Home / Rumah Tangga / Istri Pesanan CEO / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Istri Pesanan CEO: Chapter 71 - Chapter 80

149 Chapters

Tinggal Bersama

Raven membawa Kanya pulang.Perdebatan panjang mereka berakhir setelah Raven menutupnya dengan satu kecupan singkat. Lalu keduanya menghabiskan sisa perjalanan dalam hening yang panjang.Sungguh, perjalanan hidup bagaikan misteri. Setelah liku-liku kehidupan yang tak berujung pada akhirnya takdir membawa Kanya kembali pada Raven.Kanya yang sejak tadi diam saja dan menghabiskan waktu menegakkan duduknya ketika merasa ada sesuatu yang janggal. Kanya baru menyadari jika Raven membawanya ke arah yang berbeda. Ini bukanlah jalan menuju rumah mereka. Akan tetapi ke Nirvana Residence, kediaman Aline serta Marissa.“Kenapa kita ke sini?” Kanya menyuarakan keheranan di kepalanya.“Ray ada di rumah.” Raven menjawab setelah memandang pada Kanya.Kanya tidak bertanya lagi. Mungkin nanti setelah menjemput Ray Raven akan membawa Kanya ke rumah yang mereka tempati dulu. Senyum tipis terbit di bibir Kanya sebagai refleksi dari perasaan bahagianya. Sebentar lagi ia akan bersama anaknya, memeluk hanga
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

Dia Pengasuh Anak Kami

Raven memandang intens pada layar monitor di hadapannya. Layar tersebut menampilkan rekaman adegan sebulan belakangan. Raven ingin tahu apa saja yang terjadi dalam rentang tiga puluh hari ini. Tanpa terasa satu bulan sudah mereka tinggal bersama. Raven, Aline serta Kanya. Sejauh ini yang tertangkap oleh Raven secara kasat mata adalah hubungan kedua istrinya yang begitu akur. Aline kerap mengajak Kanya belanja bersama, menghabiskan waktu berempat dengan Lavanya serta hal-hal kecil lainnya. Keharmonisan mereka membuat Raven bersyukur. Meski dulu Aline dan Marissa sempat sentimen pada Kanya namun kehadiran Ray mengubah segalanya. Anak itu membawa berkah buat semuanya. Tidak hanya menghadirkan rezeki namun juga mendatangkan kedamaian.Raven memajukan duduk menatap lebih lekat layar monitor yang sedang memutar adegan di kamar. Saat itu Ray menangis sedang sang ibu sedang mandi dan tidak mengetahuinya. Aline datang menggendong Ray dan mendiamkannya. Lalu pada adegan lainnya tampak Kanya
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

Bercinta Setelah Sekian Lama

Acara yang diselenggarakan dengan meriah dan dihadiri oleh banyak tamu tersebut pun berakhir, membuat Kanya merasa lega karena ia bisa pulang dan berhenti menjadi pajangan.Dan saat ini mereka bertiga sudah berada di mobil. Sama seperti saat akan berangkat tadi, Kanya kembali duduk sendiri di belakang. Sementara anaknya yang sudah tidur berada dalam dekapan Aline yang duduk di sebelah Raven.Kanya larut dalam lamunan panjang yang sangat menyedihkan. Tadi, tepatnya sekian jam yang lalu saat ada yang bertanya padanya dan Kanya mengatakan bahwa ia adalah seorang pengasuh yang bekerja pada Raven, orang itu tidak memercayainya. Malah mengatakan bahwa Kanya dan Ray lebih terlihat seperti kakak adik. Sepanjang acara berlangsung Kanya duduk sendiri, sedangkan Raven dan Aline mengabaikannya. Kanya hanya dipanggil ketika dibutuhkan, yaitu ketika Aline ingin mengenalkan Ray pada orang-orang sebagai anaknya. Dan Kanya hanya bisa diam membiarkan. Ini memang nasibnya.Tidak ada yang bisa Kanya laku
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

