Share

28. Menebus Janji

Author: Aeris Park
last update Last Updated: 2024-11-14 18:33:27

"Bell, ada orang yang mau pesan karangan bunga buat hari Sabtu. Apa kamu bisa?"

"Eh, apa?" Bellia tergagap mendengar pertanyaan Dita barusan.

Bellia menjadi sering tidak fokus semenjak bertemu dengan Daniel beberapa hari yang lalu. Sejak saat itu ia kerap kali merasa cemas, ketakutan tanpa sebab, dan gelisah. Dia bahkan bisa langsung panik jika mendengar suara pintu yang diketuk atau dering telepon.

"Kamu kenapa sih, Bell? Kenapa kamu akhir-akhir ini sering kelihatan waswas?"

"A-aku gak kenapa-kenapa, Dit." Bellia mencoba menarik kedua sudut bibirnya ke atas agar Dita tidak berpikir macam-macam tentang dirinya.

Namun, sepertinya dia sudah tidak perlu merasa cemas lagi karena sampai sekarang Daniel tidak pernah menampakkan diri di hadapannya lagi.

Bellia menghela panjang, semoga saja penjelasannya waktu itu bisa diterima oleh Daniel sehingga lelaki itu berhenti mengganggu kehidupannya dan Marvell lagi.

"Maaf aku tadi tidak dengar. Kamu tadi tanya apa?"

Kini giliran Dita yang menghela
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yuni Wulandari
ceritanya sepotong²....
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   29. We Meet Again, Bellia

    "Titip Marvell sebentar ya, Dit? Tolong kamu periksa kembali PR-nya. Aku tidak sempat memeriksanya karena Mas Mahes sebentar lagi datang.""Astaga, Bellia! Iya!!! Kamu sudah mengatakan hal itu berulang kali. Aku pasti mengingatnya." Dita memutar bola mata malas, tetapi Bellia malah terkikik pelan.Belum beberapa menit, terdengar suara mobil dari depan. Mahes pasti datang untuk menjemputnya.Bellia mensejajarkan tingginya dengan Marvell lalu berkata, "Marvell di rumah baik-baik ya sama Nenek dan Tante Dita. Mama pergi dulu.""Iya, Mama." Marvell mengangguk patuh."Aku pergi dulu ya, Dit. Maaf sudah merepotkanmu.""Bilang maaf sekali lagi aku pukul kepalamu!" sengit Dita dengan mata melotot. Lagi-lagi Bellia terkekeh geli melihatnya. Dia pun segera pergi ke depan agar Mahes tidak menunggu terlalu lama.Mahes tertegun, sepasang iris hitam miliknya terpaku pada Bellia yang sedang berjalan menghampirinya. Gaun sabrina tanpa lengan berwarna merah muda melekat sempurna di tubuhnya. Rambutnya

    Last Updated : 2024-11-15
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   30. Penyangkalan

    “Kita harus bicara!” Daniel menarik Bellia menjauh dari pesta. Dia mencengkeram pergelangan tangan Bellia dengan erat agar tidak kabur darinya.Daniel berani bersumpah, Bellia terlihat sangat cantik sekarang. Gaun sabrina tanpa lengan berwarna merah muda itu seolah-olah diciptakan khusus untuk Bellia. Daniel sempat tertegun sejenak saat melihat jepit rambut bergaya kuno yang menghiasi rambut wanita itu. Jepit rambut itu adalah jepit rambut yang sama yang ia temukan lima tahun lalu.Perasaan Daniel tidak karuan sekarang, ia harus cepat-cepat membawa Bellia pergi dari sana, selain untuk menuntut wanita itu memberi penjelasan padanya juga agar tidak ada pria lain yang menatap Bellia. Rasanya ia ingin sekali menyongkel semua mata lelaki yang sejak tadi terus mencuri pandang ke arah Bellia selama di pesta.“Tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi, Pak. Semua sudah jelas. Tolong lepaskan tangan saya.” Bellia berusaha melepas tangannya, tapi cengkeraman Daniel malah semakin kuat. Lelaki i

    Last Updated : 2024-11-16
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   31. Pemintaan Maaf

