Arsenio Orlando Lazcano, muda, tampan, berkharisma dan sudah pastinya kaya raya. Tidak ada wanita yang tidak jatuh cinta kepadanya, bahkan dengan suka rela akan memberikan tubuhnya kepada CEO tampan pemilik Lazcano's corps itu. Namun dibalik itu semua ada hal yang di sembunyikan oleh seorang Arsen. Kehidupan gelapnya, yang siapapun tidak akan pernah mengiranya. Membunuh sudah menjadi hal yang biasa bagi seorang Arsen. Sebuah insiden mempertemukannya dengan seorang gadis yang membuat hidupnya berubah. Gadis lugu, polos dan baik hati. Sungguh sangat berbanding terbalik dengannya. Namun itulah yang membuat ia penasaran dan tertarik dengan gadis itu.
View MoreDengan matanya ia melihat telunjuk Lily yang mulai menarik pelatuk. Tubuhnya mulai bergetar hebat karena rasa takut yang teramat sangat, hingga akhirnya Margaret tak sadarkan diri. Kepalanya terkulai di atas kursi tempat ia duduk dan diikat.Lily menyadari Margaret yang sudah tak sadarkan diri. Ia kembali menatap Elliot yang sudah gemetar ketakutan. Wajahnya sudah di penuhi dengan keringat. Lily menyeringai seraya menatapnya."Selamat tinggal, pria brengsek, neraka sudah menunggumu," seru Lily masih dengan seringainya.Dan....Dorrr...Terdengar suara tembakan yang agak teredam karena berada di dalam mulut Elliot. Seketika Elliot meregang nyawanya karena peluru yang Lily lepaskan menembus kepala Elliot.Setelah Elliot tak bernyawa. Mata Lily membulat, ia seperti baru saja tersadar dan terlempar dari dunia mimpinya saat melihat darah bercucuran di kepala Elliot. Lily terdiam dan tidak bergerak sedikitpun. Tangan Lily tampak bergetar.Arsen yang melihat semua aksi Lily melalui video ca
Kurang dari 30 menit kemudian Alonzo dan Camilio dibantu oleh anak buahnya telah selesai menyiapkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh Nyonya mereka.Halaman belakang markas akan menjadi tempat latihan menembak bagi Lili, dengan Elliot sebagai sasaran tembaknya.Info ini tentu saja sudah sampai di telinga anggota inti yang lainnya. Hingga menimbulkan rasa penasaran dalam diri mereka.Pascoe dan Dante bahkan sudah berdiri dengan manisnya di samping halaman tersebut untuk menyaksi aksi dari Nyonya mereka.Seorang pria dengan memakai pakaian Lab nya berdiri tepat di samping Pascoe dan Dante. Menyadari kejadiran seseorang di sampingnya Pascoe menolehkam pandangannya, kemudian mengernyitkan dahinya."Whooaa, professor kita akhirnya keluar kandang!!" seru Pascoe dengan wajah tengilnya, membuat Dante ikut melihat ke arah yang Pascoe lihat. Melihat siapa yang ada di dekat mereka membuat Dante ikut kaget dan heran."Kau sudah bosan berkencan dengan bahan peledakmu, hah?!" timpal Dante.En
Ponsel Mike berbunyi dan bergetar, ia segera mengecek untuk memastikan siapa yang mengiriminya pesan.Ketika di cek ternyata Arsen lah yang telah membalas pesannya. Mike tak mengeluarkan ekspresi apapun ketika membacanya.Kemudian ia kembali memperhatikan Nyonya Lazcano yang saat ini masih menyiksa Margaret. Hidung dan sudut bibir Margaret sudah di penuhi oleh darah akibat tamparan dan pukulan Lily tadi."Kau brensek!! Dasar jalang!!" pekik Margaret mengumpat Lily yang baru saja kembali memukulnya."Oh, kau masih berani mengumpatku dengan kondisimu saat ini rupanya!" seru Lily dengan senyum meremehkan."Kau memang kurang ajar!! Bocah sialan!!" Margaret masih saja mengumpati Lily.Hal tersebut menyulut emosi Lily yang tiba-tiba saja menggebu.Perlahan namun pasti Lily mengeluarkan senjata api yang tadi di bawanya dari sakunya dan langsung menempelkannya di dahi Margaret, tepat di tengah kedua alisnya dan seketika membuat Margaret terdiam dan membelalakan matanya."Aku sudah bukan Lily
Begitu pintu terbuka, tatapannya langsung tertuju pada Margaret yang sedang duduk terikat di sebuah kursi. Lampu di dalam ruangan tersebut cukup temaran. Meskipun temaram, namun Lily bisa memastikannya bahwa itu adalah Margaret, ibu tirinya.Lily sempat diberitahu jika Margaret sudah melakukan operasi plastik di wajahnya. Namun bertahun-tahun Lily hidup bersama Margaret ia dapat mengenalinya. Lily menatap tajam Margaret."Silahkan, Nyonya," ujar Mike membuyarkan lamunan Lily. Lily segera menyadarkan dirinya kemudian mengangguk dan masuk ke dalam ruangan tersebut.Margaret yang sedang duduk terikat sedikit tersentak saat pintu kembali di buka.Tadi Ia sedang berdiam memikirkan bagaimana caranya kabur dari tempat ini ketika dua orang anggota Black Nostra masuk ke dalam ruangan tempatnya di kurung.Ia diseret dengan paksa dan di bawa ke tempat ini. Kemudian ia diikat di sebuah kursi. Kini tangan dan kakinya terikat pada kursi tersebut. Sulit bergerak. Ia terus mengumpat dalam hatinya.M
Setelah menempuh perjalanan, akhirnya mereka sampai juga di markas Black Nostra. Lily, Sasha dan Mike segera turun dari mobil dan berjalan memasuki markas. Ini kali pertamanya Lily menginjakkan kakinya di markas Black Nostra.Lily sebisa mungkin bersikap biasa saja dan setenang mungkin. Ia sedikit memperhatikan dan mengamati tempat ini dengan sudut matanya.Jika seandainya setahun yang lalu Lily diajak ke tempat yang disebut markas ini, mungkin dia bisa gemetar ketakutan membayangkannya, apalagi sampai melihat ruang tahanan. Mungkin Lily bisa pusing dan pingsan melihat atau mendengar pekikan kesakitan orang-orang yang ditahan dan disiksa untuk mengakui sesuatu dan mendapat hukuman dari Arsen.Lily memejamkan matanya sejenak, dan mengepalkan tangannya. Mengumpulkan semua keberaniannya agar tak terlihat lemah di hadapan anak buah Arsen, terlebih di hadapan wanita yang sudah menghancurkan keluarganya nanti.Dengan langkah penuh keyakinan Lily terus mengikuti langkah Mike yang memimpin di
Sejak kemarin malam Steve tetap dengan setia menemani Anna melewati masa kritisnya. Ia beberapa kali terbangun dari tidurnya saat merasakan gerakan jari tangan Anna di genggaman tangannya atau mendengar erangan suara Anna.Steve melihat Anna bergerak dan mengerang tetapi tetap memejamkan matanya. Steve selalu memberinya kata-kata semangat dan cinta sehingga Anna segera tenang dan tidur kembali.Minggu pagi Anna membuka matanya, mengerjap-ngerjap dan kembali kebingungan melihat sekelilingnya. Ia berusaha mengingat apa yang terjadi tapi kepalanya merasa sakit dan pusing.Erangan Anna membangunkan Steve yang sedang tidur dalam posisi duduk dan meletakkan kepalanya di atas tempat tidur sambil memegang tangan Anna."Sayang.. kau sudah bangun..." sapa Steve dengan suara serak khas orang baru bangun tidur."Steve, kau sedang apa di sini?" tanya Anna dengan lirih."Aku menunggumu bangun, Anna. Terima kasih Tuhan, pagi ini kau kembali bangun dan bisa menyapaku," ujar Steve sambil mengecup dahi
Setelah sedikit berbincang dengan Steve setelah Anna beristirahat, Liky segera kembali ke kamar di mana Arsen berada. Ia sudah sedikit tenang mwngenai kondisi Anna saat ini. Sudah ada Steve dan Anna yang sudah siuman. Meskipun menurut dokter harus masih tetap waspada.Kini Lily menemani Arsen di kamar rumah sakit. Dan ia menceritakan bahwa Anna sudah sadar dan saat ini Steve sedang menungguinya. Lily berharap Anna bisa melewati masa kritisnya sampe besok sore.Lily juga menceritakan bahwa Steve menyerahkan dan mempercayakan semua tindakan hukum atas apa yang terjadi pada Anna kepada Lazcano's Corp. Bagi Steve, yang utama adalah kesembuhan Anna dan akan segera membawa Anna meninggalkan New York untuk tinggal bersamanya di Tampa, Florida."Semoga Anna bisa sembuh. Kau sudah lega sekarang, kan?" seru Arsen menanggapi cerita Lily. Lily tersenyum dan menganggukkan kepalanya."Kau pulanglah. Theo membutuhkanmu," titah Arsen yang terbaring dengan posisi tempat tidurnya agak dinaikkan sedikit
Mike dan Sasha mengawal Lily yang berjalan menuju ruangan tempat Anna di rawat. Setelah sampai, Mike masuk terlebih dahulu untuk memeriksa keamanan ruangan tersebut sebelum Lily memasukinya.Meskipun rumah sakit ini milik Arsen tapi Mike tidak mau kecolongan sedikit saja setelah apa yang terjadi pagi tadi di mansion.Sepanjang perjalanan keluar dari kamar perawatan Arsen hingga ke kamar perawatan Anna, perasaan Lily tidak karuan. Sedih, terpukul, marah semua menjadi satu dalam relung hatinya.Lily sama sekali tidak menyangka akan mengalami hari yang penuh kejutan seperti ini. Marissa meninggal dunia dan Arsen baru siuman dari operasi pengangkatan peluru di dekat jantungnya.Lily harus menerima kenyataan bahwa semua ini karena dia mempunyai ibu tiri yang keji dan berkomplot dengan orang yang memiliki dendam dengan keluarga Lazcano.Lily merasa sangat bersalah karena sudah melibatkan Anna yang menjadi sahabatnya. Arsen dan semua anak buahnya sudah bekerja keras untuk melindungi Anna sel
Lily menatap dalam wajah Arsen yang masih belum sadar dari pengaruh obat bius."Arsen..." lirih Lily sendu seraya menjulurkan tangannya kemudian Lily menyentuh dan menggenggam tangan Arsen mengecupnya dengan lembut dan menaruh di pipi kanannya.Lily memakai tangan kirinya untuk mengelus pipi Arsen dengan lembut."Cepatlah sadar Arsen. Aku merindukanmu," bisik Lily di telinga Arsen seraya mengecup pipinya.Dengan setia Lily terus menemani Arsen tanpa pernah meninggalkannya sedikitpun. Matanya terus menatap Arsen yang masih terpejam, berharap Arsen segera sadar.Beberapa waktu kemudian saat Lily sedang menguatkan hatinya untuk menerima apa yang menimpa keluarganya, tiba-tiba Lily merasakan pergerakan jari-jari tangan Arsen di tangannya masih lemah.Lily tersentak kaget, namun terlihat senyuman di bibirnya."Arsen..." lirih Lily saat mulai mendengar erangan keluar dari bibir Arsen."Arsen, akhirnya kau mulai sadar," bisik Lily penuh kebahagiaan namun masih menyimpan kesedihan yang mendal
Cerita ini mengandung konten dewasa dan kekerasan, harap pembaca bijak.Materi yang di sisipkan berdasarkan informasi yang didapat dari internet (Google, Google Map, Google Translate, Wikipedia) dan narasumber terpecaya. ----------Lily mulai membuka matanya saat sedikit sinar matahari yang lolos dari celah gorden yang tidak tertutup rapat menerpa wajahnya. Ia mengucek matanya agar bisa melihat sedikit lebih jelas. Karena kamar masih terlihat cukup gelap. Kepalanya sedikit pengar, mungkin akibat alkohol yang diminumnya semalam.Perutnya terasa berat, saat terlihat sebuah tangan melingkar di perutnya, ia bisa merasakannya walau tidak dapat melihatnya dengan jelas.Kini badannya benar-benar terasa sakit, bahkan bagian intinya sangat kebas dan perih. Entah berapa kali semalam ia melakukannya, bahkan ia tidak mampu menghitungnya.Kini Ken--kekasihnya, tampak masih terlelap, terdengar suara napas yang teratur. Lily mengambil ponselnya di nakas sebelah tempat tidur, ia ingat semalam menaru...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments