Home / Romansa / Cinta vs Pelet / Bukti Dari Roni

Share

Bukti Dari Roni

Author: Swimbi D. A
last update Last Updated: 2022-01-05 21:00:00

Satu bulan berlalu. Setiap Sari lembur bekerja, Jojo dan Erika mengambil kesempatan untuk jalan-jalan. Menghabiskan waktu dan uang. Bahkan mulai bulan ini, separuh gaji Jojo telah ia transfer ke rekening Erika. Beralasan Sari telah memiliki gaji sendiri, lelaki itu bilang kepada istrinya ingin menabung untuk membeli rumah di kampung. Sari pun setuju. Jadi, untuk kebutuhan sehari-hari istrinya yang mengeluarkan uang. 

Semua kebusukan Jojo dan Erika berjalan lancar. Sari tak lagi curiga karena sikap Jojo yang setiap hari romantis. Ia kembali menepis pikiran negatif yang sempat mengusik lagi. Bahkan ia juga sudah lupa dengan helai rambut di ranjang saat pulang kampung. 

Wanita itu fokus dengan pekerjaan barunya. Menikmati mengurus suami, rumah dan kantor. Sambil menanti momongan yang sampai sekarang belum juga dititipkan Tuhan. 

Hari ini Sari izin beristirahat kepada Jojo karena selama enam hari ia banyak lembur. Tentu, Jojo dengan semangat meminta wanita itu di rumah saja untuk istirahat. Sementara ia beralasan pergi dengan teman. Padahal hari ini, Jojo pergi dengan Erika ke mal. 

Sepasang kekasih itu mulai tak malu memperlihatkan hubungan mereka di muka umum dan secara terang-terangan. Rasa khawatir ketahuan pun sudah tidak ada di hati Jojo. Rasa cinta kepada Erika sepenuhnya membutakan mata hati. 

Mereka menuju sebuah toko perhiasan. Memilih emas kawin untuk pernikahan yang sebentar lagi akan mereka selenggarakan. Setelah memilih sepasang cincin berwarna perak, keduanya berjalan menyusuri mal. Erika memandang sekitar, mencari barang-barang untuk hantaran pernikahan. Jojo hanya menurut, mengikuti semua keinginan gadis itu. 

Sementara di belakang mereka dari kejauhan tampak Roni bersama istrinya yang sedang menghabiskan waktu akhir pekan untuk berjalan-jalan. Roni menghentikan langkah dan memberitahu Ambar keberadaan Jojo dengan selingkuhannya yang sedang memasuki sebuah restoran. 

"Terus, kita harus gimana, Bang?"

Roni mengedarkan pandangan, mendapati sepasang remaja yang sedang berkencan. Lalu, ia menghampiri keduanya. Tak lama, kedua remaja itu pun pergi, mendekati Jojo dan Erika yang sedang duduk disebuah restoran. Remaja itu pun mengambil tempat bersebelahan dengan Jojo. Seorang remaja lelaki, mengambil gambar kekasihnya. Namun, tidak benar-benar mengarahkan ke gadis di depannya. Justru ia arahkan lebih fokus ke Jojo dan Erika. Mereka pun merekam dengan video, sambil menguping pembicaraan pasangan yang tengah mempersiapkan pernikahannya itu. 

Setelah dirasa cukup, sang remaja lelaki menghampiri Roni yang menanti di restoran lain dan mengembalikan gawai Roni yang tadi ia gunakan untuk mengambil gambar Jojo dan Erika. Roni memberikan uang kepada remaja tersebut untuk membayar makan siang mereka. Lalu, ia pergi. Kembali menghampiri kekasihnya yang sudah menanti di restoran tadi. 

[Jadi, ayah kamu nggak bisa menjadi wali pernikahan kita?]

[Nggak. Kita pakai wali hakim saja, Mas. Ayah sudah tidak ada kabarnya setelah kepergiaan Ibu.]

[Apa sebelumnya kamu ada masalah dengan Ayah?]

Erika tampak menggeleng di kamera sambil menyedot minuman dingin miliknya. Sementara Roni dan Ambar saling terpaku, tidak menyangka dengan obrolan Jojo dan selingkuhannya yang mereka dapatkan dari pemuda tadi. 

