Home / Rumah Tangga / Istri Pesanan CEO / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Istri Pesanan CEO: Chapter 41 - Chapter 50

146 Chapters

Pukulan Balasan

Kanya kembali ke ruangannya setelah bicara dengan Wanda tadi. Ia kemudian duduk di kursinya. Lama Kanya memandangi amplop di tangannya sebelum memutuskan untuk membuka amplop tersebut.Kanya kemudian termangu setelah menghitung lembaran uang di dalamnya yang jumlahnya tidak sedikit. Beberapa rencana tersusun di kepalanya. Dengan uang itu ia bisa melakukan banyak hal. Di antaranya adalah membayar utangnya pada Davva dan mencari tempat tinggal baru. Kanya sadar sepenuhnya bahwa ia tidak mungkin terus-terusan tinggal di apartemen Davva.Saat Kanya sedang bermenung, pintu ruangannya terbuka, Davva tiba setelah tadi Wanda memintanya datang.Tadi Davva sedang berada di kantornya ketika sang ibu menelepon. Dari sana ia langsung meluncur ke Queen Boutique.Kanya tertegun sesaat menyaksikan Davva yang masih berdiri di sisi pintu. Kemeja putih yang dikenakannya dan saat ini lengannya digulung hingga siku mengingatkan Kanya pada Raven. Kanya tidak akan pernah lupa bahwa warna favorit lelaki yang
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

Perjodohan

Davva terkejut mendapat serangan tiba-tiba yang sama sekali tidak diprediksinya. Tadinya Davva berhenti bermaksud memberikan kesempatan pada Raven untuk bicara dengan Kanya agar laki-laki itu tidak lagi mengekori mereka. Namun siapa kira inilah yang akan diterimanya.“Raven! Jangan!” Kanya berteriak dengan keras dan langsung keluar dari mobil lalu menarik tangan Raven hingga terlepas dari Davva.“Pulang, Kanya! Ikut saya sekarang!” Raven mencekal tangan Kanya dan menarik menuju mobilnya.“Lepaskan! Saya nggak mau ikut dengan kamu!” Kanya menolak mentah-mentah dan menarik tangannya dengan keras, tapi usaha membebaskan diri itu tentu saja berakhir dengan sia-sia lantaran tenaga Raven jauh lebih kuat.“Kamu istri saya, Kanya! Kamu wajib mematuhi apapun yang saya katakan!”Kanya menjawab kata-kata Raven dengan dengkusan kecil. “Istri? Bukannya kamu sudah melepaskan saya? Kamu sudah menyuruh saya pergi dan itu artinya saya bukan istri kamu lagi.”Raven melepaskan cekalannya dari tangan Kan
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

Kembali Padamu

Kanya menyandarkan punggung ke sandaran sofa sambil mengembuskan napas panjang seakan sedang melepas bebannya. Tangannya kemudian menjangkau remot TV dan menyalakannya. Lalu matanya terarah pada layar yang menyala. Terlihat seperti sedang benar-benar menikmati acara tersebut, nyatanya saat ini pikiran Kanya tidak tertuju ke sana, melainkan pada kejadian tadi siang di ruangannya. Tepatnya saat Wanda memintanya tadi untuk menjodohkan dengan Davva. Cukup lama Kanya terdiam memikirkan jawaban yang akan ia berikan. Hingga akhirnya Kanya menolak dengan alasan tidak pantas untuk Davva.“Maaf, Bu Wanda, bukan saya tidak mau, tapi saya merasa sangat tidak pantas bersanding dengan Davva.”“Ayolah, Kanya, kamu nggak usah ngerasa rendah diri. Saya nggak pernah membeda-bedakan orang dari status sosialnya.”Kanya menggigit bibir. Ia tidak yakin jika Wanda tetap bertahan pada prinsipnya saat ini jika tahu siapa Kanya sebenarnya dan bagaimana keadaannya.“Sekali lagi, maaf, Bu, saya tidak pernah meng
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Saya Sayang Kamu

