"Hello, Mommy." Seorang anak perempuan yang cantik memanggil Ghea berbeda dengan temannya. Di saat teman-temannya memanggil Ibu Dokter, dia manggilnya mommy. Ghea yang ditugaskan kunjungan ke salah satu sekolah TK hanya menganggap itu adalah ulah anak-anak saja. Menanggapi dengan senyuman. Namun, siapa sangka jika anak itu mengikuti. Bahkan masuk ke mobilnya. Ghea yang panik melihat anak kecil di dalam mobilnya segera kembali ke sekolahan. Ghea pikir pindah ke luar kota akan memberikannya kedamaian. Sayangnya, dia salah. Karena setelah kejadian itu, anak perempuan yang berusia lima tahun itu datang ke klinik. Mencarinya terus menerus. "Anak siapa ini?" Ghea merasa belum pernah melahirkan, lalu bagaimana bisa dipanggil mommy?
View MoreKiara dan Kafi sampai di hotel. Hotel bertema Santorini tampak begitu indah sekali. Dominasi warna putih dan biru tampak cantik.“Cantik sekali.” Kiara yang melihat kamar yang dapat melihat laut, begitu terpesona. Apalagi suasananya benar-benar serasa di luar negeri.Dia segera membuka pintu balkon. Kolam renang yang berada di depan kamar menghadap ke laut. Warna air yang biru seperti laut membuat hati menjadi begitu tenang sekali. Suasana ini benar-benar memberikan kenyamanan luar biasa.“Kamu suka?” Kafi memeluk Kiara dari belakang. Mendaratkan kecupan di pipi Kiara.Pipi Kiara menghangat. Dia merasa malu dengan apa yang baru saja dilakukan Kafi.“Suka.” Kiara menjawab lirih.“Kita akan menikmati waktu di sini dan menikmati keindahan di sini.” Kafi akan menghabiskan waktu dengan sang istri nanti.Kiara tidak sabar untuk melihat keindahan tempat ini. Apalagi semua orang tahu laut di sini menyajikan keindahan yang luar biasa.Kafi memutar tubuh Kiara. Membuat sang istri berhadapan den
Gemma akhirnya ikut ke kamar hotel. Dia tampak begitu senang sekali. Apalagi dia akan tidur dengan daddy barunya. Kiara dan Kafi pun tidak keberatan sama sekali. Mereka jadi bersemangat ketika melihat Gemma.Saat masuk ke kamar, Kafi segera menyalakan lampu. Gemma yang bersemangat, langsung masuk lebih dulu. Membuat Kiara dan Kafi hanya bisa tersenyum. “Ada bunga.” Gemma yang melihat bunga di atas tempat tidur begitu senang. “Bunganya bentuk love.” Gemma merasa bentuknya begitu bagus sekali.Kiara dan Kafi yang masuk, melihat kamar yang didekor untuk malam pertama. Ada bunga yang ditata di atas tempat tidur. Mereka berdua merasa jika sepertinya memang salah mengajak Gemma ke kamar pengantin. Namun, mau bagaimana lagi, anaknya begitu ingin sekali tidur bersama.“Mommy boleh naik ke tempat tidur?” tanya Gemma.“Gemma bersihkan diri dulu. Ganti baju dulu, baru nanti naik.” Kiara menasihati sang anak.“Baiklah.”Akhirnya Gemma, Kiara, Kafi memilih segera membersihkan diri dulu sebelum ti
Kiara berjalan ke ballroom hotel diantar oleh Rowan. Rowan mengantarkan Kiara pada pria yang akan menjaga Kiara seumur hidupnya. Kiara berjalan dengan perlahan sambil melingkarkan tangannya di lengan Rowan. Kiara tampak gugup sekali hingga Rowan berusaha untuk menenangkan Kiara. Menggenggam tangan Kiara untuk menenangkannya. Saat Rowan memegangi tangannya Kiara jauh lebih tenang.Dari kejauhan tampak Kafi menunggu Kiara di sana. Kafi begitu tampan dengan setelan jas dengan hiasan dasi. Pin bunga yang tersemat di dada sebelah kirinya tampak pas dengan jas yang dipakai. Saat melihat Kiara, Kafi begitu terpesona. Kiara tampak cantik dengan gaun yang dipakainya. Gaun itu membentuk tubuh Kiara. Wajah Kiara yang dirias pun membuat wajahnya semakin cantik. Jelas Kafi dibuat terpesona dengan kecantikan Kiara.Tidak melihat Kiara selama tiga hari karena sang mama melarangnya, membuat Kafi begitu senang ketika melihat Kiara untuk pertama kali. Rasa rindunya sedikit terobati.Kiara melihat Kafi
