Home / Rumah Tangga / Istri Pesanan CEO / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Istri Pesanan CEO: Chapter 101 - Chapter 110

149 Chapters

Bertemu Ray

Raven akhirnya tiba di rumah sakit. Dengan membawa Ray di dalam gendongannya pria itu melangkah cepat. Ia tahu pasti Kanya sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Ray. Raven membayangkan selebar apa senyum Kanya saat mereka bertemu nanti.Ketika tiba tepat di depan ruang rawat Monica Raven berhenti. Dibukanya pintu dengan seperlahan mungkin.Kanya yang sedang melamun sedari tadi refleks berdiri ketika melihat Raven akhirnya muncul. Sudah sejak tadi Kanya menanti lelaki itu.Pandangan Kanya lantas beralih pada anak laki-laki di dalam gendongan mantan suaminya.“Ray …” Ia menggumam dengan begitu penuh perasaan.Kanya menarik langkah mendekat lalu mengulurkan tangannya untuk mengambil Ray dari dekapan Raven.Raven tersenyum dan memberitahu pada sang putra, “Ray, ini Mama.”“Sama Mama yuk, Sayang …”Ray memandang Kanya tidak bersahabat sambil mengeratkan lingkaran tangannya di leher Raven.Raven berniat menurunkan Ray dan memindahkannya pada Kanya. Akan tetapi anak itu menolak dan bertahan
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more

Bertemu Aline

Raven mendapat tatapan tajam dari Aline ketika keesokan hari pulang ke rumah. Semalam Raven memang tidak pulang ke rumah. Ia memutuskan untuk menginap di rumah sakit menemani Kanya menjaga Monica.“Kamu tidur di mana semalam?” Aline bertanya dengan pandangan menyelidik. Jarang-jarang Raven tidak pulang ke rumah seperti yang terjadi kemarin. “Di kantor,” jawab Raven sambil lalu kemudian masuk ke kamar mandi.Aline menanti di kamar. Jawaban Raven tidak membuatnya puas. Urusan sepenting apa yang membuat Raven tidak bisa pulang dan membuatnya menginap di kantor?Begitu Raven keluar dari kamar mandi sekitar sepuluh menit kemudian, Aline langsung menyerbu.“Memangnya ada apa? Urusan sepenting apa sampai kamu nggak bisa pulang?” tuntutnya pada sang suami.“Aku jelasin juga kamu nggak bakal ngerti,” jawab Raven sembari membuka lemari lantas mengambil pakaian dari sana.“Makanya dijelasin biar aku ngerti!” Aline mendesak agar Raven menerangkan padanya. Alasan Raven begitu aneh dan tidak bisa
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more

Kejutan Dari Davva

Kanya terkejut setengah mati kala mengetahui Aline lah pemilik suara deheman tersebut. Untuk apa Aline datang? Apa keperluannya? Dan dari mana dia tahu bahwa Kanya ada di rumah sakit?Langsung saja Kanya berdiri dari duduk sambil menggendong Monica. Kanya mendekap sang putri sedemikian erat. Ia khawatir jika Aline akan berbuat sesuatu pada putrinya.Sementara itu Aline yang tadi membuntuti Raven kini terkejut saat melihat Kanya dan anak perempuan di dalam gendongannya. Setelah mengikuti Raven tadi Aline menanti di luar dan memantau dari jauh. Tak diduga ternyata inilah yang ia temukan. Kanya dan anak perempuan.Aline menatap tanpa kedip anak perempuan dalam gendongan Kanya. Ia terkejut ketika tahu Kanya punya anak lagi. Terlebih saat melihat sendiri dengan matanya betapa mirip wajah anak itu dengan raut Raven. Tidak diragukan lagi bahwa anak tersebut adalah anak Raven.Pertanyaannya, kapan dia lahir? Dan bagaimana bisa?Rasa sakit itu kembali menggigit mengetahui Raven datang untuk K
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Kehilangan

