Beranda / Romansa / Cinta vs Pelet / Sikap Aneh Jojo

Share

Sikap Aneh Jojo

Penulis: Swimbi D. A
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-06 13:00:00

"Hei… kamu belum tidur?" Dengan sigap Jojo menghampiri Sari, merangkul wanita itu sambil menutup pintu belakang. Ia mengajak istrinya melangkah ke arah kamar. Mengalihkan pemandangan halaman belakang yang masih menampilkan asap, bakaran kertas. 

"Kamu ngapain malam-malam di belakang?" tanya Sari penasaran. 

"Ng-nggak ngapa-ngapain. Hirup udara malam aja."

"Kok ada asap? Kamu bakar sesuatu?"

"Oh… aku ngerokok tadi. Baru selesai. Tidur, yuk?"

Jojo memeluk Sari sebelum wanita itu merebahkan tubuh di ranjang saat mereka tiba di kamar. Ia pun meninggalkan kecupan di kening istrinya. Dengan wajah bahagia, karena sikap manis Jojo, Sari pun menerima ciuman itu dan menuruti kala tubuhnya digiring ke ranjang. 

Jojo bergegas menutupi tubuh Sari dengan selimut saat istrinya mulai berbaring. Senyum Jojo mengembang, menatap sesaat wajah Sari yang tersenyum lebar. Ia pun segera membaringkan tubuh dan memejamkan mata, berpura-pura tertidur. Padahal semenjak beberapa menit lalu mengetahui isi dari amplop cokelat membuat hati Jojo tak tenang. 

Isi kepalanya dipenuhi tanya, siapa pengirim surat itu. Ia pun harus memperingati Erika agar berhati-hati dan mengurangi bepergian keluar bersama sementara waktu. Jojo mengintip dengan membuka perlahan sebelah matanya, memastikan apakah Sari telah tidur. 

Wajah wanita yang ia bohongi selama ini tampak begitu lelah, dengan cepat pun terlelap. Jojo memastikan bahwa istrinya benar-benar pulas, ia melambaikan satu tangannya di atas mata Sari yang terpejam. Tidak ada respon. Ia yakin wanita di sebelahnya itu telah menjemput mimpinya dalam tidur. 

Jojo segera bangkit dari ranjang, mengambil gawai di atas nakas dan mengendap-endap keluar kamar menuju sofa di ruang keluarga. Ia mencari kontak Erika, lalu mengirim pesan ke kekasih gelapnya itu. Jojo menceritakan apa yang ia temukan di balik amplop cokelat. 

[Sepertinya kita harus lebih berhati-hati, Hon. Sementara waktu, kita harus mengurangi berlibur di pulau ini. Aku khawatir akan banyak yang mengetahui hubungan kita, itu akan mengancam pekerjaanku. Aku harap kamu mau bersabar menanti hingga hari pernikahan kita tiba.]

[Percepat saja hari pernikahan kita kalau begitu. Jika kamu sudah menikah resmi bukankah kantor tidak mempermasalahkan pegawainya yang memiliki istri lebih dari satu?]

[Tidak semudah itu. Untuk mencapai pernikahan kita pun, butuh proses dan aku harus mencari alasan 'kan? Agar Sari tidak curiga.]

Erika menggeleng membaca pesan singkat Jojo. Ia tidak sabar, sampai kapan harus selalu berhati-hati. Pikirnya, Jojo masih merasa takut Sari mengetahui hubungan mereka yang menandakan pelet dari Emak tidak bekerja seperti yang Erika harapkan. 

Erika yang tampak kesal, membanting gawainya ke ranjang. Membiarkan beberapa pesan masuk dari Jojo yang terus berdering, merayu. Ia mengambil rokok dan menyalakan api di ujungnya. Lalu, duduk di sofa sambil menikmati setiap kepulan asap yang diembuskan. 

Sementara Jojo merebahkan kepalanya di sofa yang mulai terasa pusing. Ia paham betul kekasihnya sekarang sedang marah karena pesan yang tidak terbalas. Jojo mencoba memanggil Erika melalui panggilan telepon, tidak ada jawaban. Erika hanya melirik gawai yang bergetar di ranjang. Lalu mengabaikannya. 

