“Rav, kamu dengar aku kan? Kamu masih di sana?” Aline menegur Raven lantaran tidak menjawab pertanyaannya.“Iya, bisa,” jawab Raven memutuskan. Walau hatinya berat tapi Raven menyadari bahwa ia harus mampu bersikap adil pada kedua wanitanya.“Beneran ya, Rav, jangan sampai telat.”“Iya, Lin, beneran.”“Aku tunggu ya, Rav.” Aline menekankan nada ucapannya yang berarti ia sangat menantikan kehadiran Raven.“Iyaaaa …” Raven ikut menekan nada suaranya, sedikit gemas pada Aline yang seakan tidak memercayainya.“Love you, Rav.”Raven tertegun dengan ponsel yang masih menempel di telinganya. Sudah cukup lama ia dan Aline tidak saling mengucapkan kata cinta. Dan sekarang tiba-tiba saja kalimat sakti itu meluncur dari bibir Aline.“Rav, kamu masih di sana?” Untuk kedua kalinya Aline bertanya untuk hal yang berbeda.“Iya, aku di sini.”“Kok nggak ngejawab aku?”Raven berdeham. Ia hanya perlu menjawab ucapan Aline. Namun kenapa terasa begitu berat?“Love you too.” Entah mengapa lidahnya sangat k
Terakhir Diperbarui : 2024-12-12 Baca selengkapnya