    Napas Mahes terengah, amarah tergambar jelas di wajah tampannya melihat apa yang Daniel lakukan pada Bellia.Beberapa menit yang lalu Mahes kelimpungan mencari Bellia yang tiba-tiba menghilang. Dia sudah berusaha mencari Bellia ke seluruh ballroom hotel, bahkan sampai ke toilet. Namun, Bellia tidak ada di sana. Mahes pun bertanya pada beberapa orang yang ada di sana, siapa tahu salah satu dari mereka ada yang melihat Bellia. Setelah beberapa kali bertanya, akhirnya ada seseorang yang memberi tahunya ke mana Bellia pergi. Orang itu mengatakan jika Bellia dibawa pergi oleh seorang lelaki berjas hitam meninggalkan ballroom hotel.Perasaan Mahes seketika tidak tenang. Bagai orang kesetanan dia langsung mencari Bellia hingga ke basemen. Untung saja dia datang di waktu yang tepat. Jika tidak, Mahes tidak tahu apa yang akan Daniel lakukan pada Bellia selanjutnya.“Mas Mahes!?” Embusan napas lega lolos dari bibir mungil Bellia. Dia merasa sangat lega karena Tuhan akhirnya mengirim Mahes untu

    Last Updated : 2024-11-17
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   32. Pengakuan Mahes

    "A-apa Mas Mahes benar-benar menyukaiku?"Napas Mahes tercekat, jantungnya seolah-olah berhenti berdetak selama beberapa saat mendengar pertanyaan Bellia barusan. Seluruh syaraf di dalam tubuhnya seolah-olah kehilangan fungsi.Mahes bergeming, kaku, lidahnya mendadak kelu. Sedikit pun dia tidak pernah menyangka akan mendapat pertanyaan seperti itu dari Bellia.Apa yang harus dia lakukan? Haruskah dia jujur pada Bellia tentang perasaannya?"Bellia, a-aku ...." "Apa yang Pak Daniel katakan tidak benar 'kan, Mas? Mas Mahes tidak mungkin menyukaiku, 'kan?"Mahes menghela napas panjang lalu menatap Bellia dengan lekat. "Bagaimana kalau yang Daniel katakan benar?"Tubuh Bellia menegang mendengar pertanyaan Mahes barusan. Kedua matanya menatap Mahes dengan lekat, berusaha mencari kebohongan di sana. Namun, dia tidak menemukannya.Apa Mahes benar-benar menyukainya?"Mas ...." Bellia menatap Mahes dengan sendu. Selama ini dia selalu menyangkal dengan perhatian yang Mahes berikan pada dirinya.

    Last Updated : 2024-11-18
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   33. Isi Hati Daniel

    Khaisar berjalan dengan cepat meninggalkan ballroom hotel. Kedua matanya memperhatikan sekitar dengan lekat, berusaha menemukan seseorang yang sudah dia cari sejak sepuluh menit yang lalu.Dia sudah berusaha menelepon, tetapi ponsel Daniel ternyata tidak aktif. Merasa panik dia pun bergegas mencari sahabatnya itu.Langkah Khaisar melambat ketika berhasil mendapati sosok yang dia cari. Embusan napas lega sontak lolos dari bibirnya ketika melihat Daniel yang sedang merokok di taman.Napas Khaisar tampak terengah-engah, bulir-bulir keringat keluar membasahi tubuhnya. Daniel tadi meminta dirinya untuk menemani pergi ke pesta. Namun, sahabatnya itu tiba-tiba menghilang ketika dia pergi ke toilet sebentar. “Aku sudah mencarimu dari tadi, ternyata kamu asyik merokok di sini.” Khaisar menepuk pundak Daniel pelan lalu duduk di sampingnya.“Ada apa, Khai?” tanya Daniel setelah Khaisar berhasil mengatur napas. “Kenapa kamu mencariku?”“Aku takut kamu pulang diam-diam.”“Cuma karena itu?” Daniel

    Last Updated : 2024-11-19
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   34. Menghindar

    "Bunga untuk pesanan jam satu siang nanti apa sudah siap, Dit?" tanya Bellia sambil merangkai bunga baby's breath pesanan pemuda berseragam SMA yang ada di hadapannya. Setelah selesai, dia langsung memberikan bunga tersebut ke pemuda itu."Ini bunga untuk mendiang ibumu. Lain kali jangan bolos sekolah lagi, ya?" ucap Bellia membuat pemuda itu tersenyum malu.Setelah membayar bunga dan mengucapkan terima kasih, pemuda itu segera pergi meninggalkan toko.Bellia hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah pemuda yang sudah menjadi pelanggan tetap di toko bunganya itu. Dia sudah sering mengingatkan pemuda itu agar tidak bolos sekolah. Namun, pemuda itu hanya mendengar nasehatnya sekali, setelah itu mengulangi lagi."Jadi, gimana, Dit? Apa sudah selesai?" tanya Bellia dengan suara yang sedikit keras, mengingat Dita ada di ruang sebelah."Astaga! Aku lupa, Bell!" pekik Dita terdengar panik.Bellia cepat-cepat menghampiri Dita yang sedang gelisah di tengah bunga yang berserakan. "Kenapa