Kanya dan Davva sama-sama memandangi Monica yang sedang tengkurap di atas matrasnya. Sesekali celotehan kecil meluncur dari bibir anak itu. Sedangkan tangannya menunjuk-nunjuk gambar kartun di matras.“Senang banget dia kayaknya,” kata Davva mengomentari tingkah Monica. Mereka baru saja tiba di apartemen Kanya sekitar sepuluh menit yang lalu.Kanya tersenyum. Bahagianya bisa menyaksikan sendiri perkembangan putrinya yang dari hari ke hari semakin menakjubkan. Tapi sayangnya Kanya kehilangan momen yang sama pada Ray. Kanya kehilangan banyak hal dari anak laki-lakinya.Di sela-sela memerhatikan Monica, Davva mencuri pandang ke arah Kanya. Dua minggu tidak bertemu perasaan rindunya begitu mendalam pada perempuan itu. Davva bukannya sibuk tetapi sedang menghindari Kanya demi memenuhi permintaan ibunya.Sejak Kanya datang ke rumah dan mengetahui bahwa dia adalah perempuan pilihan Davva, Wanda menjadi syok. Ia tidak bisa berhenti memikirkannya. Sama dengan kebanyakan ibu-ibu di Indonesia Wa
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Menceraikan Aline

Davva baru saja memasuki halaman rumahnya yang luas. Di samping mobil ibunya ia juga melihat ada mobil lain yang sedang parkir. Mengacu dari percakapan melalui telepon tadi dengan Wanda Davva bisa memastikan pastilah itu mobil Shella.Menghela napasnya, Davva kemudian turun dari mobil dan melangkah pelan menuju rumah. Baru saja kakinya menapak di beranda ia mendengar suara percakapan yang salah satu di antaranya adalah suara Wanda.Davva kemudian melangkah masuk dan langsung disambut oleh suara Wanda.“Nah, ini dia yang ditunggu-tunggu dari tadi.”Seorang gadis muda berambut panjang mengenakan dress senada kulit krah sabrina refleks mengarahkan matanya ke pintu. Senyum tersungging di bibirnya saat melihat kedatangan Davva.“Hai, Dav!” sapanya ramah.“Hai, Shel!” Davva membalas dengan nada yang sama. “Baru pulang ngantor, Dav?” “Iya nih. Kamu udah lama? Tumben ke sini?”“Kira-kira udah satu jam-an,” jawab Shella setelah melirik jam yang melingkar di pergelangannya.Davva manggut-mang
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Benar-benar Bercerai

“Aku tahu Mama pasti kaget. Tapi aku serius dengan keinginanku, Ma,” kata Raven sungguh-sungguh menyatakan niatnya.“Mama nggak ngerti entah setan mana yang merasuki pikiranmu, Rav,” jawab Marissa setelah berhasil meredakan kekagetannya.“Aku nggak kerasukan setan atau apapun seperti yang Mama pikirin. Aku sungguh-sungguh, Ma. Aku udah nggak sanggup berumah tangga dengan Aline.”“Tapi kenapa, Rav? Kalian sedang ada masalah apa?” Raven menjawab dengan helaan napas. Seharusnya ibunya tidak perlu bertanya lagi. Semestinya Marissa sudah tahu tanpa bertanya apa penyebabnya.“Jawab Mama, Rav!” desak Marissa tidak sabar.“Ma, harusnya Mama nggak usah nanya lagi,” jawab Raven gemas. “Pernikahanku dan Aline itu udah nggak sehat. Kami memang suami istri, tapi nyatanya Aline nggak bisa memberi apa yang kubutuhkan.” Sebenarnya Raven sangat sungkan mengatakan hal ini. Namun ia harus menyampaikannya demi menjawab pertanyaan ibunya.“Apa?” Kerutan di dahi Marissa semakin dalam. “Mama nggak usah ka
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Penolakan Kanya

Monica memang sudah sembuh, akan tetapi Kanya memutuskan hari ini untuk istirahat dulu. Kanya mendelegasikan semua pekerjaannya pada Dita. Jadi seharian ini Kanya memiliki banyak waktu untuk mereka berdua. Quality time bersama sang putri adalah hal yang sangat menyenangkan bagi Kanya. Kanya sangat menikmati setiap detik perkembangan putri kecilnya. Seakan Kanya ingin menebus segala waktunya yang hilang bersama Ray dulu.Selagi Monica asyik dengan mainan bayinya, Kanya juga sibuk berselancar di dunia maya. Bulan depan Monica berumur enam bulan, itu artinya Kanya harus mempersiapkan diri memberi sang putri menu-menu kreatif hasil olahan tangannya. Saat Kanya sedang asyik browsing, ponselnya terdengar berbunyi. Kanya terpaksa meninggalkan sejenak keasyikannya browsing menu MPASI.“Halo, Dit,” sapanya pada Dita yang menelepon.“Nya, kamu di mana?” Dita bertanya dengan suara yang terdengar berbisik di telinga Kanya.“Di apartemen, ada apa, Dit? Ada masalah?” “Ada Mas Raven.”Jantung Kanya
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Pergi Dari Rumah

Raven tahu, selepas menceraikan Aline semestinya mereka tinggal berpisah. Seharusnya Aline tahu diri dan segera angkat kaki dari rumah Raven. Tapi yang terjadi Aline masih tetap berada di sana. Perempuan itu tidak sadar diri sehingga jadilah Raven yang terpaksa mengalah. Raven mengungsi tidur ke kamar lain.“Hari ini aku akan urus perceraian kita, aku sudah hubungi Pak Wangsa,” kata Raven tepat di hari ketiga setelah menceraikan Aline.Aline bergeming, pura-pura tidak mendengar Raven. Ia tetap asyik berdandan seakan tidak mendengar kata-kata Raven. Aline bersikap seolah tidak ada Raven di sana.“Tentang harta gono-gini dan segala macam kamu jangan khawatir.” Raven menyambung ucapannya mencoba memancing reaksi Aline. Raven harap setelah berkata demikian Aline sadar diri lalu menujukkan iktikad baiknya untuk pergi.Aline memang hidup sendiri karena kedua orang tuanya sudah tiada. Tapi bukan benar-benar sebatang kara karena keluarganya yang lain masih hidup. Aline bisa saja kembali pada
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Ajakan Raven

“Terima kasih, Pak, semoga kita bisa bekerjasama dengan baik.”“Terima kasih kembali, Mbak Kanya.”Kanya dan laki-laki berkumis tipis di hadapannya saling berjabat tangan. Laki-laki itu juga menyalami Davva yang duduk di samping Kanya.Mereka baru saja membicarakan sebuah proyek kerjasama yang berbuah dengan kesepakatan. Kanya sebagai pemilik Monique Boutique dipercaya untuk menyediakan wardrobe bagi Smart TV. Kanya tersenyum lega. Ini adalah langkah awal yang baik untuk berkembang walau ia tidak pernah memimpikannya. Dan tentu saja semua itu tidak luput dari bantuan Davva.Dulu Davva sudah pernah menyampaikan sebelumnya pada Kanya, namun hanya sebatas wacana. Sekarang semua wacana itu terealisasi menjadi nyata. Davva, Davva, dan Davva lagi. Selalu dia yang membuat Kanya menjadi sesuatu.Setelah berpamitan Davva yang menemani Kanya mengajaknya keluar dari tempat tersebut. Sambil berjalan di sisi Davva, Kanya tersenyum sambil menyimpan perasaan haru melihat sikap manis laki-laki itu.S
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Memelukmu Setelah Sekian Lama

Kanya tidak mampu mengendalikan debaran di dadanya setelah membaca pesan dari Raven. Bukan. Ini bukan tentang Raven, melainkan mengenai Ray. Bertemu dengan Ray bagi Kanya vibes-nya melebihi berjumpa dengan kekasih hati. Selama sepersekian menit Kanya hanya bisa diam dengan tangan menggenggam ponsel. Sementara kepalanya dipenuhi berbagai pertimbangan.Apa ia harus datang ke sana? Kanya begitu merindukan pangeran kecilnya. Kanya ingin memeluk, mencium, dan menghujani Ray dengan kasih sayang. Sementara di sisi lain ia sedang mencoba menghindari Raven. Jadi apa yang harus ia lakukan?“Ada apa, Nya?” tanya Davva mengetahui perubahan Kanya yang mendadak membisu.“Raven chat. Katanya sekarang dia dan Ray tinggal di rumah kami yang dulu. Jadi kalau aku mau bertemu aku disuruh datang ke sana. Dia juga menawarkan diri untuk menjemput kalau aku nggak bisa.” Kanya mengatakan sesuai dengan isi pesan dari Raven.Oh jadi begitu rupanya. Jadi hal itu yang membuat Kanya mendadak membisu.“Kalau dari
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more
PREV
1
...
910111213
...
15
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status