Home / Rumah Tangga / Istri Pesanan CEO / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Istri Pesanan CEO: Chapter 121 - Chapter 130

149 Chapters

Jalan Untuk Davva

Kanya termenung sambil memandang pada kertas sketsa di hadapannya. Sudah sejak tadi Kanya menggoreskan pensilnya, namun tidak menghasilkan apa-apa. Yang bisa ia torehkan hanyalah garis-garis tak beraturan dan tanpa bentuk. Pikiran Kanya buntu saat ini. Ia tidak bisa berkonsentrasi melakukan apapun. Segala ide cemerlangnya menguap begitu saja seperti asap yang diterbangkan angin. Segenap pikirannya hanya tertuju pada seseorang. Raven.Sudah sangat lama berlalu sejak Kanya meminta Raven memilih Aline dan dirinya memutuskan untuk meninggalkan laki-laki itu. Kanya tidak hanya kehilangan Raven tapi juga Ray. Raven membawa serta putra mereka bersamanya. Meskipun Kanya adalah ibunya, tapi Kanya tidak punya alasan yang tepat untuk membuat Ray bertahan bersamanya. Bukankah Ray adalah anak hasil rahim sewaan? Jadi yang berhak memilikinya adalah sang penyewa, Raven.“Ngelamun mulu!” tegur Dita saat melihat Kanya duduk termangu.Kanya tersentak, lalu menoleh ke sebelah dan mendapati Dita sudah du
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

Would You Be My Baby?

Saat ini Kanya sedang bersiap-siap. Seperti pembicaraan dengan Davva kemarin maka hari ini Kanya akan menemani laki-laki itu ke pesta pernikahan Riki.Sesuai permintaan Davva, Kanya menitipkan Monic pada Dita. Syukurlah sahabatnya itu bersedia. Dita membawa Monic ke rumahnya. Jika Davva adalah laki-laki pertama yang hadir dalam kehidupan Monic, maka Dita adalah wanita pertama selain ibunya yang dikenal oleh anak itu. Jadi tak heran jika Monic merasa nyaman dengan Dita.“Sukses ya kencannya,” kata Dita menggoda sambil mengedipkan sebelah mata pada Kanya sebelum Kanya pergi.“Kencan apaan?" Kanya tertawa sambil mendelik. “Aku tuh mau nemenin Davva ke nikahan temannya, bukan mau kencan.”“Sama aja sih, abis dari nikahan kan bisa langsung dinner romantis.”Kanya hanya tersenyum menanggapi gurauan Dita. Entah mengapa Dita tidak percaya bahwa di antara dirinya dan Davva tidak ada apa-apa.Lamunan Kanya terhenti saat mendengar bel pintu berbunyi. Kanya pikir pasti itu Davva yang datang.Kany
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

Jawaban Kanya

Segala penyangkalan Kanya pada Dita mengenai Davva kini terbukti salah. Pernyataan cinta barusan menjawab segalanya, bahwa laki-laki itu memang menaruh hati padanya. Dan itu membuat Kanya syok. Kanya mendadak speechless.Apa yang harus dikatakannya pada Davva? Masalahnya sedikit pun Kanya tidak merasakan apapun pada laki-laki itu. Davva bukanlah lelaki yang mampu menggetarkan hatinya. Satu-satunya yang bisa memberikan perasaan itu hanyalah Raven.Melihat Kanya membisu bermenit-menit lamanya membuat Davva tahu jawaban apa yang akan Kanya berikan padanya. Kanya pasti akan menolak cintanya. Tapi walau bagaimanapun Davva ingin mendengar jawabannya langsung dari mulut Kanya.“Kalau kamu nggak bisa jawab sekarang dan butuh waktu untuk memikirkannya aku akan kasih kamu waktu, kamu nggak perlu jawab sekarang.”Kanya masih diam di tempatnya dengan segenap rasa bimbang yang melingkupinya. Pikiran Kanya mulai merunut hal-hal yang pernah dilakukan Davva untuknya. Kebaikan dan jasa lelaki itu tida
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

Mencoba Membuka Hati Dan Sebuah Pelukan Hangat

Davva tidak bisa berhenti tersenyum setelah Kanya mencium pipinya tadi. Bahkan senyum tersebut terus bertahan sepanjang perjalanan pulang hingga tiba di rumah.Suasana saat itu sedang sepi. Selain sudah larut juga karena di rumah itu penghuninya tidak seberapa. Dengan gerakan seperlahan mungkin Davva memutar knop pintu, menjaga agar tidak menimbulkan suara sekecil apapun yang bisa mengganggu kenyamanan dan membuat dua penghuninya terbangun.Begitu pintu terbuka dan kaki Davva menjejaki lantai di dalam rumah ia dibuat kaget ketika tiba-tiba lampu yang tadinya mati mendadak menyala, membuat ruangan tersebut jadi terang benderang.“Mama!” tegur Davva kaget begitu melihat ibunya sudah berdiri di dekatnya. Ternyata Wandalah yang menyalakan lampu ruangan tersebut.“Baru pulang, Dav?” tanya Wanda.“Iya, Ma. Mama jam segini kenapa belum tidur?” Davva balas bertanya sambil melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. Waktu saat itu sudah menunjukkan hampir pukul satu malam.“Mama me
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

Ada Hati Yang Terluka

Sungguh, Kanya sangat ingin melepaskan diri dari Raven. Namun anggota tubuhnya berkhianat. Kanya membalas pelukan Raven dengan lebih erat. Rasa rindu membelenggu setelah lebih dari setengah tahun ini mereka tidak bertemu.Begitu pun dengan Raven yang sangat merindukan Kanya. Setelah memutuskan kembali pada Aline Raven tidak pernah lagi berhubungan dengan Kanya. Lelaki itu disibukkan oleh kegiatan mengembangkan usahanya“I miss you …” Raven berbisik lembut di telinga Kanya setelah sedari tadi hanya menyimpannya di dalam hati.‘I miss you too,’ jawab Kanya namun memendam jawabannya di dasar lidah. Kanya tidak ingin Raven mengetahui perasaannya karena hal tersebut sama artinya dengan memberi harapan.“Kamu di sini juga? Ray mana?” Kanya bertanya setelah memiliki keberanian untuk mengurai pelukan dari Raven.“Ray di rumah, aku di sini dengan teman-temanku.”Jawaban yang ia dengar dari Raven membuat Kanya sedikit kecewa. Tadinya ia pikir jika ada Raven maka Ray juga ada dan mereka akan ber
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

Mabuk

Davva baru saja memutuskan untuk meninggalkan toilet secara diam-diam. Kanya dan Raven tidak perlu mengetahui kedatangannya. Davva tidak ingin merusak kebahagian Kanya dengan menjadi pengganggu di antara keduanya.Namun keinginan tersebut ternyata tidak berjalan dengan mulus. Tiba-tiba saja Kanya menyadari keberadaannya. Perempuan itu lantas berseru memanggil Davva.“Dav!” Suara Kanya terdengar menggema.Satu-satunya hal yang bisa Davva lakukan saat itu guna menutupi kegugupannya adalah dengan menunjukkan senyum.Sama dengan Kanya, Raven juga tampak terkejut kala mengetahui kehadiran Davva di sana. Rasa kecewa melingkupinya ketika Kanya meninggalkannya lalu melangkah pelan menghampiri Davva.“Dav, kamu mau ke toilet juga?” Kanya bertanya setelah berhadapan face to face dengan lelaki itu. Kanya pikir Davva bermaksud untuk buang air.“Bukan, aku ke sini mencari kamu. Aku takut ada apa-apa, soalnya dari tadi kamu nggak muncul-muncul.”“Sorry ya, Dav, nggak ada apa-apa kok. Tapi aku ketem
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

Lepas Perjaka

Davva masih duduk di pinggir ranjang sambil menggenggam tangan Kanya. Tidak sedetik pun melepaskannya.“Haus, Rav …”Davva menajamkan telinganya ketika mendengar suara Kanya. Rasa kecewa menelusupinya saat itu juga menyadari nama yang dirapalkan Kanya. Meski terdengar mirip, namun Davva dengan mudah membedakan antara Dav dengan Rav. Bahkan di saat separuh sadar seperti saat ini yang ada di ingatan Kanya hanya Raven. Tidak ada tempat bagi Davva di hati perempuan itu.“Sebentar ya, Nya, aku ambilin dulu,” jawab Davva lalu bergerak keluar dari kamar Kanya dengan langkah lesu. Ia mencoba memaklumi jika saat ini Kanya sedang mabuk. Di sela-sela langkahnya Davva jadi ingat bahwa Monic belum dijemput. Di lain sisi ponselnya terus menerus berdering. Ibunya tidak henti menelepon.Davva memutuskan untuk menjawab panggilan tersebut daripada Wanda terus menerornya.“Iya, Ma?”“Kamu di mana, Dav? Kenapa masih belum pulang?”Sudah Davva duga pasti Wanda akan mengabsen keberadaannya. Dan Davva tida
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

Cinta Tidak Pernah Salah

Kanya terbangun dengan pikiran tidak menentu. Pelukan di tubuhnya adalah hal pertama yang disadarinya setelah kelopak matanya terbuka. Pelukan itu berasal dari seseorang di belakangnya.Itu jelas bukan Monic. Lebih mustahil lagi jika Raven yang melakukannya. Kanya terkesiap ketika pikiran memberinya kesadaran. Itu bukan Monic atau Raven melainkan …Kanya ingin bangun tapi tidak sanggup karena kepalanya masih pusing. Alhasil yang dilakukannya adalah memutar pelan tubuhnya ke belakang dan melihat sendiri siapa sosok yang tidak melepaskan Kanya dari pelukannya.Kini Kanya bisa melihat dengan matanya sendiri sosok Davva dengan jelas. Jantungnya ingin meloncat ke luar menyadari mereka berdua sama-sama tidak berbusana dan hanya ditutupi oleh selembar selimut.Satu demi satu potongan ingatan tentang kejadian semalam mulai berdatangan. Menyerbu Kanya dan membuatnya syok.Kanya memaksa untuk duduk meskipun pusing masih menggayuti kepalanya. Ia ingin pergi membawa perasaannya yang tidak menentu
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

Aku Sudah Punya Kekasih

“Hueek … hueeek ... hueeek ..."Suara itu menggema di kamar. Kanya terhuyung. Tidak hanya merasa pusing tapi ia juga muntah sekarang. Melihat Kanya hampir saja terjatuh, Davva dengan sigap menangkap tubuh Kanya. Di saat yang sama Kanya mengeluarkan lagi muntahan dari perutnya dan mengenai baju Davva.“Sorry, Dav,” ucap Kanya tidak enak hati.“Nggak apa-apa,” jawab Davva pengertian. Ia membuka bajunya yang ternoda kemudian menuntun Kanya ke kamar mandi untuk muntah di sana.Kanya memuntahkan isi perutnya sedangkan Davva memijit tengkuknya, memperlakukan perempuan itu sebagaimana yang dilakukan orang-orang pada biasanya.Setelah tidak ada lagi yang bisa dikeluarkannya Kanya membersihkan mulut dan mukanya dengan nafas sedikit sesak.“Hamilnya nggak akan seekspres ini kan, Dav?” celetuk Kanya ketika Davva menggandengnya keluar dari kamar mandi.Tawa Davva berderai. “Iya kali, Nya, bikinnya baru tadi malam tapi paginya udah langsung jadi.”“Terus kenapa aku jadi muntah-muntah begini?”“It
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Terhina

“Lagi sibuk banget ya, Dav?”Kanya menatap lekat layar gawainya sampai menggelap sendiri. Ia baru saja mengirim pesan pada Davva. Sudah beberapa hari ini Davva menghilang tanpa berkabar pada Kanya. Sikap Davva tersebut tentu saja membuat Kanya cemas. Dulu Davva juga pernah hilang-hilang timbul seperti ini. Hal itu terjadi cukup lama sebelum akhirnya Davva kembali muncul ke kehidupan Kanya.Ting!Denting dari notifikasi ponselnya membuat Kanya terkesiap. Pandangannya lalu turun pada ponsel yang berada dalam genggamannya. Ada balasan pesan dari Davva yang sejak tadi dinantinya.“Sorry baru ngabarin sekarang, aku lagi di rumah sakit, Nya. Mama sakit.” Tidak ada emoji atau emoticon dalam pesan yang Davva kirim. Tapi Kanya bisa merasakan getar kekhawatiran di sana. “Mama sakit apa, Dav?” tanyanya kemudian membalas pesan tersebut.Lama Kanya menanti balasannya sampai pesan kedua dari Davva kembali masuk ke ponselnya.“Hipertensi.”“Mama dirawat di rumah sakit mana, Dav?”Davva membalasny
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more
PREV
1
...
101112131415
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status