    Last Updated : 2024-11-20
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   35. Mobil Penculik

    Cuaca siang ini cukup cerah. Daniel mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, membelah jalanan yang ramai tetapi lancar. Matanya yang tajam sesekali memperhatikan sekitar, menikmati pemandangan di sepanjang jalan yang dilaluinya.Bukit-bukit hijau yang membentang di tepi jalan menyuguhkan panorama yang menyejukkan mata. Pemandangan seperti ini jarang sekali bisa dia nikmati saat berada di tengah hiruk-pikuk kota yang begitu menyesakkan. Seharusnya dia kembali ke kantor setelah meninjau proyek pembangunan pusat perbelanjaan baru yang dikembangkan oleh perusahaannya. Namun, dia malah membawa mobilnya ke luar kota.Kota kecil tempat Bellia tinggal.Daniel sendiri tidak mengerti mengapa dia bisa seperti ini, padahal Bellia sudah menolaknya berkali-kali. Namun, dia hanya mengikuti kata hatinya yang memintanya untuk pergi ke kota ini.Daniel memarkir mobilnya di seberang sekolah yang terlihat mulai lengang. Waktu pulang sekolah telah tiba dan satu per satu anak-anak meninggalkan gerban

    Last Updated : 2024-11-21
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   36. Tak Punya Pilihan

    Bellia tertegun, sepasang iris hezel miliknya terpaku pada Daniel yang sedang berjalan dengan tegap dan mantap sambil menggandeng tangan kecil Marvell. Selama tiga puluh detik yang dia lakukan hanya diam memandangi lelaki itu.Masih tergambar jelas di ingatan Bellia apa yang Daniel lakukan pada dirinya saat terakhir kali mereka bertemu. Daniel dengan lancang mencium bibirnya karena dia terus menyangkal kebenaran yang lelaki itu coba ungkapkan.Bukan tanpa alasan mengapa Bellia selama ini terus menyangkal. Dia takut Daniel akan merebut Marvell darinya jika lelaki itu tahu kalau Marvell adalah putranya karena mereka pernah menghabiskan malam bersama.Lagi pula Daniel sudah memiliki tunangan dan dia tidak ingin menjadi penghalang di antara hubungan Daniel dengan tunangannya.Akan tetapi, Daniel ada di hadapannya sekarang. Lelaki itu bahkan berani membalas tatapan matanya, seolah-olah tidak pernah melakukan kesalahan pada dirinya.Menyebalkan!Bellia tanpa sadar mengepalkan kedua tangann

    Last Updated : 2024-11-22

Latest chapter

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   72. Pesan Bernada Ancaman

    Matahari masih belum terbit, tapi Bellia sudah sibuk menyiapkan sarapan di dapur. Jemari lentiknya begitu terampil menyiapkan bahan dan meracik bumbu masakan.Pagi ini Bellia ingin membuat sambal goreng tahu, tempe, dan kentang serta ayam goreng. Sejak kecil Bellia sudah terbiasa memperhatikan sang nenek yang sedang memasak, karena itu dia tidak merasa kesulitan saat memasak. Marvell pun selalu memuji jika masakan Bellia paling enak sedunia dan Bellia merasa sangat tersentuh ketika mendengarnya.Tepat pukul enam semua masakan Bellia sudah siap dihidangkan. Dia mengambil sebuah kotak makan yang berada di rak setelah itu mengisinya dengan nasi, sambel goreng tempe, dan ayam goreng. Tidak lupa dia menambahkan beberapa potong buah di dalamnya.Bellia tanpa sadar tersenyum ketika melihat bekal yang sudah dia siapkan untuk Daniel hari ini. Terhitung sudah tiga hari berturut-turut dia menyiapkan bekal untuk lelaki itu, padahal Daniel sudah melarangnya mengirim bekal karena tidak ingin merepo

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   71. Ketakutan Daniel

    Daniel, Bellia, dan Marvell tidak langsung pulang setelah makan siang. Mereka mampir ke sebuah toko buku dan mainan yang ada di pusat perbelanjaan untuk memenuhi permintaan Marvell.Marvell langsung berlari menuju rak buku khusus untuk anak-anak begitu memasuki toko. Kedua matanya yang mirip Daniel memancarkan binar penuh antusias. Tangannya yang mungil berusaha meraih buku yang berada di rak lumayan tinggi, membuat Bellia tersenyum ketika melihatnya."Marvell boleh pilih dua, Ma?" tanya Marvell terdengar polos.Bellia mengangguk sambil mengusap puncak kepala Marvell dengan gemas. "Boleh, Sayang.""Kalau tiga?" Marvell menatap Bellia dengan penuh harap, mencoba menguji batas kesabaran ibunya.Bellia tertawa kecil. "Jangan banyak-banyak ya, nanti bukunya tidak kebaca semua 'kan sayang."Marvell mengangguk patuh lalu memilih buku dengan penuh pertimbangan. Sedangkan Bellia malah menatap Daniel yang sedang duduk di kursi tunggu sambil memainkan ponselnya.Bellia sadar kalau Daniel lebih

