Bayi 5 Miliar sang Presdir

Bayi 5 Miliar sang Presdir

Oleh:  Poepoe  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
25Bab
66Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Demi melunasi utang keluarganya dan biaya operasi sang ibu, Kirana terpaksa menjadi istri kedua dalam pernikahan kontrak dengan Thomas Adijaya, seorang CEO perusahaan entertainment ternama. Kirana akan diberikan lima miliar, tetapi ia juga harus memberikan keturunan bagi keluarga tersebut secepatnya. Hanya saja, Kirana tak menyangka bahwa pekerjaan ini begitu susah. Siapa sangka cinta tumbuh tanpa disadari? image by freepik

Lihat lebih banyak
Bayi 5 Miliar sang Presdir Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
25 Bab

1. Malam Pertama

“Kita harus melakukannya malam ini.”Seketika Kirana tercekat mendengar ucapan pria di hadapannya itu. Maksudnya, hubungan suami-istri? Dadanya terasa mau meledak."I--itu...""Kamu lupa tujuan pernikahan ini?” Thomas mendengus heran sambil menaikkan satu alis tebalnya. “Tidak, Tuan. Itu bagian dari kontrak. Jadi, saya harus siap melaksanakannya,” balas Kirana cepat.Ya, semua demi 5 miliar. Kirana bersedia menerima penawaran gila ini dari ibu Thomas karena terdesak utang yang dibuat oleh adik laki-lakinya.Juga, demi pengobatan kanker tulang untuk sang ibu.Kalau tidak, Kirana jelas tak mau jadi yang kedua dari pria ini.“Baguslah,” balas Thomas acuh, membuka kancing baju tidurnya satu per satu.Kedua bola mata Kirana membulat.Secepat inikah? Lantas, apa yang harus dia lakukan? Membuka bajunya sendiri atau bagaimana?!Astaga, dia merasa bodoh soal ini, hingga malah mematung begitu saja melihat Thomas mulai menanggalkan pakaiannya.Pria itu berdecak heran. “Kenapa kamu masih bengo
Baca selengkapnya

2. Jangan Berharap Lebih

Setiap kata yang keluar dari Vivian, menusuk hati Kirana.Walau dia sudah mengira jika istri pertama Thomas itu tidak menerima dirinya sebagai istri kedua, rasanya Kirana tetap saja sakit hati.Dia bahkan ingin berteriak, mengapa hanya dia yang disalahkan?Apa karena dia menerima 5 miliar? Tapi apakah itu salah setelah dia menggadaikan hidup dan harga diri?Itu bahkan tak sepadan!Jika bukan demi keluarganya....“Paham?” sentak Vivian menyadarkan Kirana dari lamunan.Gadis itu sontak mengangguk. “Paham, Nyonya.”Tak ada lagi yang bisa dia lakukan, bukan? “Astaga, sekarang saja aku sudah mual melihatmu,” ucap Vivian lagi, "Ingat! Mama mertuaku mungkin menginginkanmu, tapi jangan pernah bermimpi lebih. Asal kamu tahu, keturunan tidaklah penting untukku kalau bukan karena reputasi keluarga ini.” Lagi, Kirana hanya bisa tertunduk. Dia tidak menyangka hari-hari pertamanya di kediaman Adijaya dimulai dengan ancaman langsung dari istri pertama Thomas.“Saya tahu posisi saya, Nyonya Vivian
Baca selengkapnya

3. Salah Paham

“Ambilah. Aku tahu hidupmu sulit,” tukas Melinda ketika mereka ada di ruang baca kemarin, sesaat setelah Thomas pergi. “Pergunakan uang itu sebaik-baiknya. Tapi ingat, jangan pernah coba kabur dari rumah ini.”Kirana mengangguk. Perlahan tangannya meraih selembar cek yang dijulurkan Melinda.Ditatapnya selembar cek di tangannya, hatinya campur aduk antara lega dan juga kesal.Lima ratus juta rupiah. Mata Kirana mengerjap-ngerjap memandangi nominalnya. Jumlahnya bahkan lebih banyak dari yang dimintanya.Akhirnya, Melinda memberikan cek itu meskipun Kirana belum memenuhi salah satu syarat dari perjanjian kontrak pernikahan tersebut—yaitu hamil.“Terima kasih, Nyonya…” Kirana tidak kuasa untuk menangis. “Saya…saya benar-benar membutuhkan uang ini…”Melinda hanya tersenyum tipis menanggapinya.Sejenak, Kirana merasa ada sesuatu yang tulus dari tatapan ibu mertuanya itu. Namun, Kirana sebaiknya tidak terlalu banyak berasumsi. Hubungan mereka hanyalah bisnis yang disamarkan dengan ikatan pe
Baca selengkapnya

4. Perasaan Terpendam

“Tuan Thomas! Hentikan! Dia adikku!” Kirana memekik panik.Mendengarnya, pewaris Adijaya itu langsung melepaskan genggamannya di kerah baju Romi.Namun, tatapan penuh amarah yang dia layangkan pada Romi tetap tidak berubah.“Astaga, suami Mbak benar-benar gila!” Romi merengut sambil mengelus pipinya yang membiru. Pukulan Thomas seperti batu yang menghantam rahangnya.“Benar dia adikmu?” tanya Thomas, masih tidak percaya pada Kirana.“Iya, Tuan. Namanya Romi. Dia…dia ke sini untuk menjengukku,” balas Kirana cepat.“Tuan? Kenapa Mbak manggil dia Tuan? Dia kan suami, Mbak?” Romi melirik Thomas dengan penuh kebencian.Meski miskin, bukankah suami kakaknya itu harus tetap menghormatinya? Pikir Romi.Di sisi lain, mata Kirana melotot. Diberikannya peringatan pada Romi untuk diam.“Ya sudah, aku pergi dulu, Mbak.” Romi masih menatap suami kakaknya dengan sinis.“Sampaikan salamku untuk ibu dan bude,” ujar Kirana, melepas kepergian Romi.“Kamu pikir aku percaya begitu saja kalau dia adikmu?”
Baca selengkapnya

5. Berlibur

“Mama enggak sedang bercanda kan?” Thomas terdengar begitu syok.“Bercanda? Untuk apa Mama bercanda Thomas?!” balas Melinda dari seberang sana. “Buat apa kamu melanjutkan pernikahan kontrak itu kalau Kirana enggak bisa hamil secepatnya. Ingat, pernikahan ini terjadi demi melahirkan keturunan bagi keluarga kita, Thomas.”“Ya, ya, aku tahu, Ma…” Thomas mengusap punggung lehernya dengan gelisah.“Oh, iya. Supaya cepat hamil, usahakan kalian melakukannya di masa subur Kirana. Kalau kamu memang enggak terlalu bernafsu sama dia, sebaiknya kamu belikan saja dia lingerie yang seksi!” “Lingerie?” Kening Thomas mengernyit.“Iya, Thomas. Pokoknya kalau dia belum hamil juga, kamu harus ceraikan dia dan menikah lagi!”“Ma–”Tut!Belum sempat Thomas membalas ucapan Melinda, wanita itu sudah memutus sambungan teleponnya.Kini kata lingerie menyusup ke dalam benak Thomas. Entah kenapa dia jadi memikirkan saran ibunya.“Lingerie? Aku pasti sudah gila,” Thomas menggelengkan kepalanya. Namun, perkataan
Baca selengkapnya

6. Gila

Sebulan sudah Kirana resmi menjadi istri kedua Thomas Adijaya. Namun, dirinya tidak kunjung hamil juga.“Kamu tidak boleh keluar kali ini, setidaknya sampai dirimu hamil. Ingat, prioritasmu adalah melahirkan anak untuk kami,” tegas Melinda, “Kalau kamu gagal hamil, maka kembalikan cek lima ratus juta itu.”Raut wajah Melinda nampak kesal saat mengucapkannya. Sebenarnya, dia tidak terlalu mempermasalahkan Kirana yang belum hamil. Toh, masih ada waktu. Hanya saja, Melinda tak sengaja melihat Vivian melempar beberapa baju kotor miliknya pada Kirana–menyuruh Kirana untuk mencucinya.Istri pertama Thomas itu bilang, jangan-jangan Kirana juga mandul, sama seperti dirinya, lalu Vivian tertawa!Mendengar hal itu, Melinda merasa dia ikut ditertawakan karena ide pernikahan kontrak Kirana dan Thomas berasal dirinya!Jadi, ia pun nampak senewen dan semakin mengekang Kirana yang tidak bisa berbuat apa-apa.Tok, tok, tok!Tiba-tiba, terdengar ketukan di pintu kamarnya. Kirana terkejut dan segera b
Baca selengkapnya

7. Lingerie

Seharusnya kalimat itu yang meluncur dari mulutnya yang kaku. Tetapi sayangnya, kalimat itu hanya menggantung di benaknya. Atau mungkin dia akan membiarkannya terus mengendap selamanya?“Apa Tuan?” tanya Kirana, terheran.Thomas melepaskan lengan Kirana agak kasar. “Sebenarnya…aku enggak bermaksud menyakiti hatimu. Maafkan aku. Pernikahan ini sungguh mendadak."Kirana mengangguk pelan, lalu kembali menyeret kopernya ke dalam kamar.Ya, siapapun tidak akan menerima pernikahan mendadak seperti ini. Apalagi, untuk Thomas, kan?Pria itu jelas merasa menurunkan standar untuk bersamanya. Diam-diam Kirana merasakan hatinya kembali sakit.Di sisi lain, Thomas memutar tubuhnya, menghela napas lega membiarkan jantungnya kembali berdetak normal.Malam kian larut.Thomas dan Kirana sibuk dengan kegiatannya masing-masing.Setelah makan malam, Kirana menghabiskan waktu di kamar, sementara Thomas mengganti-ganti saluran televisi.Diliriknya jam yang menempel di dinding. Sudah pukul setengah sepuluh
Baca selengkapnya

8. Badai

“Huh!” Vivian mendengus sinis saat menatap layar ponselnya.Membaca pesan dari Thomas yang memberi tahu dirinya bahwa dia tidak pulang malam ini, membuatnya langsung tahu jika suaminya itu sedang bersama wanita sialan bernama Kirana itu.Dalam kesendirian, Vivian menyesap wine di kamarnya, berusaha menghempaskan pikiran suaminya sedang bergumul dengan wanita itu.“Tenang, Vivian,” ucapnya pada diri sendiri. “Setelah wanita sialan itu melahirkan, maka hidupmu akan tambah sempurna.”Ya, tiga tahun pernikahannya dengan Thomas, orang-orang di luar sana selalu menanyakan kapan dirinya hamil.Terus terang, pertanyaan itu membuatnya tertekan. Gosip bahwa dirinya mandul pun mulai tersebar–yang pada akhirnya menjadi kenyataan.Meski kesal, tapi Melinda sudah mempersiapkan semuanya. Vivian akan memakai semacam perut palsu yang bahkan sudah Melinda pesan dari Amerika. Lalu menjelang Kirana melahirkan, Vivian akan pergi ke Singapura dan pura-pura melahirkan di sana.Wanita itu tersenyum tipis. Di
Baca selengkapnya

9. Amarah

‘Thomas! Berani-beraninya dia membohongiku!’ Amarah Vivian membludak seiring dengan langkahnya yang panjang.Brak!Pintu ruangan Thomas membuka keras. Dari balik meja, pria itu mendongak terkejut, mendapati Vivian yang menatapnya tajam.Thomas sama sekali tidak menyadari bakal ada badai yang hendak menerjang dirinya.“Thomas,” Vivian menggeram sambil bergerak ke arah suaminya.Thomas semakin menyadari bahwa sorot mata Vivian nampak diliputi amarah. “Apa yang terjadi, Sayang? Kenapa kamu terlihat marah seperti ini?” tanya Thomas bingung.Bagian bawah tas kulit milik Vivian menghentak permuk
Baca selengkapnya

10. Kejadian di Kolam Renang

“Nyo-Nyonya??” Suara Kirana tersendat. Dia benar-benar syok dengan tamparan itu. “Saya enggak pernah berpikiran seperti itu…”Kedua bola mata Vivian melebar, seakan hendak keluar dari rongga matanya.“Kamu mungkin bisa mengecoh orang lain, tapi tidak dengan diriku. Aku tahu siasatmu, Kirana. Kamu berlagak polos. Tapi aku tahu apa yang sebenarnya kamu incar. Kamu menginginkan Thomas dan kekayaannya. Iya kan? Dasar perempuan murahan! Aku yakin mama mertuaku pasti menyesal sudah memilihmu jadi istri kedua Thomas!”Apa yang dikatakan Vivian tidak sepenuhnya salah. Dia memang sudah jatuh cinta pada Thomas. Tapi dia bukan perempuan murahan. Setelah kontrak pernikahannya selesai, dia akan pergi dan melupakan Thomas.Tidak mungkin dia m
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status