Share

Jalan Untuk Davva

Penulis: Zizara Geoveldy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-19 16:06:58

Kanya termenung sambil memandang pada kertas sketsa di hadapannya. Sudah sejak tadi Kanya menggoreskan pensilnya, namun tidak menghasilkan apa-apa. Yang bisa ia torehkan hanyalah garis-garis tak beraturan dan tanpa bentuk. Pikiran Kanya buntu saat ini. Ia tidak bisa berkonsentrasi melakukan apapun. Segala ide cemerlangnya menguap begitu saja seperti asap yang diterbangkan angin. Segenap pikirannya hanya tertuju pada seseorang. Raven.

Sudah sangat lama berlalu sejak Kanya meminta Raven memilih Aline dan dirinya memutuskan untuk meninggalkan laki-laki itu. Kanya tidak hanya kehilangan Raven tapi juga Ray. Raven membawa serta putra mereka bersamanya. Meskipun Kanya adalah ibunya, tapi Kanya tidak punya alasan yang tepat untuk membuat Ray bertahan bersamanya. Bukankah Ray adalah anak hasil rahim sewaan? Jadi yang berhak memilikinya adalah sang penyewa, Raven.

“Ngelamun mulu!” tegur Dita saat melihat Kanya duduk termangu.

Kanya tersentak, lalu menoleh ke sebelah dan mendapati Dita sudah du
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mira Sauqi
jadi gak respect kalo sama davva
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Pesanan CEO   Would You Be My Baby?

    Saat ini Kanya sedang bersiap-siap. Seperti pembicaraan dengan Davva kemarin maka hari ini Kanya akan menemani laki-laki itu ke pesta pernikahan Riki.Sesuai permintaan Davva, Kanya menitipkan Monic pada Dita. Syukurlah sahabatnya itu bersedia. Dita membawa Monic ke rumahnya. Jika Davva adalah laki-laki pertama yang hadir dalam kehidupan Monic, maka Dita adalah wanita pertama selain ibunya yang dikenal oleh anak itu. Jadi tak heran jika Monic merasa nyaman dengan Dita.“Sukses ya kencannya,” kata Dita menggoda sambil mengedipkan sebelah mata pada Kanya sebelum Kanya pergi.“Kencan apaan?" Kanya tertawa sambil mendelik. “Aku tuh mau nemenin Davva ke nikahan temannya, bukan mau kencan.”“Sama aja sih, abis dari nikahan kan bisa langsung dinner romantis.”Kanya hanya tersenyum menanggapi gurauan Dita. Entah mengapa Dita tidak percaya bahwa di antara dirinya dan Davva tidak ada apa-apa.Lamunan Kanya terhenti saat mendengar bel pintu berbunyi. Kanya pikir pasti itu Davva yang datang.Kany

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Istri Pesanan CEO   Jawaban Kanya

    Segala penyangkalan Kanya pada Dita mengenai Davva kini terbukti salah. Pernyataan cinta barusan menjawab segalanya, bahwa laki-laki itu memang menaruh hati padanya. Dan itu membuat Kanya syok. Kanya mendadak speechless.Apa yang harus dikatakannya pada Davva? Masalahnya sedikit pun Kanya tidak merasakan apapun pada laki-laki itu. Davva bukanlah lelaki yang mampu menggetarkan hatinya. Satu-satunya yang bisa memberikan perasaan itu hanyalah Raven.Melihat Kanya membisu bermenit-menit lamanya membuat Davva tahu jawaban apa yang akan Kanya berikan padanya. Kanya pasti akan menolak cintanya. Tapi walau bagaimanapun Davva ingin mendengar jawabannya langsung dari mulut Kanya.“Kalau kamu nggak bisa jawab sekarang dan butuh waktu untuk memikirkannya aku akan kasih kamu waktu, kamu nggak perlu jawab sekarang.”Kanya masih diam di tempatnya dengan segenap rasa bimbang yang melingkupinya. Pikiran Kanya mulai merunut hal-hal yang pernah dilakukan Davva untuknya. Kebaikan dan jasa lelaki itu tida