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   70. Siaga Satu

    Mata Bellia refleks mencari sosok yang dipanggil oleh Marvell. Ternyata Mahes berdiri di tempat yang berada tidak jauh dari mereka.Lelaki itu memakai kemeja putih dengan lengan yang tergulung rapi hingga sebatas siku. Rambutnya yang hitam tampak sedikit berantakan. Rahang yang biasanya halus kini ditumbuhi jambang tipis. Penampilan Mahes memang sederhana, tapi tetap terlihat tampan.Jujur saja Bellia tidak pernah menyangka akan bertemu dengan Mahes di tempat ini. Lelaki itu tidak pernah menghubunginya sejak mengungkapkan perasaan pada dirinya. Dia pun tidak pernah berusaha untuk menghubungi Mahes lebih dulu.Perasaan bersalah kembali menyelip di dalam diri Bellia, membuat dadanya terasa sedikit sesak untuk bernapas. Bellia sadar Mahes pasti kecewa sekaligus sakit hati pada dirinya karena dia tidak bisa membalas perasaan lelaki itu. Namun, Bellia tidak bisa membohongi perasaannya sendiri kalau bukan Mahes lelaki yang dia inginkan untuk mendampingi hidupnya. Bukan Mahes lelaki yang na

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   69. Kita Bertemu Lagi

    Marcedes Benz AMG G65 itu melaju sedikit kencang membelah jalanan yang ramai lancar. Daniel terlihat fokus mengendarai mobilnya sambil sesekali menimpali cerita Marvell yang duduk di kursi khusus untuk anak-anak di belakang.Bellia tanpa sadar tersenyum melihat interaksi di antara Marvell dan Daniel. Meski terlambat, Daniel berusaha keras menjadi sosok ayah yang baik untuk Marvell. Lelaki itu bahkan membeli kursi khusus untuk anak-anak tanpa sepengetahuan dirinya demi keselamatan Marvell.Perhatian sekali, 'kan?"Papa, Papa ....""Iya, Sayang?" Daniel melirik Marvell melalui kaca sepion yang ada di depan sekilas."Marvell tadi dapat bintang lima waktu pelajaran menggambar.""Benarkah?" Kedua mata Daniel terlihat berbinar. Dia merasa begitu bangga dengan putranya."Iya." Marvell mengangguk penuh semangat."Wah, selamat. Anak papa hebat sekali.""Terima kasih banyak, Pa. Apa Marvell akan mendapat hadiah?""Hadiah?" tanya Daniel tidak mengerti."Iya, Marvell ingin lego dan buku cerita ba

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   68. Keluarga Impian

    Bangunan mewah berlantai empat itu lebih pantas disebut mansion dari pada rumah. Sebuah air mancur dengan patung Dewi Yunani di bagian tengah semakin menambah kemewahan mansion tersebut. Lantainya terbuat dari marmer yang terlihat berkilau jika terkena cahaya lampu. Dindingnya dilapisi cat berwarna beige yang memberi kesan mewah sekaligus elegan.Beberapa pelayan terlihat sibuk dengan tugas mereka. Ada yang menyiapkan sarapan, membersihkan halaman, memotong rumput, dan membersihkan kolam renang.Seorang anak laki-laki berjalan dengan lesu menuruni tangga lalu duduk di meja makan. Di hadapannya sudah terasaji beraneka masakan, tapi tidak ada satu pun yang menggugah seleranya."Selamat pagi, Tuan Daniel. Anda mau susu?" Seorang pelayan mendekat, menawarkan segelas susu yang dijawab gelengan pelan oleh Daniel."Papa sama Mama di mana, Bik?"Pelayan tersebut melirik temannya sesama pelayan yang berdiri tidak jauh darinya, berkomunikasi lewat mata sebentar sebelum menjawab pertanyaan Danie

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   67. Sisi Lain Daniel

    "Mas Daniel?!" Bellia bergeming di tempat, sepasang iris hezel miliknya terpaku pada lelaki yang seharian ini mengisi seluruh pikirannya.Waktu seolah-olah berhenti bergerak, dunia seolah-olah berhenti berputar. Suara di sekitarnya pun mendadak lenyap. Selama tiga puluh detik yang Bellia lakukan hanya diam memandangi Daniel yang sedang memeluk Marvell dengan erat.Beberapa menit yang lalu dia merasa sangat cemas lantaran Daniel tidak memberi kabar. Namun, lelaki itu tiba-tiba saja muncul di hadapannya seolah-olah tidak terjadi apa pun di antara mereka.Perasaan marah, sedih, sekaligus lega bercampur menjadi satu di dalam diri Bellia. Rasanya Bellia ingin sekali memarahi Daniel yang tidak memberinya kabar hingga membuat perasaannya tidak bisa bernapas dengan tenang. Namun, dia berusaha keras menahannya karena mereka tidak mempunyai hubungan apa-apa meskipun sedang dekat.Dua hari tidak bertemu membuat Daniel sangat rindu dengan Marvell dan Bellia. Padahal mereka sudah melakukan video c

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   66. Kejutan

    Ucapan Dita terus terngiang-ngiang di telinga Bellia. Apa yang dikatakan Dita tadi memang benar, hubungan yang baik pasti diimbangi dengan komunikasi yang baik pula. Selama ini dia memang jarang mengirim pesan pada Daniel lebih dulu, bahkan mungkin tidak pernah. Selama ini Daniel yang selalu memulai komunikasi di antara mereka.Bellia sebenarnya ingin mengirim pesan pada Daniel tanpa perlu menunggu inisiatif dari lelaki itu. Namun, entah mengapa Bellia selalu merasa takut dan cemas, bahkan sebelum memulainya. Perasaan insecure itu terkadang sering muncul, hingga membuatnya merasa tidak pantas dekat dengan Daniel. Lelaki itu ... terlihat begitu sempurna di matanya, sedangkan dirinya hanya orang biasa.Bellia sering berpikir kalau Daniel ingin dekat dengannya karena ada Marvell di antara mereka. Andai saja Marvell tidak ada, apa Daniel masih ingin dekat dengannya?Bellia menarik napas dalam-dalam untuk mengurangi sesak yang tiba-tiba menyelip di dalam dadanya. Hilangnya Daniel membuat

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   65. A Day Without You

    Bellia sudah terbiasa hidup sendiri, bahkan sebelum bertemu dengan Daniel. Seharusnya, Bellia tidak perlu khawatir ketika Daniel pergi ke luar kota selama tiga hari. Seharusnya, Bellia bisa menjalani aktivitasnya seperti biasa, sama seperti ketika dia belum bertemu dengan lelaki itu.Namun, entah mengapa Bellia merasa ada sesuatu yang hilang hidupnya. Seperti bulan yang sendirian di langit malam tanpa bintang. Bellia yang biasanya mandiri, kini merasa sedikit kesulitan, mungkin karena dia sudah terbiasa dengan kehadiran Daniel.Bellia akui, beberapa hari ini hubungan mereka menjadi semakin dekat dan hangat. Dia bahkan tidak lagi memakai 'saya' ketika bicara dengan lelaki itu. Selama dua hari ini pun Daniel tidak pernah lupa memberi kabar. Dimulai dengan mengirim ucapan selamat pagi, mengingatkan dirinya dan Marvell agar tidak lupa makan, dan ditutup dengan ucapan selamat malam. Daniel bahkan tidak lupa menyelipkan doa agar dirinya dan Marvell mimpi indah.Manis sekali bukan?Sampai se

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   64. Lebih Dekat

    Bellia lupa kapan terakhir kali dia bisa bernapas dengan lega seperti ini. Selama lima tahun terakhir kehidupan yang dia jalani terasa begitu berat, hingga membuatnya kesulitan untuk sekadar menarik napas.Kejadian malam itu masih membekas di ingatan Bellia sampai sekarang. Dia tidak akan pernah lupa ketika Daniel merenggut mahkota paling berharga di hidupnya dengan tidak sengaja.Saat dia ingin memberi tahu Daniel tentang kehamilannya dan kejadian yang sebenarnya, dia malah melihat Daniel berciuman dengan wanita lain di ruangannya.Akhirnya Bellia memutuskan untuk pergi dari kehidupan Daniel dan mencoba menjalani hidup tanpa bayang-bayang lelaki itu. Awalnya tentu saja tidak mudah, apa lagi kondisi Nenek Amira semakin hari semakin memburuk.Namun, Bellia tidak menyerah begitu saja karena dia memiliki tekad yang begitu kuat demi kesembuhan Nenek Amira serta bayi yang berada di dalam kandungannya.Kehidupan Bellia pun berangsur-angsur membaik setelah Marvell lahir. Kehadiran anak itu m

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status