Home / Rumah Tangga / Istri Pesanan CEO / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Istri Pesanan CEO: Chapter 81 - Chapter 90

153 Chapters

Sinyal Yang Semakin Jelas

Sejak pagi itu Kanya dan Davva bertambah dekat. Saat ada waktu luang Davva sering mengajak Kanya mengunjungi tempat-tempat wisata, pusat perbelanjaan, serta tempat makan ternama di New York. Seperti hari ini contohnya. Davva mengajak Kanya ke Central Park. Ini bukanlah kunjungan pertama Kanya ke sana. Sebelumnya Davva sudah mengajaknya dua kali ke sana. Dua bulan di New York Kanya sudah mengunjungi banyak tempat. Iya sudah dua bulan Kanya di sana. Selama itu pula Kanya sudah merasakan yang namanya hangout di Times Square, melihat patung Liberty, atau hanya sekadar mondar-mandir di Grand Central.Dari semua hal tersebut yang menjadi bagian favorit Kanya adalah bersepeda berdua dengan Davva melintasi Queensboro Bridge. Jembatan tersebut menghubungkan Long Island City di wilayah Queens dengan Upper East Side di Manhattan yang sama persis seperti kota Buda dan Pest di Hungaria yang dipisahkan oleh sungai Danube.Kanya sibuk memotret apapun objek yang tertangkap oleh lensa matanya ketika
last updateLast Updated : 2025-01-05
Read more

Kejutan Untuk Kanya

Bulan ketiga di Manhattan.Pagi ini Kanya memaksakan diri untuk mengikuti kelas meskipun merasa badannya tidak terlalu sehat. Kanya mengingat kata-kata Davva dengan baik. Ia akan rugi jika tidak masuk sehari saja. Atas alasan itulah Kanya berada di kampusnya.Sudah sejak kemarin Kanya merasakan kondisinya kurang fit, namun seperti yang sudah-sudah Kanya menganggapnya biasa saja. Cukup dengan meminum pereda nyari biasanya semua rasa mengganggu itu akan menghilang dengan sendirinya. Tapi sepertinya hal tersebut tidak berlaku pagi ini. Kepala Kanya tetap terasa pusing dan berat.“Mending nanti kita ke rumah sakit, Nya,” kata Dita menyarankan begitu menyaksikan Kanya duduk dengan gelisah di sebelahnya.“Nggak usah,” jawab Kanya pelan dengan suara berbisik, khawatir jika akan terdengar oleh yang lain.“Tapi ini nggak bisa dibiarin lagi. Udah berapa hari coba kamu minum obat tapi nggak ada hasilnya. Tuh obat nggak ngefek apa-apa. Itu tandanya kamu harus berobat ke dokter, Nya.”“Ya udah, na
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

Begitulah Cinta

Kanya dan Davva refleks memandang ke arah pintu. Ia refleks terduduk untuk kemudian berdiri ketika tahu siapa yang datang. Begitu pun dengan Davva seketika bangkit dari lantai dan berdiri seperti Kanya.Kanya menggerakkan kakinya yang terasa begitu berat untuk menghampiri pintu. Tanpa perlu berkaca Kanya tahu sepucat apa wajahnya saat ini. Sedikit pun Kanya tidak menduga jika akan mendapat tamu yang tidak diundang di waktu dan tempat yang salah.***Seperti biasa jika sedang suntuk atau karena ada yang harus dikerjakannya Raven melarikan diri ke ruang kerjanya yang terletak di bagian sudut rumah dan agak tersembunyi.Raven sedang memeriksa laporan keuangannya, di mana pengeluarannya terlalu besar dibandingkan pemasukan.Uang warisannya sudah cair. Dan dengan uang itulah Raven mengaplikasikan ke setiap pos-pos pengeluaran. Dimulai dari kebutuhan perusahaan sampai untuk kebutuhan pribadi.Raven juga memenuhi keinginan Aline. Salah satunya adalah untuk pergi liburan ke luar negeri. Dari
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

Cerai

Hal pertama yang tertangkap oleh lensa mata Kanya setelah terjatuh tadi adalah sosok Davva yang sedang memandanginya dengan tatapan khawatir.Kanya mengernyit. Seingatnya tadi ia jatuh di lorong apartemen saat mengejar Raven. Tapi kenapa ia bisa berada di kamarnya?Kanya buru-buru bangkit dari berbaring. Ia harus segera bertemu dengan Raven dan meluruskan kepalahpahaman ini. Tapi belum sempat Kanya bergerak Davva menahannya.“Lepasin aku, Dav, aku harus ketemu Raven. Aku kangen sama Ray, aku pengen gendong Ray sebentar.” Davva menggelang tegas. “Jangan pergi.”“Kenapa aku nggak boleh pergi?” Kanya tidak tahu bagaimana ceritanya Raven, Ray dan Aline bisa berada di bawah langit yang sama dengannya. Tapi yang jelas mereka harus berjumpa.“Apa kamu nggak dengar tadi dia sudah menghina kamu? Apa masih belum cukup juga? Mau sampai kapan kamu membiarkan harga dirimu diinjak-injak?”“Raven hanya salah pengertian, Dav, jadi wajar kalau dia bersikap begitu. Dia hanya salah paham,” jawab Kanya
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

Berpisah Untuk Selamanya

Kanya menahan air bening agar tidak berlinangan dari sudut-sudut matanya yang menghangat.Davva benar. Tidak seharusnya Kanya datang menemui Raven meskipun dengan alasan menemui Ray. Karena yang ia terima hanyalah kekecewaan. Namun bagaimana lagi, yang namanya seorang ibu merindukan anaknya. Rasa itu tidak sanggup Kanya bendung.“Baik, karena tugasku sudah selesai aku akan pergi,” lirih Kanya menjawab lalu memutar tubuh meninggalkan Raven.“Eh, udah, Nya?” tanya Dita keheranan ketika Kanya menarik tangannya pergi. “Nggak jadi ketemu Ray?”Kanya tidak menjawab. Tapi Kanya yang menarik tangannya semakin kuat membungkam mulut Dita agar tidak bertanya lagi. Dita bertahan dalam diam sampai mereka masuk ke dalam taksi dan melihat Kanya menangis.“Ada apa, Nya? Kenapa nangis? Suamimu nyakitin kamu?”“Dia bukan suamiku lagi, Dit,” jawab Kanya sesenggukan.“Maksudnya?” Dita menatap muka basah Kanya penuh tanda tanya.“Dia bilang hubungan kami sudah selesai.”“Jadi maksudnya kalian bercerai?” D
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Pulang Ke Indonesia

Hari-hari berlalu dengan begitu cepat. Tanpa terasa ini adalah bulan terakhir pendidikan Kanya. Seiring dengan hal tersebut usia kehamilan Kanya yang semakin bertambah membuat perutnya juga semakin membesar.Selama tiga bulan ini Kanya putus komunikasi dengan Raven. Saat perasaan rindu pada Ray datang terbersit keinginan di hati Kanya untuk menelepon Raven. Tapi Raven tidak pernah mau sekali pun menerima panggilan darinya. Pria itu menutup akses komunikasi dari Kanya. Sejak itu Kanya berhenti menghubungi Raven.“Nggak berasa udah enam bulan. Habis ini apa rencanamu, Nya?”Suara Davva menghalau pergi lamunan Kanya. Saat ini mereka sedang berada di atas Pacific Wheel di Santa Monica. Kanya terdiam. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya setelah masa pendidikan berakhir. Menurut kesepakatan yayasan hanya membiayainya selama enam bulan. Jika Kanya ingin tetap bertahan di New York itu artinya ia harus menggunakan biaya sendiri. Untuk saat ini Kanya memang memiliki uang hasil dari had
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Melihatmu Dari Jauh

Pesawat yang membawa Kanya dan Davva baru saja mendarat dengan selamat setelah penerbangan panjang yang memakan waktu lebih dari dua puluh empat jam termasuk untuk transit.Tidak mudah terbang selama itu apalagi dengan membawa bayi yang baru berumur tiga bulan. Beberapa kali Monica rewel di pesawat, tapi untung ada Davva yang membantu Kanya mengatasinya. Jika saja Kanya sendiri pasti sudah bingung menghadapinya.Sekilas kalau dilihat Kanya dan Davva terkesan bagaikan pasangan suami istri sungguhan. Tidak ada yang menyangka jika keduanya tidak memiliki hubungan apapun.Dari bandara Davva mengantar Kanya ke hotel. Davva meminta Kanya untuk stay di sana dulu sampai Davva berhasil mendapatkan tempat tinggal yang tepat untuk Kanya.“Aku bakal pulang sebentar sekalian nyari apartemen buat kamu,” kata Davva begitu mereka masuk ke kamar hotel.Kanya memandangi kamar tempatnya berada sekarang. Cukup luas dan terkesan begitu nyaman. Ia yakin betah berada di sana. Hanya saja sesuatu mengganggu p
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Pertemuan Menyedihkan

Tatapan Kanya masih bertahan di titik yang sama sejak bermenit-menit yang lalu. Seolah terhipnotis Kanya terpukau pada pemandangan yang begitu nyata di hadapannya. Dari balik tatapannya yang buram oleh air mata hatinya pilu menyaksikan interaksi antara ayah dan anak itu.Tanpa terasa Kanya sudah melewatkan sangat banyak hal, terutama perkembangan Ray. Anak itu tumbuh tanpa dirinya. Bahkan Kanya tidak yakin jika Ray mengenalnya sebagai ibu kandungnya setelah besar nanti. Kanya hanyalah penggalan bayangan yang sekadar lewat pada dua bulan pertama kehidupannya di dunia.“Ayo, Ray, tendangnya yang kuat!” Raven berseru keras menyuruh Ray agar menendang bola ke arahnya.Mengerti instruksi Raven, anak itu melakukannya. Untuk menyenangkan Ray Raven berpura-pura jatuh dan gagal menangkap bola.“Duh, Papa jatuh nih. Ray bantu Papa ambil bolanya ya!”Patuh, Ray berjalan pelan menuju arah bola. Anak itu tertegun di tempatnya tatkala menyaksikan taksi yang sedang berhenti di depan rumah.Kanya ter
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Hampir Berciuman

Seminggu sudah Kanya berada di Indonesia. Dan hingga sejauh ini Kanya masih menginap di hotel. Davva mengatakan padanya bahwa sudah mendapatkan apartemen untuk Kanya tempati. Hanya saja saat ini Davva sedang menyiapkan segala furniture dan peralatannya.Di saat Kanya tidak memiliki aktivitas apapun selain mengurus Monica, Davva sudah memulai rutinitasnya. Meskipun disibukkan dengan hal tersebut Davva tidak lupa mengunjungi Kanya yang dilakukannya dua kali sehari. Pagi sebelum berangkat ke kantor, dan sore atau pun malam sebelum pulang.Hari ini Davva datang setelah maghrib. Saat itu Kanya baru saja selesai menyusui Monica.“Si cantik udah lama tidurnya?” tanya Davva sembari melirik ke arah ranjang tempat Monica berbaring.“Barusan, paling baru sepuluh menit,” jawab Kanya.Davva memberikan kantong berisi makanan di tangannya, “Tadi kebetulan aku lewat di Soerabi Enhaii,” ucapnya lalu melangkah pelan menghampiri tempat tidur.Davva duduk di pinggirnya, memandang Monica hitungan menit
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Meluruskan Kesalahpahaman

Davva terdiam cukup lama di mobilnya setelah menyalakan mesin. Berkali-kali tangannya terangkat untuk mengusap mukanya. Peristiwa beberapa menit yang lalu membuatnya sedikit terguncang. Tidak percaya kalau dirinya memiliki keberanian untuk menyentuh Kanya. Ya, walaupun tidak jadi. Davva bersyukur ia masih bisa menahan diri sebelum berhasil menyentuh Kanya. Davva memikirkan akibatnya. Jika saja tadi mereka jadi berciuman, bukan tidak mungkin Kanya merasa tidak nyaman, kemudian pelan-pelan menjauh. Dan Davva belum siap untuk kehilangan Kanya secepat itu.Davva tersentak ketika mendengar suara klakson dari kendaraan di belakangnya. Ternyata sudah sejak tadi dirinya melamun. Menarik hand brake, Davva mulai melaju meninggalkan area hotel. Lelaki itu memutuskan langsung pulang ke rumahnya tanpa mampir ke mana-mana. Di samping hari sudah malam, ia juga ingin mencaritahu perihal penyebab kenapa Kanya diberhentikan dari butik mamanya dulu.Saat lampu merah lalu lintas menyala Davva terpaksa be
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more
PREV
1
...
7891011
...
16
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status