Share

23. Kita Harus Bicara

Penulis: Aeris Park
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-08 20:34:07

Daniel tertegun, sepasang iris hitam miliknya terpaku pada Bellia yang berada tepat di hadapannya. Daniel tidak pernah menyangka Tuhan akan mempertemukannya lagi dengan wanita yang pernah menghabiskan malam dengannya.

Jantung Daniel berdetak tidak nyaman. Pada detik ini waktu seolah-olah berhenti bergerak, dunia seolah-olah berhenti berputar, suara-suara di sekitarnya pun mendadak lenyap.

Selama tiga puluh detik yang dia lakukan hanya diam memandangi Bellia yang terlihat cantik dalam floral dress tanpa lengan yang dilapisi kardigan tipis bermotif bunga-bunga.

Lima tahun bukanlah waktu yang sebentar, ternyata ada banyak hal yang berubah dari Bellia. Daniel akui Bellia terlihat semakin cantik dan dewasa sekarang.

"Mama kenal sama Om Ganteng?"

Bellia tergagap mendengar pertanyaan Marvell barusan setelah itu mengangguk pelan.

"Ini Om Ganteng yang waktu itu nemenin Marvell, Ma. Om Ganteng baik sekali ‘kan, Ma?"

Bellia tidak tahu harus menjawab apa. Dia sendiri pun masih terkejut dengan apa
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Han Han
lanjutin ka,meskipun aga tegang,yp seru juga
goodnovel comment avatar
exel exel
heerraaann ...selalu berubaah...eneekk jdinyaa ..udah iklan teruuus.....jdi ganti ganti jduul mles terusiinnya....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   24. Penolakan

    "Memangnya kamu siapa? Apa hakmu mencampuri urusan Bellia?" Suasana terasa begitu menegangkan, baik Daniel maupun Mahes tidak ada yang mau mengalah. Dua pria berbadan tegap itu saling melempar pandangan dengan tegas, mempertahankan ego masing-masing. Daniel terus memaksa Bellia agar ikut bersamanya, sedangkan Mahes terus menahan Daniel agar tidak membawa Bellia pergi. "Mama, Marvell takut. Mau pulang ....” Tangis Marvell yang terdengar keras membuat orang-orang semakin penasaran dengan apa yang terjadi dan berkumpul di sekeliling mereka. Bellia bahkan sampai kualahan menenangkan anak itu agar berhenti menangis. "Ini bukan tentang siapa yang berhak atas Bellia, tapi tolong hargai keputusannya. Dia tidak ingin pergi denganmu, Daniel." Kesabaran Mahes habis dan penghormatan yang biasa dia tunjukan pada Daniel lenyap. Mahes enggan menyebut Daniel dengan embel-embel 'Pak' seperti biasa. Amarah tergambar jelas di wajah tampan Daniel. Kedua matanya menatap Mahes dengan tajam dan ding

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   25. Memutus Takdir

    Sedan hitam itu melaju sedikit kencang, Mahes tampak fokus mengendarai mobilnya sambil sesekali melirik Bellia dan Marvell yang duduk di sampingnya.Untung saja Marvell sudah berhenti menangis, hanya terdengar isakan kecil yang sesekali lolos dari bibir mungilnya. Napasnya pun sudah lebih tenang.Tatapan Mahes beralih pada Bellia. Wanita itu tidak banyak bicara sejak masuk ke dalam mobilnya. Bellia hanya diam, memandangi jalanan dengan tatapan kosong sambil mengusap punggung Marvell dengan lembut. Entah apa yang Bellia pikirkan, Mahes tidak tahu. Ingin bertanya pun dia sungkan, dia akan menunggu sampai Bellia siap bercerita.Helaan napas panjang kembali lolos dari bibir Bellia. Tanpa sadar dia mendekap Marvell yang berada di atas pangkuannya lebih erat ketika teringat dengan pertemuannya dengan Daniel tadi.Sedikit pun Bellia tidak pernah menyangka Tuhan akan mempertemukan dirinya lagi dengan Daniel. Om Ganteng yang selama ini Marvell ceritakan sebelum tidur ternyata adalah Daniel. A

