. Saat berputar mengelilingi Ka’bah, terasa semangat ingin berdoa dan mengucap Syukur karena telah berhasil menolong beberapa nyawa berkat izin Sang Penyelamat. Dia tidak menggadaikan perhiasannya, melainkan menjual dan memperoleh hasil yang cukup untuk membelikan obat-obatan keponakan angkatnya. “Maaf, istri Anda dalam masa kritis. Dia masih kejang-kejang dan kaku. Sebaiknya Anda tunggu di luar tuan,” ucap dokter jaga. Wanita itu hanya bisa menahan pusing yang dialami karena gangguan saraf otak.Arga sudah menghubungi bibinya. Namun belum juga dibalas, dia berharap bibinya menjawab pesan yang dikirim.Klien dari perusahaan besar untungnya sudah memilih hari dan tanggal yang kosong. Arga juga bisa tenang, meski dia

  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   Terapi Berputar Melawan Arah

    Seorang wanita sedang berjalan memakai walker. Suster memegang tangan wanita itu dengan hati-hati namun terjatuh.“Nona, kalau tidak kuat kita istirahat saja.”“Aku tidak boleh istirahat sus, besok aku akan ikut pertunjukkan museum.”Alinta berjalan perlahan-lahan, dengan kakinya yang mengecil karena penyakit kelemahan otot di bagian pinggul dan lengan. Penyakit ini adalah penyakit langka, wanita yang sedang terapi berputar melawan arah tidak mau istirahat.Dia tidak berkedip sekalipun, Alinta pantang menyerah. Kesembuhan adalah nomor satu, buat dia yang paling berharga adalah suami yang tulus merawat dia. Suami barunya, kemarin pagi dan siang bercerita saat mereka belum sah menjadi suami istri.“Masih lama ya sus, belum ada yang menginformasikan kapan saya bisa operasi jantung.”“Kami sedang mencari pendonor jantung yang cocok, kak. Soalnya kalau beda golongan darah, bisa membuat Anda mengalami gagal jantung.”Arga yang berada di ruang tamu, sedang membaca koran. Hari ini dia tidak k

  • CINTA DALAM DUSTA : AKU BUKAN WANITA LEMAH   Barang Antik

    Lelaki itu setelah sampai di kantor, akhirnya bisa bertemu dengan klient. Dia adalah orang yang suka mengoleksi barang-barang kuna yang bersejarah. Meski barang kuna namun langka, karena demi membuat Alinta merasa bahagia Arga kerja keras menemui klient supaya memercayai perusahaannya. Baru kali ini, seorang klient mempunyai barang antik keroncong yang dia beli di Indonesia. Orang luar negeri memang sungguh unik, membeli alat musik keroncong.“Saya setuju dengan kerja sama Anda, saya akan mempromosikan alat music tradisional dari negara saya.”Arga mengebut jadwal pertemuan dengan klient, seharusnya masih empat hari. Namun, beberapa orang telah mengantre untuk bertemu lelaki yang suka mengoleksi barang antik. Lelaki yang menikahi Alinta tidak perlu ke pegadaian untuk menggadaikan emas kawin. Dia berpikir untuk menggadaikan emas kawin demi menyelamatkan sang istri. Kegagalan yang dialami lelaki yang menjabat sebagai CEO, membuat dirinya tidak bisa menahan rasa sakit. Arga telah menahan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status