Kiara yang datang langsung menyalami orang tua Kafi. Ini kali pertama mereka bertemu dan langsung lamaran. Tentu saja perkenalan yang cukup mendadak.Orang tua Kafi melihat Kiara yang begitu cantik, terpeona. Pantas saja anak mereka sampai tergila-gila dengan Kiara. Karena ternyata memang secantik itu Kiara.Setelah berkenalan, Kiara langsung duduk di sofa. Duduk di antara Ghea dan juga Rowan. Tentu saja berhadapan dengan keluarga Kafi.“Kak, keluarga Kafi datang ke sini untuk melamar Kak Kiara. Apakah Kak Kiara mau?” Rowan langsung menatap Kiara.Kiara menatap Kafi sejenak sebelum akhirnya menjawab pertanyaan adiknya. “Aku mau.” Kiara mengangguk.“Syukurlah. Akhirnya lamaran kita diterima.” Winda merasa senang sekali.Kafi yang mendengar jawaban dari Kiara pun tak kalah senang. Akhirnya satu tahapan dapat dilalui juga.Rowan bernapas lega. Akhirnya Kiara dapat memulai hidup baru. Ini adalah gerbang pembuka untuk Kiara menuju ke masa depan.“Kapan kira-kira pernikahan diadakan? Apa ak
Kafi mengajak Kiara ke restoran hotel Maxton. Kafi memesan satu tempat di sana untuk menikmati makan malam romantis dengan Kiara.Restoran berada di rooftop hotel. Saat sampai sampai mereka langsung disuguhi pemandangan dari atas. Tampak gedung-gedung bertingkat menjulang tinggi. Lampu-lampu yang menyala tampak indah saat dilihat dari ketinggian. Langit malam pun tampak indah dengan bintang-bintang yang bersinar.“Kenapa sepi?” Kiara tidak mendapatkan satu orang pun di restoran.“Aku memesan semuanya.” Kafi ini makan malam romantis. Karena itu dia memesan satu tempat untuk beberapa jam.Kiara benar-benar tidak menyangka Kafi akan melakukan hal semacam itu. Itu membuat bahagia sekali, karena dengan begitu dia bisa menikmati makan malam romantis dengan Kafi.Kafi menarik mengajak Kiara ke tempat yang sudah dipesan. Alangkankah terkejutnya ketika melihat meja makan dihiasi dengan lampu-lampu kecil. Tampak begitu cantik sekali.“Kamu mempersiapkan ini?” tanya Kiara.“Iya.” Kafi menarik t
“Kenapa Kak Kiara meminta aku pulang? Apa Kak Kiara baik-baik saja?” tanya Rowan yang panik. Dia takut kakaknya kenapa-kenapa.“Aku baik-baik saja. Hanya saja ada yang aku mau bicarakan denganmu.” Kiara pun menyampaikan apa yang membuatnya menghubungi Rowan.“Ada apa?” tanya Rowan.“Kafi menyatakan cinta padaku. Apa kamu mengizinkan jika aku menerimanya?” Kiara menatap lekat wajah adiknya.Rowan benar-benar tidak menyangka jika Kiara akan menanyakan hal itu. Dia pikir kakaknya sudah menjawab pertanyaan Kafi itu. Namun, ternyata sang kakak menanyakan padanya lebih dulu.“Terima kasih sudah mau bertanya padaku, Kak. Kak Kiara harusnya memberikan jawaban sesuai dengan keinginan Kak Kiara. Sekarang Kak Kiara sudah pulih. Jadi tidak apa-apa jika Kak Kiara menentukan pilihan sendiri.” Rowan menarik tangan Kiara.“Kamu bukan sekadar adikku saja. Kamu adalah waliku. Jadi memang sewajarnya aku meminta izin padamu.” Kiara tidak bisa mengingkari fakta jika Rowan yang bertanggung jawab dengan dir
Rowan sudah menebak jika Kiara akan bertanya hal itu. Senyum manis pun menghiasi wajah Rowan.Bertepatan dengan Kiara yang bertanya, mobil Kafi berhenti tepat di depan rumah.“Kak Kiara tanya sendiri saja pada Pak Kafi.” Rowan langsung melemparkan pada Kafi. Meminta sang kakak mendapat jawab dari Kafi sendiri. Itu akan jauh lebih baik dibanding dirinya yang memberikan jawaban.Kiara langsung mengalihkan pandangan pada mobil Kafi yang berhenti di depan rumah. Tampak Kafi turun dari mobil dan berjalan, menghampiri Kiara dan Rowan.“Apa kamu punya waktu? Aku ingin bicara denganmu.” Kafi menatap Kiara. Ada banyak hal yang harus dibicarakan. Jadi dia ingin mengajak Kiara pergi sebentar.Kiara langsung menatap Rowan. Seolah meminta izin pada adiknya itu. Walaupun Rowan adalah adiknya, tetapi Kiara lebih menganggapnya seorang kakak yang melindungi.“Pergilah, Kak.” Rowan yang mengerti tatapan Kiara itu langsung memberikan izin.Mendapatkan izin dari adiknya, Kiara langsung mengangguk. “Aku a
“Fi, siapa wanita tadi?” Baru juga Kafa sampai rumah, sudah disambut dengan pertanyaan itu.“Aku baru pulang, Ma. Sabar.” Kafi benar-benar tidak habis pikir, bagaimana bisa sang mama langsung melemparkan pertanyaan seperti itu.“Kamu ini, Mama sudah penasaran sejak tadi.” Winda memang sudah ingin tahu sejak tadi. Jadi dia merasa harus segera tahu.“Kafi jelaskan sambil duduk saja.” Kafi pun segera mengajak sang mama untuk di ruang tamu.Winda yang begitu penasaran dan ingin tahu segera ikut sang anak. Dia langsung duduk di sofa yang berada di ruang tamu.“Wanita tadi namanya Kiara.” Kafi mencoba menjelaskan.“Mama sudah berkenalan tadi. Jadi tidak perlu dijelaskan lagi.” Winda merasa anaknya benar-benar berbasa-basi sekali.Kafi tersenyum. Dia lupa jika sang mama sudah berkenalan. “Kiara adalah ibu dari salah satu anak murid di sekolahan kita. Anak tadi itu adalah anaknya.” Kafi mencoba menceritakan pada sang mama.Winda terdiam sejenak ketika mendengar jika Gemma adalah anak Kiara. T
Kiara langsung memegangi pipinya. Pipinya memang menghangat. Jadi wajar jika pipinya memerah.“Ini bukan karena matahari.” Kiara langsung mengelak.“Lalu karena apa?” tanya Kafi.“Ini karena aku malu.”Kafi langsung tersenyum. Senang sekali ketika melihat rona merah di pipi Kiara. Ternyata Kiara malu karena dirinya.Gemma yang menarik Kafi membuat Kafi akhirnya harus ikut Gemma. Tangan Kafi yang menggenggam Kiara pun membuat Kiara ikut juga. Mereka bertiga bersama-sama menuju ke permainan lain.Gemma meminta untuk berada di bawah tong air. Mereka menunggu air di bawah tong air. Saat air tumpah, Gemma, Kiara, dan Kafi langsung berteriak. Keseruan begitu terasa sekali.Dari sana mereka bermain di kolam busa. Semburan busa tampak begitu seru sekali. Gemma begitu menikmati. Biasanya hanya bermain di bathtub saja kini dia bisa main di kolam besar. Tentu saja itu begitu mengasyikkan sekali.“Ho ... ho ....” Kafi meletakkan busa si bawah dagunya. Tawa Kiara dan Gemma langsung terdengar. Kafi
Hari pertama bekerja di klinik Edelwis, Ghea diminta untuk ke sekolah KB-TK di kompleks dekat rumah yang disewanya. Dokter yang kebetulan bertugas hari ini berhalangan hadir, jadi Ghea diminta untuk menggantikannya. Ghea pikir hari pertamanya akan bekerja melayani pasien di ruangan barunya. Sayangnya dia justru mendapat tugas lain. Kunjungan rutin yang dilakukan oleh klinik tempatnya bekerja. Ghea melajukan mobilnya ke sekolah yang dituju. Sekolah TK yang didatangi Ghea adalah sekolah KB-TK Internasional. Sudah bisa dipastikan jika yang sekolah adalah anak-anak orang kaya.“Hari pertama yang berkesan,” ucap Ghea saat memarkirkan mobilnya di tempat parkir sekolah. “Semoga menjadi hari indahmu.” Raya tersenyum. Ghea mengembuskan napasnya. Memberikan semangat dalam dirinya jika hari ini akan menjadi hari indah untuknya. Berharap ini akan menjadi awal mula perjalanan di kota yang jauh dari keluarganya. Mereka berdua keluar dari mobil. Saat masuk ke area sekolah, mereka disuguhkan deng
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments