Kanya menahan air bening agar tidak berlinangan dari sudut-sudut matanya yang menghangat.Davva benar. Tidak seharusnya Kanya datang menemui Raven meskipun dengan alasan menemui Ray. Karena yang ia terima hanyalah kekecewaan. Namun bagaimana lagi, yang namanya seorang ibu merindukan anaknya. Rasa itu tidak sanggup Kanya bendung.“Baik, karena tugasku sudah selesai aku akan pergi,” lirih Kanya menjawab lalu memutar tubuh meninggalkan Raven.“Eh, udah, Nya?” tanya Dita keheranan ketika Kanya menarik tangannya pergi. “Nggak jadi ketemu Ray?”Kanya tidak menjawab. Tapi Kanya yang menarik tangannya semakin kuat membungkam mulut Dita agar tidak bertanya lagi. Dita bertahan dalam diam sampai mereka masuk ke dalam taksi dan melihat Kanya menangis.“Ada apa, Nya? Kenapa nangis? Suamimu nyakitin kamu?”“Dia bukan suamiku lagi, Dit,” jawab Kanya sesenggukan.“Maksudnya?” Dita menatap muka basah Kanya penuh tanda tanya.“Dia bilang hubungan kami sudah selesai.”“Jadi maksudnya kalian bercerai?” D
Last Updated : 2025-01-07 Read more