Di malam acara kebersamaan perusahaan, Bellia mabuk dan salah masuk kamar, membuatnya tanpa sengaja tidur dengan Daniel, bosnya! Setelah terbangun, Bellia sadar dia telah melakukan kesalahan dan langsung kabur dari sana. Sejak saat itu, Bellia bersikap waspada dan hati-hati di depan Daniel dan tidak ingin Daniel sampai tahu soal kejadian malam itu. Namun, satu bulan kemudian Bellia hamil. Bellia semakin tidak ingin Daniel sampai tahu bahwa ia mengandung anaknya. Tepat saat Bellia ingin kabur, Daniel memeluk erat Bellia dan berkata, “Kamu berani membawa pergi anakku?” Follow akun instgram saya @aeris6104. Thank you ✿
Lihat lebih banyakSudah lewat dari tiga hari semenjak toko bunga milik Bellia mendapat supplier baru. Para pelanggan mulai banyak yang berdatangan, bahkan bertambah. Mereka selalu kembali ke D'Marvell Florist karena bunga yang dijual di toko tersebut selalu bagus dan segar. Selain itu pelayanannya juga baik dan ramah."Terima kasih sudah membeli bunga di toko kami." Bellia mengulurkan seikat bunga lili yang baru saja selesai dirangkai ke seorang pelanggan yang berdiri di hadapannya."Sama-sama, Nona," balas pelanggan tersebut sambil tersenyum ramah.Bellia merapikan mejanya yang sedikit berantakan, setelah itu membuang beberapa tangkai bunga yang rusak ke tempat sampah."Akhirnya toko kita bisa kembali normal ya, Bell."Bellia melirik Dita yang berdiri tepat di sebelahnya sekilas setelah itu mengangguk pelan. Jika diingat apa yang terjadi ke belakang, D'Marvell Florist mustahil bisa diselamatkan jika Daniel tidak membantunya.Berkat koneksi dan kekuasaan yang dimilikinya membuat Daniel bisa mendapatkan
Kamar itu terlihat temaram. Lampu tidur yang berada di sisi ranjang tidak mampu menerangi seluruh ruangan hingga membuat sebagian terlihat gelap. Sepasang insan yang berada di atas ranjang bergumul mesra, saling berbagi peluh serta kehangatan.Erangan dan desahan berulang kali lolos dari bibir si wanita setiap kali sang kekasih bergerak di dalamnya. Menghasilkan gelenyar aneh yang menjalari seluruh tubuhnya. Namun, entah mengapa kali ini terasa ada yang berbeda meskipun dia sudah berusaha keras menikmatinya."Bisa lebih cepat, Vin?""Anything for you, Babe."Wanita itu menyambut bibir sang kekasih dengan senang hati. Saling melumat dan bertukar saliva demi mencapai puncak kenikmatan seperti yang dia inginkan."Erngh ...." Erangan halus keluar begitu saja dari bibirnya ketika Kevin berhasil menumbuk titiknya yang paling dalam. Kedua tangannya meremas rambut Kevin dengan erat, meminta lelaki itu agar memperdalam ciuman mereka. Sedangkan kedua kakinya melingkar di pinggang Kevin dengan
Beberapa hari ini terasa sangat panjang dan melelahkan bagi Bellia. Seluruh waktunya hampir dia habiskan untuk mencari supplier. Dia bahkan tidak bisa tidur dengan nyenyak karena memikirkan nasib toko bunganya jika tidak kunjung mendapatkan supplier baru.Namun, Bellia bisa bernapas sedikit lega sekarang. Kekhawatiran yang sempat menggelayuti pikirannya perlahan-lahan sirna. Toko bunganya yang terancam tutup karena masalah supplier kini kembali berjalan normal seperti biasanya, bahkan lebih ramai dari biasanya.Semua karena Daniel. Lelaki itu tidak hanya membantu dirinya mendapatkan supplier baru, akan tetapi juga ikut membantunya di toko.Seharusnya Daniel kembali ke kantor dan melanjutkan pekerjaannya seperti biasa setelah memastikan toko bunganya sudah mendapat supplier baru. Namun, lelaki itu malah membantunya dan Dita melayani pelanggan yang datang, padahal dia sudah melarang."Mas Daniel kenapa repot-repot bantuin aku, sih? Aku 'kan masih bisa ngerjain sendiri.""Tidak apa-apa,
"M-Mas Daniel?" Bellia tidak mampu menyembunyikan keterkejutannya ketika melihat Daniel.Sejak kapan Daniel berdiri di belakangnya? Apa lelaki itu mendengar semua pembicaraannya dengan Dita?Bellia tanpa sadar menggigit bibir bagian bawahnya dengan cemas. Dalam hati dia berharap semoga Daniel tidak mendengar pembicaraannya dan Dita karena dia tidak ingin merepotkan lelaki itu lagi."Kenapa kamu terkejut ketika melihatku? Dan apa maksudmu dengan merepotkan? Apa terjadi sesuatu?" Daniel menatap Bellia yang berdiri gugup di hadapannya dengan lekat.Dia sengaja datang ke D'Marvell Florist karena ingin mengajak Bellia dan Marvell makan siang bersama. Selain itu dia ingin meminta penjelasan mengapa Bellia selama beberapa hari ini sulit sekali dihubungi. Wanita itu bahkan tidak mengirim bekal makan siang untuknya lagi."Ti-tidak ada apa-apa kok, Mas. Semua baik-baik saja.""Sungguh?" Alis Daniel terangkat sebelah. Entah mengapa dia merasa kalau Bellia sedang menyembuyikan sesuatu darinya.Be
Bellia berdiri di tengah toko bunganya, menatap pot-pot kosong yang berjejer rapi di rak kayu. Aroma bunga yang biasanya memenuhi ruangan kini tinggal sisa samar, digantikan hawa sepi yang menusuk.Sudah lima hari Bellia berusaha mencari supplier baru, menelepon satu per satu kontak supplier yang ada di buku catatannya, bahkan sampai menghubungi kenalan jauh yang memiliki kebun bunga.Namun, jawaban mereka selalu sama. Mereka mengatakan kalau stok bunga sedang habis atau sudah bekerja sama dengan toko bunga lain.Penolakan itu seperti pukulan kecil bagi Bellia. Dia merasa harapannya perlahan-lahan runtuh, digantikan rasa cemas yang begitu mencekik lehernya.Toko bunga kecil ini adalah satu-satunya harapan miliknya. Usaha yang dia bangun dengan susah payah dan air mata. Bellia tidak bisa membayangkan papan 'Toko Tutup" akan tergantung di pintu. Bellia tidak bisa membayangkan usaha yang sudah dia bangun selama bertahun-tahun lamanya hancur begitu saja.Bellia terduduk lesu di kursi kasi
Semua karyawan D'Moiz Company kompak menghentikan aktivitas masing-masing ketika sang presdir berjalan melewati mereka. Seluruh kepala menunduk dalam untuk menghormati kedatangan sang pewaris tunggal. Aura Daniel yang tegas dan dominan membuat seluruh karyawan segan menatapnya. Jika sekali saja mereka berbuat salah, bisa dipastikan karir mereka tidak akan ada yang selamat."Apa kamu sudah menghubungi vendor yang akan bekerja sama dengan kita?""Sudah, Pak." Sebagai sekretaris sekaligus orang kepercayaan, Khaisar menjawab dengan lugas pertanyaan yang Daniel lontarkan."Pastikan sekali lagi jadwal pertemuan kita dengan vendor tersebut. Aku tidak ingin ada kesalahan lagi," ucap Daniel tanpa menoleh pada Khaisar yang berjalan di belakangnya."Siap, Pak." Khaisar mengangguk patuh. Kening lelaki bersurai cokelat itu berkerut dalam karena Daniel tiba-tiba berhenti melangkah."Ada apa, Pak? Apa ada masalah?""Kamu!" Bukannya menjawab, Daniel malah menunjuk seorang karyawan perempuan yang berd
Bellia memilih menutup roomchat-nya dengan nomor asing tersebut lalu memasukkan ponselnya kembali ke dalam tas. Perasaan cemas sekaligus takut bercampur menjadi satu di dalam dirinya sebab dia baru pertama kali ini mendapat ancaman dari seseorang yang tidak dikenal.Orang itu bahkan mengetahui identitas lengkapnya, alamat rumah, bahkan nama mendiang kedua orang tuanya.Siapa orang ini sebenarnya? Apa orang tersebut ada hubungannya dengan Daniel?Bellia mengusap wajahnya dengan kasar lalu mengendarai motornya menuju D'Marvell Florist. Jujur saja Bellia tidak bisa bernapas dengan tenang semenjak mendapat pesan ancaman dari nomor asing tersebut meskipun dia selalu berusaha terlihat baik-baik saja. Bagaimana pun juga Bellia takut orang tersebut melakukan sesuatu hal yang buruk pada dirinya jika tidak mau menjauhi Daniel.Semoga saja hal yang dia takutkan tidak pernah terjadi. Semoga ....Bellia akhirnya tiba di D'Marvell Florist setelah menempuh perjalanan kurang lebih lima belas menit. D
