Di malam acara kebersamaan perusahaan, Bellia mabuk dan salah masuk kamar, membuatnya tanpa sengaja tidur dengan Daniel, bosnya! Setelah terbangun, Bellia sadar dia telah melakukan kesalahan dan langsung kabur dari sana. Sejak saat itu, Bellia bersikap waspada dan hati-hati di depan Daniel dan tidak ingin Daniel sampai tahu soal kejadian malam itu. Namun, satu bulan kemudian Bellia hamil. Bellia semakin tidak ingin Daniel sampai tahu bahwa ia mengandung anaknya. Tepat saat Bellia ingin kabur, Daniel memeluk erat Bellia dan berkata, “Kamu berani membawa pergi anakku?” Follow akun instgram saya @aeris6104. Thank you ✿
View MoreMatahari masih belum terbit, tapi Bellia sudah sibuk menyiapkan sarapan di dapur. Jemari lentiknya begitu terampil menyiapkan bahan dan meracik bumbu masakan.Pagi ini Bellia ingin membuat sambal goreng tahu, tempe, dan kentang serta ayam goreng. Sejak kecil Bellia sudah terbiasa memperhatikan sang nenek yang sedang memasak, karena itu dia tidak merasa kesulitan saat memasak. Marvell pun selalu memuji jika masakan Bellia paling enak sedunia dan Bellia merasa sangat tersentuh ketika mendengarnya.Tepat pukul enam semua masakan Bellia sudah siap dihidangkan. Dia mengambil sebuah kotak makan yang berada di rak setelah itu mengisinya dengan nasi, sambel goreng tempe, dan ayam goreng. Tidak lupa dia menambahkan beberapa potong buah di dalamnya.Bellia tanpa sadar tersenyum ketika melihat bekal yang sudah dia siapkan untuk Daniel hari ini. Terhitung sudah tiga hari berturut-turut dia menyiapkan bekal untuk lelaki itu, padahal Daniel sudah melarangnya mengirim bekal karena tidak ingin merepo
Daniel, Bellia, dan Marvell tidak langsung pulang setelah makan siang. Mereka mampir ke sebuah toko buku dan mainan yang ada di pusat perbelanjaan untuk memenuhi permintaan Marvell.Marvell langsung berlari menuju rak buku khusus untuk anak-anak begitu memasuki toko. Kedua matanya yang mirip Daniel memancarkan binar penuh antusias. Tangannya yang mungil berusaha meraih buku yang berada di rak lumayan tinggi, membuat Bellia tersenyum ketika melihatnya."Marvell boleh pilih dua, Ma?" tanya Marvell terdengar polos.Bellia mengangguk sambil mengusap puncak kepala Marvell dengan gemas. "Boleh, Sayang.""Kalau tiga?" Marvell menatap Bellia dengan penuh harap, mencoba menguji batas kesabaran ibunya.Bellia tertawa kecil. "Jangan banyak-banyak ya, nanti bukunya tidak kebaca semua 'kan sayang."Marvell mengangguk patuh lalu memilih buku dengan penuh pertimbangan. Sedangkan Bellia malah menatap Daniel yang sedang duduk di kursi tunggu sambil memainkan ponselnya.Bellia sadar kalau Daniel lebih
Mata Bellia refleks mencari sosok yang dipanggil oleh Marvell. Ternyata Mahes berdiri di tempat yang berada tidak jauh dari mereka.Lelaki itu memakai kemeja putih dengan lengan yang tergulung rapi hingga sebatas siku. Rambutnya yang hitam tampak sedikit berantakan. Rahang yang biasanya halus kini ditumbuhi jambang tipis. Penampilan Mahes memang sederhana, tapi tetap terlihat tampan.Jujur saja Bellia tidak pernah menyangka akan bertemu dengan Mahes di tempat ini. Lelaki itu tidak pernah menghubunginya sejak mengungkapkan perasaan pada dirinya. Dia pun tidak pernah berusaha untuk menghubungi Mahes lebih dulu.Perasaan bersalah kembali menyelip di dalam diri Bellia, membuat dadanya terasa sedikit sesak untuk bernapas. Bellia sadar Mahes pasti kecewa sekaligus sakit hati pada dirinya karena dia tidak bisa membalas perasaan lelaki itu. Namun, Bellia tidak bisa membohongi perasaannya sendiri kalau bukan Mahes lelaki yang dia inginkan untuk mendampingi hidupnya. Bukan Mahes lelaki yang na