“Welcome to our home …” Raven membukakan pintu lebar-lebar untuk Kanya ketika mereka tiba di rumah. Rumah itu sepi tanpa penghuni.Melangkahkan kakinya, Kanya masuk dengan hati-hati. Raven yang berada di belakang Kanya mengunci pintu kemudian menyejajarkan kakinya dengan Kanya.Kanya tertegun di tempatnya berdiri. Ia merasa kikuk seakan baru pertama menapakkan kaki di sana. Seketika bayangan kejadian pengusiran oleh mertuanya berkelabat di depan matanya dan tanpa sadar membuatnya bergidik ngeri.“Rumah ini memang sunyi. Setelah kamu pergi saya meliburkan Bibi. Tapi besok saya akan panggil dia untuk kerja di sini lagi,” ucap Raven memberitahu kemudian merangkul Kanya agar melangkah bersamanya.Kanya menurut. Sebelah tangan Raven merangkul punggungnya dan sebelahnya lagi menjinjing tas yang berisi barang-barang perempuan itu.Raven membawa Kanya ke kamar utama, kamar mereka berdua. Kembali Kanya tertegun saat masuk ke sana. Tiba-tiba tangan Raven sudah melingkar di tubuhnya. Lelaki itu
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Happy

Kanya membuka mata dan mendapati Raven masih berada di sebelahnya. Lelaki itu pulas dalam lelap dengan tangan melingkari Kanya.Kanya menepis tangan Raven sepelan mungkin agar tidak mengusik lelaki itu yang akan membuatnya terbangun. Gurat-gurat lelah di wajah Raven membuat Kanya tidak tega. Ia rasa suaminya itu butuh waktu untuk beristirahat lebih lama lagi.Turun dari ranjang, Kanya ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Gusinya berdarah saat menyikat gigi. Hal yang dialami Kanya sepanjang kehamilannya.Tepat di saat Kanya selesai mandi dan keluar dari ruang basah itu, Raven membuka matanya. Lelaki itu sudah bangun. Senyum terbit di bibirnya saat meliha Kanya. Leganya tak terkira menyadari bahwa istrinya sudah bersama dengannya lagi. “Kamu baru selesai mandi?” tanya Raven melihat Kanya tampak segar dan tentunya hanya mengenakan handuk. Titik-titik air menetes dari rambut pendeknya yang masih basah.Kanya menjawab dengan anggukan pelan dan senyum tipis.“Kenapa nggak bangunin saya?
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Cukup Hanya Kamu

Raven merealisasikan kata-katanya mengajak Kanya ke rumah Aline sekaligus yang menjadi rumah orangtuanya. Selama di perjalanan tadi Raven sudah menjanjikan pada Kanya bahwa semua akan berjalan dengan baik-baik saja dan tidak seorang pun berani menyakitinya.Masuk ke halaman rumah dan memarkir mobil dengan rapi, Raven membukakan pintu mobil untuk Kanya lalu mengulurkan tangan dan menggandeng Kanya. Raven berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan menebus segala kesalahannya dengan memperlakukan istrinya itu sebaik mungkin. Raven tahu, meski Kanya sudah memaafkannya, tapi ia yakin jauh di relung hati perempuan itu masih tersisa luka yang sulit untuk disembuhkan.Raven tidak perlu mengetuk pintu untuk masuk. Ia langsung membukanya dan mengajak Kanya ke dalam.“Tunggu di sini dulu, saya panggil Mama sebentar.” Raven meminta Kanya menanti di sofa ruang tamu.Dalam hitungan detik Raven sudah menghilang dari ruang pandang Kanya. Raven mencari Aline ke kamar, namun hanya ruang kosong yang di
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

Kalah Dari Segala Arah

Setelah meninggalkan rumah ibunya, Raven bermaksud membawa Kanya pulang. Tapi setelah mengetahui jalan yang mereka lalui, Kanya langsung melayangkan protes.“Lho, kenapa jalannya ke sini? Ini kan jalan ke rumah,” ujarnya heran.“Saya mau antar kamu pulang dulu setelahnya mau langsung ke kantor.”“Saya mau langsung ke butik aja, Rav, nggak usah mampir ke rumah.” Kanya sudah siap untuk langsung bekerja. Ia tidak perlu mengganti baju.“Jadi beneran kamu mau tetap kerja di sana?” Raven menatap Kanya lekat, menanyakan keseriusannya.Kanya mengangguk mantap menegaskan keputusannya. “Kita kan sudah sepakat soal ini. Kamu tetap mengizinkan saya kerja walaupun saya sedang hamil.”“Baik, saya antar kamu ke sana sekarang.”Tepat di putaran depan Raven membelokkan mobil menuju arah yang seharusnya. Maunya Raven Kanya tetap berada di rumah tanpa beraktivitas di luar. Namun karena sudah terlanjur berjanji, Raven menepatinya. Ia tidak ingin mengingkari ucapan yang telah diikrarkannya sendiri dan mer
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

Memfitnah Kanya

Detik demi detik berlalu dengan cepat. Tanpa terasa sudah berjam-jam Kanya berkutat dengan pekerjaannya. Tadi Wanda mempertemukan Kanya dengan salah satu pelanggan tetap Queen Boutique. Si pelanggan akan mengadakan acara pernikahan untuk putrinya dan ingin memesan baju seragam untuk dipakai seluruh anggota keluarga pada acara tersebut. Mereka menginginkan model yang unik, belum ada yang memakai dan membuat semua mata terpukau. Kanya menawarkan dengan menunjukkan secara garis besar salah satu rancangannya yang saat itu masih berupa imajinasi. Si pelanggan pun setuju.Istirahat sejenak, Kanya melepaskan pensil dari pelukan jari-jarinya kemudian meraih gelas berisi air putih di meja dan menyeruputnya pelan-pelan.Kanya sudah berencana sebelum pulang nanti akan bicara dengan Wanda mengenai status yang selama ini disembunyikannya. Kanya merasa lega karena akhirnya berani mengambil keputusan itu. Hal yang sebelumnya tidak mampu dilakukannya. Sementara di luar butik Aline baru saja datang
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

Karena Raven

Kanya terkesiap ketika telepon di ruangannya tiba-tiba berdering. Memutar kursi yang didudukinya, Kanya mengarah pada meja telepon dan mengangkat gagangnya.“Halo …,” sapanya pelan.“Kanya, kamu sedang sibuk?”“Sedikit, Bu,” jawab Kanya pada Wanda yang saat ini berbicara dengannya.“Bisa ke ruangan saya sebentar?”“Baik, Bu.”Kanya meninggalkan pekerjaaannya kemudian keluar dari ruangannya untuk menemui Wanda. Kanya pikir pastilah Wanda ingin membicarakan mengenai rancangannya, atau apapun yang berhubungan dengan pekerjaannya.Masuk ke ruangan Wanda, Kanya lalu duduk di hadapan perempuan itu. Kanya menunggu apa yang akan disampaikan Wanda padanya.Selama beberapa menit Wanda tidak bersuara. Hanya matanya yang jatuh di wajah Kanya dengan intens. Perempuan tersebut menatap Kanya begitu dalam. Kanya tidak tahu apa yang dipikirkan Wanda saat ini tentang dirinya. Namun, ditatap dengan sedemikian rupa membuatnya sedikit salah tingkah.Tampak gerakan Wanda menghela napas panjang seakan apa
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Rencana Mengadopsi Anak

Kanya berdiri di depan cermin. Matanya memindai sekujur tubuh lalu berhenti di tengah-tengah. Tepat pada bagian perutnya. Dari balik baju ia bisa melihat bagian tersebut sudah menunjukkan tonjolan. Perutnya sudah tidak lagi serata dulu. Ingin melihat lebih jelas, Kanya menyingkap bajunya ke atas dan menahan dengan mulutnya. Kanya tersenyum sambil meraba perutnya yang mulai membuncit. Ia mengernyit ketika merasakan getaran dari dalam sana. Tidak. Ia pasti salah. Gerakan itu pasti hanya perasaannya saja.Namun gerakan itu ternyata belum terhenti dan betul-betul ada.“Raven! Raven! Tolong ke sini dulu!” Kanya berteriak memanggil Raven.Raven yang keluar dari kamar mandi buru-buru menemui Kanya. Ia pikir ada sesuatu sampai Kanya menjerit memanggilnya.“Rav, dia gerak! Barusan saya ngerasa gerakannya di dalam sini!” ucap Kanya penuh semangat.Raven menempelkan tangannya ke perut Kanya dan merasakan sendiri gerakan halus itu. “Amazing.” Ia menggumam pelan. “Kanya, saya pikir sudah saatnya
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more
PREV
1
...
34567
...
15
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status