"Mereka… mau nikah, Bang?" Ambar menutup mulutnya dengan kedua tangan. Ia tak percaya apa yang dibicarakan Jojo dan Erika. Baru saja Ambar bertetangga dengan Sari, tetapi ia merasa wanita itu adalah orang baik. Mengapa justru berjodoh dengan lelaki seperti Jojo yang menyakitinya berulang. 

"Kita harus gagalkan usaha mereka," ucap Roni. 

***

Ambar duduk di teras rumah, mengamati keadaan sekitar. Kala suasana telah tampak sepi, ia mengendap-endap melangkah ke arah rumah dinas Jojo yang berseberangan dengan tempat tinggalnya. Membuka pintu pagar, lalu memasukkan sebuah amplop berwarna cokelat melalui sela pintu bawah. Setelahnya ia kembali lagi ke rumah. Sambil berharap, Sari yang akan menemukan pertama amplop yang baru saja ia masukkan. 

Sore hari pun tiba, Ambar mendapat kabar dari suaminya bahwa Jojo ternyata tidak lembur.  Mereka sangat khawatir, bahwa lelaki itu yang akan tiba di rumah lebih dulu. Dengan cemas Ambar menanti di depan, jika Jojo yang tiba di rumah lebih dulu ia akan bersiap mengajaknya mengobrol karena Roni tidak bisa menahan Jojo, ia yang mendapat lembur hari itu. 

Beberapa pekerja yang satu perusahaan dengan Jojo telah terlihat berjalan menuju rumah mereka. Namun, Ambar belum juga melihat keberadaan Jojo. Hingga ia berdiri di depan pagar rumah Jojo. 

Dari kejauhan tampak Sari sedang berjalan menuju rumah. Ambar pun tersenyum lega dan menyapa tetangganya itu. Lalu, segera kembali ke rumah dan memberi kabar ke Roni. 

[Kamu yakin, Jojo belum pulang? Dia tidak lembur lho.]

[Iya, Bang. Entah, aku juga tidak tahu.]

[Pasti dia menemui selingkuhannya lagi.]

Sementara Sari yang baru saja membuka pintu, melangkah masuk. Kakinya menginjak amplop cokelat itu. Ia segera mengambilnya, membolak-balikkan amplop dengan penasaran. Tertulis nama untuk dirinya. Ia teringat lagi, tentang kiriman dari Erika dulu. Apakah ini dari gadis itu lagi, tanya Sari dalam hati. 

Sari menggeleng sambil berjalan ke kamar. Meletakkan tas di ranjang dan duduk di tepinya. Saat tangannya ingin membuka, suara panggilan telepon masuk terdengar dari dalam tas. Ia segera mencari keberadaan gawai itu dan mengangkat.

[Assalamu'alaikum, Ndok.]

[Walaikumsalam, Mas.]

[Kamu sudah pulang?]

[Baru banget sampai.]

[Aku lembur, ya, Sayang. Nggak usah masak untukku juga. Kalau kamu capek, langsung istirahat saja.]

[Oh… siap, Mas.]

[Ya sudah, aku tutup ya, teleponnya. Sampai nanti di rumah.]

[Eh-Mas-Mas…]

[Kenapa, Sayang?]

[Aku mau ngomong sebentar, kamu buru-buru?]

[Ada apa? Ya sudah, cepat…]

[Tadi, sepulang kerja aku nemu amplop cokelat di lantai dan ditujukan untukku. Tapi, tidak ada nama pengirimnya di sana.]

Jojo yang sedang menggunakan pengeras suara, membuat Erika mendengar percakapan mereka. Dengan bahasa isyarat, Jojo mempertanyakan pada Erika, apa ia yang mengirim. Gadis itu menggeleng. 

[Sudahlah jangan kau hiraukan. Buang saja ke tempat sampah. Daripada nanti isinya aneh-aneh, kamu sendiri yang ketakutan.]

[Oke, Mas.]

[Ya, sudah kalau begitu. Aku lanjut kejadian lagi, ya.]

Mereka pun mengakhiri percakapan setelah mengucap salam. Sari menuruti perkataan suaminya, ia menuju dapur dan membuang amplop itu ke tong sampah yang berada di kolong meja kompor. Lalu, ia segera membersihkan diri untuk menghilangkan penat seharian bekerja. 

Sementara Jojo yang sedang berada di kos Erika, sambil berbaring di pangkuan gadis itu mempertanyakan tentang amplop cokelat yang Sari maksud. Kira-kira apa isinya dan dari siapa, mereka hanya bisa menerka-nerka. 

"Sepertinya aku harus segera melihat isi dari amplop itu," ucap Jojo. Ia bangkit dari tidurnya. Duduk di sebelah Erika dan menggunakan kemejanya lagi. 

"Sekarang?" Jojo mengangguk. "Tapi, kamu 'kan sudah izin lembur. Apa nggak buat dia curiga?"

"Aku bisa beralasan, ada yang menggantikan posisiku."

Jojo mengecup kening Erika dan beranjak. Namun, gadis berambut ikal itu menghentikan langkah kekasihnya dengan menggenggam tangannya. Lalu, memeluk Jojo dengan manja. Bergelayut di tubuh lelaki itu, menahan. Tak rela melepaskan Jojo pulang begitu cepat. 

"Sebentar saja," bisik Erika. 

Jojo yang tak kuasa, menuruti. Membawa Erika ke ranjang. Meninggalkan kecupan mesra di tubuh gadisnya dan kembali melepaskan kemeja. 

Sementara Sari yang sudah tampak lebih segar, memasak makan malam untuk dirinya. Saat sedang menyantap makan malam, Jojo tiba di rumah. Mengucapkan salam dan mengecup istrinya.

"Loh, kamu sudah makan, Mas? Aku nggak masakin kamu."

"Sudah kok."

"Aku pikir kamu hingga larut."

"Ya, seharusnya. Tapi, tadi nggak terlalu banyak ternyata yang harus dikerjakan. Jadi, aku nggak perlu mengawasi hingga selesai. Besok bisa aku periksa lagi."

"Hmmm…" Sari mengangguk menanggapi penjelasan Jojo. Sementara mata Jojo berkeliling mencari amplop cokelat yang tadi Sari temukan. Ia melihatnya, terlihat di tempat sampah dapur. Ia izin membersihkan diri terlebih dulu ke Sari dan menanti istrinya tidur baru mencari tahu isi di balik amplop cokelat itu. 

Setelah Jojo selesai mandi, ia mendapati Sari yang sudah pulas tertidur di ranjang. Dengan mengendap-endap ia berjalan menuju dapur, mengambil amplop cokelat dari tempat sampah. Tampaknya amplop itu masih tertutup tapi yang menandakan Sari benar langsung membuangnya tanpa membuka terlebih dulu. 

Jojo segera membuka amplop itu dan mengeluarkan lembaran-lembaran yang ada di dalam amplop dalam genggamannya. Tangan kanannya mengepal, memukul meja makan. Saat mengetahui isi di balik amplop cokelat itu. 

"Siapa yang mengirim ini?" Matanya terus menelisik, memperhatikan foto-foto kemesraannya dengan Erika yang baru saja terjadi beberapa hari lalu. Jojo pun menemukan selembar kertas. Sebuah peringatan yang ditujukan ke Sari, memberitahu rencana Jojo dan Erika yang akan segera menikah sekitar satu bulan lagi. 

Isi surat itu pun, meminta Sari untuk melaporkan perselingkuhan Jojo ke kantor. Agar Jojo bisa dikenakan sanksi. Jika ia masih berselingkuh, bisa jadi dikeluarkan dengan tidak hormat. 

Jojo semakin panas membaca surat itu. Ia segera membawa semua isi amplop cokelat ke halaman belakang rumahnya dan membawa korek gas yang siap dinyalakan. Lalu, membakar semuanya, sambil menanti seluruhnya benar-benar menjadi abu, Jojo menantinya sambil bersedekap. Di hadapan kobaran api kecil tetapi berhasil perlahan membakar hampir seluruh foto-foto dirinya dan Erika. 

"Mas?" Suara Sari dari belakang tubuh Jojo membuat ia terkejut. Lelaki bermata sipit itu segera membalikkan tubuh, menghalangi pandangan Sari yang tinggi badannya lebih rendah dari Jojo. 

Bersambung…

Related chapters

  • Cinta vs Pelet   Sikap Aneh Jojo

    "Hei… kamu belum tidur?" Dengan sigap Jojo menghampiri Sari, merangkul wanita itu sambil menutup pintu belakang. Ia mengajak istrinya melangkah ke arah kamar. Mengalihkan pemandangan halaman belakang yang masih menampilkan asap, bakaran kertas."Kamu ngapain malam-malam di belakang?" tanya Sari penasaran."Ng-nggak ngapa-ngapain. Hirup udara malam aja.""Kok ada asap? Kamu bakar sesuatu?""Oh… aku ngerokok tadi. Baru selesai. Tidur, yuk?"Jojo memeluk Sari sebelum wanita itu merebahkan tubuh di ranjang saat mereka tiba di kamar. Ia pun meninggalkan kecupan di kening istrinya. Dengan wajah bahagia, karena sikap manis Jojo, Sari pun

    Last Updated : 2022-01-06
  • Cinta vs Pelet   Pertengkaran

    "Hei, hei… dengar aku, Sayang. Sari akan pergi ke Makassar minggu depan. Kamu bisa tinggal di rumah dinasku sementara, gimana?""Kenapa harus sembunyi-sembunyi? Aku sudah bilang sama kamu, Mas. Aku mau kita segera menikah. Mumpung dia tidak disini, mengapa kita tidak menikah saja minggu depan? Jadi, aku bisa kamu bawa pulang ke rumah dinas."Erika tampak mondar-mandir sambil berbicara. Saat Jojo mendekat dan mulai merayunya, ia kembali menghindar. Bahkan sentuhan Jojo pun ditepis."Mana mungkin bisa?" tanya Jojo."Bisa. Besok aku ke KUA dan urus semuanya. Kamu terima beres.""Bukan itu maksud aku, Honey. Duitnya udah nggak ada. Aku nggak

    Last Updated : 2022-01-06
  • Cinta vs Pelet   Izin Menikah

    "Berangkat gelap, pulang pun hari sudah gelap. Kamu itu kerja atau kemana?"Sari menghentikan langkah kaki. Baru saja ia membuka pintu dan ingin mengucap salam. Namun, Jojo telah lebih dulu membuatnya terkejut dengan ucapannya. Lelaki itu duduk di sofa sambil bersedekap. Perlahan berdiri menghampiri istrinya yang terpaku di depan pintu.Sari tidak paham dengan ucapan Jojo tadi. Ia hanya diam menatap suaminya dalam, penuh tanya. Mengapa sikap Jojo terus memojokkannya. Seolah semua yang ia lakukan salah."Apa kecurigaanku benar tentang balas dendammu, ya? ucap Jojo lagi."Mas, kamu kenapa sih? Jangan ngaco, deh.""Ngaco? Kamu yang mulai ngac

    Last Updated : 2022-01-10
  • Cinta vs Pelet   Emas Kawin Erika

    Sari mengejar Jojo keluar rumah yang sudah tidak terlihat. Ia menghentikan langkahnya saat menyadari air mata yang telah membasahi wajah. Bagaimana mungkin bisa keluar rumah untuk mengejar Jojo. Apa pantas menyelesaikan masalah di tempat umum, tanyanya dalam hati. Pikiran waras masih dapat mengontrol emosi.Sementara Ambar yang sedang menyapu di teras rumahnya, melihat wajah sembab Sari. Ia yakin telah terjadi sesuatu dengan tetangganya itu.Ambar bergegas membuka pintu pagar dengan sedikit berlari menghampiri rumah Sari. Sari yang menyadari kedatangan Ambar segera menghapus semua tanda kesedihan yang sebenarnya sudah tidak bisa ia tutupkan."Mbak, nggak apa-apa?" Ambar berjalan menghampiri Sari.S

    Last Updated : 2022-01-11
  • Cinta vs Pelet   Indekos Erika

    Entah, hari itu mengapa Sari sama sekali menurut perkataan Jojo yang meminta segera membuang amplop cokelat, bukti perselingkuhannya. Perlahan, ingatan Sari mundur. Jojo seperti membakar sesuatu di halaman belakang. Bodohnya lagi, ia tidak curiga. Rasa lelah membuatnya tak peduli. Mempercayai apa saja yang keluar dari bibir Jojo.Bahkan keesokan pun Sari tidak memperhatikan sampah yang ia buang keluar. Apakah ada amplop itu atau tidak. Penyesalan sangat menusuk. Ternyata Jojo begitu lihai bermain lidah dan hati. Begitu pun dirinya yang sangat bodoh dan mudah dibohongi.Ambar menceritakan semua tentang pertemuan hari itu perlahan. Lalu, ia pun mengeluarkan gawainya dari saku. Mencari foto dan video yang pernah suaminya kirim untuk di cetak. Menurut Ambar, sekarang waktu yang tepat untuk memberitahu Sari semuanya. Rasa kasi

    Last Updated : 2022-01-12
  • Cinta vs Pelet   Foto USG

    Erika berdeham. Menahan malu dan amarah yang bergelut dalam pikirannya. Ia meraih rokok dari nakas dan segera menyalakannya. Setelah satu hisapan bisa terlepas, ia merasakan sedikit lega dan bisa mengembalikan keberanian bicara lagi."To the point aja, tujuan anda kesini ada apa?" tanya Erika ketus.Sari masih mempertahankan senyum tipis pada bibirnya. Menatap gadis yang berani menggoda suaminya lagi. Sambil mengangguk ia pun menjawab, "Iya, pertanyaan bagus. Saya cuma mau tanya, benar kamu mencintai Jojo dan kalian akan segera menikah?"Erika kembali tergelak sambil menghisap batang racun nikotin yang berada di jarinya. Senyum sengit ia lontarkan, seolah meledek."Hmmm… sepertinya Jojo suda

    Last Updated : 2022-01-13
  • Cinta vs Pelet   Sari Sadar Kelicikan Erika

    Beberapa pesan singkat Erika masuk ke gawia Jojo, tetapi tak satupun yang dibalas. Jojo hanya melihatnya sebentar, lalu kembali ia masukan gawai ke dalam saku.Selama dalam perjalanan pulang, Jojo terdiam. Suara bising obrolan rekan-rekannya tak terdengar, seolah sunyi. Tanpa ada suara apapun. Pikirannya melayang, teringat bayang-bayang foto USG yang Sari kirimkan tadi siang. Bagaimana nasib bayi itu ketika lahir, pikirnya.Bagaimanapun juga janin itu adalah darah dagingnya. Ada rasa sedih dalam hati, memikirkan jika calon anaknya nanti membencinya karena tahu ia telah mengkhianati Sari dan menyia-nyiakan mereka begitu saja. Bayang-bayang rasa bersalah terus menghantui sepanjang perjalanan. Hingga Jojo tiba di halte tempatnya turun.Seturunnya dari bis, Joj

    Last Updated : 2022-01-14
  • Cinta vs Pelet   Penyesalan Jojo

    Dering gawai mengejutkan Sari yang tengah berpikir. Panggilan masuk datang dari orang tuanya di Jakarta. Ia segera mengangkat. Setelah saling menanyakan kabar, Sari memberikan kabar baik tentang tubuhnya yang telah berbadan dua tanpa memberitahu masalah yang sedang terjadi.Senyum mengembang dari wajah kedua orang tuanya, mendengar kabar itu. Sari pun ikut bahagia melihatnya.[Terus, sekarang Mas Jojo mana, Ndok?][Belum pulang, Ma. Lembur.][Kalau begitu kamu jangan capek-capek, ya. Jangan sering lembur juga.][Aku hari ini mengundurkan diri, Ma.][Lho, kenapa?]

    Last Updated : 2022-01-15

Latest chapter

  • Cinta vs Pelet   Emak Marah

    Emak berjalan ke arah pintu. Tak peduli dengan tanya Erika. Ia meminta gadis itu keluar dari dalam rumahnya. Tatapan mata wanita tua itu sinis. Erika semakin tak paham. Ia sempat kekeh duduk di bangku rumah wanita tua itu. Hingga Emak benar-benar marah dan berteriak mengusirnya.Erika bangkit dari bangku dengan banyak tanya yang berkeliaran di kepalanya. Ia menatap balik Emak saat berpapasan di depan pintu dengan wanita tua itu. Wajahnya sempat mengiba, meminta pertolongan. Namun, Emak tak peduli. Ia segera menutup pintu saat Erika sudah berada satu langkah dari dalam rumahnya.Erika tak tahu harus berbuat apa dan bagaimana. Ia berjalan kaki tanpa tahu arah. Pikirannya semakin kacau. Ia tak habis pikir, semua perjuangannya sia-sia. Cinta tulus yang ia berikan ke Jojo kandas dengan cara seperti ini. Padahal semua hampir ia

  • Cinta vs Pelet   Jojo Menemui Erika

    Setibanya Ambar di depan rumah Sari, ia melihat pintu pagar yang terbuka serta pintu rumahnya. Perasaan Ambar semakin tidak enak. Ia berlari masuk sambil memanggil nama Sari berulang. Saat ia memasuki ruang keluarga, Ambar mendapati Sari yang sudah terkulai di lantai tak berdaya. Wajahnya pucat pasi dengan keringat bercucuran."Ya ampun, Mbak. Kenapa?" Sari sudah tidak sanggup untuk berkata-kata.Seluruh tubuhnya terasa sangat lemas. Ia hanya mengeluarkan air mata, memandang Ambar penuh harapan. Meminta pertolongan."Tunggu sebentar, ya?"Ambar berlari keluar rumah, mencari orang dan meminta pertolongan. Tak lama beberapa warga datang dan membantu Ambar mengangkat Sari ke mobil tetangganya. Mereka

  • Cinta vs Pelet   Erika Melabrak Sari

    [Kamu kemana aja, sih? Susah banget dihubungi?][Jo! Aku serius tanya. Jawab!][Astaga! Kamu benar-benar mau membatalkan pernikahan kita karena wanita itu? Mana janjimu?]Pesan tak henti berbunyi sejak tadi pagi. Tak satupun sudah terbaca. Ya, karena tadi Jojo tidak membawa gawai saat ruqyah. Benda pipih itu tertinggal di nakas. Erika tak henti mengirim pesan singkat serta panggilan telepon. Ia yang baru sadar dari minuman alkohol tadi pagi, segera meneror kekasihnya itu.Namun, Erika tak ingat bahwa Jojo semalam sakit. Ia berpikir bahwa Jojo meninggalkannya semalam tanpa sebab.Sari membaca semua pesan masuk dari Erika. Lalu, ia menghapus semua

  • Cinta vs Pelet   Ruqyah Pertama

    Sebuah taksi online telah tiba di depan rumah Sari. Ia dan Jojo segera menghampiri taksi itu. Mereka pun segera menuju tempat sesuai dengan lokasi yang Sari pesan.Baru masuk ke dalam mobil beberapa menit, rasa kantuk pada mata Jojo tak tertahan. Sari memang sengaja memberi Jojo obat demam setelah sarapan. Obat yang mengandung efek ngantuk. Karena agar Jojo tidak curiga mereka akan berobat kemana.Ya, Sari mengambil kesempatan demam Jojo untuk alasan membawanya ke klinik. Padahal mereka menuju rumah ruqyah yang telah disarankan Ambar. Perjalanan pun lumayan lama, jadi Jojo harus tertidur, pikir Sari. Agar suaminya tidak banyak bertanya.Setelah menempuh perjalanan hampir lima puluh menit, mereka pun tiba di sebuah tempat. Sari membangunkan Jojo. Lelaki itu

  • Cinta vs Pelet   Penyesalan Jojo

    Dering gawai mengejutkan Sari yang tengah berpikir. Panggilan masuk datang dari orang tuanya di Jakarta. Ia segera mengangkat. Setelah saling menanyakan kabar, Sari memberikan kabar baik tentang tubuhnya yang telah berbadan dua tanpa memberitahu masalah yang sedang terjadi.Senyum mengembang dari wajah kedua orang tuanya, mendengar kabar itu. Sari pun ikut bahagia melihatnya.[Terus, sekarang Mas Jojo mana, Ndok?][Belum pulang, Ma. Lembur.][Kalau begitu kamu jangan capek-capek, ya. Jangan sering lembur juga.][Aku hari ini mengundurkan diri, Ma.][Lho, kenapa?]

  • Cinta vs Pelet   Sari Sadar Kelicikan Erika

    Beberapa pesan singkat Erika masuk ke gawia Jojo, tetapi tak satupun yang dibalas. Jojo hanya melihatnya sebentar, lalu kembali ia masukan gawai ke dalam saku.Selama dalam perjalanan pulang, Jojo terdiam. Suara bising obrolan rekan-rekannya tak terdengar, seolah sunyi. Tanpa ada suara apapun. Pikirannya melayang, teringat bayang-bayang foto USG yang Sari kirimkan tadi siang. Bagaimana nasib bayi itu ketika lahir, pikirnya.Bagaimanapun juga janin itu adalah darah dagingnya. Ada rasa sedih dalam hati, memikirkan jika calon anaknya nanti membencinya karena tahu ia telah mengkhianati Sari dan menyia-nyiakan mereka begitu saja. Bayang-bayang rasa bersalah terus menghantui sepanjang perjalanan. Hingga Jojo tiba di halte tempatnya turun.Seturunnya dari bis, Joj

  • Cinta vs Pelet   Foto USG

    Erika berdeham. Menahan malu dan amarah yang bergelut dalam pikirannya. Ia meraih rokok dari nakas dan segera menyalakannya. Setelah satu hisapan bisa terlepas, ia merasakan sedikit lega dan bisa mengembalikan keberanian bicara lagi."To the point aja, tujuan anda kesini ada apa?" tanya Erika ketus.Sari masih mempertahankan senyum tipis pada bibirnya. Menatap gadis yang berani menggoda suaminya lagi. Sambil mengangguk ia pun menjawab, "Iya, pertanyaan bagus. Saya cuma mau tanya, benar kamu mencintai Jojo dan kalian akan segera menikah?"Erika kembali tergelak sambil menghisap batang racun nikotin yang berada di jarinya. Senyum sengit ia lontarkan, seolah meledek."Hmmm… sepertinya Jojo suda

  • Cinta vs Pelet   Indekos Erika

    Entah, hari itu mengapa Sari sama sekali menurut perkataan Jojo yang meminta segera membuang amplop cokelat, bukti perselingkuhannya. Perlahan, ingatan Sari mundur. Jojo seperti membakar sesuatu di halaman belakang. Bodohnya lagi, ia tidak curiga. Rasa lelah membuatnya tak peduli. Mempercayai apa saja yang keluar dari bibir Jojo.Bahkan keesokan pun Sari tidak memperhatikan sampah yang ia buang keluar. Apakah ada amplop itu atau tidak. Penyesalan sangat menusuk. Ternyata Jojo begitu lihai bermain lidah dan hati. Begitu pun dirinya yang sangat bodoh dan mudah dibohongi.Ambar menceritakan semua tentang pertemuan hari itu perlahan. Lalu, ia pun mengeluarkan gawainya dari saku. Mencari foto dan video yang pernah suaminya kirim untuk di cetak. Menurut Ambar, sekarang waktu yang tepat untuk memberitahu Sari semuanya. Rasa kasi

  • Cinta vs Pelet   Emas Kawin Erika

    Sari mengejar Jojo keluar rumah yang sudah tidak terlihat. Ia menghentikan langkahnya saat menyadari air mata yang telah membasahi wajah. Bagaimana mungkin bisa keluar rumah untuk mengejar Jojo. Apa pantas menyelesaikan masalah di tempat umum, tanyanya dalam hati. Pikiran waras masih dapat mengontrol emosi.Sementara Ambar yang sedang menyapu di teras rumahnya, melihat wajah sembab Sari. Ia yakin telah terjadi sesuatu dengan tetangganya itu.Ambar bergegas membuka pintu pagar dengan sedikit berlari menghampiri rumah Sari. Sari yang menyadari kedatangan Ambar segera menghapus semua tanda kesedihan yang sebenarnya sudah tidak bisa ia tutupkan."Mbak, nggak apa-apa?" Ambar berjalan menghampiri Sari.S

DMCA.com Protection Status