Marcedes Benz AMG G65 itu melaju sedikit kencang membelah jalanan yang ramai lancar. Daniel terlihat fokus mengendarai mobilnya sambil sesekali menimpali cerita Marvell yang duduk di kursi khusus untuk anak-anak di belakang.Bellia tanpa sadar tersenyum melihat interaksi di antara Marvell dan Daniel. Meski terlambat, Daniel berusaha keras menjadi sosok ayah yang baik untuk Marvell. Lelaki itu bahkan membeli kursi khusus untuk anak-anak tanpa sepengetahuan dirinya demi keselamatan Marvell.Perhatian sekali, 'kan?"Papa, Papa ....""Iya, Sayang?" Daniel melirik Marvell melalui kaca sepion yang ada di depan sekilas."Marvell tadi dapat bintang lima waktu pelajaran menggambar.""Benarkah?" Kedua mata Daniel terlihat berbinar. Dia merasa begitu bangga dengan putranya."Iya." Marvell mengangguk penuh semangat."Wah, selamat. Anak papa hebat sekali.""Terima kasih banyak, Pa. Apa Marvell akan mendapat hadiah?""Hadiah?" tanya Daniel tidak mengerti."Iya, Marvell ingin lego dan buku cerita ba
Bangunan mewah berlantai empat itu lebih pantas disebut mansion dari pada rumah. Sebuah air mancur dengan patung Dewi Yunani di bagian tengah semakin menambah kemewahan mansion tersebut. Lantainya terbuat dari marmer yang terlihat berkilau jika terkena cahaya lampu. Dindingnya dilapisi cat berwarna beige yang memberi kesan mewah sekaligus elegan.Beberapa pelayan terlihat sibuk dengan tugas mereka. Ada yang menyiapkan sarapan, membersihkan halaman, memotong rumput, dan membersihkan kolam renang.Seorang anak laki-laki berjalan dengan lesu menuruni tangga lalu duduk di meja makan. Di hadapannya sudah terasaji beraneka masakan, tapi tidak ada satu pun yang menggugah seleranya."Selamat pagi, Tuan Daniel. Anda mau susu?" Seorang pelayan mendekat, menawarkan segelas susu yang dijawab gelengan pelan oleh Daniel."Papa sama Mama di mana, Bik?"Pelayan tersebut melirik temannya sesama pelayan yang berdiri tidak jauh darinya, berkomunikasi lewat mata sebentar sebelum menjawab pertanyaan Danie
"Mas Daniel?!" Bellia bergeming di tempat, sepasang iris hezel miliknya terpaku pada lelaki yang seharian ini mengisi seluruh pikirannya.Waktu seolah-olah berhenti bergerak, dunia seolah-olah berhenti berputar. Suara di sekitarnya pun mendadak lenyap. Selama tiga puluh detik yang Bellia lakukan hanya diam memandangi Daniel yang sedang memeluk Marvell dengan erat.Beberapa menit yang lalu dia merasa sangat cemas lantaran Daniel tidak memberi kabar. Namun, lelaki itu tiba-tiba saja muncul di hadapannya seolah-olah tidak terjadi apa pun di antara mereka.Perasaan marah, sedih, sekaligus lega bercampur menjadi satu di dalam diri Bellia. Rasanya Bellia ingin sekali memarahi Daniel yang tidak memberinya kabar hingga membuat perasaannya tidak bisa bernapas dengan tenang. Namun, dia berusaha keras menahannya karena mereka tidak mempunyai hubungan apa-apa meskipun sedang dekat.Dua hari tidak bertemu membuat Daniel sangat rindu dengan Marvell dan Bellia. Padahal mereka sudah melakukan video c
Ucapan Dita terus terngiang-ngiang di telinga Bellia. Apa yang dikatakan Dita tadi memang benar, hubungan yang baik pasti diimbangi dengan komunikasi yang baik pula. Selama ini dia memang jarang mengirim pesan pada Daniel lebih dulu, bahkan mungkin tidak pernah. Selama ini Daniel yang selalu memulai komunikasi di antara mereka.Bellia sebenarnya ingin mengirim pesan pada Daniel tanpa perlu menunggu inisiatif dari lelaki itu. Namun, entah mengapa Bellia selalu merasa takut dan cemas, bahkan sebelum memulainya. Perasaan insecure itu terkadang sering muncul, hingga membuatnya merasa tidak pantas dekat dengan Daniel. Lelaki itu ... terlihat begitu sempurna di matanya, sedangkan dirinya hanya orang biasa.Bellia sering berpikir kalau Daniel ingin dekat dengannya karena ada Marvell di antara mereka. Andai saja Marvell tidak ada, apa Daniel masih ingin dekat dengannya?Bellia menarik napas dalam-dalam untuk mengurangi sesak yang tiba-tiba menyelip di dalam dadanya. Hilangnya Daniel membuat