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Istri Pesanan CEO   Mencoba Membuka Hati Dan Sebuah Pelukan Hangat

    Davva tidak bisa berhenti tersenyum setelah Kanya mencium pipinya tadi. Bahkan senyum tersebut terus bertahan sepanjang perjalanan pulang hingga tiba di rumah.Suasana saat itu sedang sepi. Selain sudah larut juga karena di rumah itu penghuninya tidak seberapa. Dengan gerakan seperlahan mungkin Davva memutar knop pintu, menjaga agar tidak menimbulkan suara sekecil apapun yang bisa mengganggu kenyamanan dan membuat dua penghuninya terbangun.Begitu pintu terbuka dan kaki Davva menjejaki lantai di dalam rumah ia dibuat kaget ketika tiba-tiba lampu yang tadinya mati mendadak menyala, membuat ruangan tersebut jadi terang benderang.“Mama!” tegur Davva kaget begitu melihat ibunya sudah berdiri di dekatnya. Ternyata Wandalah yang menyalakan lampu ruangan tersebut.“Baru pulang, Dav?” tanya Wanda.“Iya, Ma. Mama jam segini kenapa belum tidur?” Davva balas bertanya sambil melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. Waktu saat itu sudah menunjukkan hampir pukul satu malam.“Mama me

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Istri Pesanan CEO   Ada Hati Yang Terluka

    Sungguh, Kanya sangat ingin melepaskan diri dari Raven. Namun anggota tubuhnya berkhianat. Kanya membalas pelukan Raven dengan lebih erat. Rasa rindu membelenggu setelah lebih dari setengah tahun ini mereka tidak bertemu.Begitu pun dengan Raven yang sangat merindukan Kanya. Setelah memutuskan kembali pada Aline Raven tidak pernah lagi berhubungan dengan Kanya. Lelaki itu disibukkan oleh kegiatan mengembangkan usahanya“I miss you …” Raven berbisik lembut di telinga Kanya setelah sedari tadi hanya menyimpannya di dalam hati.‘I miss you too,’ jawab Kanya namun memendam jawabannya di dasar lidah. Kanya tidak ingin Raven mengetahui perasaannya karena hal tersebut sama artinya dengan memberi harapan.“Kamu di sini juga? Ray mana?” Kanya bertanya setelah memiliki keberanian untuk mengurai pelukan dari Raven.“Ray di rumah, aku di sini dengan teman-temanku.”Jawaban yang ia dengar dari Raven membuat Kanya sedikit kecewa. Tadinya ia pikir jika ada Raven maka Ray juga ada dan mereka akan ber

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Istri Pesanan CEO   Mabuk

    Davva baru saja memutuskan untuk meninggalkan toilet secara diam-diam. Kanya dan Raven tidak perlu mengetahui kedatangannya. Davva tidak ingin merusak kebahagian Kanya dengan menjadi pengganggu di antara keduanya.Namun keinginan tersebut ternyata tidak berjalan dengan mulus. Tiba-tiba saja Kanya menyadari keberadaannya. Perempuan itu lantas berseru memanggil Davva.“Dav!” Suara Kanya terdengar menggema.Satu-satunya hal yang bisa Davva lakukan saat itu guna menutupi kegugupannya adalah dengan menunjukkan senyum.Sama dengan Kanya, Raven juga tampak terkejut kala mengetahui kehadiran Davva di sana. Rasa kecewa melingkupinya ketika Kanya meninggalkannya lalu melangkah pelan menghampiri Davva.“Dav, kamu mau ke toilet juga?” Kanya bertanya setelah berhadapan face to face dengan lelaki itu. Kanya pikir Davva bermaksud untuk buang air.“Bukan, aku ke sini mencari kamu. Aku takut ada apa-apa, soalnya dari tadi kamu nggak muncul-muncul.”“Sorry ya, Dav, nggak ada apa-apa kok. Tapi aku ketem

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • Istri Pesanan CEO   Lepas Perjaka

    Davva masih duduk di pinggir ranjang sambil menggenggam tangan Kanya. Tidak sedetik pun melepaskannya.“Haus, Rav …”Davva menajamkan telinganya ketika mendengar suara Kanya. Rasa kecewa menelusupinya saat itu juga menyadari nama yang dirapalkan Kanya. Meski terdengar mirip, namun Davva dengan mudah membedakan antara Dav dengan Rav. Bahkan di saat separuh sadar seperti saat ini yang ada di ingatan Kanya hanya Raven. Tidak ada tempat bagi Davva di hati perempuan itu.“Sebentar ya, Nya, aku ambilin dulu,” jawab Davva lalu bergerak keluar dari kamar Kanya dengan langkah lesu. Ia mencoba memaklumi jika saat ini Kanya sedang mabuk. Di sela-sela langkahnya Davva jadi ingat bahwa Monic belum dijemput. Di lain sisi ponselnya terus menerus berdering. Ibunya tidak henti menelepon.Davva memutuskan untuk menjawab panggilan tersebut daripada Wanda terus menerornya.“Iya, Ma?”“Kamu di mana, Dav? Kenapa masih belum pulang?”Sudah Davva duga pasti Wanda akan mengabsen keberadaannya. Dan Davva tida

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • Istri Pesanan CEO   Cinta Tidak Pernah Salah

    Kanya terbangun dengan pikiran tidak menentu. Pelukan di tubuhnya adalah hal pertama yang disadarinya setelah kelopak matanya terbuka. Pelukan itu berasal dari seseorang di belakangnya.Itu jelas bukan Monic. Lebih mustahil lagi jika Raven yang melakukannya. Kanya terkesiap ketika pikiran memberinya kesadaran. Itu bukan Monic atau Raven melainkan …Kanya ingin bangun tapi tidak sanggup karena kepalanya masih pusing. Alhasil yang dilakukannya adalah memutar pelan tubuhnya ke belakang dan melihat sendiri siapa sosok yang tidak melepaskan Kanya dari pelukannya.Kini Kanya bisa melihat dengan matanya sendiri sosok Davva dengan jelas. Jantungnya ingin meloncat ke luar menyadari mereka berdua sama-sama tidak berbusana dan hanya ditutupi oleh selembar selimut.Satu demi satu potongan ingatan tentang kejadian semalam mulai berdatangan. Menyerbu Kanya dan membuatnya syok.Kanya memaksa untuk duduk meskipun pusing masih menggayuti kepalanya. Ia ingin pergi membawa perasaannya yang tidak menentu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • Istri Pesanan CEO   Aku Sudah Punya Kekasih

    “Hueek … hueeek ... hueeek ..."Suara itu menggema di kamar. Kanya terhuyung. Tidak hanya merasa pusing tapi ia juga muntah sekarang. Melihat Kanya hampir saja terjatuh, Davva dengan sigap menangkap tubuh Kanya. Di saat yang sama Kanya mengeluarkan lagi muntahan dari perutnya dan mengenai baju Davva.“Sorry, Dav,” ucap Kanya tidak enak hati.“Nggak apa-apa,” jawab Davva pengertian. Ia membuka bajunya yang ternoda kemudian menuntun Kanya ke kamar mandi untuk muntah di sana.Kanya memuntahkan isi perutnya sedangkan Davva memijit tengkuknya, memperlakukan perempuan itu sebagaimana yang dilakukan orang-orang pada biasanya.Setelah tidak ada lagi yang bisa dikeluarkannya Kanya membersihkan mulut dan mukanya dengan nafas sedikit sesak.“Hamilnya nggak akan seekspres ini kan, Dav?” celetuk Kanya ketika Davva menggandengnya keluar dari kamar mandi.Tawa Davva berderai. “Iya kali, Nya, bikinnya baru tadi malam tapi paginya udah langsung jadi.”“Terus kenapa aku jadi muntah-muntah begini?”“It

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22

Bab terbaru

  • Istri Pesanan CEO   Cinta Saja Tidak Cukup

    Waktu saat ini menunjukkan pukul satu malam waktu Indonesia bagian barat, tapi tidak sepicing pun Kanya mampu memejamkan matanya. Adegan demi adegan tadi siang terus membayang. Saat ia bertemu dengan Davva, bicara berdua dari hati ke hati, serta mengungkapkan langsung kegalauannya pada laki-laki itu. Dan Davva dengan begitu bijak menjawab saat Kanya menanyakan apa ia harus memikirkan lagi hubungannya dengan Raven.“Aku rasa aku butuh waktu untuk mengkaji ulang hubungan dengan Raven. Aku nggak mau gagal lagi seperti dulu. Menurut kamu gimana kalau misalnya aku menunda atau membatalkan pernikahan itu?”Davva terlihat kaget mendengar pertanyaan Kanya. Ia memindai raut Kanya dengan seksama demi meyakinkan jika Kanya sungguh-sungguh bertanya padanya. Dan hasilnya adalah Davva melihat keraguan yang begitu kentara di wajah Kanya.“Aku bingung, aku nggak mau gagal lagi.” Kanya mengucapkannya sekali lagi sambil menatap Davva dengan intens.“Follow your heart, Nya. Ikuti apa kata hatimu. Dan ja

  • Istri Pesanan CEO   Kesadaran Yang Menghampiri

    Kanya tersentak ketika mendengar ketukan di depan pintu. Pasti itu Raven yang datang, pikirnya. Beberapa hari ini memang tidak bertemu dengan laki-laki itu. Bukan karena mereka ada masalah, tapi karena Kanya sedang butuh waktu untuk sendiri.Mengayunkan langkah ke depan, Kanya membuka pintu. Tubuhnya membeku seketika begitu mengetahui siapa yang saat ini berdiri tegak di hadapannya. Bukan Raven seperti yang tadi menjadi dugaannya, tapi ...“Dav ...”Davva membalas gumaman Kanya dengan membawa perempuan itu ke dalam pelukannya.“Aku baru tahu semuanya dari Raven. Aku minta maaf karena waktu itu ninggalin kamu. Aku nggak tahu kalau kamu hamil anak kita,” bisik Davva pelan penuh penyesalan.“Kamu nggak salah, Dav, aku yang salah. Aku pikir Qiandra anak Raven,” isak Kanya dalam dekapan laki-laki itu.Kenyataan bahwa Qiandra adalah darah daging Davva membuat Kanya begitu terpukul. Beberapa hari ini ia merenungi diri dan menyesali betapa bodoh dirinya yang tidak tahu mengenai hal tersebut.

  • Istri Pesanan CEO   Pulang

    Davva menegakkan duduknya lalu memfokuskan pendengarannya pada Raven yang menelepon dari benua yang berbeda dengannya.“Sorry, Rav, ini kita lagi membicarakan siapa? Baby girl apa maksudnya?” Davva ingin Raven memperjelas maksud ucapannya. Apa mungkin Raven salah orang? “Ini aku Davva. Kamu yakin yang mau ditelepon Davva aku? Atau mungkin Davva yang lain tapi salah dial?”“Aku nggak salah orang. Hanya ada satu Davva yang berhubungan dengan hidupku dan Kanya, yaitu kamu," tegas Raven.Perasaaan Davva semakin tegang mendengarnya, apalagi mendengar nada serius dari nada suara Raven.“Jadi maksudnya baby girl apa? Kenapa kasih selamat sama aku?” tanya Davva tidak mengerti. Justru seharusnya Davvalah yang menyampaikan ucapan tersebut pada Raven karena dialah yang berada di posisi itu.“Aku tahu semua ini nggak akan cukup kalau hanya disampaikan melalui telepon. Ceritanya panjang. Tapi aku harus bilang sekarang kalau Qiandra adalah anak kandung kamu, Dav. Dia bukan darah dagingku. Hasil tes

  • Istri Pesanan CEO   Karena Darah Lebih Kental Daripada Air

    Kanya mengajak Raven keluar dari ruangan dokter. Mereka tidak mungkin berdebat apalagi sampai bertengkar di sana.“Jawab pertanyaanku, Nya, siapa bapak anak itu?” Raven kembali mendesak setelah mereka tiba di luar.Kanya menggelengkan kepala. Bukan karena tidak tahu, tapi juga akibat syok mendapati kenyataan yang tidak disangka-sangka.“Jadi kamu nggak tahu siapa bapak anak itu? Memangnya berapa banyak lelaki yang meniduri kamu, Nya?” Kanya membuat Raven hampir saja terpancing emosi.“Jangan pernah menuduhkku sembarangan, Rav! Aku bukan perempuan murahan yang akan tidur dengan laki-laki sembarangan! Aku masih punya harga diri,” bantah Kanya membela diri.“Tapi hasil tes itu nggak mungkin berbohong, Kanya!” ucap Raven gregetan. “Ini rumah sakit internasional, tenaga medis di sini juga profesional. Mereka nggak akan mungkin salah menentukan hasil tes. Jangan kamu pikir mamaku yang mengacaukan agar hasilnya berbeda. Ini kehidupan nyata, Kanya, bukan adegan sinetron!”Suara tinggi Raven m

  • Istri Pesanan CEO   Hasil Tes DNA

    “Kanya, aku rasa sudah saatnya kita lakukan tes DNA. Aku nggak mau menunggu lagi. Aku nggak bisa melihat kamu mengurus anak-anak kita sendiri.”Kanya menolehkan kepalanya kala mendengar ucapan Raven.Hari ini baby Qiandra berumur satu bulan. Kanya sudah sejak lama pulang dari rumah sakit. Kondisinya pasca persalinan juga sangat baik.Setelah saat itu Raven datang ke rumah sakit, Davva pergi tiba-tiba. Padahal Raven ingin mengucapkan terima kasih padanya.“Siang ini aku harus pulang ke NY, Nya.” Itu alasan Davva saat Kanya menelepon menanyakan keberadaannya.“Tapi kenapa kamu pergi nggak bilang aku dulu?”“Maaf banget ya, Nya, aku ada panggilan mendadak dan nggak sempat bilang ke kamu.”Setelah hari itu Kanya tidak pernah lagi berkomunikasi dengan Davva. Davva sibuk dengan pekerjaannya, Kanya juga sedang menikmati hari-harinya memiliki buah hati yang baru.“Kanya! Gimana?” tegur Raven meminta jawaban lantaran Kanya tidak menjawab.“Harus banget ya tes DNA itu?” Kanya masih merasa keber

  • Istri Pesanan CEO   Tahu Diri

    Pria itu baru saja keluar dari mobil lalu menarik langkah cepat. Ia mengangguk sepintas pada seseorang saat berpapasan. Entah siapa orang itu tidak terekam di benaknya. Ia hanya ingin segera tiba secepatnya di kamar lalu beristirahat sepuasnya.Smart lock kamarnya berbunyi kecil saat mendeteksi kesesuaian. Pintu kamar pun terbuka.Raven—lelaki itu langsung masuk. Begitu melihat hamparan kasur ia langsung menghambur. Hari ini begitu melelahkan. Pertemuan serta dengar pendapat dengan pemerintah daerah tadi siang berlangsung dengan alot. Pemerintah setempat memberi banyak tuntutan yang kurang masuk akal kepada para pengusaha yang sebagian besar tidak bisa mereka penuhi.Tatapan Raven berlabuh pada benda seukuran telapak tangan yang terselip di antara bantal. Ternyata Raven lupa membawa ponselnya yang ternyata berada dalam keadaan mati.Sambil berbaring Raven menyalakannya. Beberapa detik kemudian setelah mendapat sinyal, notifikasinya berdenting. Raven terkesiap ketika membaca pesan dari

  • Istri Pesanan CEO   Segalanya Untuk Kanya

    Sedikit pun tidak terlintas di pikiran Kanya bahwa dirinya akan menghadapi hal menakjubkan di dalam hidupnya, yaitu melakukan persalinan sendiri tanpa bantuan tenaga medis dan terjadi di tempat yang sama sekali tidak disangka-sangka.Setelah melahirkan di toilet SPBU ditemani Davva, Kanya mendapat pertolongan dan dibawa ke rumah sakit terdekat. Cerita tentang persalinan di toilet tersebut menjadi buah bibir di sekitar tempat itu, tapi untung tidak sampai viral, karena Kanya tidak ingin populer dengan cara tersebut.Setelah proses observasi, saat ini Kanya berada di ruang rawat. Kondisi Kanya masih terlihat lemah karena kehilangan banyak energi. Tapi perasaan bahagia yang begitu dalam menyelimuti hatinya melihat bayi perempuan yang dilahirkannya begitu sehat, normal, serta lengkap seluruh organ tubuhnya. Bayi mungil itu saat ini berada di dalam box yang diletakkan di samping tempat tidur Kanya.Monic begitu gembira karena pada akhirnya keinginan anak itu untuk memiliki adik perempuan m

  • Istri Pesanan CEO   Melahirkan Anakmu Bersamamu

    “Kanya, maaf sekali, aku nggak bisa menemani kamu lahiran.”Kanya yang saat itu sedang menyesap juice apel refleks memandang ke arah Raven kala mendengar ucapan laki-laki itu. Bagaimana tidak, mereka sudah merencanakannya jauh-jauh hari. Bahkan Raven sudah mem-booking rumah sakit terbaik untuk proses persalinan Kanya. Lalu dengan seenaknya sekarang Raven mengatakan tidak bisa.Raven mengangkat tangan sebagai isyarat bahwa ia akan menjelaskan alasannya pada Kanya sebelum perempuan itu mengajukan aksi protes.“Aku baru mendapat telepon dari asistenku di daerah. Dia bilang ada undangan untuk pertemuan dari pemerintah daerah setempat, dan itu nggak bisa diwakilkan. Bukan hanya aku tapi semua pengusaha sawit yang berada di sana,” jelas Raven menyampaikan alasannya.Kanya memahami argumen Raven. Dalam hal ini ia tidak boleh egois dengan memikirkan dirinya sendiri. Ia juga harus mendukung karir Raven.“Nggak apa-apa, Rav, pergilah,” jawab Kanya merelakan.Raven memindai wajah Kanya, mencoba

  • Istri Pesanan CEO   Tinggal Selangkah Lagi

    Raven dan Kanya serentak saling berpandangan begitu mendengar ucapan Marissa yang sama sekali berada di luar prediksi mereka.Raven geleng-geleng kepala. Tentu saja ia tidak akan bisa memenuhi permintaan ibunya itu karena hal tersebut sama artinya dengan meragukan Kanya. Secara tidak langsung ia sudah ikut menuduh Kanya mengandung anak laki-laki lain.Sedangkan Kanya, ia sangat tersinggung mendengarnya. Seakan dirinya sangat berharap untuk dinikahi Raven. Tanpa menikah dengan lelaki itu juga ia masih tetap bisa hidup.“Ma, jangan mengada-ada, aku nggak mungkin meminta Kanya melakukan itu. Itu namanya aku meragukan Kanya. Sedikit pun aku nggak ragu, Ma. Aku percaya kalau anak yang Kanya kandung adalah anakku. Kanya nggak mungkin berhubungan dengan laki-laki lain. Kami saling cinta, Ma!” ucap Raven menegaskan sikapnya. “Percaya diri sekali kamu, Rav! Apa jaminannya kalau dia nggak pernah berhubungan dengan laki-laki lain? Kita nggak akan pernah tahu apa yang dilakukannya di belakang ka

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status