Matahari masih belum terbit, tapi Bellia sudah sibuk menyiapkan sarapan di dapur. Jemari lentiknya begitu terampil menyiapkan bahan dan meracik bumbu masakan.Pagi ini Bellia ingin membuat sambal goreng tahu, tempe, dan kentang serta ayam goreng. Sejak kecil Bellia sudah terbiasa memperhatikan sang nenek yang sedang memasak, karena itu dia tidak merasa kesulitan saat memasak. Marvell pun selalu memuji jika masakan Bellia paling enak sedunia dan Bellia merasa sangat tersentuh ketika mendengarnya.Tepat pukul enam semua masakan Bellia sudah siap dihidangkan. Dia mengambil sebuah kotak makan yang berada di rak setelah itu mengisinya dengan nasi, sambel goreng tempe, dan ayam goreng. Tidak lupa dia menambahkan beberapa potong buah di dalamnya.Bellia tanpa sadar tersenyum ketika melihat bekal yang sudah dia siapkan untuk Daniel hari ini. Terhitung sudah tiga hari berturut-turut dia menyiapkan bekal untuk lelaki itu, padahal Daniel sudah melarangnya mengirim bekal karena tidak ingin merepo
Daniel, Bellia, dan Marvell tidak langsung pulang setelah makan siang. Mereka mampir ke sebuah toko buku dan mainan yang ada di pusat perbelanjaan untuk memenuhi permintaan Marvell.Marvell langsung berlari menuju rak buku khusus untuk anak-anak begitu memasuki toko. Kedua matanya yang mirip Daniel memancarkan binar penuh antusias. Tangannya yang mungil berusaha meraih buku yang berada di rak lumayan tinggi, membuat Bellia tersenyum ketika melihatnya."Marvell boleh pilih dua, Ma?" tanya Marvell terdengar polos.Bellia mengangguk sambil mengusap puncak kepala Marvell dengan gemas. "Boleh, Sayang.""Kalau tiga?" Marvell menatap Bellia dengan penuh harap, mencoba menguji batas kesabaran ibunya.Bellia tertawa kecil. "Jangan banyak-banyak ya, nanti bukunya tidak kebaca semua 'kan sayang."Marvell mengangguk patuh lalu memilih buku dengan penuh pertimbangan. Sedangkan Bellia malah menatap Daniel yang sedang duduk di kursi tunggu sambil memainkan ponselnya.Bellia sadar kalau Daniel lebih
"Engh ...." Kaki gadis bermata hezel itu bergerak gelisah, napasnya pun terdengar memburu. Sentuhan lembut lelaki yang sedang menindih tubuhnya membuat tubuh Bellia semakin terasa panas."Ah!" Bellia kembali mendesah ketika lelaki itu mencium bibirnya. Dia memejamkan kedua matanya perlahan lalu entah dorongan dari mana, Bellia membalas ciuman lelaki itu tidak kalah panas.Rasanya sungguh gila dan mendebarkan.Kening Bellia berkerut samar, dalam hati dia bertanya-tanya ada apa dengan dirinya? Mengapa setiap sentuhan pria itu rasanya begitu nikmat?Pengalaman ini adalah pertama kali untuknya, jadi Bellia tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada dirinya.Namun, lelaki itu tiba-tiba berhenti menciumnya lalu menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan.Apa dia melakukan kesalahan?"Ke-kena ... ugh ...." Bellia tidak menyelesaikan kalimatnya karena bibirnya kembali dibungkam. Bellia tidak bisa memikirkan apa pun sekarang, pikirannya kosong.Setiap detik terasa begitu gila dan mendeb...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen