Home / Rumah Tangga / Istri Pesanan CEO / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Istri Pesanan CEO: Chapter 61 - Chapter 70

149 Chapters

Speechless

Raven mengembuskan napas lega ketika mobil yang membawanya memasuki kawasan kota. Meski hanya kota kecil tapi ponselnya menangkap sinyal seluler di sana. Kota tersebut berjarak puluhan kilometer dari perkebunan milik Raven. Sudah semingguan ini Raven berada di area perkebunan dan selama itu pula ia putus komunikasi dengan siapa pun. Setelah melakukan pendekatan personal yang sangat pelik Raven akhirnya berhasil mengatasi masalah karyawan.Dengan tidak sabar Raven membuka chat room. Banyak pesan masuk di sana. Namun semuanya tidak berhasil menumbuhkan minat Raven. Ia hanya tertarik untuk mengetahui apa ada pesan dari istri kecilnya.Membuka chat room Kanya, dahi lelaki itu sontak berkerut. Ada pesan yang belum terbaca tapi sudah dihapus.Ada teks di sana dengan tanda forbidden: Pesan ini sudah dihapus. Raven keheranan lalu berpikir keras mencari jawaban. Kenapa Kanya menarik kembali pesannya? Apa salah kirim?Menutup aplikasi, Raven langsung menelepon Kanya. Tapi ia harus kecewa ketik
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Bertemu

Rumah megah dengan arsitektur mediterania itu tampak begitu ramai hari ini. Berbagai kendaraan tampak berbaris hingga tumpah ruah ke jalan. Deretan papan bunga juga berjajar rapi hingga bermeter-meter dari rumah tersebut. Isi papan bunga itu adalah ucapan selamat atas kelahiran putra pertama Raven dan Aline.Aline mengatakan pada orang-orang bahwa Rayyan adalah anak kandung mereka yang lahir melalui proses bayi tabung. Raven terpaksa menyetujui ide Aline itu semata-mata demi menunjukkan Rayyan pada dunia. Hari ini Rayyan berusia satu bulan. Setelah dirawat lebih kurang selama satu minggu di rumah sakit kini Raven bisa menggendong anak itu dengan leluasa.“Rav, kenapa masih di sini? Di luar udah pada banyak yang datang. Mereka pengen ketemu kamu.” Aline memberitahu setelah masuk ke kamar dan mendapati suaminya masih mengenakan baju harian. Sedangkan hari ini adalah hari syukuran kelahiran anak mereka.“Bentar lagi aku ke luar,” jawab Raven pelan. “Jangan lama-lama ya, Rav, udah ditun
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Membawa Rayyan Kabur

Kanya terpukau melihat Rayyan berada dalam gendongan Raven. Raven sangat bahagia yang terlukis dengan jelas di wajahnya. Raven berbicara dengan orang-orang yang menyapanya dan memberikan ucapan selamat sambil sesekali mencuri cium pipi baby Rayyan penuh kasih sayang. Perasaan haru seketika menyelimuti Kanya melihat interaksi ayah dan anak itu. Titik air mata dan senyum di bibirnya hadir di detik yang sama. Kanya merasa sangat bahagia walau hanya bisa menyaksikan semuanya dari jauh. Ia tidak mungkin mendekat dan menampakkan diri di hadapan mereka.Kebahagiaannya seketika binasa ketika baru menyadari ada Aline di sebelah Raven. Aline tak kalah bahagia dari suaminya. Senyum tak kunjung pudar dari bibirnya yang terus mencetak senyum baru. Andai saat ini Kanya yang berada di posisi Aline ...Andai Kanya yang saat ini mengaitkan tangannya di lengan Raven ...Acara akhirnya dimulai. Raven dan Aline duduk di singgasana khusus bagaikan raja dan ratu. Aline meletakkan Rayyan di pangkuannya. Ke
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Kecurigaan Raven

Baby Rayyan sudah terlelap dalam dekapan Kanya setelah kenyang menyusu. Anak itu memang sangat baik. Dia membuat hati Kanya bahagia. Kanya bersyukur Rayyan tidak mengalami bingungputing setelah selama ini selalu disodorkan nipple buatan yang mengalirkan susu formula. Bingungputing merupakan kondisi yang umum terjadi pada bayi di awal-awal kehidupannya. Bayi dapat dikatakan bingungputing ketika ia kesulitan mengisap air susu ibu langsung dari pabriknya karena sebelumnya telah terbiasa minum asupannya menggunakan botol susu. Iya, Kanya tahu istilah bingungputing dari forum ibu hamil yang dulu diikutinya saat masih mengandung.Sambil mengusap kepala Rayan, Kanya berpikir keras mencari cara untuk membawa Rayyan pergi dari sana. Tapi bagaimana caranya? Di jalan mana Kanya akan lewat? Hanya ada satu akses keluar masuk di rumah itu. Jelas saja Kanya tidak mungkin lewat di sana. Opsi kedua adalah Kanya menunjukkan diri dengan terang-terangan pada Raven dan semua orang dengan konsekuensi ia ak
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Menghadapi Raven

Bermenit-menit lamanya Raven berdiri terpaku di sisi pintu sambil mengamati pemandangan di dalam sana. Berkali-kali juga lelaki itu mengedipkan mata, dan ia selalu mendapati hal yang sama. Perempuan petugas catering itu sedang menyusui baby Rayyan.Tidak hanya itu saja. Perempuan itu juga membelai kepala Rayyan dan menciumi pipinya. Dari gesturnya terlihat dia juga sedang berbicara dengan Rayyan. Hanya saja Raven tidak tahu dan tidak bisa mendengar apa yang dikatakannya. Separuh wajahnya tertutupi masker dan hanya menyisakan matanya. Topi yang digunakannya menutupi dahinya. Sedangkan poni panjangnya terurai jatuh hampir menyentuh mata perempuan itu.Seketika Raven merasa tidak terima. Bahkan Kanya yang adalah ibu kandungnya belum pernah menyusui Rayyan sekali pun tapi perempuan yang tidak dikenalnya berani bersikap lancang tanpa izin padanya mau pun Aline. Seharusnya Kanya yang berada di posisi itu, bukan orang asing.Tidak tahan lagi, Raven melangkah masuk dengan langkah kasar dan me
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Terserah Apa Kata Takdir

Kanya menggigil ketakutan sambil memeluk kedua lututnya. Setelah berhasil melarikan diri dari rumah Raven Kanya tiba di rumah kost-nya. Hampir saja tadi ketahuan. Kanya tidak tahu apa tindakannya melarikan diri dan bersembunyi dari Raven adalah tindakan yang tepat. Kanya hanya tidak ingin kembali pada Raven. Kanya tahu Aline dan Marissa tidak akan membiarkannya hidup tenang selagi Kanya masih berada di sekitar Raven, apalagi jika kembali padanya.Memejamkan mata, Kanya membayangkan lagi kejadian tadi saat Rayyan berada dalam dekapannya. Kanya tidak bisa mendefinisikan dengan kata-kata sebesar apa kebahagiannya. Pada akhirnya ia bisa memeluk anaknya yang selama ini hanya bisa ditemuinya di dalam mimpi. Walau hanya sebentar, meski hanya sekejap mata. Lamunan indah Kanya tentang anaknya terhenti begitu saja ketika suara ponsel memenuhi pendengarannya. Kanya terkesiap. Pemilik restoran yang meneleponnya.Tidak membiarkan benda itu berdering terlalu lama. Kanya terpaksa menjawab panggilan
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Menyelidiki Perempuan Itu

Kanya melangkah gontai keluar dari ruangan pemilik restoran. Belum genap satu bulan bekerja tapi ia sudah dipecat. Martha tidak ingin mendengar penjelasan apapun darinya. Bahkan, perempuan itu juga tidak sudi memberi gaji Kanya selama beberapa minggu kerja di sana sebagai ganti rugi atas kesalahan yang Kanya lakukan.“Kanya!” Panggilan yang menyerukan namanya menghentikan langkah Kanya.Kanya menoleh ke belakang. Tampak Reza, sesama pekerja restoran dengannya memanggil Kanya. Laki-laki itu menggunakan motor. Begitu tiba di dekat Kanya, Reza berhenti.“Mau ke mana?” tanya laki-laki itu pada Kanya.“Mau pulang,” jawab Kanya pelan.“Kenapa pulang jam segini?” Reza keheranan. Masih terlalu sore untuk pulang. Biasanya mereka keluar dari restoran itu paling cepat jam sepuluh malam. Apalagi Kanya yang bertanggung jawab atas kebersihan restoran.“Saya dipecat.”“Dipecat? Kamu nyasar lagi?”Hampir semua pekerja di restoran menyaksikan dengan mata mereka saat Martha memarahi Kanya habis-habisa
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

Flow With The Wind

Raven berhenti tepat di depan Delicious Restaurant. Meski masih pagi akan tetapi situasi di restoran itu sudah ramai oleh pengunjung yang ingin sarapan atau hanya ingin menyesap segelas teh manis atau secangkir kopi hangat. Setelah meneliti tempat tersebut cukup lama dari tempat duduknya, Raven turun dari mobil lalu melangkah masuk ke dalam restoran. Seorang pelayan menyambutnya serta menunjukkan tempat duduk yang masih kosong.“Terima kasih, tapi saya ke sini bukan untuk sarapan,” kata Raven pada pelayan restoran.Sang pelayan memandang bingung dengan sorot bertanya, ‘Kalau bukan untuk sarapan, lalu untuk apa?’“Saya ke sini ingin bertemu dengan pemilik restoran ini. Dia ada?”“Bu Martha belum datang, Pak. Biasanya ke sini sekitar jam sepuluh atau jam sebelas siang,” jawab pelayan memberitahu.Raven memandang TAG Heuer di pergelangan tangannya. Waktu saat ini menunjukkan pukul delapan empat puluh menit. Hal itu berarti ia harus menanti sekitar satu jam atau dua jam lagi. Ia tidak mun
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

Menjemput Kanya

“Baik, Pak Andi, kalau begitu besok kita bertemu.”Raven menyudahi panggilan telepon dengan salah seorang rekan bisnisnya setelah membuat janji temu.Menyimpan ponsel ke dalam saku celana, Raven memeriksa waktu di arloji. Sudah pukul tiga siang. Sudah saatnya makan walau terlamba. Raven ingat rencananya tadi untuk menemui pemilik restoran. Mengacu pada waktu yang disampaikan pelayan pasti saat ini pemilik restoran sudah berada di tempat. Raven tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu. Raven langsung meluncur menuju restoran tersebut sebelum pemiliknya pergi dari sana.Sekitar tiga puluh menit kemudian Raven tiba di restoran tersebut. Kebetulan yang sangat kebetulan masih pelayan tadi pagi yang menyambutnya.“Ibu Martha ada?” Raven langsung bertanya. Dan syukurlah pelayan tersebut masih mengingatnya.“Ada, Pak. Silakan tunggu sebentar, saya beritahu dulu.”Raven duduk di salah satu kursi yang letaknya berdekatan dekat jendela. Beberapa menit kemudian orang yang dinanti pun muncul di
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

Kamu Adalah Milik Saya

Pemilik tubuh menjulang itu mengayunkan kakinya dengan tegap mendekati Kanya yang berdiri membeku di tempatnya. Wajah lelaki itu menyiratkan ekspresi yang sulit Kanya artikan maknanya. Tadi dari dalam mobil Raven menyaksikan segalanya. Mulai sejak Kanya datang bersama pria berkacamata dengan rambut ikal itu, lalu menyaksikan interaksi keduanya di teras. Betapa lelaki itu dengan santai berbaring di dekat Kanya hingga pergi meninggalkannya sambil mengusap kepala Kanya. Raven tidak bisa menerima karena Kanya adalah miliknya.Sampai jarak mereka tersisa hitungan senti Kanya masih tidak bereaksi hingga ucapan yang disampaikan dengan nada dingin keluar dari mulut laki-laki itu.“Sudah pergi pacar kamu?”Kanya tersentak. Ia tidak mengerti apa yang Raven maksudkan. Datang-datang lelaki itu langsung menudingnya.Raven mendengkus melihat kombinasi ekspresi bingung serta lugu yang ditunjukkan Kanya. Dengkusan yang cukup keras dan terdengar oleh Kanya.Raven tidak tahu harus mulai mencecar dari
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more
PREV
1
...
56789
...
15
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status