“Program hamil habis puluhan juta tapi tetap tidak bisa hamil! Buang-buang uang! Lebih baik kamu pergi dari rumahku, Ralin. Aku tidak butuh istri mandul!” Ralin menggeleng dengan air mata yang sudah membasahi pipi. “Em, aku tidak mandul. Kata dokter aku baik-baik–”“Kalau kamu tidak kunjung hamil, lalu apa namanya kalau bukan mandul, Ralin?!” Sang suami, Emran, kembali membentak. “Em, tolong jangan mengada-ada,” pinta wanita itu dengan nada yang halus. “Aku bisa hamil. Tapi butuh waktu. Dokter juga mengatakan seperti itu. Tolong bersabar padaku dan tinggalkan perempuan itu.”“Namanya Fayza, dan dia jauh lebih baik dibandingkan dirimu, Ralin!” Emran kemudian maju dua langkah dan mencengkeram rahang Ralin. Kedua matanya menatap Ralin tajam. “Camkan itu!”Ralin menyentuh tangan Emran dan berusaha melepaskan cengkeraman pria itu, tapi gagal.Tubuhnya terasa sakit, tapi hatinya lebih sakit lagi karena sebenarnya Emran sudah membawa wanita asing itu beberapa kali ke rumah mereka. Emran t
Terakhir Diperbarui : 2025-01-25 Baca selengkapnya