Share

Erika Tiba

Author: Swimbi D. A
last update Last Updated: 2021-12-14 13:00:00

[Mas, Papa kepalanya terbentur. Itu yang membuatnya di rawat.]

[Terus gimana kondisi beliau sekarang, Sayang? Apa aku perlu cuti menemani ke Jakarta?]

[Tidak apa, Mas. Kamu kerja saja. Aku cuma mau minta izin, mungkin disini akan menemani sedikit lebih lama hingga Papa lebih baik.]

[Iya, Sayang. Kamu bantu Mama saja mengurus Papa. Kalau sudah selesai urusan baru kembali, tidak apa.]

Lampu hijau menyala. Pertanda baik untuk hubungan tersembunyi Jojo dan Erika. Senyum Jojo semakin mengembang. Setidaknya ia memiliki waktu beberapa hari bersama Erika di rumah. Tanpa harus ketahuan orang luar, seperti Roni yang hampir mempergoki hubungan mereka. 

Kabar baik ini segera ia sampaikan ke Erika dan meminta gadis itu membawa beberapa pakaian serta 

tidak perlu bekerja selama tinggal di rumah Jojo. Semua kebutuhan akan dipenuhi oleh lelakinya itu. 

Jojo semakin tidak sabar menanti malam tiba. Bayangan Erika berpakaian seksi dengan bau parfum menggoda pun melintas. Hingga membuat debaran pada dada yang semakin kencang. Roni menyadari sikap aneh temannya itu. 

Lelaki berjenggot itu menghampiri Jojo. Diam di sampingnya tanpa Jojo sadari. Lalu, ia berbisik, "Istighfar, Jo."

Jojo mengerjapkan mata dan menoleh sumber suara. Ia yang terkejut melangkah mundur menyadari Roni di sebelahnya. 

"Lagi ingat istri?" tanya Roni. 

"Kepo. Nanti kau juga merasakan setelah menikah."

"Rasakan apa? Mesum sepertimu, membayangkan istri di tempat kerja?" Tawa Roni mengejek. Jojo naik pitam, tangannya telah mengepal dan ingin mengayunkan ke wajah Roni. "Woii… santai, Bro! Anak-anak juga biasa, kok, bercanda begitu. Udah marah aja."

Tawa meledek dari teman-teman kerja lainnya pun terdengar. Hingga membuat Jojo salah tingkah. 

"Kenapa harus marah, Bro? Toh, lu mesum mikirin istri. Itu nggak masalah. Yang jadi masalah lu mesum mikirin cewek lain."

Sontak sorak-sorak dari yang lain menggebu, meledek. Jojo mencoba menahan amarah dengan ikut tertawa. 

"Nggak mungkinlah, tampang kaya Bos Jojo mikirin cewek lain," sahut dari rekan lainnya. "Bener 'kan, Bos?"

Ya, siapa yang mengira Jojo bisa berselingkuh? Lelaki bermata sipit itu memiliki cap yang baik di lingkungan pekerjaan. Ia orang yang disiplin dalam bekerja, giat serta sangat menjaga sikap terhadap lawan jenis. Tidak akan ada yang mengira hubungannya dengan wanita lain. Bahkan Roni pun awalnya tidak percaya jika tidak bertemu Sari dan mendengar langsung pengakuan Jojo dulu. 

"Ah! Bisa aja lu. Nggak bakal-lah. Kalian tahu sendiri, gue mah setia."

"Setiap tikungan ada atau selingkuh tiada akhir?" jawab yang lainnya lagi. Membuat suasana semakin gemuruh. 

"Sudah-sudah. Ayo kembali bekerja. Ketahuan Bos Besar, bisa kena potong gaji kita semua, bercanda di jam kerja."

Roni tertawa sengit, ia senang berhasil membuat Jojo panik. Jika Jojo masih juga tidak berubah, Roni akan bicara langsung dengannya. Untuk saat ini ia hanya diam dan memantau secara trrsembunyi. 

***

Erika bersiap membawa koper dengan beberapa pakaian ganti dan perlengkapan lainnya. Namun, ia tidak langsung menuju rumah Jojo. Gadis itu berhenti dulu di sebuah swalayan. Memesan beberapa makanan instan dan bahan-bahan masakan segar untuk dimasak. Agar ia tak perlu mondar-mandir keluar rumah dengan stok makanan yang dimiliki. 

Setelah dirasa semua cukup, ia bergegas menuju rumah kekasihnya dengan sebuah taksi online. Wajahnya pun tertutup dengan masker dan kacamata hitam serta kerudung. Sebelum turun, ia berpura-pura mencari uang tunai untuk membayar taksi sambil memastikan lingkungan sudah sepi. 

Saat semua tampak aman, Erika segera turun dan meminta bantuan supir menurunkan barang bawaannya hingga membawakan ke depan pintu utama. Lalu, ia mencari kunci di bawah keset yang telah Jojo beritahu. Benar saja, dengan mudah kunci itu ia temukan. Gadis bercelana jeans dengan kaos panjang yang membentuk lekuk tubuhnya berhasil masuk ke dalam rumah dan segera mengunci rumah kembali. 

Ia melepas semua perlengkapan penyamarannya. Langkahnya menuju dapur merapikan barang-barang belanjaan di kulkas terlebih dulu. Setelah itu ia menarik koper ke dalam kamar utama. Kamar itu tampak rapi dan bersih, karena Sari memang membersihkannya terlebih dulu sebelum berangkat. Erika membuka lemari dan mendapati pakaian istri dari kekasihnya yang tersusun rapi. 

"Orang kota tapi baju-bajunya kampungan," ucap Erika. 

Mata Erika tertuju pada sebuah lemari plastik yang masih kosong. Memang lemari itu belum sempat Sari isi barang apapun. Lalu, Erika memanfaatkan untuk menaruh pakaiannya. Gadis itu pun segera berbaring di ranjang, merasakan kasur tempat istirahat Sari. Senyum sinis gadis seksi itu timbul, merasa puas dan bangga hampir bisa menguasai semua milik Sari. 

Erika penasaran dengan isi laci yang berada di dalam lemari. Ia kembali bangkit dan menghampiri lemari yang masih terbuka. Laci terkunci. Erika semakin penasaran isi dari laci. Ia mencari kuncinya di setiap tumpukan baju dan benar saja firasat gadis itu. 

Terdapat sebuah kunci yang berada di salah satu tumpukan baju Sari. Dengan cepat Erika membukanya. Matanya terbelalak tidak percaya dengan apa yang dilihat. Beberapa kotak perhiasan, lengkap dengan isi dan suratnya. 

"Apa ini semua dari Jojo? Sialan! Nggak akan gue biarin. Lu lihat saja, Jojo akan memberikan lebih dari ini ke gue nanti."

Suara pintu pagar terbuka terdengar. Erika segera menutup laci dan menyembunyikan kuncinya lagi di bawah tumpukan baju. Lalu, ia bergegas mengintip dari balik hordeng. Jojo berjalan menuju pintu utama. Gadis berambut ikal itu menghampiri pintu dan membukanya. 

Jojo segera masuk dan mengunci pintu. Lalu mendorong tubuh Erika hingga ke dinding dan melepaskan hasrat yang sejak siang telah tertahan. 

***

"Sial!" Jojo beranjak dari ranjang. Menyadari jadwal keberangkatan bis jemputan tinggal lima belas menit lagi. 

Ia segera membasuh wajah dan menggosok gigi. Lalu berganti pakaian dengan kilat. Tak ada waktu untuk mandi apalagi sarapan. Ternyata kenikmatan semalam bersama Erika membuatnya terlena. Melupakan kewajiban kerja. 

"Kamu mau berangkat?" tanya Erika. Gadis itu mencoba membuka mata. Jojo menghampiri kekasih gelapnya dan meninggalkan kecupan. Lalu, beranjak dari kamar. 

"Ingat, ya, kamu jangan keluar rumah. Aku berangkat dulu. Semoga hari ini nggak lembur, jadi kita bisa jumpa lebih awal," ucap Jojo seraya menuju pintu keluar. Erika hanya duduk di pinggir ranjang. Mendengarkan sambil berusaha memulihkan nyaman yang belum normal sepenuhnya kembali. 

Mendengar suara pintu tertutup, Erika membaringkan tubuh lagi di ranjang. Melanjutkan mimpi. Memang mereka baru saja melakukan perjalanan panjang. Menghabiskan malam dengan cinta yang bergairah. Tentu, membuat Erika merasa lelah dan tertidur lagi. Sementara Jojo berlari sekuat tenaga agar tidak tertinggal bis jemputan. 

Setibanya ia di halte, bis telah tiba. Beberapa karyawan masih antri ingin masuk. Jojo mempercepat langkah kakinya sambil berteriak memanggil nama salah seorang temannya. Lalu, orang yang mendengar meminta supir menanti. 

Napas Jojo tersengal-sengal sambil mencari bangku kosong. Hanya ada bangku kosong di bagian belakang dan itu pun di sebelah Roni. Semenjak pertanyaan dan kata-kata menjurus Roni belakangan ini membuat Jojo tidak nyaman di dekat temannya itu. Namun, mau gimana lagi, ia tetap meletakkan tubuh di sebelah lelaki berjenggot lagi. 

"Tumben, Jo, terlambat," tanya seorang teman satu perumahan dengannya. Lelaki itu tahu betul, Jojo orang yang rajin. Ia biasa tiba di halte lebih dulu dibandingkan teman-teman lainnya. Ini kali pertama Jojo terlambat berangkat ke halte. Menjadi hal yang aneh. 

"Iya, semalam gue lembur. Cape banget. Semoga hari ini aman, jadi nggak perlu lembur. Remuk juga badan lama-lama kalau sering lembur."

"Berbeda jika lembur bersama istri pasti, ya?" ledek Roni. Seketika membuat yang lain ikut tertawa dan mulai meledek. Namun, Jojo tidak menggubris. Ia memilih diam daripada salah berucap dan membuat yang lain jadi curiga. 

"Wah… calon manten omongannya dari kemarin tentang istri. Sudah tak tahan rupanya," sahut temannya. 

"Wajar dong… doakan, ya, hari Jum'at akad berlangsung," jawab Roni. Serempak semua mengaminkan ucapan Roni. 

"Kita nanti bakal bertetangga dekat," ucap lelaki di sebelah Roni."

"Apa ada yang kosong disitu?" tanya Roni. 

"Iya, sebelah kanan rumah gue. Depannya Jojo."

"Wahhh… asik dekat dengan kalian kalau begitu. Ya, semoga saja mendapatkan rumah yang itu."

"Sudah pasti sepertinya, Ron. Karena kemarin istriku lihat petugas kebersihan sudah membersihkan rumah. Katanya akan segera ditempati untuk yang mau menikah minggu ini. Siapa lagi kalau bukan kau."

"Bro, depan-depanan kita. Harus banyak akur."

Jojo tersenyum simpul. Ia harus membawa Erika keluar dari rumah sebelum Roni masuk ke rumah depannya. 

"Sial!" ucap Jojo dalam hati. 

Bersambung….

Related chapters

  • Cinta vs Pelet   Ayah Erika

    Erika terbangun dari tidur kala dering gawainya tak henti mengganggu. Ia duduk di tepi ranjang, menyadarkan jiwa yang masih di alam mimpi. Perlahan gadis seksi itu menggeser layar berwarna hijau pada gawai. Suara tangis dari balik telepon terdengar. Membuat separuh nyawanya tersadar.[Mel? Kamu kenapa?][Kak, Ayah…][Ayah kenapa?]Tidak ada jawaban dari Meli, hanya tangis dari balik telepon terdengar jelas dan semakin sendu.[Kamu tenangkan diri dulu. Ayo, cerita pelan-pelan. Mana bisa aku paham kalau kamu sambil menangis seperti ini.]Erika mencoba menenangkan adiknya tetapi gad

    Last Updated : 2021-12-14
  • Cinta vs Pelet   Roni Menguntungkan Erika

    "Hei, Hon, ayo bangun." Jojo mengerjapkan mata. Menatap gadis yang tengah mencium pipinya sambil berbisik. Ia segera mendekap gadisnya, enggan beranjak. "Ayo, bangun. Katanya takut kesiangan lagi?" "Jam berapa sih, Hon?" "Jam empat." "Kamu kok, udah bangun?" Erika tidak menjawab. Ia memasukkan wajahnya ke dalam pelukan Jojo. Berdiam beberapa saat di sana. Bukan sudah bangun, lebih tepatnya gadis itu tidak bisa tidur nyenyak teringat sang ayah. Namun, Erika memilih tidak menceritakan ke Jojo. "Aku masakin sar

    Last Updated : 2022-01-04
  • Cinta vs Pelet   Jojo dan Sari Terkejut

    [Hai, Sayang.][Kamu lagi di rumah, Mas?][Iya. Baru selesai makan.][Makan malam apa?][Tadi aku beli di depan. Gimana kondisi Papah?][Alhamdulillah lebih baik, Mas. Mungkin aku pulang hari Minggu.]Jojo mengangguk. Memasang wajah ceria, menyambut kedatangan istrinya. Rayuan gombal pun ia lontarkan untuk meyakinkan wanita itu bahwa rindu padanya sangat menyiksa.Sementara Erika yang mendengar Jojo sedang mengobrol dengan Sari di panggilan video tidak menghiraukan. Ia tetap melanjutkan mencuci piring di dapur. Memberikan waktu untuk

    Last Updated : 2022-01-04
  • Cinta vs Pelet   Sari Bekerja

    "Pagi, Sayang… masak apa, Sayang?" sapa Jojo. Ia baru bangun, memeluk mesra tubuh Sari dari belakang yang sedang sibuk memasak di dapur."Masak yang ada di kulkas. Kamu stok ayam ungkep, Mas?""Oh, iya. Kemarin. Aku pikir kamu baru pulang hari ini. Jadi kemarin aku beli, niatnya buat makan semalam sama pagi ini. Praktis tinggal goreng.""Hmmm… oh, ya, Mas. Kamu ganti parfum baru?""Parfum? Nggak. Kenapa memangnya?""Itu yang di meja rias aku. Kayaknya aku baru lihat parfum itu."Jojo terdiam mencoba berpikir. Apa yang dimaksud Sari adalah parfum Erika yang mungkin tertinggal, pi

    Last Updated : 2022-01-05
  • Cinta vs Pelet   Bukti Dari Roni

    Satu bulan berlalu. Setiap Sari lembur bekerja, Jojo dan Erika mengambil kesempatan untuk jalan-jalan. Menghabiskan waktu dan uang. Bahkan mulai bulan ini, separuh gaji Jojo telah ia transfer ke rekening Erika. Beralasan Sari telah memiliki gaji sendiri, lelaki itu bilang kepada istrinya ingin menabung untuk membeli rumah di kampung. Sari pun setuju. Jadi, untuk kebutuhan sehari-hari istrinya yang mengeluarkan uang.Semua kebusukan Jojo dan Erika berjalan lancar. Sari tak lagi curiga karena sikap Jojo yang setiap hari romantis. Ia kembali menepis pikiran negatif yang sempat mengusik lagi. Bahkan ia juga sudah lupa dengan helai rambut di ranjang saat pulang kampung.Wanita itu fokus dengan pekerjaan barunya. Menikmati mengurus suami, rumah dan kantor. Sambil menanti momongan yang sampai sekarang belum juga dititipkan Tuhan

    Last Updated : 2022-01-05
  • Cinta vs Pelet   Sikap Aneh Jojo

    "Hei… kamu belum tidur?" Dengan sigap Jojo menghampiri Sari, merangkul wanita itu sambil menutup pintu belakang. Ia mengajak istrinya melangkah ke arah kamar. Mengalihkan pemandangan halaman belakang yang masih menampilkan asap, bakaran kertas."Kamu ngapain malam-malam di belakang?" tanya Sari penasaran."Ng-nggak ngapa-ngapain. Hirup udara malam aja.""Kok ada asap? Kamu bakar sesuatu?""Oh… aku ngerokok tadi. Baru selesai. Tidur, yuk?"Jojo memeluk Sari sebelum wanita itu merebahkan tubuh di ranjang saat mereka tiba di kamar. Ia pun meninggalkan kecupan di kening istrinya. Dengan wajah bahagia, karena sikap manis Jojo, Sari pun

    Last Updated : 2022-01-06
  • Cinta vs Pelet   Pertengkaran

    "Hei, hei… dengar aku, Sayang. Sari akan pergi ke Makassar minggu depan. Kamu bisa tinggal di rumah dinasku sementara, gimana?""Kenapa harus sembunyi-sembunyi? Aku sudah bilang sama kamu, Mas. Aku mau kita segera menikah. Mumpung dia tidak disini, mengapa kita tidak menikah saja minggu depan? Jadi, aku bisa kamu bawa pulang ke rumah dinas."Erika tampak mondar-mandir sambil berbicara. Saat Jojo mendekat dan mulai merayunya, ia kembali menghindar. Bahkan sentuhan Jojo pun ditepis."Mana mungkin bisa?" tanya Jojo."Bisa. Besok aku ke KUA dan urus semuanya. Kamu terima beres.""Bukan itu maksud aku, Honey. Duitnya udah nggak ada. Aku nggak

    Last Updated : 2022-01-06
  • Cinta vs Pelet   Izin Menikah

    "Berangkat gelap, pulang pun hari sudah gelap. Kamu itu kerja atau kemana?"Sari menghentikan langkah kaki. Baru saja ia membuka pintu dan ingin mengucap salam. Namun, Jojo telah lebih dulu membuatnya terkejut dengan ucapannya. Lelaki itu duduk di sofa sambil bersedekap. Perlahan berdiri menghampiri istrinya yang terpaku di depan pintu.Sari tidak paham dengan ucapan Jojo tadi. Ia hanya diam menatap suaminya dalam, penuh tanya. Mengapa sikap Jojo terus memojokkannya. Seolah semua yang ia lakukan salah."Apa kecurigaanku benar tentang balas dendammu, ya? ucap Jojo lagi."Mas, kamu kenapa sih? Jangan ngaco, deh.""Ngaco? Kamu yang mulai ngac

    Last Updated : 2022-01-10

Latest chapter

  • Cinta vs Pelet   Emak Marah

    Emak berjalan ke arah pintu. Tak peduli dengan tanya Erika. Ia meminta gadis itu keluar dari dalam rumahnya. Tatapan mata wanita tua itu sinis. Erika semakin tak paham. Ia sempat kekeh duduk di bangku rumah wanita tua itu. Hingga Emak benar-benar marah dan berteriak mengusirnya.Erika bangkit dari bangku dengan banyak tanya yang berkeliaran di kepalanya. Ia menatap balik Emak saat berpapasan di depan pintu dengan wanita tua itu. Wajahnya sempat mengiba, meminta pertolongan. Namun, Emak tak peduli. Ia segera menutup pintu saat Erika sudah berada satu langkah dari dalam rumahnya.Erika tak tahu harus berbuat apa dan bagaimana. Ia berjalan kaki tanpa tahu arah. Pikirannya semakin kacau. Ia tak habis pikir, semua perjuangannya sia-sia. Cinta tulus yang ia berikan ke Jojo kandas dengan cara seperti ini. Padahal semua hampir ia

  • Cinta vs Pelet   Jojo Menemui Erika

    Setibanya Ambar di depan rumah Sari, ia melihat pintu pagar yang terbuka serta pintu rumahnya. Perasaan Ambar semakin tidak enak. Ia berlari masuk sambil memanggil nama Sari berulang. Saat ia memasuki ruang keluarga, Ambar mendapati Sari yang sudah terkulai di lantai tak berdaya. Wajahnya pucat pasi dengan keringat bercucuran."Ya ampun, Mbak. Kenapa?" Sari sudah tidak sanggup untuk berkata-kata.Seluruh tubuhnya terasa sangat lemas. Ia hanya mengeluarkan air mata, memandang Ambar penuh harapan. Meminta pertolongan."Tunggu sebentar, ya?"Ambar berlari keluar rumah, mencari orang dan meminta pertolongan. Tak lama beberapa warga datang dan membantu Ambar mengangkat Sari ke mobil tetangganya. Mereka

  • Cinta vs Pelet   Erika Melabrak Sari

    [Kamu kemana aja, sih? Susah banget dihubungi?][Jo! Aku serius tanya. Jawab!][Astaga! Kamu benar-benar mau membatalkan pernikahan kita karena wanita itu? Mana janjimu?]Pesan tak henti berbunyi sejak tadi pagi. Tak satupun sudah terbaca. Ya, karena tadi Jojo tidak membawa gawai saat ruqyah. Benda pipih itu tertinggal di nakas. Erika tak henti mengirim pesan singkat serta panggilan telepon. Ia yang baru sadar dari minuman alkohol tadi pagi, segera meneror kekasihnya itu.Namun, Erika tak ingat bahwa Jojo semalam sakit. Ia berpikir bahwa Jojo meninggalkannya semalam tanpa sebab.Sari membaca semua pesan masuk dari Erika. Lalu, ia menghapus semua

  • Cinta vs Pelet   Ruqyah Pertama

    Sebuah taksi online telah tiba di depan rumah Sari. Ia dan Jojo segera menghampiri taksi itu. Mereka pun segera menuju tempat sesuai dengan lokasi yang Sari pesan.Baru masuk ke dalam mobil beberapa menit, rasa kantuk pada mata Jojo tak tertahan. Sari memang sengaja memberi Jojo obat demam setelah sarapan. Obat yang mengandung efek ngantuk. Karena agar Jojo tidak curiga mereka akan berobat kemana.Ya, Sari mengambil kesempatan demam Jojo untuk alasan membawanya ke klinik. Padahal mereka menuju rumah ruqyah yang telah disarankan Ambar. Perjalanan pun lumayan lama, jadi Jojo harus tertidur, pikir Sari. Agar suaminya tidak banyak bertanya.Setelah menempuh perjalanan hampir lima puluh menit, mereka pun tiba di sebuah tempat. Sari membangunkan Jojo. Lelaki itu

  • Cinta vs Pelet   Penyesalan Jojo

    Dering gawai mengejutkan Sari yang tengah berpikir. Panggilan masuk datang dari orang tuanya di Jakarta. Ia segera mengangkat. Setelah saling menanyakan kabar, Sari memberikan kabar baik tentang tubuhnya yang telah berbadan dua tanpa memberitahu masalah yang sedang terjadi.Senyum mengembang dari wajah kedua orang tuanya, mendengar kabar itu. Sari pun ikut bahagia melihatnya.[Terus, sekarang Mas Jojo mana, Ndok?][Belum pulang, Ma. Lembur.][Kalau begitu kamu jangan capek-capek, ya. Jangan sering lembur juga.][Aku hari ini mengundurkan diri, Ma.][Lho, kenapa?]