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   26. Kabar Mengejutkan

    Keesokan harinya, Bellia mencoba menjalani kehidupannya seperti biasa meskipun perasaannya sedikit cemas. Bagaimana pun juga Daniel sudah mengetahui keberadaannya. Dia takut lelaki itu kembali datang lalu memaksa dirinya seperti kemarin hingga membuat Marvell ketakutan. Bellia mengusap puncak kepala Marvell yang sedang makan dengan lembut. Sepasang iris hezel miliknya menatap Marvell dengan penuh sayang. Bellia tidak akan pernah siap jika Marvell diambil darinya. "Marvell, sudah selesai sarapan?" "Sudah, Ma." Marvell mengangguk lalu meletakkan gelas susunya yang sudah kosong di atas meja. Bellia tersenyum lalu mengusap susu yang mengotori sudut bibir anak itu. "Kita berangkat sekolah sekarang, ya?" tanya Bellia dan mendapat anggukan dari Marvell. Dia pun mengeluarkan motornya, setelah itu kembali ke dalam untuk berpamitan pada neneknya. Tiba-tiba saja ponselnya yang berada di dalam saku celana bergetar. Ada sebuah pesan masuk dari Mahes. Lelaki itu kembali bertanya apak

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   27. Kapan Menikah?!

    Raut cemas tergambar jelas di wajah tampan Daniel. Beberapa kali dia berdecak kesal ketika kendaraan yang ada di depan tidak mau memberi jalan. Padahal dia ingin segera tiba di rumah sakit untuk melihat kondisi kakeknya.Daniel memarkirkan mobilnya dengan asal begitu tiba di rumah sakit dan cepat-cepat pergi ke lobi. Sepasang iris hitam miliknya menelisik setiap orang yang berlalu-lalang dengan lekat, mencari di mana keberadaan Khaisar.Telepon dari Khaisar yang memberi tahu kalau kakeknya jatuh dan dilarikan ke rumah sakit membuat perasaan Daniel tidak tenang. Daniel takut sesuatu yang buruk terjadi pada satu-satunya keluarga yang paling dia sayang."Niel!" Daniel sontak menoleh, menatap Khaisar yang keluar dari lift. Tanpa menunggu waktu lama dia bergegas menghampiri lelaki itu."Bagaimana keadaan Kakek?" tanyanya dengan napas sedikit terengah."Kakekmu baik-baik saja. Beliau hanya terkilir."Embusan napas lega sontak lolos dari bibir Daniel. Dia benar-benar takut sang kakek kenapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   28. Menebus Janji

    "Bell, ada orang yang mau pesan karangan bunga buat hari Sabtu. Apa kamu bisa?""Eh, apa?" Bellia tergagap mendengar pertanyaan Dita barusan.Bellia menjadi sering tidak fokus semenjak bertemu dengan Daniel beberapa hari yang lalu. Sejak saat itu ia kerap kali merasa cemas, ketakutan tanpa sebab, dan gelisah. Dia bahkan bisa langsung panik jika mendengar suara pintu yang diketuk atau dering telepon."Kamu kenapa sih, Bell? Kenapa kamu akhir-akhir ini sering kelihatan waswas?""A-aku gak kenapa-kenapa, Dit." Bellia mencoba menarik kedua sudut bibirnya ke atas agar Dita tidak berpikir macam-macam tentang dirinya.Namun, sepertinya dia sudah tidak perlu merasa cemas lagi karena sampai sekarang Daniel tidak pernah menampakkan diri di hadapannya lagi. Bellia menghela panjang, semoga saja penjelasannya waktu itu bisa diterima oleh Daniel sehingga lelaki itu berhenti mengganggu kehidupannya dan Marvell lagi."Maaf aku tadi tidak dengar. Kamu tadi tanya apa?"Kini giliran Dita yang menghela

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-14
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   29. We Meet Again, Bellia

    "Titip Marvell sebentar ya, Dit? Tolong kamu periksa kembali PR-nya. Aku tidak sempat memeriksanya karena Mas Mahes sebentar lagi datang.""Astaga, Bellia! Iya!!! Kamu sudah mengatakan hal itu berulang kali. Aku pasti mengingatnya." Dita memutar bola mata malas, tetapi Bellia malah terkikik pelan.Belum beberapa menit, terdengar suara mobil dari depan. Mahes pasti datang untuk menjemputnya.Bellia mensejajarkan tingginya dengan Marvell lalu berkata, "Marvell di rumah baik-baik ya sama Nenek dan Tante Dita. Mama pergi dulu.""Iya, Mama." Marvell mengangguk patuh."Aku pergi dulu ya, Dit. Maaf sudah merepotkanmu.""Bilang maaf sekali lagi aku pukul kepalamu!" sengit Dita dengan mata melotot. Lagi-lagi Bellia terkekeh geli melihatnya. Dia pun segera pergi ke depan agar Mahes tidak menunggu terlalu lama.Mahes tertegun, sepasang iris hitam miliknya terpaku pada Bellia yang sedang berjalan menghampirinya. Gaun sabrina tanpa lengan berwarna merah muda melekat sempurna di tubuhnya. Rambutnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   30. Penyangkalan

    “Kita harus bicara!” Daniel menarik Bellia menjauh dari pesta. Dia mencengkeram pergelangan tangan Bellia dengan erat agar tidak kabur darinya.Daniel berani bersumpah, Bellia terlihat sangat cantik sekarang. Gaun sabrina tanpa lengan berwarna merah muda itu seolah-olah diciptakan khusus untuk Bellia. Daniel sempat tertegun sejenak saat melihat jepit rambut bergaya kuno yang menghiasi rambut wanita itu. Jepit rambut itu adalah jepit rambut yang sama yang ia temukan lima tahun lalu.Perasaan Daniel tidak karuan sekarang, ia harus cepat-cepat membawa Bellia pergi dari sana, selain untuk menuntut wanita itu memberi penjelasan padanya juga agar tidak ada pria lain yang menatap Bellia. Rasanya ia ingin sekali menyongkel semua mata lelaki yang sejak tadi terus mencuri pandang ke arah Bellia selama di pesta.“Tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi, Pak. Semua sudah jelas. Tolong lepaskan tangan saya.” Bellia berusaha melepas tangannya, tapi cengkeraman Daniel malah semakin kuat. Lelaki i

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   31. Pemintaan Maaf

    Napas Mahes terengah, amarah tergambar jelas di wajah tampannya melihat apa yang Daniel lakukan pada Bellia.Beberapa menit yang lalu Mahes kelimpungan mencari Bellia yang tiba-tiba menghilang. Dia sudah berusaha mencari Bellia ke seluruh ballroom hotel, bahkan sampai ke toilet. Namun, Bellia tidak ada di sana. Mahes pun bertanya pada beberapa orang yang ada di sana, siapa tahu salah satu dari mereka ada yang melihat Bellia. Setelah beberapa kali bertanya, akhirnya ada seseorang yang memberi tahunya ke mana Bellia pergi. Orang itu mengatakan jika Bellia dibawa pergi oleh seorang lelaki berjas hitam meninggalkan ballroom hotel.Perasaan Mahes seketika tidak tenang. Bagai orang kesetanan dia langsung mencari Bellia hingga ke basemen. Untung saja dia datang di waktu yang tepat. Jika tidak, Mahes tidak tahu apa yang akan Daniel lakukan pada Bellia selanjutnya.“Mas Mahes!?” Embusan napas lega lolos dari bibir mungil Bellia. Dia merasa sangat lega karena Tuhan akhirnya mengirim Mahes untu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17

Bab terbaru

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   72. Pesan Bernada Ancaman

    Matahari masih belum terbit, tapi Bellia sudah sibuk menyiapkan sarapan di dapur. Jemari lentiknya begitu terampil menyiapkan bahan dan meracik bumbu masakan.Pagi ini Bellia ingin membuat sambal goreng tahu, tempe, dan kentang serta ayam goreng. Sejak kecil Bellia sudah terbiasa memperhatikan sang nenek yang sedang memasak, karena itu dia tidak merasa kesulitan saat memasak. Marvell pun selalu memuji jika masakan Bellia paling enak sedunia dan Bellia merasa sangat tersentuh ketika mendengarnya.Tepat pukul enam semua masakan Bellia sudah siap dihidangkan. Dia mengambil sebuah kotak makan yang berada di rak setelah itu mengisinya dengan nasi, sambel goreng tempe, dan ayam goreng. Tidak lupa dia menambahkan beberapa potong buah di dalamnya.Bellia tanpa sadar tersenyum ketika melihat bekal yang sudah dia siapkan untuk Daniel hari ini. Terhitung sudah tiga hari berturut-turut dia menyiapkan bekal untuk lelaki itu, padahal Daniel sudah melarangnya mengirim bekal karena tidak ingin merepo

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   71. Ketakutan Daniel

    Daniel, Bellia, dan Marvell tidak langsung pulang setelah makan siang. Mereka mampir ke sebuah toko buku dan mainan yang ada di pusat perbelanjaan untuk memenuhi permintaan Marvell.Marvell langsung berlari menuju rak buku khusus untuk anak-anak begitu memasuki toko. Kedua matanya yang mirip Daniel memancarkan binar penuh antusias. Tangannya yang mungil berusaha meraih buku yang berada di rak lumayan tinggi, membuat Bellia tersenyum ketika melihatnya."Marvell boleh pilih dua, Ma?" tanya Marvell terdengar polos.Bellia mengangguk sambil mengusap puncak kepala Marvell dengan gemas. "Boleh, Sayang.""Kalau tiga?" Marvell menatap Bellia dengan penuh harap, mencoba menguji batas kesabaran ibunya.Bellia tertawa kecil. "Jangan banyak-banyak ya, nanti bukunya tidak kebaca semua 'kan sayang."Marvell mengangguk patuh lalu memilih buku dengan penuh pertimbangan. Sedangkan Bellia malah menatap Daniel yang sedang duduk di kursi tunggu sambil memainkan ponselnya.Bellia sadar kalau Daniel lebih

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   70. Siaga Satu

    Mata Bellia refleks mencari sosok yang dipanggil oleh Marvell. Ternyata Mahes berdiri di tempat yang berada tidak jauh dari mereka.Lelaki itu memakai kemeja putih dengan lengan yang tergulung rapi hingga sebatas siku. Rambutnya yang hitam tampak sedikit berantakan. Rahang yang biasanya halus kini ditumbuhi jambang tipis. Penampilan Mahes memang sederhana, tapi tetap terlihat tampan.Jujur saja Bellia tidak pernah menyangka akan bertemu dengan Mahes di tempat ini. Lelaki itu tidak pernah menghubunginya sejak mengungkapkan perasaan pada dirinya. Dia pun tidak pernah berusaha untuk menghubungi Mahes lebih dulu.Perasaan bersalah kembali menyelip di dalam diri Bellia, membuat dadanya terasa sedikit sesak untuk bernapas. Bellia sadar Mahes pasti kecewa sekaligus sakit hati pada dirinya karena dia tidak bisa membalas perasaan lelaki itu. Namun, Bellia tidak bisa membohongi perasaannya sendiri kalau bukan Mahes lelaki yang dia inginkan untuk mendampingi hidupnya. Bukan Mahes lelaki yang na

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   69. Kita Bertemu Lagi

    Marcedes Benz AMG G65 itu melaju sedikit kencang membelah jalanan yang ramai lancar. Daniel terlihat fokus mengendarai mobilnya sambil sesekali menimpali cerita Marvell yang duduk di kursi khusus untuk anak-anak di belakang.Bellia tanpa sadar tersenyum melihat interaksi di antara Marvell dan Daniel. Meski terlambat, Daniel berusaha keras menjadi sosok ayah yang baik untuk Marvell. Lelaki itu bahkan membeli kursi khusus untuk anak-anak tanpa sepengetahuan dirinya demi keselamatan Marvell.Perhatian sekali, 'kan?"Papa, Papa ....""Iya, Sayang?" Daniel melirik Marvell melalui kaca sepion yang ada di depan sekilas."Marvell tadi dapat bintang lima waktu pelajaran menggambar.""Benarkah?" Kedua mata Daniel terlihat berbinar. Dia merasa begitu bangga dengan putranya."Iya." Marvell mengangguk penuh semangat."Wah, selamat. Anak papa hebat sekali.""Terima kasih banyak, Pa. Apa Marvell akan mendapat hadiah?""Hadiah?" tanya Daniel tidak mengerti."Iya, Marvell ingin lego dan buku cerita ba

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   68. Keluarga Impian

    Bangunan mewah berlantai empat itu lebih pantas disebut mansion dari pada rumah. Sebuah air mancur dengan patung Dewi Yunani di bagian tengah semakin menambah kemewahan mansion tersebut. Lantainya terbuat dari marmer yang terlihat berkilau jika terkena cahaya lampu. Dindingnya dilapisi cat berwarna beige yang memberi kesan mewah sekaligus elegan.Beberapa pelayan terlihat sibuk dengan tugas mereka. Ada yang menyiapkan sarapan, membersihkan halaman, memotong rumput, dan membersihkan kolam renang.Seorang anak laki-laki berjalan dengan lesu menuruni tangga lalu duduk di meja makan. Di hadapannya sudah terasaji beraneka masakan, tapi tidak ada satu pun yang menggugah seleranya."Selamat pagi, Tuan Daniel. Anda mau susu?" Seorang pelayan mendekat, menawarkan segelas susu yang dijawab gelengan pelan oleh Daniel."Papa sama Mama di mana, Bik?"Pelayan tersebut melirik temannya sesama pelayan yang berdiri tidak jauh darinya, berkomunikasi lewat mata sebentar sebelum menjawab pertanyaan Danie

