Share

19. Om Ganteng dan Permen Susu

Penulis: Aeris Park
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-04 18:26:06

Alunan musik klasik mengalun merdu di ballroom sebuah hotel yang paling mewah di kota itu. Pejabat setempat mengadakan pesta dan mengundang Daniel sebagai tamu penting karena Daniel adalah pengusaha yang paling disegani dan dihormati di tanah air.

Malam ini dia datang ke pesta tersebut bersama Vania. Daniel sebenarnya ingin datang sendiri, tapi Vania terus saja merengek ingin ikut dirinya hingga membuat telinganya pengang.

"Terima kasih sudah datang, Tuan Moiz. Senang bertemu dengan Anda."

Daniel menyambut hangat uluran tangan pejabat yang mengundangnya. "Sama-sama, Pak. Pestanya cukup menyenangkan."

Lelaki paruh baya itu tersenyum. "Apa ini, Nona Vania?"

Vania yang mendengar namanya disebut sontak memeluk lengan Daniel dengan mesra. "Iya, Pak. Saya, Vania. Calon istri Daniel."

"Senang bertemu dengan Anda, Nona Vania. Ternyata Anda lebih cantik jika dilihat langsung."

"Ah, Anda bisa saja," ucap Vania malu-malu.

"Saya dengar kalian sudah lama bertunangan. Kapan kalian akan meresmikan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Aeris Park
Makasih banyak Kak sudah baca...
goodnovel comment avatar
Yuni Wulandari
lanjut thorrr...singkat padat jelas dan ngk usah bertele²
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   20. Tentang Sepeda dan Luka

    Ponsel milik Daniel yang berada di dalam saku celana kembali berdering, tidak lama kemudian bergetar beberapa kali. Daniel sudah menduga, Vania pasti menghubunginya untuk mengetahui di mana keberadaannya.Namun, dia malas menanggapinya. Dia lebih nyaman bersama bocah laki-laki yang baru saja dia temui dari pada berbaur dengan orang-orang dewasa yang penuh dengan kepalsuan di dalam."Om Ganteng tahu ndak? Marvell udah bisa naik sepeda loh ....""Benarkah?" tanya Daniel antusias. Dia terlihat begitu senang mendengar Marvell bercerita."Iya ...." Marvell mengangguk tidak kalah semangat. "Marvell kemarin pergi ke taman naik sepeda sama Mama. Tapi Marvell jatuh karena ada anak kucing yang tiba-tiba lewat.""Kamu baik-baik saja? Apa ada yang luka?" Daniel memperhatikan tubuh Marvell dari atas sampai bawah. Sorot khawatir terpancar jelas dari kedua matanya yang serupa dengan milik Marvell."Ini." Marvell menarik celananya ke atas, menunjukkan lututnya yang sedikit lecet.Melihat apa yang dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   21. Isi Hati Bellia

    Sedan hitam itu melaju dengan kecepatan sedang di jalanan yang lumayan sepi. Mahes tampak serius mengendarai mobilnya sambil sesekali melirik Marvell yang duduk di kursi khusus anak di sampingnya."Kalau ngantuk tidur saja. Nanti om gendong kamu ke kamar kalau sudah sampai di rumah."Marvell menggeleng pelan meski matanya sudah terasa berat. "Marvell tadi makan pudding coklat sama cookies di sana. Mama nanti marah kalau Marvell gak gosok gigi sebelum tidur.""Anak pintar. Om Mahes bangga sekali sama kamu." Mahes menepuk puncak kepala Marvell dengan penuh sayang lalu menambah kecepatan mobilnya agar cepat tiba di rumah Bellia.Sebenarnya Mahes juga ingin mengajak Bellia ke pesta tadi. Akan tetapi, kondisi Nenek Amira tiba-tiba drop. Mahes pun terpaksa mengajak Marvell sendirian karena dia sudah berjanji akan memberi anak itu makanan enak.Mahes akhirnya tiba di rumah Bellia setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih tiga puluh menit. Mata Marvell yang semula terasa berat sontak ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   22. We Meet Again

    Bellia sejak tadi mondar-mandir dari depan ke dalam toko, mengambil bunga, menyiapkan pesanan, dan melayani pelanggan.Hari ini D'Marvell Florist kedatangan lumayan banyak pelanggan hingga membuat Bellia tidak sempat beristirahat sejak toko dibuka."Dit, ada pelanggan baru. Tolong kamu layani, ya? Aku mau masih belum selesai merangkai bunga ini.""Iya, Bell." Wanita yang dipanggil Dita itu segera melayani pelanggan yang baru saja datang sesuai perintah Bellia.Akhir-akhir ini Bellia merasa sedikit kualahan melayani pelanggan, karena itu dia meminta Dita untuk bekerja di toko bunganya. Hasil kerja Dita ternyata cukup memuaskan meski baru bekerja tiga bulan. Dita bahkan cepat akrab dengannya, seperti sahabat yang sudah kenal sejak lama."Ini bunga pesanan Anda, Pak." Bellia mengulurkan seikat bunga mawar merah hasil rangkaiannya ke pelanggan."Wah, bunga ini bagus sekali. Istri saya pasti menyukainya. Terima kasih banyak, Nona.""Sama-sama, Pak. Senang bisa membantu Anda."Pria paruh ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   23. Kita Harus Bicara

    Daniel tertegun, sepasang iris hitam miliknya terpaku pada Bellia yang berada tepat di hadapannya. Daniel tidak pernah menyangka Tuhan akan mempertemukannya lagi dengan wanita yang pernah menghabiskan malam dengannya.Jantung Daniel berdetak tidak nyaman. Pada detik ini waktu seolah-olah berhenti bergerak, dunia seolah-olah berhenti berputar, suara-suara di sekitarnya pun mendadak lenyap.Selama tiga puluh detik yang dia lakukan hanya diam memandangi Bellia yang terlihat cantik dalam floral dress tanpa lengan yang dilapisi kardigan tipis bermotif bunga-bunga.Lima tahun bukanlah waktu yang sebentar, ternyata ada banyak hal yang berubah dari Bellia. Daniel akui Bellia terlihat semakin cantik dan dewasa sekarang."Mama kenal sama Om Ganteng?"Bellia tergagap mendengar pertanyaan Marvell barusan setelah itu mengangguk pelan."Ini Om Ganteng yang waktu itu nemenin Marvell, Ma. Om Ganteng baik sekali ‘kan, Ma?"Bellia tidak tahu harus menjawab apa. Dia sendiri pun masih terkejut dengan apa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   24. Penolakan

    "Memangnya kamu siapa? Apa hakmu mencampuri urusan Bellia?" Suasana terasa begitu menegangkan, baik Daniel maupun Mahes tidak ada yang mau mengalah. Dua pria berbadan tegap itu saling melempar pandangan dengan tegas, mempertahankan ego masing-masing. Daniel terus memaksa Bellia agar ikut bersamanya, sedangkan Mahes terus menahan Daniel agar tidak membawa Bellia pergi. "Mama, Marvell takut. Mau pulang ....” Tangis Marvell yang terdengar keras membuat orang-orang semakin penasaran dengan apa yang terjadi dan berkumpul di sekeliling mereka. Bellia bahkan sampai kualahan menenangkan anak itu agar berhenti menangis. "Ini bukan tentang siapa yang berhak atas Bellia, tapi tolong hargai keputusannya. Dia tidak ingin pergi denganmu, Daniel." Kesabaran Mahes habis dan penghormatan yang biasa dia tunjukan pada Daniel lenyap. Mahes enggan menyebut Daniel dengan embel-embel 'Pak' seperti biasa. Amarah tergambar jelas di wajah tampan Daniel. Kedua matanya menatap Mahes dengan tajam dan ding

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   25. Memutus Takdir

    Sedan hitam itu melaju sedikit kencang, Mahes tampak fokus mengendarai mobilnya sambil sesekali melirik Bellia dan Marvell yang duduk di sampingnya.Untung saja Marvell sudah berhenti menangis, hanya terdengar isakan kecil yang sesekali lolos dari bibir mungilnya. Napasnya pun sudah lebih tenang.Tatapan Mahes beralih pada Bellia. Wanita itu tidak banyak bicara sejak masuk ke dalam mobilnya. Bellia hanya diam, memandangi jalanan dengan tatapan kosong sambil mengusap punggung Marvell dengan lembut. Entah apa yang Bellia pikirkan, Mahes tidak tahu. Ingin bertanya pun dia sungkan, dia akan menunggu sampai Bellia siap bercerita.Helaan napas panjang kembali lolos dari bibir Bellia. Tanpa sadar dia mendekap Marvell yang berada di atas pangkuannya lebih erat ketika teringat dengan pertemuannya dengan Daniel tadi.Sedikit pun Bellia tidak pernah menyangka Tuhan akan mempertemukan dirinya lagi dengan Daniel. Om Ganteng yang selama ini Marvell ceritakan sebelum tidur ternyata adalah Daniel. A