Memenangkan Sayembara

Kanya termangu menggenggam ponselnya dengan tangan gemetar. Semua rangkaian kata yang baru saja dibacanya membuat tubuhnya menggigil hebat.Bukan. Ini bukanlah berita buruk yang mengejutkan. Akan tetapi sebaliknya. Kabar yang baru saja diterimanya membuat Kanya luar biasa bahagia. Saking bahagianya Kanya kesulitan untuk memercayai berita yang baru saja diterimanya.Sebelah tangan Kanya menutup mulut, menahan agar tidak berteriak. Sedangkan sebelahnya lagi menahan ponsel dalam genggaman. Kanya baru saja menerima kabar bahwa gaun hasil rancangannnya memenangkan sayembara. Kanya menjadi pemenang utama di samping dua pemenang lainnya. Maka Kanya berhak menerima hadiah kemenangan yang berjumlah dua ratus juta rupiah. Selain itu ia juga menerima pendidikan gratis selama enam bulan sampai satu tahun. Ada dua pilihan yang ditawarkan di negara yang berbeda. Semua terserah Kanya mau memilih yang mana.“Astaga … ini semua nggak mungkin. Kenapa aku yang menang?” Kanya menggumam pelan. Bukan ing
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

Pergilah

Berita tentang Kanya yang memenangkan sayembara sudah diketahui oleh seisi rumah dan menuai berbagai reaksi.Aline dan Marissa menyampaikan selamat padanya. Tapi bukannya bahagia Kanya malah bertambah sedih. Pasalnya email tersebut sudah dihapus Raven sedangkan Kanya sama sekali belum mencatat contact person dan sejumlah informasi penting lain yang dibutuhkan.“Jadi rencanamu apa?” tanya Aline pada Kanya. Saat itu mereka tinggal bertiga. Sedangkan yang lain sibuk dengan aktivitas masing-masing.“Saya belum tahu. Raven nggak kasih izin,” jawab Kanya lirih.“Kamu jangan pasrah aja dong! Jangan buang kesempatan ini. Ini satu-satunya cara agar kamu bisa berkembang. Kamu harus bujuk Raven bagaimanapun caranya,” kata Aline mengompori dengan berapi-api.“Jadi kamu mendukung saya?” Kanya menatap lekat wajah Aline, mencari kejujuran di paras cantik perempuan itu.Dan Kanya melihat Aline tampak bersungguh-sungguh. “Ya iya dong, Kanya. Aku juga mau kamu maju dan berkembang. Apalagi sebagai sesa
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

Welcome To New York, The City That Never Sleeps

“Kamu yakin ngizinin dia pergi?” tanya Aline ragu saat Raven memberitahu tentang keputusannya mengizinkan Kanya.Raven menganggukkan kepalanya pelan tanpa berkata apa-apa. Raven terpaksa mengizinkan Kanya setelah berperang dengan batinnya sendiri. Andai saja bisa Raven tidak akan membiarkan Kanya ke mana-mana. Namun air mata perempuan itu dan ungkapan isi hatinya yang disampaikan dengan sesenggukan membuat batin Raven pilu. Meski selama ini Raven egois dan keterlaluan pada Kanya, namun ia masih memiliki hati nurani.“Kalau Kanya pergi Ray gimana? Ray masih dua bulan lho, Rav! Dia masih ASI! Masih butuh banget perhatian dan kasih sayang dari ibunya.” Aline terus mengemukakan alasan demi alasan untuk membuat Raven membatalkan keputusannya.“Kanya pergi hanya enam bulan. Aku rasa waktu segitu nggak terlalu lama. Tentang Ray terpaksa diurus baby sitter dulu. Lagian kan ada aku, ada kamu, ada Mama juga. Kita bisa sama-sama mengurus dan merawat Ray,” ucap Raven bijaksana.Aline menyembunyik
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Warisan Yang Mengecewakan

Kanya menatap ke sekelilingnya begitu membuka pintu apartemen. Mereka baru saja tiba di sana setelah perwakilan pihak yayasan mengantar lalu menjelaskan dengan detail setiap bagian apartemen. Terdapat dua buah kamar di sana dengan dua kamar mandi yang masing-masing berada di dalam. Selain ruang tamu ada juga ruang keluarga serta ruang belakang yang langsung terhubung dengan dapur. Apartemen tersebut tidak terlalu luas untuk dipakai bersama. Namun cukup besar bagi mereka berdua.Apartemen yang Kanya tempati dengan Dita berlokasi di salah satu area strategis di Manhattan yang merupakan salah satu dari lima bagian kota di New York.Membuka pintu kamarnya, Kanya langsung menuju jendela. Ia berdiri di sana. Dari balik tirai pandangannya menembus jendela. Segalanya tampak kecil dari lantai tujuh belas tempatnya berada sekarang. Kendaraan aneka rupa yang berada jauh di jalan raya di bawahnya tampak bagai kotak-kotak kecil tak berguna yang dikelilingi oleh berbagai gedung pencakar langit.Tib
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Love Will Always Find You

“Mama nggak percaya kalau itu isi surat warisannya.” Marissa menatap curiga pada Raven setelah mereka keluar dari ruangan pengacara. Tadi di ruangan tersebut mereka juga sempat bersitegang. Marissa merasa tidak terima karena tidak mendapat bagian.Raven yang mengerti maksud perkataan ibunya langsung membalas saat itu juga. “Jadi Mama curiga sama aku? Mama pikir aku yang mengubah isi surat warisan itu?”“Boleh jadi, agar kamu bisa menguasai semua harta papamu.”“Astaga, Ma! Setega itu Mama menuduhku.” Raven geleng-geleng kepala. Uang dan harta memang membuat manusia gelap mata. Bahkan seringkali menimbulkan pertikaian sesama keluarga.“Mama cuma heran, bagaimana mungkin papamu melewatkan Mama. Padahal Mama ini istrinya!” Marissa yang sakit hati melampiaskan kekesalannya pada Raven.“Ma, seharusnya dari awal Mama sadar kalau almarhum papa itu aneh. Masa untuk mengklaim warisan harus punya anak dulu. Tapi setelah aku merenung aku jadi tahu papa pasti punya beberapa pertimbangan. Dan me
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Apa Hidup Memang Sebeecanda Ini?

Kanya menolehkan kepalanya ke belakang mencari sosok pemilik suara yang menarik perhatiannya.Kanya hampir saja ternganga saat matanya bertemu dengan sosok itu. Begitu pun dengan lelaki yang sedang menelepon. Ia langsung mengakhiri panggilan dan menyimpan ponselnya.“Kanya!”“Davva!”Keduanya serentak saling memanggil dengan raut heran yang sama.Dua orang penumpang lift yang keluar membuat kotak itu terasa lebih lapang. Davva bergerak memajukan langkahnya kemudian berdiri di dekat Kanya.“Kenapa kamu bisa ada di sini?” tanya lelaki itu ingin tahu. Ia masih ingat saat terakhir bertemu dengan Kanya adalah di toko buku di Indonesia.“Ceritanya panjang. Tapi intinya Aku memenangkan lomba merancang busana untuk peserta kontes kecantikan. Dan sebagai hadiahnya aku dikirim ke sini untuk sekolah di Manhattan College of Fashion.” Kanya menjelaskan secara garis besar pada Davva.“Wah, congrats, Kanya. Kamu hebat,” puji Davva tulus sembari mengulurkan tangan pada Kanya.Kanya menyambut uluran
last updateLast Updated : 2025-01-05
Read more

Cinta Tidak Selalu Harus Berbalas

Kanya sedang berbaring di tempat tidurnya dengan mata terpaku intens ke layar gawai yang sedang berada di dalam genggamannya. Kanya sedang melihat-lihat foto Ray. Padahal baru beberapa menit yang lalu ia selesai menghubungi Raven tapi Kanya merasa belum puas. Saat ditelepon tadi Ray baru akan tidur. Padahal baru jam delapan malam. Tadi Raven mengatakan padanya jika Ray tidur jam segini maka biasanya akan bangun tengah malam dan begadang sampai hampir subuh. Dari cerita Raven lagi Ravenlah yang mengurus Ray sendiri karena tidak tega membangunkan baby sitter mereka. Terbersit rasa bersalah di hati Kanya kala mengetahui ternyata kepergiannya menimbulkan banyak hal-hal yang tidak menyenangkan bagi orang yang ditinggalkannya. Seharusnya Kanyalah yang mengurus Ray dan menemaninya begadang, bukan Raven. Kanya jadi membayangkan pasti Raven terkantuk-kantuk keesokan paginya setelah semalaman tidak tidur. Kasihan juga Raven.Suara bel di depan sana membuat Kanya terkesiap. Mungkin Dita yang pu
last updateLast Updated : 2025-01-05
Read more
PREV
1
...
678910
...
15
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status