Share

9. Hidup Baru

Auteur: Aeris Park
last update Dernière mise à jour: 2024-10-14 18:23:43

"Apa?! Mengundurkan diri?" Mata Anita sontak membulat.

Bellia mengangguk tanpa berani menatap Anita.

"Kenapa mendadak sekali, Bellia? Apa kamu sedang ada masalah?"

Bellia menggeleng pelan, dia tidak mungkin memberi tahu Anita alasan yang membuatnya keluar.

Anita mengambil surat itu, membacanya dengan cepat lalu menatap Bellia dengan wajah penuh kebingungan. "Ini terlalu mendadak dan perusahaan masih membutuhkan kamu, Bellia. Lagi pula perusahaan kita menerapkan kebijakan one-month notice. Kamu bisa kena denda kalau berhenti tanpa pemberitahuan sebulan sebelumnya. Apa kamu tidak bisa menunggu sebentar lagi?"

Bellia tanpa sadar menggigit bibir bagian bawahnya kuat-kuat. Dia sudah memikirkan hal ini dan siap dengan segala risikonya. "Saya mengerti, Bu. Tapi maaf, saya benar-benar tidak bisa menunggu satu bulan lagi. Saya harus berhenti."

Anita menatap Bellia dengan lekat. "Denda yang harus kamu bayar tidak sedikit, Bellia. Kalau kamu sanggup membayar pun namamu akan di-blacklist dari per
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Related chapter

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   10. Dia Menghilang

    "Apa laporan penjualan bulan ini sudah selesai, Khai? Aku butuh datanya untuk pertemuan besok."Khai memeriksa berkas yang ada di tangannya lalu menjawab, "Sudah, Niel. Penjualan bulan ini meningkat tujuh persen dibanding bulan lalu. Tapi masih ada beberapa area yang mengalami penurunan, terutama di sektor retail.""Sektor retail?" Kening Daniel berkerut dalam, sebagai pengusaha muda yang namanya sudah terkenal di tanah air dia tidak suka jika pendapatan perusahaannya menurun. Sekecil apa pun itu."Kenapa bisa turun?""Karena daya beli masyarakat di pasar lokal turun, selain itu beberapa kompetitor mulai menawarkan diskon besar-besaran. Jadi, kita sedikit tertinggal dalam hal harga."Daniel begitu serius mendengarkan penjelasan Khaisar. "Kita tidak boleh terus-terusan kalah. Siapkan strategi baru dan evaluasi produk mana yang bisa kita promosikan lebih kuat tanpa menurunkan margin terlalu banyak."Khaisar diam-diam tersenyum setelah mendengar penjelasan Daniel. Dia akui kemampuan Dani

    Dernière mise à jour : 2024-10-15
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   11. Kabar Mengejutkan

    Bukan hal sulit bagi Khaisar untuk mencari tahu informasi tentang Bellia. Sebagai sekretaris sekaligus orang kepercayaan Daniel Moiz membuat Khaisar mempunyai keuntungan lebih untuk memanfaatkan jabatannya di perusahaan."Beri aku data anggota divisi marketing atas nama Bellia," pintanya pada HRD.Tanpa banyak tanya HRD segera memberi data yang Khaisar minta. "Ini, Pak.""Terima kasih." Khaisar langsung kembali ke ruangannya setelah mendapat data yang dia inginkan. Dia membaca data Bellia dengan cepat dan mencatat beberapa informasi penting sebelum diserahkan ke Daniel.Saat dia sedang serius membaca, telepon yang ada di atas meja kerjanya tiba-tiba berdering."Ya, Niel?""Apa kamu sudah mendapat informasi yang aku minta?""Iya." Khaisar mengangguk. "Tapi ada—""Berikan padaku!" perintah Daniel tegas lalu memutus sambungan teleponnya.Tanpa menunggu waktu lama Khaisar segera pergi ke ruangan Daniel."Bagaimana?" tanya Daniel. Suaranya terdengar datar, tapi mengandung rasa penasaran ya

    Dernière mise à jour : 2024-10-15
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   12. Clueless

    "Laporan macam apa ini? Kenapa pendapatan bulan ini hanya meningkat dua persen dari bulan lalu? Kamu tahu sendiri 'kan kalau kita sudah menghabiskan banyak biaya untuk produk ini?" Daniel membanting map di tangannya dengan cukup keras hingga membuat lawan bicaranya berjingkat.Daniel tidak mengerti mengapa hal yang sudah dia susun secara apik tidak ada yang berjalan sesuai dengan rencana sejak Bellia mengundurkan diri dari perusahaannya."Sa-saya sudah berusaha menaikkan penjualan sesuai saran dari Pak Daniel. Maaf kalau hasilnya tidak sesuai dengan keinginan Bapak," ucap karyawan tersebut takut-takut.Daniel menarik napas panjang, lalu mengembuskannya perlahan agar emosinya tidak meledak. Daniel biasanya selalu bisa mengendalikan apa pun yang ada di sekitarnya, akan tetapi entah mengapa akhir-akhir ini dia sering kehilangan fokus, gampang marah, dan tidak bisa berpikir jernih.Pekerjaan yang biasanya dia selesaikan dengan mudah kini berantakan hingga membuat Khaisar terpaksa harus me

    Dernière mise à jour : 2024-10-16
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   13. Bising dan Asing

    Salah satu sudut bibir Vania terangkat samar mendengar ucapan Daniel. Vania tahu, di antara mereka memang tidak pernah ada cinta. Namun, setiap Vania menemui Daniel, lelaki itu akan menjamah dan menghujamnya.Kini, lelaki itu terang-terangan mengingatkan dirinya tentang hubungan mereka.Ada sesuatu yang berubah dari Daniel."Ya, aku masih ingat, jadi jangan repot-repot mengingatkan. Tapi apa aku salah kalau aku merindukan tunanganku sendiri?" balas Vania, kedua bahunya terangkat sambil tangannya bersidekap di depan dada.Tawa remeh keluar dari mulut Daniel, lalu dia kembali menyeringai. "Apa aku perlu menjawab pertanyaanmu, Vania?"Daniel menghela napas panjang lalu menyandarkan punggungnya di kursi. Sepasang iris hitam miliknya menatap Vania dengan tajam."Tidak," jawab Daniel tenang membuat wajah Vania mengeras. Daniel kembali memusatkan perhatiannya pada berkas-berkas yang ada di meja. Tanpa menoleh pada Vania, lelaki itu berujar dingin, "Pergi dari ruanganku sekarang.""Apa?!" Va

    Dernière mise à jour : 2024-10-28
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   14. Bukan Keluarga Cemara

    Sudah lima menit berlalu, tapi Daniel masih bertahan di dalam mobil. Menimang-nimang haruskah dia pergi ke rumah yang sudah bertahun-tahun dia tinggalkan. Tempat di mana ingatan-ingatan buruk mengendap, tersembunyi di balik dindingnya yang mewah.Daniel selalu merasa sesak setiap kali pulang ke rumah. Terlalu banyak kenangan buruk yang dia alami di sana dan dia tidak ingin mengingatnya.Daniel menghela napas panjang lalu membawa mobilnya melewati gerbang yang otomatis terbuka. Dia menatap bangunan megah itu dengan penuh perasaan sebelum masuk ke sana.Tidak ada orang yang menyambut kedatangannya. Dari ruang tamu dia bisa mendengar tawa sang ayah yang menggema di ruang tengah. "Sayang, tolong ambilkan aku minum.""Iya, Mas." Wanita yang dipanggil sayang oleh ayah kandung Daniel itu pun beranjak dari tempat duduknya. Kedua matanya sontak membulat ketika melihat Daniel yang berdiri di pembatas antara ruang tamu dan ruang tengah."Daniel!"Samudra sontak mengalihkan pandang dari layar te

    Dernière mise à jour : 2024-10-29
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   15. Hidup Setelah Berpisah

    Waktu berjalan begitu cepat. Bellia menjalani hidup yang tidak mudah setelah memutuskan untuk pergi dari kehidupan Daniel, dan dia harus merawat neneknya yang sudah tua dan sakit demensia.Dia tinggal di sebuah rumah kecil dengan halaman yang cukup luas di pinggir kota. Bellia tidak sengaja mendapatkan rumah tersebut dari iklan yang lewat di media sosial. Setelah tawar-menawar dan menemukan harga yang pas, akhirnya Bellia memutuskan untuk menyewa rumah itu dan tinggal di sana.Bellia mengalami masa-masa yang sulit di awal kehamilan. Dia sering merasa pusing dan mual. Namun, dia tetap memaksakan diri untuk bekerja karena dia tidak mempunyai uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya dan sang Nenek.Bellia pernah menjadi buruh jahit, menjual kue, hingga menjadi penjaga toko. Sayangnya, uang yang dia dapat ternyata tidak cukup untuk biaya hidup. Apa lagi neneknya masih memerlukan perawatan medis.Namun, Bellia tidak menyerah. Dia berusaha keras mencari jalan keluar meski harus jatuh ba

    Dernière mise à jour : 2024-10-30
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   16. Sebuah Berkah

    Sekarang sudah hampir tengah malam, tapi entah kenapa kedua mata Bellia sulit sekali untuk dipejamkan. Sejak tadi yang dia lakukan hanya diam memandangi wajah Marvell yang sedang tertidur lelap sambil sesekali menghela napas panjang.Jujur saja pertanyaan Mahes di toko bunga tadi terus mengusik pikirannya. Marvell memang mirip sekali dengan Daniel. Bellia takut orang-orang yang pernah melihat atau mengenal Daniel akan curiga jika Marvell adalah anak kandung Daniel seiring dengan Marvell tumbuh semakin besar.Untung saja dia tadi bisa mengalihkan pembicaraan sehingga Mahes tidak membahas Marvell lagi.Ngomong-ngomong soal Daniel, tidak terasa sudah lima tahun lebih Bellia pergi meninggalkan lelaki itu. Bellia pikir waktu bisa menyembuhkan semuanya, akan tetapi yang terjadi malah sebaliknya. Dia tidak bisa berhenti memikirkan Daniel.Sejak kejadian malam itu yang begitu membekas di ingatan Bellia, meskipun dia selalu berusaha terlihat biasa saja di depan orang lain. Wajah tampan sert

    Dernière mise à jour : 2024-11-01
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   17. Benang Takdir

    Sabtu pagi ini cuaca lumayan dingin, mungkin karena hujan turun deras semalam dan orang-orang memilih bergelung di balik selimut yang tebal agar tetap merasa sangat. Namun, Bellia sudah siap pergi bekerja dibantu oleh seorang teman.“Mama kerja dulu, ya. Marvell baik-baik di rumah sama Nenek dan Om Mahes. Janji?”Marvell mengangguk-angguk lalu menautkan jari kelingkingnya yang mungil ke jari kelingking Bellia.“Anak pintar.” Bellia mengusap puncak kepala Marvell dengan penuh sayang lalu menatap Mahes yang berdiri tepat di belakang Marvell.“Aku titip Marvell sebentar ya, Mas. Maaf kalau aku merepotkan Mas lagi.”Mahes menghela napas panjang. “Sudah berapa kali aku katakan, aku tidak merasa direpotkan sama sekali, Bellia. Jangan minta maaf.”“Tapi ....”“Kalau kamu minta maaf terus, aku tidak mau berteman denganmu lagi.”“Eh, jangan gitu!” teriak Bellia panik membuat Mahes seketika tersenyum. Bellia sangat keras kepala dan harus digertak sedikit agar tidak melawan ucapannya.“Baiklah,

    Dernière mise à jour : 2024-11-02

Latest chapter

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   79. Sebuah Firasat

    Sudah lewat dari tiga hari semenjak toko bunga milik Bellia mendapat supplier baru. Para pelanggan mulai banyak yang berdatangan, bahkan bertambah. Mereka selalu kembali ke D'Marvell Florist karena bunga yang dijual di toko tersebut selalu bagus dan segar. Selain itu pelayanannya juga baik dan ramah."Terima kasih sudah membeli bunga di toko kami." Bellia mengulurkan seikat bunga lili yang baru saja selesai dirangkai ke seorang pelanggan yang berdiri di hadapannya."Sama-sama, Nona," balas pelanggan tersebut sambil tersenyum ramah.Bellia merapikan mejanya yang sedikit berantakan, setelah itu membuang beberapa tangkai bunga yang rusak ke tempat sampah."Akhirnya toko kita bisa kembali normal ya, Bell."Bellia melirik Dita yang berdiri tepat di sebelahnya sekilas setelah itu mengangguk pelan. Jika diingat apa yang terjadi ke belakang, D'Marvell Florist mustahil bisa diselamatkan jika Daniel tidak membantunya.Berkat koneksi dan kekuasaan yang dimilikinya membuat Daniel bisa mendapatkan

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   78. Amarah yang Membara

    Kamar itu terlihat temaram. Lampu tidur yang berada di sisi ranjang tidak mampu menerangi seluruh ruangan hingga membuat sebagian terlihat gelap. Sepasang insan yang berada di atas ranjang bergumul mesra, saling berbagi peluh serta kehangatan.Erangan dan desahan berulang kali lolos dari bibir si wanita setiap kali sang kekasih bergerak di dalamnya. Menghasilkan gelenyar aneh yang menjalari seluruh tubuhnya. Namun, entah mengapa kali ini terasa ada yang berbeda meskipun dia sudah berusaha keras menikmatinya."Bisa lebih cepat, Vin?""Anything for you, Babe."Wanita itu menyambut bibir sang kekasih dengan senang hati. Saling melumat dan bertukar saliva demi mencapai puncak kenikmatan seperti yang dia inginkan."Erngh ...." Erangan halus keluar begitu saja dari bibirnya ketika Kevin berhasil menumbuk titiknya yang paling dalam. Kedua tangannya meremas rambut Kevin dengan erat, meminta lelaki itu agar memperdalam ciuman mereka. Sedangkan kedua kakinya melingkar di pinggang Kevin dengan

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   77. Terima Kasih, Papanya Marvell

    Beberapa hari ini terasa sangat panjang dan melelahkan bagi Bellia. Seluruh waktunya hampir dia habiskan untuk mencari supplier. Dia bahkan tidak bisa tidur dengan nyenyak karena memikirkan nasib toko bunganya jika tidak kunjung mendapatkan supplier baru.Namun, Bellia bisa bernapas sedikit lega sekarang. Kekhawatiran yang sempat menggelayuti pikirannya perlahan-lahan sirna. Toko bunganya yang terancam tutup karena masalah supplier kini kembali berjalan normal seperti biasanya, bahkan lebih ramai dari biasanya.Semua karena Daniel. Lelaki itu tidak hanya membantu dirinya mendapatkan supplier baru, akan tetapi juga ikut membantunya di toko.Seharusnya Daniel kembali ke kantor dan melanjutkan pekerjaannya seperti biasa setelah memastikan toko bunganya sudah mendapat supplier baru. Namun, lelaki itu malah membantunya dan Dita melayani pelanggan yang datang, padahal dia sudah melarang."Mas Daniel kenapa repot-repot bantuin aku, sih? Aku 'kan masih bisa ngerjain sendiri.""Tidak apa-apa,

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   76. Sang Penolong

    "M-Mas Daniel?" Bellia tidak mampu menyembunyikan keterkejutannya ketika melihat Daniel.Sejak kapan Daniel berdiri di belakangnya? Apa lelaki itu mendengar semua pembicaraannya dengan Dita?Bellia tanpa sadar menggigit bibir bagian bawahnya dengan cemas. Dalam hati dia berharap semoga Daniel tidak mendengar pembicaraannya dan Dita karena dia tidak ingin merepotkan lelaki itu lagi."Kenapa kamu terkejut ketika melihatku? Dan apa maksudmu dengan merepotkan? Apa terjadi sesuatu?" Daniel menatap Bellia yang berdiri gugup di hadapannya dengan lekat.Dia sengaja datang ke D'Marvell Florist karena ingin mengajak Bellia dan Marvell makan siang bersama. Selain itu dia ingin meminta penjelasan mengapa Bellia selama beberapa hari ini sulit sekali dihubungi. Wanita itu bahkan tidak mengirim bekal makan siang untuknya lagi."Ti-tidak ada apa-apa kok, Mas. Semua baik-baik saja.""Sungguh?" Alis Daniel terangkat sebelah. Entah mengapa dia merasa kalau Bellia sedang menyembuyikan sesuatu darinya.Be

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   75. Sebuah Ancaman

    Bellia berdiri di tengah toko bunganya, menatap pot-pot kosong yang berjejer rapi di rak kayu. Aroma bunga yang biasanya memenuhi ruangan kini tinggal sisa samar, digantikan hawa sepi yang menusuk.Sudah lima hari Bellia berusaha mencari supplier baru, menelepon satu per satu kontak supplier yang ada di buku catatannya, bahkan sampai menghubungi kenalan jauh yang memiliki kebun bunga.Namun, jawaban mereka selalu sama. Mereka mengatakan kalau stok bunga sedang habis atau sudah bekerja sama dengan toko bunga lain.Penolakan itu seperti pukulan kecil bagi Bellia. Dia merasa harapannya perlahan-lahan runtuh, digantikan rasa cemas yang begitu mencekik lehernya.Toko bunga kecil ini adalah satu-satunya harapan miliknya. Usaha yang dia bangun dengan susah payah dan air mata. Bellia tidak bisa membayangkan papan 'Toko Tutup" akan tergantung di pintu. Bellia tidak bisa membayangkan usaha yang sudah dia bangun selama bertahun-tahun lamanya hancur begitu saja.Bellia terduduk lesu di kursi kasi

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   74. The Power Of Love

    Semua karyawan D'Moiz Company kompak menghentikan aktivitas masing-masing ketika sang presdir berjalan melewati mereka. Seluruh kepala menunduk dalam untuk menghormati kedatangan sang pewaris tunggal. Aura Daniel yang tegas dan dominan membuat seluruh karyawan segan menatapnya. Jika sekali saja mereka berbuat salah, bisa dipastikan karir mereka tidak akan ada yang selamat."Apa kamu sudah menghubungi vendor yang akan bekerja sama dengan kita?""Sudah, Pak." Sebagai sekretaris sekaligus orang kepercayaan, Khaisar menjawab dengan lugas pertanyaan yang Daniel lontarkan."Pastikan sekali lagi jadwal pertemuan kita dengan vendor tersebut. Aku tidak ingin ada kesalahan lagi," ucap Daniel tanpa menoleh pada Khaisar yang berjalan di belakangnya."Siap, Pak." Khaisar mengangguk patuh. Kening lelaki bersurai cokelat itu berkerut dalam karena Daniel tiba-tiba berhenti melangkah."Ada apa, Pak? Apa ada masalah?""Kamu!" Bukannya menjawab, Daniel malah menunjuk seorang karyawan perempuan yang berd

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   73. Something Trouble

    Bellia memilih menutup roomchat-nya dengan nomor asing tersebut lalu memasukkan ponselnya kembali ke dalam tas. Perasaan cemas sekaligus takut bercampur menjadi satu di dalam dirinya sebab dia baru pertama kali ini mendapat ancaman dari seseorang yang tidak dikenal.Orang itu bahkan mengetahui identitas lengkapnya, alamat rumah, bahkan nama mendiang kedua orang tuanya.Siapa orang ini sebenarnya? Apa orang tersebut ada hubungannya dengan Daniel?Bellia mengusap wajahnya dengan kasar lalu mengendarai motornya menuju D'Marvell Florist. Jujur saja Bellia tidak bisa bernapas dengan tenang semenjak mendapat pesan ancaman dari nomor asing tersebut meskipun dia selalu berusaha terlihat baik-baik saja. Bagaimana pun juga Bellia takut orang tersebut melakukan sesuatu hal yang buruk pada dirinya jika tidak mau menjauhi Daniel.Semoga saja hal yang dia takutkan tidak pernah terjadi. Semoga ....Bellia akhirnya tiba di D'Marvell Florist setelah menempuh perjalanan kurang lebih lima belas menit. D

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   72. Pesan Bernada Ancaman

    Matahari masih belum terbit, tapi Bellia sudah sibuk menyiapkan sarapan di dapur. Jemari lentiknya begitu terampil menyiapkan bahan dan meracik bumbu masakan.Pagi ini Bellia ingin membuat sambal goreng tahu, tempe, dan kentang serta ayam goreng. Sejak kecil Bellia sudah terbiasa memperhatikan sang nenek yang sedang memasak, karena itu dia tidak merasa kesulitan saat memasak. Marvell pun selalu memuji jika masakan Bellia paling enak sedunia dan Bellia merasa sangat tersentuh ketika mendengarnya.Tepat pukul enam semua masakan Bellia sudah siap dihidangkan. Dia mengambil sebuah kotak makan yang berada di rak setelah itu mengisinya dengan nasi, sambel goreng tempe, dan ayam goreng. Tidak lupa dia menambahkan beberapa potong buah di dalamnya.Bellia tanpa sadar tersenyum ketika melihat bekal yang sudah dia siapkan untuk Daniel hari ini. Terhitung sudah tiga hari berturut-turut dia menyiapkan bekal untuk lelaki itu, padahal Daniel sudah melarangnya mengirim bekal karena tidak ingin merepo

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   71. Ketakutan Daniel

    Daniel, Bellia, dan Marvell tidak langsung pulang setelah makan siang. Mereka mampir ke sebuah toko buku dan mainan yang ada di pusat perbelanjaan untuk memenuhi permintaan Marvell.Marvell langsung berlari menuju rak buku khusus untuk anak-anak begitu memasuki toko. Kedua matanya yang mirip Daniel memancarkan binar penuh antusias. Tangannya yang mungil berusaha meraih buku yang berada di rak lumayan tinggi, membuat Bellia tersenyum ketika melihatnya."Marvell boleh pilih dua, Ma?" tanya Marvell terdengar polos.Bellia mengangguk sambil mengusap puncak kepala Marvell dengan gemas. "Boleh, Sayang.""Kalau tiga?" Marvell menatap Bellia dengan penuh harap, mencoba menguji batas kesabaran ibunya.Bellia tertawa kecil. "Jangan banyak-banyak ya, nanti bukunya tidak kebaca semua 'kan sayang."Marvell mengangguk patuh lalu memilih buku dengan penuh pertimbangan. Sedangkan Bellia malah menatap Daniel yang sedang duduk di kursi tunggu sambil memainkan ponselnya.Bellia sadar kalau Daniel lebih

Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status