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   67. Sisi Lain Daniel

    "Mas Daniel?!" Bellia bergeming di tempat, sepasang iris hezel miliknya terpaku pada lelaki yang seharian ini mengisi seluruh pikirannya.Waktu seolah-olah berhenti bergerak, dunia seolah-olah berhenti berputar. Suara di sekitarnya pun mendadak lenyap. Selama tiga puluh detik yang Bellia lakukan hanya diam memandangi Daniel yang sedang memeluk Marvell dengan erat.Beberapa menit yang lalu dia merasa sangat cemas lantaran Daniel tidak memberi kabar. Namun, lelaki itu tiba-tiba saja muncul di hadapannya seolah-olah tidak terjadi apa pun di antara mereka.Perasaan marah, sedih, sekaligus lega bercampur menjadi satu di dalam diri Bellia. Rasanya Bellia ingin sekali memarahi Daniel yang tidak memberinya kabar hingga membuat perasaannya tidak bisa bernapas dengan tenang. Namun, dia berusaha keras menahannya karena mereka tidak mempunyai hubungan apa-apa meskipun sedang dekat.Dua hari tidak bertemu membuat Daniel sangat rindu dengan Marvell dan Bellia. Padahal mereka sudah melakukan video c

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   66. Kejutan

    Ucapan Dita terus terngiang-ngiang di telinga Bellia. Apa yang dikatakan Dita tadi memang benar, hubungan yang baik pasti diimbangi dengan komunikasi yang baik pula. Selama ini dia memang jarang mengirim pesan pada Daniel lebih dulu, bahkan mungkin tidak pernah. Selama ini Daniel yang selalu memulai komunikasi di antara mereka.Bellia sebenarnya ingin mengirim pesan pada Daniel tanpa perlu menunggu inisiatif dari lelaki itu. Namun, entah mengapa Bellia selalu merasa takut dan cemas, bahkan sebelum memulainya. Perasaan insecure itu terkadang sering muncul, hingga membuatnya merasa tidak pantas dekat dengan Daniel. Lelaki itu ... terlihat begitu sempurna di matanya, sedangkan dirinya hanya orang biasa.Bellia sering berpikir kalau Daniel ingin dekat dengannya karena ada Marvell di antara mereka. Andai saja Marvell tidak ada, apa Daniel masih ingin dekat dengannya?Bellia menarik napas dalam-dalam untuk mengurangi sesak yang tiba-tiba menyelip di dalam dadanya. Hilangnya Daniel membuat

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   65. A Day Without You

    Bellia sudah terbiasa hidup sendiri, bahkan sebelum bertemu dengan Daniel. Seharusnya, Bellia tidak perlu khawatir ketika Daniel pergi ke luar kota selama tiga hari. Seharusnya, Bellia bisa menjalani aktivitasnya seperti biasa, sama seperti ketika dia belum bertemu dengan lelaki itu.Namun, entah mengapa Bellia merasa ada sesuatu yang hilang hidupnya. Seperti bulan yang sendirian di langit malam tanpa bintang. Bellia yang biasanya mandiri, kini merasa sedikit kesulitan, mungkin karena dia sudah terbiasa dengan kehadiran Daniel.Bellia akui, beberapa hari ini hubungan mereka menjadi semakin dekat dan hangat. Dia bahkan tidak lagi memakai 'saya' ketika bicara dengan lelaki itu. Selama dua hari ini pun Daniel tidak pernah lupa memberi kabar. Dimulai dengan mengirim ucapan selamat pagi, mengingatkan dirinya dan Marvell agar tidak lupa makan, dan ditutup dengan ucapan selamat malam. Daniel bahkan tidak lupa menyelipkan doa agar dirinya dan Marvell mimpi indah.Manis sekali bukan?Sampai se

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   64. Lebih Dekat

    Bellia lupa kapan terakhir kali dia bisa bernapas dengan lega seperti ini. Selama lima tahun terakhir kehidupan yang dia jalani terasa begitu berat, hingga membuatnya kesulitan untuk sekadar menarik napas.Kejadian malam itu masih membekas di ingatan Bellia sampai sekarang. Dia tidak akan pernah lupa ketika Daniel merenggut mahkota paling berharga di hidupnya dengan tidak sengaja.Saat dia ingin memberi tahu Daniel tentang kehamilannya dan kejadian yang sebenarnya, dia malah melihat Daniel berciuman dengan wanita lain di ruangannya.Akhirnya Bellia memutuskan untuk pergi dari kehidupan Daniel dan mencoba menjalani hidup tanpa bayang-bayang lelaki itu. Awalnya tentu saja tidak mudah, apa lagi kondisi Nenek Amira semakin hari semakin memburuk.Namun, Bellia tidak menyerah begitu saja karena dia memiliki tekad yang begitu kuat demi kesembuhan Nenek Amira serta bayi yang berada di dalam kandungannya.Kehidupan Bellia pun berangsur-angsur membaik setelah Marvell lahir. Kehadiran anak itu m

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status