  • Cinta vs Pelet   Sari Sadar Kelicikan Erika

    Beberapa pesan singkat Erika masuk ke gawia Jojo, tetapi tak satupun yang dibalas. Jojo hanya melihatnya sebentar, lalu kembali ia masukan gawai ke dalam saku.Selama dalam perjalanan pulang, Jojo terdiam. Suara bising obrolan rekan-rekannya tak terdengar, seolah sunyi. Tanpa ada suara apapun. Pikirannya melayang, teringat bayang-bayang foto USG yang Sari kirimkan tadi siang. Bagaimana nasib bayi itu ketika lahir, pikirnya.Bagaimanapun juga janin itu adalah darah dagingnya. Ada rasa sedih dalam hati, memikirkan jika calon anaknya nanti membencinya karena tahu ia telah mengkhianati Sari dan menyia-nyiakan mereka begitu saja. Bayang-bayang rasa bersalah terus menghantui sepanjang perjalanan. Hingga Jojo tiba di halte tempatnya turun.Seturunnya dari bis, Joj

  • Cinta vs Pelet   Foto USG

    Erika berdeham. Menahan malu dan amarah yang bergelut dalam pikirannya. Ia meraih rokok dari nakas dan segera menyalakannya. Setelah satu hisapan bisa terlepas, ia merasakan sedikit lega dan bisa mengembalikan keberanian bicara lagi."To the point aja, tujuan anda kesini ada apa?" tanya Erika ketus.Sari masih mempertahankan senyum tipis pada bibirnya. Menatap gadis yang berani menggoda suaminya lagi. Sambil mengangguk ia pun menjawab, "Iya, pertanyaan bagus. Saya cuma mau tanya, benar kamu mencintai Jojo dan kalian akan segera menikah?"Erika kembali tergelak sambil menghisap batang racun nikotin yang berada di jarinya. Senyum sengit ia lontarkan, seolah meledek."Hmmm… sepertinya Jojo suda

  • Cinta vs Pelet   Indekos Erika

    Entah, hari itu mengapa Sari sama sekali menurut perkataan Jojo yang meminta segera membuang amplop cokelat, bukti perselingkuhannya. Perlahan, ingatan Sari mundur. Jojo seperti membakar sesuatu di halaman belakang. Bodohnya lagi, ia tidak curiga. Rasa lelah membuatnya tak peduli. Mempercayai apa saja yang keluar dari bibir Jojo.Bahkan keesokan pun Sari tidak memperhatikan sampah yang ia buang keluar. Apakah ada amplop itu atau tidak. Penyesalan sangat menusuk. Ternyata Jojo begitu lihai bermain lidah dan hati. Begitu pun dirinya yang sangat bodoh dan mudah dibohongi.Ambar menceritakan semua tentang pertemuan hari itu perlahan. Lalu, ia pun mengeluarkan gawainya dari saku. Mencari foto dan video yang pernah suaminya kirim untuk di cetak. Menurut Ambar, sekarang waktu yang tepat untuk memberitahu Sari semuanya. Rasa kasi

  • Cinta vs Pelet   Emas Kawin Erika

    Sari mengejar Jojo keluar rumah yang sudah tidak terlihat. Ia menghentikan langkahnya saat menyadari air mata yang telah membasahi wajah. Bagaimana mungkin bisa keluar rumah untuk mengejar Jojo. Apa pantas menyelesaikan masalah di tempat umum, tanyanya dalam hati. Pikiran waras masih dapat mengontrol emosi.Sementara Ambar yang sedang menyapu di teras rumahnya, melihat wajah sembab Sari. Ia yakin telah terjadi sesuatu dengan tetangganya itu.Ambar bergegas membuka pintu pagar dengan sedikit berlari menghampiri rumah Sari. Sari yang menyadari kedatangan Ambar segera menghapus semua tanda kesedihan yang sebenarnya sudah tidak bisa ia tutupkan."Mbak, nggak apa-apa?" Ambar berjalan menghampiri Sari.S

DMCA.com Protection Status