Share

15. Hidup Setelah Berpisah

Penulis: Aeris Park
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-30 19:39:33

Waktu berjalan begitu cepat.

Bellia menjalani hidup yang tidak mudah setelah memutuskan untuk pergi dari kehidupan Daniel, dan dia harus merawat neneknya yang sudah tua dan sakit demensia.

Dia tinggal di sebuah rumah kecil dengan halaman yang cukup luas di pinggir kota. Bellia tidak sengaja mendapatkan rumah tersebut dari iklan yang lewat di media sosial. Setelah tawar-menawar dan menemukan harga yang pas, akhirnya Bellia memutuskan untuk menyewa rumah itu dan tinggal di sana.

Bellia mengalami masa-masa yang sulit di awal kehamilan. Dia sering merasa pusing dan mual. Namun, dia tetap memaksakan diri untuk bekerja karena dia tidak mempunyai uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya dan sang Nenek.

Bellia pernah menjadi buruh jahit, menjual kue, hingga menjadi penjaga toko. Sayangnya, uang yang dia dapat ternyata tidak cukup untuk biaya hidup. Apa lagi neneknya masih memerlukan perawatan medis.

Namun, Bellia tidak menyerah. Dia berusaha keras mencari jalan keluar meski harus jatuh ba
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
exel exel
bohoonng bngeet ..tdi jm 14 sekaraang jm 7...mng enk nunggu...
goodnovel comment avatar
naz Ila
cpt updatenyaaa. ceritanya best
goodnovel comment avatar
Rozaimah Ag.rahman
Makasih Author... lagii yaa episod nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   16. Sebuah Berkah

    Sekarang sudah hampir tengah malam, tapi entah kenapa kedua mata Bellia sulit sekali untuk dipejamkan. Sejak tadi yang dia lakukan hanya diam memandangi wajah Marvell yang sedang tertidur lelap sambil sesekali menghela napas panjang.Jujur saja pertanyaan Mahes di toko bunga tadi terus mengusik pikirannya. Marvell memang mirip sekali dengan Daniel. Bellia takut orang-orang yang pernah melihat atau mengenal Daniel akan curiga jika Marvell adalah anak kandung Daniel seiring dengan Marvell tumbuh semakin besar.Untung saja dia tadi bisa mengalihkan pembicaraan sehingga Mahes tidak membahas Marvell lagi.Ngomong-ngomong soal Daniel, tidak terasa sudah lima tahun lebih Bellia pergi meninggalkan lelaki itu. Bellia pikir waktu bisa menyembuhkan semuanya, akan tetapi yang terjadi malah sebaliknya. Dia tidak bisa berhenti memikirkan Daniel.Sejak kejadian malam itu yang begitu membekas di ingatan Bellia, meskipun dia selalu berusaha terlihat biasa saja di depan orang lain. Wajah tampan sert

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   17. Benang Takdir

    Sabtu pagi ini cuaca lumayan dingin, mungkin karena hujan turun deras semalam dan orang-orang memilih bergelung di balik selimut yang tebal agar tetap merasa sangat. Namun, Bellia sudah siap pergi bekerja dibantu oleh seorang teman.“Mama kerja dulu, ya. Marvell baik-baik di rumah sama Nenek dan Om Mahes. Janji?”Marvell mengangguk-angguk lalu menautkan jari kelingkingnya yang mungil ke jari kelingking Bellia.“Anak pintar.” Bellia mengusap puncak kepala Marvell dengan penuh sayang lalu menatap Mahes yang berdiri tepat di belakang Marvell.“Aku titip Marvell sebentar ya, Mas. Maaf kalau aku merepotkan Mas lagi.”Mahes menghela napas panjang. “Sudah berapa kali aku katakan, aku tidak merasa direpotkan sama sekali, Bellia. Jangan minta maaf.”“Tapi ....”“Kalau kamu minta maaf terus, aku tidak mau berteman denganmu lagi.”“Eh, jangan gitu!” teriak Bellia panik membuat Mahes seketika tersenyum. Bellia sangat keras kepala dan harus digertak sedikit agar tidak melawan ucapannya.“Baiklah,

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   18. Trouble

    Daniel begitu serius membaca berkas yang baru saja disodorkan Khaisar, padahal sekarang sudah wakutnya untuk pulang."Apa hasilnya cuma ini?" tanya Daniel, suaranya rendah tapi penuh tekanan. "Aku lihat pendapatan kita di bawah dua puluh persen dari target yang kita tetapkan."Khaisar menghela napas panjang. "Ada kendala dari tim marketing. Mereka masih belum menemukan strategi yang pas untuk menarik klien baru."Daniel menyandarkan punggungnya di kursi, sepasang iris hitamnya menatap Khaisar dengan tajam. "Bukankah kita sudah membahas hal ini di pertemuan terakhir? Seingatku, kita sudah memberi tim marketing dana tambahan untuk riset pasar. Kenapa hasilnya masih seperti ini?"Khaisar membetulkan letak kaca matanya lalu menjawab, "Menurut mereka, produk yang kita keluarkan masih kalah dengan kompetitor. Dan mereka meminta waktu untuk menyusun strategi baru.""Kita sudah terlalu banyak memberi mereka 'waktu lebih', Khai. Aku akan mengganti kepala divisi marketing kalau mereka tidak bis

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   19. Om Ganteng dan Permen Susu

    Alunan musik klasik mengalun merdu di ballroom sebuah hotel yang paling mewah di kota itu. Pejabat setempat mengadakan pesta dan mengundang Daniel sebagai tamu penting karena Daniel adalah pengusaha yang paling disegani dan dihormati di tanah air.Malam ini dia datang ke pesta tersebut bersama Vania. Daniel sebenarnya ingin datang sendiri, tapi Vania terus saja merengek ingin ikut dirinya hingga membuat telinganya pengang."Terima kasih sudah datang, Tuan Moiz. Senang bertemu dengan Anda."Daniel menyambut hangat uluran tangan pejabat yang mengundangnya. "Sama-sama, Pak. Pestanya cukup menyenangkan."Lelaki paruh baya itu tersenyum. "Apa ini, Nona Vania?"Vania yang mendengar namanya disebut sontak memeluk lengan Daniel dengan mesra. "Iya, Pak. Saya, Vania. Calon istri Daniel.""Senang bertemu dengan Anda, Nona Vania. Ternyata Anda lebih cantik jika dilihat langsung.""Ah, Anda bisa saja," ucap Vania malu-malu. "Saya dengar kalian sudah lama bertunangan. Kapan kalian akan meresmikan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   20. Tentang Sepeda dan Luka

    Ponsel milik Daniel yang berada di dalam saku celana kembali berdering, tidak lama kemudian bergetar beberapa kali. Daniel sudah menduga, Vania pasti menghubunginya untuk mengetahui di mana keberadaannya.Namun, dia malas menanggapinya. Dia lebih nyaman bersama bocah laki-laki yang baru saja dia temui dari pada berbaur dengan orang-orang dewasa yang penuh dengan kepalsuan di dalam."Om Ganteng tahu ndak? Marvell udah bisa naik sepeda loh ....""Benarkah?" tanya Daniel antusias. Dia terlihat begitu senang mendengar Marvell bercerita."Iya ...." Marvell mengangguk tidak kalah semangat. "Marvell kemarin pergi ke taman naik sepeda sama Mama. Tapi Marvell jatuh karena ada anak kucing yang tiba-tiba lewat.""Kamu baik-baik saja? Apa ada yang luka?" Daniel memperhatikan tubuh Marvell dari atas sampai bawah. Sorot khawatir terpancar jelas dari kedua matanya yang serupa dengan milik Marvell."Ini." Marvell menarik celananya ke atas, menunjukkan lututnya yang sedikit lecet.Melihat apa yang dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   21. Isi Hati Bellia

    Sedan hitam itu melaju dengan kecepatan sedang di jalanan yang lumayan sepi. Mahes tampak serius mengendarai mobilnya sambil sesekali melirik Marvell yang duduk di kursi khusus anak di sampingnya."Kalau ngantuk tidur saja. Nanti om gendong kamu ke kamar kalau sudah sampai di rumah."Marvell menggeleng pelan meski matanya sudah terasa berat. "Marvell tadi makan pudding coklat sama cookies di sana. Mama nanti marah kalau Marvell gak gosok gigi sebelum tidur.""Anak pintar. Om Mahes bangga sekali sama kamu." Mahes menepuk puncak kepala Marvell dengan penuh sayang lalu menambah kecepatan mobilnya agar cepat tiba di rumah Bellia.Sebenarnya Mahes juga ingin mengajak Bellia ke pesta tadi. Akan tetapi, kondisi Nenek Amira tiba-tiba drop. Mahes pun terpaksa mengajak Marvell sendirian karena dia sudah berjanji akan memberi anak itu makanan enak.Mahes akhirnya tiba di rumah Bellia setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih tiga puluh menit. Mata Marvell yang semula terasa berat sontak ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   22. We Meet Again

    Bellia sejak tadi mondar-mandir dari depan ke dalam toko, mengambil bunga, menyiapkan pesanan, dan melayani pelanggan.Hari ini D'Marvell Florist kedatangan lumayan banyak pelanggan hingga membuat Bellia tidak sempat beristirahat sejak toko dibuka."Dit, ada pelanggan baru. Tolong kamu layani, ya? Aku mau masih belum selesai merangkai bunga ini.""Iya, Bell." Wanita yang dipanggil Dita itu segera melayani pelanggan yang baru saja datang sesuai perintah Bellia.Akhir-akhir ini Bellia merasa sedikit kualahan melayani pelanggan, karena itu dia meminta Dita untuk bekerja di toko bunganya. Hasil kerja Dita ternyata cukup memuaskan meski baru bekerja tiga bulan. Dita bahkan cepat akrab dengannya, seperti sahabat yang sudah kenal sejak lama."Ini bunga pesanan Anda, Pak." Bellia mengulurkan seikat bunga mawar merah hasil rangkaiannya ke pelanggan."Wah, bunga ini bagus sekali. Istri saya pasti menyukainya. Terima kasih banyak, Nona.""Sama-sama, Pak. Senang bisa membantu Anda."Pria paruh ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   23. Kita Harus Bicara

    Daniel tertegun, sepasang iris hitam miliknya terpaku pada Bellia yang berada tepat di hadapannya. Daniel tidak pernah menyangka Tuhan akan mempertemukannya lagi dengan wanita yang pernah menghabiskan malam dengannya.Jantung Daniel berdetak tidak nyaman. Pada detik ini waktu seolah-olah berhenti bergerak, dunia seolah-olah berhenti berputar, suara-suara di sekitarnya pun mendadak lenyap.Selama tiga puluh detik yang dia lakukan hanya diam memandangi Bellia yang terlihat cantik dalam floral dress tanpa lengan yang dilapisi kardigan tipis bermotif bunga-bunga.Lima tahun bukanlah waktu yang sebentar, ternyata ada banyak hal yang berubah dari Bellia. Daniel akui Bellia terlihat semakin cantik dan dewasa sekarang."Mama kenal sama Om Ganteng?"Bellia tergagap mendengar pertanyaan Marvell barusan setelah itu mengangguk pelan."Ini Om Ganteng yang waktu itu nemenin Marvell, Ma. Om Ganteng baik sekali ‘kan, Ma?"Bellia tidak tahu harus menjawab apa. Dia sendiri pun masih terkejut dengan apa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08

Bab terbaru

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   64. Lebih Dekat

    Bellia lupa kapan terakhir kali dia bisa bernapas dengan lega seperti ini. Selama lima tahun terakhir kehidupan yang dia jalani terasa begitu berat, hingga membuatnya kesulitan untuk sekadar menarik napas.Kejadian malam itu masih membekas di ingatan Bellia sampai sekarang. Dia tidak akan pernah lupa ketika Daniel merenggut mahkota paling berharga di hidupnya dengan tidak sengaja.Saat dia ingin memberi tahu Daniel tentang kehamilannya dan kejadian yang sebenarnya, dia malah melihat Daniel berciuman dengan wanita lain di ruangannya.Akhirnya Bellia memutuskan untuk pergi dari kehidupan Daniel dan mencoba menjalani hidup tanpa bayang-bayang lelaki itu. Awalnya tentu saja tidak mudah, apa lagi kondisi Nenek Amira semakin hari semakin memburuk.Namun, Bellia tidak menyerah begitu saja karena dia memiliki tekad yang begitu kuat demi kesembuhan Nenek Amira serta bayi yang berada di dalam kandungannya.Kehidupan Bellia pun berangsur-angsur membaik setelah Marvell lahir. Kehadiran anak itu m

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   63. Rewrite The Star

    Bellia tidak bisa menikmati sarapan dengan tenang, dia mengunyah nasi gorengnya dengan enggan, sementara kedua matanya terus mencuri pandang ke arah Daniel yang duduk di hadapannya.Bellia tidak pernah menyangka dia akan kembali berciuman dengan Daniel. Dia bahkan mengalungkan kedua lengannya di leher lelaki itu dan membalas ciumannya tidak kalah panas.Entah setan apa yang sudah merasuki pikirannya. Dia mendadak berubah menjadi lebih liar jika bersama dengan Daniel. Lelaki itu mempunyai pesona dan daya tarik yang sangat kuat dan sulit sekali untuk ditolak.Untung saja Marvell tadi memanggilnya. Jika tidak, dia dan Daniel pasti sudah berakhir di ranjang."Kenapa kamu makan cuma sedikit? Apa kamu tidak berselera?"Pertanyaan Daniel barusan sukses membuat Bellia tergagap. "Em, tidak. Nasi goreng ini enak, kok."Daniel menatap Bellia dengan alis terangkat sebelah. Biasanya Bellia mengajak Marvell bicara saat makan, tapi ibu dari anaknya itu sekarang lebih banyak diam."Kenapa kamu dari t

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   62. Morning Kiss

    "Mas Daniel, kamarnya sudah siap."Daniel segera beranjak dari tempat duduknya begitu mendengar suara Bellia, pergi ke kamar yang ada di sebelah."Maaf ya, Mas. Kamarnya jelek."Daniel mengamati kamar bernuansa biru muda itu. Sebuah ranjang berukuran sedang ada di tengah-tengan kamar. Di samping ranjang tersebut ada sebuah meja kayu yang menghadap langsung ke arah jendela. Di sebelah meja tersebut, ada sebuah pot bunga berukuran besar yang membuat suasana terasa lebih segar. Daniel akui kamar ini jauh lebih kecil dari pada kamarnya yang ada di apartemen. Namun, dia tidak mempermasalahkan hal tersebut. Dia hanya merasa sedikit kurang nyaman karena kamar ini tidak dilengkapi dengan mesin pendingin ruangan. Sepertinya dia harus tidur dengan bertelanjang dada agar tidak merasa gerah."Jangan bilang seperti itu, Bie. Kamar ini cukup nyaman. Terima kasih sudah mengizinkanku menginap di rumahmu.""Baiklah kalau begitu, selamat tidur, Mas."Daniel mengangguk, dia langsung melepas kemeja yang

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   61. May I Kiss You?

    Tiba-tiba saja Bellia menggeliat pelan lalu mengerjapkan kedua matanya perlahan. Dia sontak bangun dan duduk di ujung tempat tidurnya ketika sadar kalau dirinya berada di dalam kamar sementara Daniel berada sangat dekat dengannya.Lelaki itu bahkan menatapnya dengan sangat lekat. Seolah-olah tidak ada hal lain di dunia ini yang lebih imdah selain dirinya.“Ma-Mas Daniel?!” Bellia tersentak, jantungnya berdebar hebat karena mencium aroma musk bercampur dengan keringat yang menguar dari tubuh Daniel. Aroma yang menenangkan sekaligus membuat jantungnya berdebar.“Kamu tadi tidur sangat lelap, aku jadi tidak tega membangunkanmu. Karena itu aku membawamu ke sini,” jelas Daniel tanpa Bellia meminta.“Te-terima kasih,” ucap Bellia terdengar gugup. Bellia pikir Daniel akan segera menjauh dari darinya. Akan tetapi lelaki itu tetap bertahan di posisinya.“Bie ...,” panggil Daniel pelan. Suaranya terdengar rendah tapi dalam membuat Bellia gugup luar biasa.“Em, ya?” Bellia memberanikan diri memb

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   60. Membujuk Bellia

    Bellia tidak langsung menjawab, terlalu banyak kebaikan yang sudah Daniel berikan untuknya. Dia merasa tidak pantas menerima kebaikan lelaki itu lagi.“Bie ....”Bellia tersentak ketika Daniel meraih kedua tangannya dan menggenggamnya dengan lembut. Entah mengapa tatapan Daniel yang begitu meneduhkan tidak mampu membuat perasaannya tenang. Dia justru merasa semakin gelisah.“Jangan pernah merasa tidak pantas menerima bantuanku, Bie.”Ucapan Daniel sukses membuat Bellia terhenyak. Sepasang iris hezelnya menatap Daniel dengan pandangan tidak percaya.Kenapa Daniel bisa membaca pikirannya? Apa lelaki itu seorang cenayang?“Aku bisa tahu apa yang sedang kamu pikirkan karena semua terlihat jelas di wajahmu.”“Maaf ....” Bellia menunduk dalam, dia merasa malu sekali sudah berpikir yang tidak-tidak tentang Daniel.Daniel menggenggam jemari tangan Bellia lebih erat. “Jadi ... bagaimana? Kamu mau menerima bantuanku, ‘kan?”Daniel bertanya dengan sangat hati-hati mengingat Bellia memiliki sifat

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   59. Amusement Park

    Jantung Bellia berdetak tidak karuan ketika melihat pesan yang baru masuk di ponselnya. Rasanya aneh sekali karena dia tidak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya. Jantungnya sekarang berdegup kencang setiap kali nama Daniel muncul di layar ponselnya. Daniel tidak pernah absen mengirim pesan sejak dia memutuskan untuk memberi lelaki itu kesempatan. Isi pesan yang begitu manis membuatnya sempat berpikir kalau orang yang mengirim pesan bukanlah Daniel. Namun, dugaannya ternyata salah. Orang yang setiap pagi mengirim ucapan selamat pagi tersebut memang Daniel. Bellia tidak pernah menyangka orang sekaku dan sedingin Daniel bisa mengirim kalimat yang begitu manis pada dirinya. Sepertinya lelaki itu benar-benar ingin memperbaiki semuanya. Awalnya Bellia sempat merasa ragu, tapi Daniel bisa membuktikan jika dirinya benar-benar serius lewat caranya sendiri. Perhatian serta kasih sayang yang lelaki itu berikan perlahan-lahan berhasil meruntuhkan dinding yang dia bangun d

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   58. Pengakuan Daniel

    “Kamu tidak turun?”Bellia tergagap, dia tidak menyadari jika mobil yang ditumpanginya sudah tiba di rumah karena terlalu asyik melamun. Daniel bahkan sudah membukakan pintu untuknya.Bellia pun cepat-cepat turun lalu mengucapkan terima kasih.Daniel hanya mengangguk lalu meraih tubuh Marvell yang sudah terlelap ke dalam gendongannya.“Biar saya saja, Pak.”Daniel menggeleng pelan. “Bukakan saja pintunya, biar aku yang menggendong Marvell ke kamar.”Bellia tidak membantah, dia segera membuka pintu rumahnya lalu menuntun Daniel ke kamar untuk menidurkan Marvell.“Apa kita bisa bicara sekarang?”Bellia tersentak, dia pikir Daniel akan langsung kembali ke kota setelah mengantarnya dan Marvell pulang. Akan tetapi lelaki itu langsung bertanya setelah menidurkan Marvell di kamar.“Aku tidak bisa manahannya lagi, Bellia. Kita harus bicara sekarang.”“Baiklah.” Bellia menghela napas panjang, perasaan gugup mulai menguasai dirinya. “Kita bicara di luar.”Bellia berjalan keluar dari kamarnya l

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   57. Kita Harus Bicara

    Suasana makan siang kali ini terasa sangat berbeda. Bellia biasanya selalu menanggapi apa yang sedang Marvell dan Daniel bicarakan di meja makan. Akan tetapi, dia kali ini lebih banyak diam dan sibuk dengan makanannya. Dia hanya menanggapi ucapan Marvell, seolah-olah tidak menganggap keberadaan Daniel.“Marvell sudah selesai makan?”“Sudah, Ma.”Bellia beranjak dari tempat duduknya, mengambil piring kotor milik Marvell dan Daniel lalu membawanya ke belakang untuk dicuci. Setelah selesai dia segera mengajak Marvell ke toko karena dia hari ini memiliki pesanan bunga lumayan banyak. Tidak lupa dia menyiapkan segala keperluan Marvell sebelum pergi agar anaknya itu tidak bosan selama menunggunya bekerja.“Aku akan mengantar kalian ke toko.”Bellia tersentak ketika Daniel tiba-tiba mengambil tas yang ada di tangannya menuju mobil lelaki itu.“Tidak perlu, Pak. Kami akan pergi naik motor,” ucap Bellia berusaha setenang mungkin, meski dalam hati dia merasa kesal sekali. Dia sontak berhenti me

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   56. Kesalahpahaman Bellia

    Suasana di dalam mobil kembali hening, tapi ketegangan masih sangat terasa. Tangan Daniel mencengkeram kemudi dengan erat hingga buku-buku jarinya gemetar, napasnya pun terdengar tidak beraturan, menunjukkan emosi yang berusaha dia tahan.Kedua mata Daniel memang fokus memperhatikan jalan, tetapi pikirannya melayang pada kejadian di sekolah Marvell tadi. Bayangan Marvell yang menangis tersedu-sedu karena diejek teman-temannya terus melintas di pikirannya.Daniel tidak bisa berhenti menyalahkan diri. Dia merasa gagal dan tidak berguna menjadi seorang ayah. Seharusnya dia ada di sisi Marvell sejak awal. Seharusnya dia melindungi Marvell dari hinaan teman-temannya yang kejam.Seharusnya ....Daniel menarik napas dalam-dalam, berusaha menghalau sesak yang menghimpit dadanya. Andai saja lima tahun lalu dia mau menekan egonya dan mencari Bellia, Marvell tidak akan kehilangan sosok ayah dan mengalami kejadian buruk seperti tadi.Rasanya Daniel ingin sekali kembali ke masa lalu untuk memperba

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status