Gadis itu bangkit dari sofa menuju balkon indekos yang menampilkan pemandangan malam yang sunyi. Beberapa kamar tampak sepi karena sebagian temannya bekerja malam di club. Erika hanya bisa menikmati setiap isapan dan embusan dari rokok yang menemaninya sekarang. 

"Brengsek tuh cewek! Lihat aja, gue bakal segera nikah sama Jojo dan lu, ya, lu, tersingkirkan!" kecam Erika. Matanya melotot menatap langit sambil menunjuk ke arah depan. Ia membayangkan bahwa Sari ada di depannya. 

***

"Ndok, bagi wifi sebentar," ucap Jojo. 

"Itu hape aku di atas bufet, Mas. Tumben kamu minta wifi?" jawab Sari sambil menyiapkan sarapan. 

"Iya, aku lupa beli pulsa." Jojo berjalan menghampiri bufet, tempat gawai Sari terletak. Lalu ia membukanya dan mengecek jumlah pulsa Sari yang masih banyak. "Ndok, aku minta pulsa, ya?"

"Iya, transfer saja." Sari tersenyum sesaat sambil menoleh ke arah suaminya yang duduk di meja makan. 

Jojo mengecek saldo tabungannya yang menipis, ia hanya menggeleng tanpa bisa protes. Semua ia lakukan untuk Erika, pikirnya. Sari telah selesai menyiapkan sarapan dan mereka pun mulai menyantap makanan. Setelah selesai, keduanya mulai bersiap untuk berangkat kerja. 

"Ndok, aku lembur hari ini. Kamu lembur nggak?"

"Nggak kayaknya, Mas. Duh… aku lupa bilang ke kamu. Tapi, Senin depan aku ke Makassar, Mas. Tiga hari."

"Oh, oke. Nggak apa-apa kok."

"Ini rapikan dong, Mas, kerahnya." Sari menghampiri Jojo sambil merapikan kerah baju suaminya. "Yuk, berangkat?"

"Oh, ya, Ndok. Kamu ada uang tunai, nggak?" Sari menghentikan langkahnya dan menengok ke sumber suara. 

"Ada. Kenapa, Mas?"

"Aku pinjam dulu. Aku belum tarik uang dari ATM buat makan siang sama malam."

"Oh…" Sari segera mengambil dompetnya dari dalam tas dan mengeluarkan uang pecahan seratus ribu dua lembar ke suaminya. "Cukup?"

"Lima ratus nggak ada, Ndok?" Sari mengangkat satu alisnya. "Eh, kalau nggak ada nggak apa-apa, Sayang. Aku tuh belum sempat ke ATM jadi butuh buat pegangan sampai besok gitu maksudnya. Nanti aku transfer ke kamu uangnya, ya? Untuk ganti."

"Astaga… sama istri masa mesti ganti, Mas? Aku ada kok, lima ratus. Ini." Sari mengulurkan lagi pecahan seratus ribu itu dengan senyuman penuh kepercayaan kepada suaminya. Segera Jojo terima uluran tangan Sari yang ikhlas. Tawanya mengembang tanpa terlihat rasa malu yang sudah mulai memoroti istrinya sendiri. 

"Eh, tapi kamu ada buat pegangan?" tanya Jojo basa-basi. 

"Ada. Ya udah ayo berangkat, takut ketinggalan bis, nih."

Jojo pun mengekori istrinya berjalan keluar dan mereka jalan bareng hingga ke halte. Saat tiba di halte, ada Roni yang lebih dulu di sana. Ia memperhatikan Sari, menatap matanya. Roni mencari tahu, apakah ada bekas sembab di mata wanita itu, tetapi ia tidak menemukannya. Hatinya bertanya, apa Sari telah membuka amplop itu, atau belum. 

Smentara Jojo yang tak sengaja menangkap tatapan Roni menjadi curiga. Ia balik menatap Roni penuh tanya. Hatinya pun berbisik bahwa amplop cokelat itu perbuatan Roni.

Memang selama ini hanya Roni yang Jojo ketahui telah mengetahui kebusukannya. Jadi, siapa lagi yang akan mengirim bukti ke rumahnya jika bukan Roni.  

"Mas, aku duluan, ya?" Sari mencium takzim punggung tangan Jojo saat melihat dari kejauhan bis jemputannya. 

"Hati-hati."

Roni kembali memperhatikan sepasang suami-istri di depannya itu. Ia yakin, tidak ada hal buruk terjadi dengan mereka. Sari belum mengetahui perselingkuhan suaminya. Jika sudah, tidak mungkin hubungan mereka masih terlihat baik-baik saja. 

Roni membuka gawai, mengirim pesan ke Ambar. Ia mempertanyakan tentang amplop cokelat yang Ambar masukkan ke rumah Jojo. Ambar kembali menjelaskan dan meyakinkan Roni bahwa sudah pasti jika Sari yang masuk lebih dulu akan menemukan amplop itu karena ia memasukkannya melalui celah bawah pintu. 

"Lu pelakunya? Mau coba-coba bongkar?" ucap Jojo sedikit berbisik.

Lelaki itu yang tadi berdiri di depan Roni kini telah berada di belakangnya. Diam-diam membaca apa yang baru saja Roni bicarakan dengan Ambar melalui percakapan pesan. 

Jojo tersenyum sinis menatap Roni yang segera menutup gawainya. Ia berdecak sambil meninggalkan Roni saat melihat bis jemputan mereka tiba. Roni pun berdiri, tepat di belakang Jojo menanti antrian naik ke bis. 

"Namanya bangke, mau ditutupin gimana juga bakal kecium baunya," bisik Roni. 

"Bukan urusan lu. Urus aja rumah tangga baru lu. Nggak usah ikut campur dan jangan sok suci."

Roni hanya menggeleng mendengar jawaban Jojo yang menurutnya sangat aneh. Ia memilih tidak melanjutkan menasehati temannya. Khawatir menimbulkan kebencian yang bertambah di hati Jojo karena terlihat dari sorot mata lelaki itu, sangat marah. Roni berpikir, ia yang harus mengalah saat ini. Meski hatinya tak tega dengan kondisi Sari jika mengetahui hubungan gelap Jojo. 

***

Setibanya Sari di rumah, seperti biasa ia membereskan rumah setelah mengganti pakaian. Sari pun beristirahat sejenak di atas sofa sambil menonton televisi yang tengah menayangkan berita. Sebuah pesan masuk, dari seorang teman Sari yang bertanya apakah ia telah transfer uang pembayaran arisan bulan ini. Sari pun yang menyadari segera membuka mobile banking dan segera melakukan transaksi. 

Setelah selesai, ia membuka transaksi tujuh hari terakhir, betapa terkejutnya Sari saat melihat ada transaksi transfer dana ke rekening Jojo tadi pagi dan dua hari lalu yang berjumlah dua juta rupiah. Ia mengerutkan dahi. 

"Loh, kok, Mas Jojo nggak bilang kalau transfer uang ke rekeningnya?"

Ia terdiam sejenak dan mengingat kejadian beberapa hari belakangan tentang sikap Jojo yang aneh. Bahkan kejadian tadi pagi, saat Jojo minta wifi, pulsa, hingga uang makan. Sari menggigit jarinya tanpa sadar karena bengong memikirkan sikap aneh suaminya. 

Bersambung….

Bab terkait

  • Cinta vs Pelet   Pertengkaran

    "Hei, hei… dengar aku, Sayang. Sari akan pergi ke Makassar minggu depan. Kamu bisa tinggal di rumah dinasku sementara, gimana?""Kenapa harus sembunyi-sembunyi? Aku sudah bilang sama kamu, Mas. Aku mau kita segera menikah. Mumpung dia tidak disini, mengapa kita tidak menikah saja minggu depan? Jadi, aku bisa kamu bawa pulang ke rumah dinas."Erika tampak mondar-mandir sambil berbicara. Saat Jojo mendekat dan mulai merayunya, ia kembali menghindar. Bahkan sentuhan Jojo pun ditepis."Mana mungkin bisa?" tanya Jojo."Bisa. Besok aku ke KUA dan urus semuanya. Kamu terima beres.""Bukan itu maksud aku, Honey. Duitnya udah nggak ada. Aku nggak

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-06
  • Cinta vs Pelet   Izin Menikah

    "Berangkat gelap, pulang pun hari sudah gelap. Kamu itu kerja atau kemana?"Sari menghentikan langkah kaki. Baru saja ia membuka pintu dan ingin mengucap salam. Namun, Jojo telah lebih dulu membuatnya terkejut dengan ucapannya. Lelaki itu duduk di sofa sambil bersedekap. Perlahan berdiri menghampiri istrinya yang terpaku di depan pintu.Sari tidak paham dengan ucapan Jojo tadi. Ia hanya diam menatap suaminya dalam, penuh tanya. Mengapa sikap Jojo terus memojokkannya. Seolah semua yang ia lakukan salah."Apa kecurigaanku benar tentang balas dendammu, ya? ucap Jojo lagi."Mas, kamu kenapa sih? Jangan ngaco, deh.""Ngaco? Kamu yang mulai ngac

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-10
  • Cinta vs Pelet   Emas Kawin Erika

    Sari mengejar Jojo keluar rumah yang sudah tidak terlihat. Ia menghentikan langkahnya saat menyadari air mata yang telah membasahi wajah. Bagaimana mungkin bisa keluar rumah untuk mengejar Jojo. Apa pantas menyelesaikan masalah di tempat umum, tanyanya dalam hati. Pikiran waras masih dapat mengontrol emosi.Sementara Ambar yang sedang menyapu di teras rumahnya, melihat wajah sembab Sari. Ia yakin telah terjadi sesuatu dengan tetangganya itu.Ambar bergegas membuka pintu pagar dengan sedikit berlari menghampiri rumah Sari. Sari yang menyadari kedatangan Ambar segera menghapus semua tanda kesedihan yang sebenarnya sudah tidak bisa ia tutupkan."Mbak, nggak apa-apa?" Ambar berjalan menghampiri Sari.S

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-11
  • Cinta vs Pelet   Indekos Erika

    Entah, hari itu mengapa Sari sama sekali menurut perkataan Jojo yang meminta segera membuang amplop cokelat, bukti perselingkuhannya. Perlahan, ingatan Sari mundur. Jojo seperti membakar sesuatu di halaman belakang. Bodohnya lagi, ia tidak curiga. Rasa lelah membuatnya tak peduli. Mempercayai apa saja yang keluar dari bibir Jojo.Bahkan keesokan pun Sari tidak memperhatikan sampah yang ia buang keluar. Apakah ada amplop itu atau tidak. Penyesalan sangat menusuk. Ternyata Jojo begitu lihai bermain lidah dan hati. Begitu pun dirinya yang sangat bodoh dan mudah dibohongi.Ambar menceritakan semua tentang pertemuan hari itu perlahan. Lalu, ia pun mengeluarkan gawainya dari saku. Mencari foto dan video yang pernah suaminya kirim untuk di cetak. Menurut Ambar, sekarang waktu yang tepat untuk memberitahu Sari semuanya. Rasa kasi

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-12
  • Cinta vs Pelet   Foto USG

    Erika berdeham. Menahan malu dan amarah yang bergelut dalam pikirannya. Ia meraih rokok dari nakas dan segera menyalakannya. Setelah satu hisapan bisa terlepas, ia merasakan sedikit lega dan bisa mengembalikan keberanian bicara lagi."To the point aja, tujuan anda kesini ada apa?" tanya Erika ketus.Sari masih mempertahankan senyum tipis pada bibirnya. Menatap gadis yang berani menggoda suaminya lagi. Sambil mengangguk ia pun menjawab, "Iya, pertanyaan bagus. Saya cuma mau tanya, benar kamu mencintai Jojo dan kalian akan segera menikah?"Erika kembali tergelak sambil menghisap batang racun nikotin yang berada di jarinya. Senyum sengit ia lontarkan, seolah meledek."Hmmm… sepertinya Jojo suda

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-13
  • Cinta vs Pelet   Sari Sadar Kelicikan Erika

    Beberapa pesan singkat Erika masuk ke gawia Jojo, tetapi tak satupun yang dibalas. Jojo hanya melihatnya sebentar, lalu kembali ia masukan gawai ke dalam saku.Selama dalam perjalanan pulang, Jojo terdiam. Suara bising obrolan rekan-rekannya tak terdengar, seolah sunyi. Tanpa ada suara apapun. Pikirannya melayang, teringat bayang-bayang foto USG yang Sari kirimkan tadi siang. Bagaimana nasib bayi itu ketika lahir, pikirnya.Bagaimanapun juga janin itu adalah darah dagingnya. Ada rasa sedih dalam hati, memikirkan jika calon anaknya nanti membencinya karena tahu ia telah mengkhianati Sari dan menyia-nyiakan mereka begitu saja. Bayang-bayang rasa bersalah terus menghantui sepanjang perjalanan. Hingga Jojo tiba di halte tempatnya turun.Seturunnya dari bis, Joj

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-14
  • Cinta vs Pelet   Penyesalan Jojo

    Dering gawai mengejutkan Sari yang tengah berpikir. Panggilan masuk datang dari orang tuanya di Jakarta. Ia segera mengangkat. Setelah saling menanyakan kabar, Sari memberikan kabar baik tentang tubuhnya yang telah berbadan dua tanpa memberitahu masalah yang sedang terjadi.Senyum mengembang dari wajah kedua orang tuanya, mendengar kabar itu. Sari pun ikut bahagia melihatnya.[Terus, sekarang Mas Jojo mana, Ndok?][Belum pulang, Ma. Lembur.][Kalau begitu kamu jangan capek-capek, ya. Jangan sering lembur juga.][Aku hari ini mengundurkan diri, Ma.][Lho, kenapa?]

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-15
  • Cinta vs Pelet   Ruqyah Pertama

    Sebuah taksi online telah tiba di depan rumah Sari. Ia dan Jojo segera menghampiri taksi itu. Mereka pun segera menuju tempat sesuai dengan lokasi yang Sari pesan.Baru masuk ke dalam mobil beberapa menit, rasa kantuk pada mata Jojo tak tertahan. Sari memang sengaja memberi Jojo obat demam setelah sarapan. Obat yang mengandung efek ngantuk. Karena agar Jojo tidak curiga mereka akan berobat kemana.Ya, Sari mengambil kesempatan demam Jojo untuk alasan membawanya ke klinik. Padahal mereka menuju rumah ruqyah yang telah disarankan Ambar. Perjalanan pun lumayan lama, jadi Jojo harus tertidur, pikir Sari. Agar suaminya tidak banyak bertanya.Setelah menempuh perjalanan hampir lima puluh menit, mereka pun tiba di sebuah tempat. Sari membangunkan Jojo. Lelaki itu

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-18

Bab terbaru

  • Cinta vs Pelet   Emak Marah

    Emak berjalan ke arah pintu. Tak peduli dengan tanya Erika. Ia meminta gadis itu keluar dari dalam rumahnya. Tatapan mata wanita tua itu sinis. Erika semakin tak paham. Ia sempat kekeh duduk di bangku rumah wanita tua itu. Hingga Emak benar-benar marah dan berteriak mengusirnya.Erika bangkit dari bangku dengan banyak tanya yang berkeliaran di kepalanya. Ia menatap balik Emak saat berpapasan di depan pintu dengan wanita tua itu. Wajahnya sempat mengiba, meminta pertolongan. Namun, Emak tak peduli. Ia segera menutup pintu saat Erika sudah berada satu langkah dari dalam rumahnya.Erika tak tahu harus berbuat apa dan bagaimana. Ia berjalan kaki tanpa tahu arah. Pikirannya semakin kacau. Ia tak habis pikir, semua perjuangannya sia-sia. Cinta tulus yang ia berikan ke Jojo kandas dengan cara seperti ini. Padahal semua hampir ia

  • Cinta vs Pelet   Jojo Menemui Erika

    Setibanya Ambar di depan rumah Sari, ia melihat pintu pagar yang terbuka serta pintu rumahnya. Perasaan Ambar semakin tidak enak. Ia berlari masuk sambil memanggil nama Sari berulang. Saat ia memasuki ruang keluarga, Ambar mendapati Sari yang sudah terkulai di lantai tak berdaya. Wajahnya pucat pasi dengan keringat bercucuran."Ya ampun, Mbak. Kenapa?" Sari sudah tidak sanggup untuk berkata-kata.Seluruh tubuhnya terasa sangat lemas. Ia hanya mengeluarkan air mata, memandang Ambar penuh harapan. Meminta pertolongan."Tunggu sebentar, ya?"Ambar berlari keluar rumah, mencari orang dan meminta pertolongan. Tak lama beberapa warga datang dan membantu Ambar mengangkat Sari ke mobil tetangganya. Mereka

  • Cinta vs Pelet   Erika Melabrak Sari

    [Kamu kemana aja, sih? Susah banget dihubungi?][Jo! Aku serius tanya. Jawab!][Astaga! Kamu benar-benar mau membatalkan pernikahan kita karena wanita itu? Mana janjimu?]Pesan tak henti berbunyi sejak tadi pagi. Tak satupun sudah terbaca. Ya, karena tadi Jojo tidak membawa gawai saat ruqyah. Benda pipih itu tertinggal di nakas. Erika tak henti mengirim pesan singkat serta panggilan telepon. Ia yang baru sadar dari minuman alkohol tadi pagi, segera meneror kekasihnya itu.Namun, Erika tak ingat bahwa Jojo semalam sakit. Ia berpikir bahwa Jojo meninggalkannya semalam tanpa sebab.Sari membaca semua pesan masuk dari Erika. Lalu, ia menghapus semua

  • Cinta vs Pelet   Ruqyah Pertama

    Sebuah taksi online telah tiba di depan rumah Sari. Ia dan Jojo segera menghampiri taksi itu. Mereka pun segera menuju tempat sesuai dengan lokasi yang Sari pesan.Baru masuk ke dalam mobil beberapa menit, rasa kantuk pada mata Jojo tak tertahan. Sari memang sengaja memberi Jojo obat demam setelah sarapan. Obat yang mengandung efek ngantuk. Karena agar Jojo tidak curiga mereka akan berobat kemana.Ya, Sari mengambil kesempatan demam Jojo untuk alasan membawanya ke klinik. Padahal mereka menuju rumah ruqyah yang telah disarankan Ambar. Perjalanan pun lumayan lama, jadi Jojo harus tertidur, pikir Sari. Agar suaminya tidak banyak bertanya.Setelah menempuh perjalanan hampir lima puluh menit, mereka pun tiba di sebuah tempat. Sari membangunkan Jojo. Lelaki itu

  • Cinta vs Pelet   Penyesalan Jojo

    Dering gawai mengejutkan Sari yang tengah berpikir. Panggilan masuk datang dari orang tuanya di Jakarta. Ia segera mengangkat. Setelah saling menanyakan kabar, Sari memberikan kabar baik tentang tubuhnya yang telah berbadan dua tanpa memberitahu masalah yang sedang terjadi.Senyum mengembang dari wajah kedua orang tuanya, mendengar kabar itu. Sari pun ikut bahagia melihatnya.[Terus, sekarang Mas Jojo mana, Ndok?][Belum pulang, Ma. Lembur.][Kalau begitu kamu jangan capek-capek, ya. Jangan sering lembur juga.][Aku hari ini mengundurkan diri, Ma.][Lho, kenapa?]

  • Cinta vs Pelet   Sari Sadar Kelicikan Erika

    Beberapa pesan singkat Erika masuk ke gawia Jojo, tetapi tak satupun yang dibalas. Jojo hanya melihatnya sebentar, lalu kembali ia masukan gawai ke dalam saku.Selama dalam perjalanan pulang, Jojo terdiam. Suara bising obrolan rekan-rekannya tak terdengar, seolah sunyi. Tanpa ada suara apapun. Pikirannya melayang, teringat bayang-bayang foto USG yang Sari kirimkan tadi siang. Bagaimana nasib bayi itu ketika lahir, pikirnya.Bagaimanapun juga janin itu adalah darah dagingnya. Ada rasa sedih dalam hati, memikirkan jika calon anaknya nanti membencinya karena tahu ia telah mengkhianati Sari dan menyia-nyiakan mereka begitu saja. Bayang-bayang rasa bersalah terus menghantui sepanjang perjalanan. Hingga Jojo tiba di halte tempatnya turun.Seturunnya dari bis, Joj

  • Cinta vs Pelet   Foto USG

    Erika berdeham. Menahan malu dan amarah yang bergelut dalam pikirannya. Ia meraih rokok dari nakas dan segera menyalakannya. Setelah satu hisapan bisa terlepas, ia merasakan sedikit lega dan bisa mengembalikan keberanian bicara lagi."To the point aja, tujuan anda kesini ada apa?" tanya Erika ketus.Sari masih mempertahankan senyum tipis pada bibirnya. Menatap gadis yang berani menggoda suaminya lagi. Sambil mengangguk ia pun menjawab, "Iya, pertanyaan bagus. Saya cuma mau tanya, benar kamu mencintai Jojo dan kalian akan segera menikah?"Erika kembali tergelak sambil menghisap batang racun nikotin yang berada di jarinya. Senyum sengit ia lontarkan, seolah meledek."Hmmm… sepertinya Jojo suda

  • Cinta vs Pelet   Indekos Erika

    Entah, hari itu mengapa Sari sama sekali menurut perkataan Jojo yang meminta segera membuang amplop cokelat, bukti perselingkuhannya. Perlahan, ingatan Sari mundur. Jojo seperti membakar sesuatu di halaman belakang. Bodohnya lagi, ia tidak curiga. Rasa lelah membuatnya tak peduli. Mempercayai apa saja yang keluar dari bibir Jojo.Bahkan keesokan pun Sari tidak memperhatikan sampah yang ia buang keluar. Apakah ada amplop itu atau tidak. Penyesalan sangat menusuk. Ternyata Jojo begitu lihai bermain lidah dan hati. Begitu pun dirinya yang sangat bodoh dan mudah dibohongi.Ambar menceritakan semua tentang pertemuan hari itu perlahan. Lalu, ia pun mengeluarkan gawainya dari saku. Mencari foto dan video yang pernah suaminya kirim untuk di cetak. Menurut Ambar, sekarang waktu yang tepat untuk memberitahu Sari semuanya. Rasa kasi

  • Cinta vs Pelet   Emas Kawin Erika

    Sari mengejar Jojo keluar rumah yang sudah tidak terlihat. Ia menghentikan langkahnya saat menyadari air mata yang telah membasahi wajah. Bagaimana mungkin bisa keluar rumah untuk mengejar Jojo. Apa pantas menyelesaikan masalah di tempat umum, tanyanya dalam hati. Pikiran waras masih dapat mengontrol emosi.Sementara Ambar yang sedang menyapu di teras rumahnya, melihat wajah sembab Sari. Ia yakin telah terjadi sesuatu dengan tetangganya itu.Ambar bergegas membuka pintu pagar dengan sedikit berlari menghampiri rumah Sari. Sari yang menyadari kedatangan Ambar segera menghapus semua tanda kesedihan yang sebenarnya sudah tidak bisa ia tutupkan."Mbak, nggak apa-apa?" Ambar berjalan menghampiri Sari.S

DMCA.com Protection Status