Share

Penolakan Kanya

Penulis: Zizara Geoveldy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-14 17:16:59

Monica memang sudah sembuh, akan tetapi Kanya memutuskan hari ini untuk istirahat dulu. Kanya mendelegasikan semua pekerjaannya pada Dita. Jadi seharian ini Kanya memiliki banyak waktu untuk mereka berdua. Quality time bersama sang putri adalah hal yang sangat menyenangkan bagi Kanya. Kanya sangat menikmati setiap detik perkembangan putri kecilnya. Seakan Kanya ingin menebus segala waktunya yang hilang bersama Ray dulu.

Selagi Monica asyik dengan mainan bayinya, Kanya juga sibuk berselancar di dunia maya. Bulan depan Monica berumur enam bulan, itu artinya Kanya harus mempersiapkan diri memberi sang putri menu-menu kreatif hasil olahan tangannya. Saat Kanya sedang asyik browsing, ponselnya terdengar berbunyi. Kanya terpaksa meninggalkan sejenak keasyikannya browsing menu MPASI.

“Halo, Dit,” sapanya pada Dita yang menelepon.

“Nya, kamu di mana?” Dita bertanya dengan suara yang terdengar berbisik di telinga Kanya.

“Di apartemen, ada apa, Dit? Ada masalah?”

“Ada Mas Raven.”

Jantung Kanya
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Istri Pesanan CEO   Pergi Dari Rumah

    Raven tahu, selepas menceraikan Aline semestinya mereka tinggal berpisah. Seharusnya Aline tahu diri dan segera angkat kaki dari rumah Raven. Tapi yang terjadi Aline masih tetap berada di sana. Perempuan itu tidak sadar diri sehingga jadilah Raven yang terpaksa mengalah. Raven mengungsi tidur ke kamar lain.“Hari ini aku akan urus perceraian kita, aku sudah hubungi Pak Wangsa,” kata Raven tepat di hari ketiga setelah menceraikan Aline.Aline bergeming, pura-pura tidak mendengar Raven. Ia tetap asyik berdandan seakan tidak mendengar kata-kata Raven. Aline bersikap seolah tidak ada Raven di sana.“Tentang harta gono-gini dan segala macam kamu jangan khawatir.” Raven menyambung ucapannya mencoba memancing reaksi Aline. Raven harap setelah berkata demikian Aline sadar diri lalu menujukkan iktikad baiknya untuk pergi.Aline memang hidup sendiri karena kedua orang tuanya sudah tiada. Tapi bukan benar-benar sebatang kara karena keluarganya yang lain masih hidup. Aline bisa saja kembali pada

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Istri Pesanan CEO   Ajakan Raven

    “Terima kasih, Pak, semoga kita bisa bekerjasama dengan baik.”“Terima kasih kembali, Mbak Kanya.”Kanya dan laki-laki berkumis tipis di hadapannya saling berjabat tangan. Laki-laki itu juga menyalami Davva yang duduk di samping Kanya.Mereka baru saja membicarakan sebuah proyek kerjasama yang berbuah dengan kesepakatan. Kanya sebagai pemilik Monique Boutique dipercaya untuk menyediakan wardrobe bagi Smart TV. Kanya tersenyum lega. Ini adalah langkah awal yang baik untuk berkembang walau ia tidak pernah memimpikannya. Dan tentu saja semua itu tidak luput dari bantuan Davva.Dulu Davva sudah pernah menyampaikan sebelumnya pada Kanya, namun hanya sebatas wacana. Sekarang semua wacana itu terealisasi menjadi nyata. Davva, Davva, dan Davva lagi. Selalu dia yang membuat Kanya menjadi sesuatu.Setelah berpamitan Davva yang menemani Kanya mengajaknya keluar dari tempat tersebut. Sambil berjalan di sisi Davva, Kanya tersenyum sambil menyimpan perasaan haru melihat sikap manis laki-laki itu.S

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Istri Pesanan CEO   Memelukmu Setelah Sekian Lama

    Kanya tidak mampu mengendalikan debaran di dadanya setelah membaca pesan dari Raven. Bukan. Ini bukan tentang Raven, melainkan mengenai Ray. Bertemu dengan Ray bagi Kanya vibes-nya melebihi berjumpa dengan kekasih hati. Selama sepersekian menit Kanya hanya bisa diam dengan tangan menggenggam ponsel. Sementara kepalanya dipenuhi berbagai pertimbangan.Apa ia harus datang ke sana? Kanya begitu merindukan pangeran kecilnya. Kanya ingin memeluk, mencium, dan menghujani Ray dengan kasih sayang. Sementara di sisi lain ia sedang mencoba menghindari Raven. Jadi apa yang harus ia lakukan?“Ada apa, Nya?” tanya Davva mengetahui perubahan Kanya yang mendadak membisu.“Raven chat. Katanya sekarang dia dan Ray tinggal di rumah kami yang dulu. Jadi kalau aku mau bertemu aku disuruh datang ke sana. Dia juga menawarkan diri untuk menjemput kalau aku nggak bisa.” Kanya mengatakan sesuai dengan isi pesan dari Raven.Oh jadi begitu rupanya. Jadi hal itu yang membuat Kanya mendadak membisu.“Kalau dari

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Istri Pesanan CEO   Raven Yang Suka Memaksa

    Pertanyaan yang baru saja terlontar dari mulut Raven seketika memerangkap Kanya dalam kegugupan. Seharusnya ia sudah memprediksi sebelumnya. Tentu saja Raven akan merasa janggal. Mana ada pemilik usaha yang akan membiarkan bawahannya membawa anak ke tempat kerja. Lantas sekarang apa yang akan Kanya katakan? Apakah ini saatnya untuk jujur? Jika nanti Kanya sudah berterus terang apa Raven akan percaya? Mengingat selama ini Raven selalu saja memandang rendah dan menyepelekan Kanya.“Jawab aku, Kanya! Apa atasanmu nggak marah kalau kamu bawa Monic ke butik?” Raven mengulangi lagi pertanyaan yang belum Kanya jawab.Kanya lalu berdeham sebagai cara untuk menghilangkan kegugupannya. Mungkin inilah saatnya untuk jujur pada Raven tentang semuanya.Ditatapnya raut gagah laki-laki itu yang sedang memandangnya dengan intens. “Aku yang punya butik itu,” cetus Kanya pelan.Raven terdiam setelah mendengar jawaban Kanya. Lalu satu-satunya yang bisa ia berikan sebagai respon adalah,“Apa? Kamu?” Rave

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Istri Pesanan CEO   Ibu-ibu Beranak Dua Bukan Tipeku

    Raven menyapukan matanya ke setiap sudut ruangan tempatnya duduk. Tempat tersebut mewah dan cozy, membuat siapa saja akan betah berada di sana. Saat ini laki-laki itu sedang berada di kantor Liberty Mobile, perusahaan atau operator jaringan seluler asal Amerika yang sedang mengepakkan sayapnya di Indonesia. Perusahaan tersebut dipimpin oleh Davva. Sudah sejak puluhan menit yang lalu Raven berada di ruang tunggu menanti Davva yang katanya sedang ada meeting. Detik waktu berjalan menuju menit keempat puluh lima saat Raven melirik jam tangannya. Diembuskannya napas kasar. Lelah menunggu Davva yang belum tampak batang hidungnya. Kalau bukan untuk mengurus sesuatu yang penting Raven tidak akan buang-buang waktu di tempat itu. Alasan Raven saat ini berada di kantor Liberty Mobile adalah karena ingin bicara pada Davva. Raven ingin memastikan sendiri lalu menyelesaikan masalah hutang piutang Kanya pada Davva yang bersangkutan dengan butik. Semalam setelah berpikir panjang Raven memutuskan u

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-16
  • Istri Pesanan CEO   Permintaan Maaf Raven

    Raven terpaksa angkat kaki dari kantor Davva setelah gagal membujuk lelaki itu. Davva tetap menolak uang dari Raven. Dengan membawa kecamuk di dadanya Raven menyetir sendiri. Tujuannya adalah Monique Boutique. Sesuai dengan yang Kanya tawarkan kemarin, Raven menitipkan Ray di sana. Sampai sekarang Raven tidak tahu bagaimana kabar Ray. Entah menangis karena masih belum bisa menerima Kanya, atau mungkin Kanya sudah bisa mengatasinya.Ketika tiba di tempat yang dituju Raven langsung turun dari mobil. Ia sudah tidak sabar akan dua hal. Pertama, ingin mengetahui keadaan Ray selama tinggal dengan Kanya. Yang kedua, ia ingin menyelesaikan masalah butik yang tadi tidak selesai dengan Davva.Membuka pintu butik, Raven tidak menemukan Kanya. Malah Dita yang dihadapinya.“Mas Raven,” sapa gadis itu pelan.“Kanya mana?” tanya Raven to the point.“Ada di kamar anak-anak, Mas.”Di butik itu terdapat dua ruangan yang difungsikan sebagai kamar dan satu ruangan lagi digunakan sebagai ruang kerja Kan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-16
  • Istri Pesanan CEO   Pembalasan Aline

    "Aline?!" Perempuan bersanggul itu terkejut saat melihat kemunculan Aline di rumahnya. Sudah sekian lama mereka tidak bertemu, lalu dengan tiba-tiba Aline muncul tanpa diduga."Tante Nira ..." Aline memeluk tantenya lalu menumpahkan air matanya di sana.Nira membalas dekapan Aline dengan sejuta tanda tanya di kepalanya tidak hanya karena kedatangan Aline yang begitu mendadak, tapi juga karena keponakannya itu menangis di dadanya."Ada apa, Lin?" tanyanya ingin tahu setelah tangis Aline reda.Aline mengusap matanya yang basah sambil menahan isak yang akan kembali meluncur."Tante, aku dan Raven udah pisah," akunya sesenggukan."Udah pisah gimana maksud kamu, Lin?" Nira ingin diperjelas. Penjelasan Aline yang setengah-setengah membuatnya tergelitik penasaran sekaligus rasa khawatir."Raven menceraikan aku, Tante. Dia udah buang aku.""Apa?" Nira terkejut. Setahunya hubungan Raven dan Aline baik-baik saja. Ia tidak pernah mendengar keduanya berselisih. Atau mungkin dirinya yang tidak t

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-16
  • Istri Pesanan CEO   Mempermalukan Diri Sendiri

    “Ma, sini, Ma!” Raven melambaikan tangannya meminta agar Kanya mendekat.Kanya tersenyum kecut saat Raven memanggilnya dengan sebutan ‘Mama’ yang tentu saja maksudnya adalah untuk mengajari anak-anak. Kanya melangkah masuk, ikut duduk melantai bersama Raven dan anak-anak.Melihat Kanya datang, Monica langsung bergerak dari pangkuan Raven pada sang ibu. Jadilah mereka memangku anak masing-masing.“Udah nggak sibuk lagi?” tanya Raven mengawali percakapan.“Siapa bilang aku lagi sibuk?” jawab Kanya membantah.“Tapi tadi aku lihat lagi ramai.”“Sehari-hari memang begini, Rav.” Kanya menjawab tanpa bermaksud menyombong.Raven membalas dengan senyum. “I’m proud of you, Wife,” pujinya tulus.“Ex wife,” jawab Kanya mengoreksi ucapan Raven, tidak setuju dengan sebutan itu. Karena pada faktanya mereka sudah bercerai.Sekali lagi Raven melengkungkan bibir. Kali ini jauh lebih kecut. Andai saja waktu bisa diulang dan mereka bisa kembali ke masa-masa itu maka Raven bersumpah tidak akan pernah mela

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17

Bab terbaru

  • Istri Pesanan CEO   Saling Memuji

    “Papaaa!!!”Monica berlari kecil saat melihat Davva begitu keluar dari kelas.Davva mengembangkan senyum, lalu membungkukkan badan sambil merentangkan tangan untuk menyambut sang putri. Begitu Monica sampai tepat di hadapannya, Davva langsung menggendong anak itu.“Udah boleh pulang kan?” tanyanya sambil melabuhkan kecupan lembut di pipi sang putri.“Udah, Pa,” jawab Monica singkat sambil membalas kecupan Davva di pipinya.Sambil tetap menggendong Monica, Davva membawa Monica ke mobilnya yang terparkir di pinggir jalan. Davva sengaja memarkirnya di sana—tidak masuk ke parkiran sekolah, agar nanti keluarnya tidak susah, mengingat begitu banyak kendaraan keluar masuk di area sekolah.Setelah menyeberang jalan dan tiba di mobilnya, Davva memasukkan Monica ke dalam mobil.“Papa, Monic senang deh Papa yang jemput Monic ke sekolah.”“Kan tadi Papa udah janji kalau nanti Papa yang bakalan jemput.” Berhubung Davva berhalangan mengantar Monica ke sekolah, maka sebagai gantinya Davva menjanjika

  • Istri Pesanan CEO   Stres

    Menikah hampir tiga tahun lamanya, Kanya dan Davva sudah melakukan banyak cara dan mengupayakan berbagai hal agar bisa memiliki anak atau keturunan. Terserah mau laki-laki atau pun perempuan. Namun sampai saat ini belum satu pun dari usaha tersebut yang membuahkan hasil, padahal ahli medis menyatakan pada keduanya bahwa mereka berada dalam keadaan sehat. Itulah sebabnya Davva sangat menyayangi Monica. Terlepas dari hal tersebut, perasaan Davva pada Monica tetap tidak akan berubah. Baginya anak sambungnya itu tak ubah statusnya bagai anak kandungnya sendiri.Setelah ucapan Kanya tadi Raven termangu di belakang kemudi. Tatapannya lurus dan terfokus pada jalan raya yang dilaluinya. Akan tetapi pikirannya mengembara jauh. Raven mengira-ngira seperti apa kehidupan Kanya saat ini dengan Davva. Apa mereka bahagia? Apa kehidupan pernikahan mereka harmonis? Dan terutama bagi Davva, apa ia bisa menikmati kehidupannya tanpa memiliki anak dari Kanya tapi malah membesarkan anak orang lain?Sementa

  • Istri Pesanan CEO   Berdua Denganmu

    Raven mendekati Kanya, menyentuh dahinya yang menjadi sasaran kenakalan sang putra. Lemparan Ray yang begitu kuat membuat dahi Kanya bengkak. Kepalanya juga pusing dan terasa berdenyut.Kejadian yang menimpa Kanya membuatnya otomatis memindahkan atensi orang-orang. Kanya dibawa ke ruangan guru untuk diobati di sana. “Biar saya saja, Bu,” kata Raven pada guru yang akan mengompres dahi Kanya. Raven mengambil alih. Dikompresnya dahi Kanya pelan-pelan.Kanya meringis, tangannya refleks mencekal pergelangan Raven.“Sakit?” tanya Raven melihat ringisan Kanya.Kanya mengangguk dengan perlahan. Kanya tidak habis pikir bagaimana mungkin anak seusia Ray bisa melakukan tindakan seperti tadi.“Maafin Ray ya, Nya. Dia nggak tahu kamu siapa. Dia memang manja, semua keinginannya harus dituruti, kalau ada yang nggak sesuai dengan hatinya dia akan ngamuk, contohnya seperti tadi. Awalnya dia nggak mau sekolah. Tapi dari pada terus berada di rumah aku pikir sebaiknya disekolahkan, apalagi teman-teman

  • Istri Pesanan CEO   After All These Years

    Keluar dari kamar Wanda, Davva melangkah menuju ruang tamu guna menemui Kanya yang sedang duduk menunggu di sana. Kanya tampak sedang mengawasi Monic bermain. Anak itu tidak betah duduk di pangkuan Kanya. Sedari tadi ia sibuk berjalan ke sana kemari mengeksplor apapun yang menarik perhatiannya.“Nya, ayo ke kamar Mama.”“Kamu udah kasih tahu aku ada di sini?”“Udah, yuk.” Davva kemudian melambaikan tangan pada Monic meminta agar gadis cilik itu mendekat. “Monic! Ayo sini sama Papa, Nak!” Sejak resmi menikahi Kanya, Davva mengajarkan agar anak sambungnya memanggil Papa padanya.Monic berlari kecil menghampiri Davva yang membungkuk sambil merentangkan tangan. Begitu anak itu berada dekat dengannya, Davva langsung membawa ke gendongannya.Jantung Kanya berdegup kencang begitu Davva merangkul punggungnya menuju kamar Wanda. Kanya menyiapkan diri untuk kemungkinan paling buruk termasuk jika nanti Wanda mengusirnya.Dengan Monic berada dalam gendongannya, tangan Davva memutar gagang pintu

  • Istri Pesanan CEO   Merasa Penasaran Tapi Gengsi

    Setelah mereka resmi menikah Davva mengajak Kanya pindah ke rumah. Menurut Davva rumah pribadi meskipun sederhana lebih ideal untuk membangun kehidupan berkeluarga dibandingkan dengan tinggal di apartemen. Davva membeli sebuah rumah yang nyaman untuk mereka bertiga. Ia menyerahkan pada Kanya untuk pemilihan lokasi, model dan tipe rumah beserta interior dan furniture di dalamnya. Davva memperlakukan Kanya bagai ratu sesungguhnya. Bahkan kadang Kanya berpikir semua ini terlalu berlebihan untuknya. Ia merasa tidak pantas untuk semua ini walaupun Davva sudah berkali-kali meyakinkannya bahwa Kanya berhak diperlakukan dengan istimewa.Dering suara ponsel Davva membangunkan Kanya pagi itu.Kanya membuka matanya. Lalu dengan perlahan Kanya menepis tangan Davva yang melingkarinya. Lelaki itu memeluk Kanya dari belakang. Mengangkat tubuh, Kanya menjangkau ponsel suaminya yang tergeletak di nakas. Begitu benda itu berada di tangannya Kanya melihat nama Tante Lilis tertera di sana. Kanya sontak

  • Istri Pesanan CEO   Gaya Bercinta Davva

    Malam semakin tua. Keheningan mulai juga semakin meraja. Namun di kamar mewah itu Davva dan Kanya masih betah membuka mata. Mereka baru saja selesai berdansa dan makan malam bersama sekitar satu jam yang lalu.Saat ini keduanya sama-sama berbaring di atas kasur yang dipenuhi taburan kelopak mawar merah. Tiada sepatah kata pun yang terlontar dari bibir keduanya. Hanya mata keduanya yang berbahasa.Keduanya berbaring miring berhadapan dengan jari-jemarinya Davva membelai wajah Kanya.Kanya tidak menyangka jika jalan hidup akan membawa dirinya pada titik ini. Setelah ditipu dan dijual oleh orang tuanya, Kanya menikah dengan lelaki asing yang tidak dikenalnya. Lalu menghadapi cobaan yang datang bertubi-tubi hingga akhirnya dipersatukan dengan Davva yang menjadi pendamping barunya.“Dav, apa Mama tahu hari ini kita menikah?”Belaian tangan Davva di wajah Kanya melambat saat mendengar pertanyaan istrinya itu.Sehari sebelum menikah Davva mencoba menelepon Wanda tapi tidak dijawab. Davva jug

  • Istri Pesanan CEO   Sah

    Kanya mematut diri di muka cermin memandangi sekujur tubuhnya dari atas kepala hingga bawah kaki.Kalau saja Kanya narsis ia ingin mengatakan betapa jelita dirinya saat ini dengan balutan gaun broken white yang membalut tubuhnya. Layaknya pakaian yang digunakan untuk akad, gaun itu sopan dan tertutup tapi tetap saja tidak mengurangi kecantikan Kanya yang bersumber dari dalam.Pintu ruangan tiba-tiba dibuka dari luar bersamaan dengan munculnya Dita.Gadis itu melangkah ke dalam.“Cantik banget kamu, Nya. Aura pengantinnya keluar,” puji Dita mengomentari penampilan Kanya.Hari ini akhirnya tiba. Hari di mana Davva akan mengikat Kanya dalam ikatan yang suci dan sakral serta sah secara agama maupun negara.Bibir Kanya mengembangkan senyum tipis. Ingatannya lantas terseret mundur pada momen beberapa tahun yang lalu. Saat itu ia menikah dengan Raven dengan suasana yang tidak jauh berbeda dengan saat ini. Pernikahannya dengan Raven kala itu digelar secara tertutup. Sedangkan pernikahan kedua

  • Istri Pesanan CEO   I Choose Him

    Kanya tarik tangannya dari genggaman Raven setelah lelaki itu mengecupnya.Kanya hampir saja goyah dengan segala bentuk cara Raven meyakinkannya. Iya. Kanya percaya jika Raven sungguh-sungguh dengan ucapannya. Tapi yang menjadi masalah adalah terbuat dari apa hati Kanya jika membatalkan pernikahannya dan Davva justru di detik-detik terakhir? Apa Kanya tega menyakiti Davva yang merupakan malaikat penyelamat dalam hidupnya.“Maaf, Rav, pernikahan aku dan Davva nggak bisa dibatalkan lagi.”“Oke. Kalau pernikahan kamu nggak bisa dibatalkan, maka perasaan aku juga nggak bisa dibatalkan. Aku mencintai kamu, Kanya. Apa begitu sulit untuk memahami perasaanku?” ujar Raven gregetan. Raven sudah putus asa. Ia tidak tahu harus menggunakan cara apa lagi untuk mengubah pendirian Kanya agar membatalkan keputusannya.“Tentang cinta mungkin aku terlalu mentah. Tapi yang kutahu cinta tidak harus saling memiliki,” jawab Kanya bijaksana menirukan ungkapan yang sering digaungkan di kalangan para pencinta

  • Istri Pesanan CEO   Usaha Raven Menggagalkan Pernikahan Kanya

    Kanya dan Raven sudah berada di mobil Raven. Raven menutup rapat-rapat pintunya setelah menyalakan mesin.Raven tidak langsung menyampaikan maksudnya. Yang dilakukannya saat ini adalah memandangi Kanya selama hitungan detik.“Rav, kamu mau bicara apa?” tuntut Kanya karena Raven bergeming dan tidak melepaskan Kanya dari tatapannya.“Aku mau kamu klarifikasi soal tadi.”Kanya mengernyit. “Yang tadi mana?”“Soal pernikahan. Kamu yakin akan menikah lagi?”Jadi hanya untuk itu Raven datang dan mengajaknya bicara berdua?“Aku nggak pernah seyakin dari sekarang, Rav.” Kanya memberi jawaban yang membuat hati Raven patah.“Aku masih nggak percaya kalau kamu mengambil keputusan secepat ini. Aku yakin ini hanya keputusan emosional kamu,” vonis Raven yang masih berharap Kanya akan mengkaji ulang keputusannya lalu membatalkan rencana pernikahannya dengan Davva.“Tahu apa kamu tentang aku?” balas Kanya. Raven bersikap seolah sangat mengenal Kanya lalu dengan mudahnya mengatakan keputusan Kanya adal

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status