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   26. Kabar Mengejutkan

    Keesokan harinya, Bellia mencoba menjalani kehidupannya seperti biasa meskipun perasaannya sedikit cemas. Bagaimana pun juga Daniel sudah mengetahui keberadaannya. Dia takut lelaki itu kembali datang lalu memaksa dirinya seperti kemarin hingga membuat Marvell ketakutan. Bellia mengusap puncak kepala Marvell yang sedang makan dengan lembut. Sepasang iris hezel miliknya menatap Marvell dengan penuh sayang. Bellia tidak akan pernah siap jika Marvell diambil darinya. "Marvell, sudah selesai sarapan?" "Sudah, Ma." Marvell mengangguk lalu meletakkan gelas susunya yang sudah kosong di atas meja. Bellia tersenyum lalu mengusap susu yang mengotori sudut bibir anak itu. "Kita berangkat sekolah sekarang, ya?" tanya Bellia dan mendapat anggukan dari Marvell. Dia pun mengeluarkan motornya, setelah itu kembali ke dalam untuk berpamitan pada neneknya. Tiba-tiba saja ponselnya yang berada di dalam saku celana bergetar. Ada sebuah pesan masuk dari Mahes. Lelaki itu kembali bertanya apak

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   27. Kapan Menikah?!

    Raut cemas tergambar jelas di wajah tampan Daniel. Beberapa kali dia berdecak kesal ketika kendaraan yang ada di depan tidak mau memberi jalan. Padahal dia ingin segera tiba di rumah sakit untuk melihat kondisi kakeknya.Daniel memarkirkan mobilnya dengan asal begitu tiba di rumah sakit dan cepat-cepat pergi ke lobi. Sepasang iris hitam miliknya menelisik setiap orang yang berlalu-lalang dengan lekat, mencari di mana keberadaan Khaisar.Telepon dari Khaisar yang memberi tahu kalau kakeknya jatuh dan dilarikan ke rumah sakit membuat perasaan Daniel tidak tenang. Daniel takut sesuatu yang buruk terjadi pada satu-satunya keluarga yang paling dia sayang."Niel!" Daniel sontak menoleh, menatap Khaisar yang keluar dari lift. Tanpa menunggu waktu lama dia bergegas menghampiri lelaki itu."Bagaimana keadaan Kakek?" tanyanya dengan napas sedikit terengah."Kakekmu baik-baik saja. Beliau hanya terkilir."Embusan napas lega sontak lolos dari bibir Daniel. Dia benar-benar takut sang kakek kenapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13

Bab terbaru

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   55. Complicated

    Bellia cepat-cepat menghampiri Marvell dan Daniel. Raut cemas tergambar jelas di wajah cantiknya. Bellia merasa panik sekali melihat Marvell menangis hingga lupa kalau dia ingin memarahi Daniel yang mengirim truk makanan ke sekolah tanpa meminta izin pada dirinya. “Marvell kenapa? Kenapa kamu menangis? Apa kamu jatuh?” Marvell mengangkat wajahnya perlahan lalu mengulurkan kedua tangannya ke atas. Bellia langsung meraih tubuh Marvell ke dalam dekapan, lalu meriksa tubuh anak itu dari atas sampai bawah untuk memastikan jika tidak ada yang terluka. Bellia akhirnya bisa bernapas sedikit lega setelah memastikan kalau Marvell baik-baik saja. Dia pun menepuk-nepuk punggung Marvell dengan pelan agar perasaan anak itu menjadi lebih tenang. “Marvell, jangan menangis lagi, ya? Mama di sini ....” Hati Bellia begitu terisis mendengar tangisan Marvell. Dalam hati dia bertanya-tanya apa yang terjadi pada Marvell hingga membuat anak itu menangis sehebat ini. Apa Marvell baru saja dimarahi guru

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   54. Insiden Di Sekolah Marvell

    Suasana di sekolah Marvell yang biasanya sepi tiba-tiba berubah ramai. Truk-truk makanan berjejer rapi di halaman sekolah, masing-masing dihiasi logo perusahaan milik Daniel. Para siswa, guru, bahkan staf sekolah berkerumun dengan penuh rasa ingin tahu. Kepala sekolah sendiri tampak tergopoh-gopoh keluar dari ruangannya, tersenyum lebar menyambut Daniel, lelaki yang menjadi pusat perhatian siang itu. Daniel berdiri tegap di samping salah satu truk, mengenakan jas kasual yang tetap memancarkan wibawanya. Dia berbicara singkat dengan kepala sekolah, menjelaskan bahwa ini adalah bentuk perhatian untuk anak-anak di sekolah, terutama untuk Marvell. Kepala sekolah yang merasa tersanjung terus mengucapkan terima kasih, bahkan mengundang Daniel masuk ke dalam ruangan. Namun, Daniel menolak dengan sopan, lebih memilih menunggu di halaman agar bisa melihat Marvell. Senyum tipis menghiasi bibir Daniel ketika Marvell yang berjalan keluar dari kelas bersama teman-temannya dengan lesu. Anak itu

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   53. Tahu Batas

    "Papa ada urusan penting di kantor dan harus berangkat pagi-pagi sekali, Sayang. Jadi Papa tidak sempat pamit sama Marvell." Marvell menatap Bellia dengan sayu. "Jadi, Papa gak ninggalin Marvell lagi?" Bellia menggeleng pelan lalu mengusap air mata yang membasahi pipi Marvell. "Tidak, Sayang. Papa tidak mungkin meninggalkan Marvell lagi," ucapnya terdengar menenangkan meski di dalam hatinya dia merasa sangat bersalah sudah membohongi Marvell. "Marvell mandi dulu, ya? Setelah itu sarapan lalu berangkat sekolah." Marvell mengangguk lalu beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri, sedangkan Bellia kembali ke dapur untuk menyelesaikan masakannya yang sempat tertunda. Selama memasak Bellia tidak berhenti memikirkan Marvell. Semakin besar, Marvell sepertinya mulai sadar jika hubungan mama dan papanya tidak sama seperti orang tua pada umumnya. Apa lagi Daniel tidak tinggal satu rumah bersama mereka. Lelaki itu hanya datang saat jam makan siang, setelah itu kembali ke kota untuk men

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   52. Bingung

    Daniel langsung mengantar Marvell dan Bellia pulang setelah selesai makan malam. Daniel sebenarnya ingin mengajak Marvell pergi ke toko mainan sebelum pulang, tetapi Marvell mengantuk. Akhirnya dia terpaksa mengantar mereka kembali ke rumah.Suasana di dalam mobil begitu hening. Tidak ada yang membuka suara di antara keduanya. Daniel terlihat fokus mengendarai mobilnya sambil sesekali melirik Bellia yang duduk di sampingnya. Wanita itu sejak tadi hanya diam, memperhatikan jalanan lewat kaca mobil yang ada di sampingnya.Daniel tanpa sadar mendengkus kesal. Apa jalanan itu lebih menarik daripada dirinya?“Bell ...,” panggil Daniel pelan tetapi sukses membuat Bellia tersentak.“Maaf, aku tidak bermaksud mengagetkanmu.”Bellia hanya mengangguk. Jujur saja dia tidak tahan terjebak di situasi yang sangat canggung bersama Daniel dan ingin cepat-cepat keluar dari mobil lelaki itu.“Bagaimana keadaan nenekmu?” Daniel akhirnya bertanya, mencoba menghilangkan rasa canggung yang sempat melingku

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   51. Makan Malam Spesial

    Bellia terkejut mendengarnya, tetapi Daniel malah tertawa.“Aku hanya bercanda,” ucap Daniel sambil mengusap puncak kepala Bellia dengan gemas. Dia buru-buru menurunkan tangannya setelah sadar dengan apa yang baru saja dirinya lakukan.“Sorry ...,” ucapnya pelan.Bellia hanya mengangguk sambil berusaha menormalkan kembali detak jantungnya.Keesokan harinya Daniel menepati ucapannya untuk datang menemui mereka. Seperti biasa dia menemani Marvell bermain sebentar setelah itu makan siang bersama Marvell dan Bellia.Obrolan mereka di meja makan mengalir begitu saja, tetapi lebih didominasi oleh Marvell yang menceritakan aktivitasnya di sekolah.“Kalian nanti malam ada acara?”Bellia seketika berhenti mengunyah makanannya lantas menatap Daniel dengan penuh tanda tanya.“Aku ingin mengajak kalian makan malam bersama.”Bellia tidak mampu menyembuyikan keterkejutannya, berbagai kemungkinan buruk seketika melintas di pikirannya.Bagaimana kalau ada orang yang melihatnya makan malam bersama Mar

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   50. Lebih Dekat

    Bellia sedang sibuk memotong sayur untuk dijadikan sup di dapur. Samar-samar telinganya mendengar Marvell yang sedang asyik menyusun lego dengan Daniel di ruang tengah. Terkadang Marvell tertawa kecil, bertanya tentang hal yang tidak dia ketahui, dan menceritakan banyak hal pada Daniel.Bellia tidak pernah menyangka jika hari ini akan tiba. Hari di mana Marvell akhirnya mengetahui siapa ayah kandungnya.Bellia pikir Marvell sudah bahagia hidup berdua dengannya. Sebagai seorang ibu pun dia sudah berusaha memberi yang terbaik untuk anak itu.Namun, dia ternyata salah. Marvell tetap membutuhkan sosok ayah untuk mendampingi hidupnya, lalu Daniel tiba-tiba saja datang dan menawarkan diri untuk merawat Marvell bersama-sama.Awalnya Bellia merasa ragu, apa lagi Daniel selama ini selalu bersikap dingin pada siapa pun. Akan tetapi, sosok Daniel yang dia lihat tadi benar-benar berbeda.Lelaki itu berbicara dengan sangat lembut pada Marvell. Tidak ada nada dingin dan intimidasi yang keluar dari

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   49. Permintaan Daniel

    Bellia menatap kertas yang Daniel tunjukkan pada dirinya dengan perasaan tidak karuan, antara takut dan cemas. Terlebih setelah melihat logo sebuah rumah sakit yang tertulis di sana. Tanpa sadar dia menggelengkan kepala, menolak permintaan Daniel.“Kamu baca sendiri atau perlu aku yang membacanya?” tanya Daniel, suaranya terdengar rendah tetapi tegas. Menuntut Bellia agar segera membaca surat tersebut.Jantung Bellia berdetak tidak nyaman, setitik keringat dingin keluar membasahi pelipisnya, wajahnya pun berubah pucat. Bellia terlihat seperti anak kucing yang berhadapan dengan seekor serigala.Tatapan tajam Daniel membuat Bellia tidak berdaya. Dia tunduk, takluk di hadapan lelaki itu.Dengan tangan gemetar dia meraih kertas tersebut lalu membacanya. Sepasang iris hezel miliknya memperhatikan dengan lekat setiap kata yang tertulis di sana. Semakin ke bawah, jantung Bellia berdetak semakin tidak karuan. Apa lagi setelah menemukan hasil tes DNA Marvell dan Daniel.“99,99 persen cocok,”

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   48. Hasil Tes DNA

    Kaki Daniel bergerak gelisah, decakan kesal berulang kali lolos dari bibirnya. Daniel berusaha fokus memeriksa berkas yang ada di tangannya. Akan tetapi, dia tidak bisa fokus karena memikirkan hasil tes DNA-nya dan Marvell yang akan keluar hari ini.Waktu satu minggu terlalu lama bagi Daniel. Setiap hari dia terus mendesak rumah sakit yang dipilih Khaisar agar cepat memproses tes DNA-nya dan Marvell. Akan tetapi, ternyata banyak sekali prosedur yang harus mereka lakukan dan pihak rumah sakit memintanya untuk menunggu paling lama satu minggu.Daniel refleks mengangkat kepalanya ketika mendengar pintu ruangannya terbuka. Dia cepat-cepat beranjak dari tempat duduknya lalu menghampiri Khaisar yang baru masuk ke ruangannya dengan tidak sabar.“Bagaimana?”Khaisar tersenyum lalu mengambil sebuah amplop berlogo rumah sakit dari dalam tas yang dibawanya, setelah itu dia menyerahkannya ke Daniel.“Ini.”Daniel menatap amplop di tangan Khaisar dengan jantung berdetak hebat. Debarannya bahkan ja

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   47. Pria Misterius

    Kondisi Amira berangsur-angsur membaik setelah lima hari dirawat di rumah sakit. Selama itu pula Bellia tidak pernah absen menjaga wanita itu. Dia hanya pulang sebentar untuk mengantar Marvell ke sekolah, setelah itu kembali ke rumah sakit dan meminta tolong Dita untuk menjemput Marvell di sekolah.Awalnya Marvell sempat protes karena selama lima hari ini waktunya lebih banyak tersita di rumah sakit. Sebagai seorang ibu Bellia sangat paham dengan apa yang Marvell rasakan. Anak itu pasti merindukan dirinya.Sejak kecil Marvell tidak pernah lepas darinya. Anak itu selalu ikut ke mana pun dia pergi. Dia bahkan membawa Marvell ke toko bunga sepulang sekolah karena dia tidak ingin merepotkan suster yang merawat neneknya di rumah. Mungkin karena alasan itu Marvell menjadi sangat bergantung pada dirinya.Jujur saja Bellia sebenarnya juga merindukan Marvell. Dia ingin mengantar jemput Marvell di sekolah seperti biasa, menemani anak itu mengerjakan tugas sekolah, menyiapkan sarapan, dan mem

DMCA.com Protection Status