Bellia sudah terbiasa hidup sendiri, bahkan sebelum bertemu dengan Daniel. Seharusnya, Bellia tidak perlu khawatir ketika Daniel pergi ke luar kota selama tiga hari. Seharusnya, Bellia bisa menjalani aktivitasnya seperti biasa, sama seperti ketika dia belum bertemu dengan lelaki itu.Namun, entah mengapa Bellia merasa ada sesuatu yang hilang hidupnya. Seperti bulan yang sendirian di langit malam tanpa bintang. Bellia yang biasanya mandiri, kini merasa sedikit kesulitan, mungkin karena dia sudah terbiasa dengan kehadiran Daniel.Bellia akui, beberapa hari ini hubungan mereka menjadi semakin dekat dan hangat. Dia bahkan tidak lagi memakai 'saya' ketika bicara dengan lelaki itu. Selama dua hari ini pun Daniel tidak pernah lupa memberi kabar. Dimulai dengan mengirim ucapan selamat pagi, mengingatkan dirinya dan Marvell agar tidak lupa makan, dan ditutup dengan ucapan selamat malam. Daniel bahkan tidak lupa menyelipkan doa agar dirinya dan Marvell mimpi indah.Manis sekali bukan?Sampai se
Bellia lupa kapan terakhir kali dia bisa bernapas dengan lega seperti ini. Selama lima tahun terakhir kehidupan yang dia jalani terasa begitu berat, hingga membuatnya kesulitan untuk sekadar menarik napas.Kejadian malam itu masih membekas di ingatan Bellia sampai sekarang. Dia tidak akan pernah lupa ketika Daniel merenggut mahkota paling berharga di hidupnya dengan tidak sengaja.Saat dia ingin memberi tahu Daniel tentang kehamilannya dan kejadian yang sebenarnya, dia malah melihat Daniel berciuman dengan wanita lain di ruangannya.Akhirnya Bellia memutuskan untuk pergi dari kehidupan Daniel dan mencoba menjalani hidup tanpa bayang-bayang lelaki itu. Awalnya tentu saja tidak mudah, apa lagi kondisi Nenek Amira semakin hari semakin memburuk.Namun, Bellia tidak menyerah begitu saja karena dia memiliki tekad yang begitu kuat demi kesembuhan Nenek Amira serta bayi yang berada di dalam kandungannya.Kehidupan Bellia pun berangsur-angsur membaik setelah Marvell lahir. Kehadiran anak itu m
"Engh ...." Kaki gadis bermata hezel itu bergerak gelisah, napasnya pun terdengar memburu. Sentuhan lembut lelaki yang sedang menindih tubuhnya membuat tubuh Bellia semakin terasa panas."Ah!" Bellia kembali mendesah ketika lelaki itu mencium bibirnya. Dia memejamkan kedua matanya perlahan lalu entah dorongan dari mana, Bellia membalas ciuman lelaki itu tidak kalah panas.Rasanya sungguh gila dan mendebarkan.Kening Bellia berkerut samar, dalam hati dia bertanya-tanya ada apa dengan dirinya? Mengapa setiap sentuhan pria itu rasanya begitu nikmat?Pengalaman ini adalah pertama kali untuknya, jadi Bellia tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada dirinya.Namun, lelaki itu tiba-tiba berhenti menciumnya lalu menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan.Apa dia melakukan kesalahan?"Ke-kena ... ugh ...." Bellia tidak menyelesaikan kalimatnya karena bibirnya kembali dibungkam. Bellia tidak bisa memikirkan apa pun sekarang, pikirannya kosong.Setiap detik terasa begitu gila dan mendeb...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments