Share

Menjemput Kanya

last update Last Updated: 2025-01-01 20:15:38

“Baik, Pak Andi, kalau begitu besok kita bertemu.”

Raven menyudahi panggilan telepon dengan salah seorang rekan bisnisnya setelah membuat janji temu.

Menyimpan ponsel ke dalam saku celana, Raven memeriksa waktu di arloji. Sudah pukul tiga siang. Sudah saatnya makan walau terlamba. Raven ingat rencananya tadi untuk menemui pemilik restoran. Mengacu pada waktu yang disampaikan pelayan pasti saat ini pemilik restoran sudah berada di tempat. Raven tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu. Raven langsung meluncur menuju restoran tersebut sebelum pemiliknya pergi dari sana.

Sekitar tiga puluh menit kemudian Raven tiba di restoran tersebut. Kebetulan yang sangat kebetulan masih pelayan tadi pagi yang menyambutnya.

“Ibu Martha ada?” Raven langsung bertanya. Dan syukurlah pelayan tersebut masih mengingatnya.

“Ada, Pak. Silakan tunggu sebentar, saya beritahu dulu.”

Raven duduk di salah satu kursi yang letaknya berdekatan dekat jendela. Beberapa menit kemudian orang yang dinanti pun muncul di
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Istri Pesanan CEO   Kamu Adalah Milik Saya

    Pemilik tubuh menjulang itu mengayunkan kakinya dengan tegap mendekati Kanya yang berdiri membeku di tempatnya. Wajah lelaki itu menyiratkan ekspresi yang sulit Kanya artikan maknanya. Tadi dari dalam mobil Raven menyaksikan segalanya. Mulai sejak Kanya datang bersama pria berkacamata dengan rambut ikal itu, lalu menyaksikan interaksi keduanya di teras. Betapa lelaki itu dengan santai berbaring di dekat Kanya hingga pergi meninggalkannya sambil mengusap kepala Kanya. Raven tidak bisa menerima karena Kanya adalah miliknya.Sampai jarak mereka tersisa hitungan senti Kanya masih tidak bereaksi hingga ucapan yang disampaikan dengan nada dingin keluar dari mulut laki-laki itu.“Sudah pergi pacar kamu?”Kanya tersentak. Ia tidak mengerti apa yang Raven maksudkan. Datang-datang lelaki itu langsung menudingnya.Raven mendengkus melihat kombinasi ekspresi bingung serta lugu yang ditunjukkan Kanya. Dengkusan yang cukup keras dan terdengar oleh Kanya.Raven tidak tahu harus mulai mencecar dari

    Last Updated : 2025-01-02
  • Istri Pesanan CEO   Tinggal Bersama

    Raven membawa Kanya pulang.Perdebatan panjang mereka berakhir setelah Raven menutupnya dengan satu kecupan singkat. Lalu keduanya menghabiskan sisa perjalanan dalam hening yang panjang.Sungguh, perjalanan hidup bagaikan misteri. Setelah liku-liku kehidupan yang tak berujung pada akhirnya takdir membawa Kanya kembali pada Raven.Kanya yang sejak tadi diam saja dan menghabiskan waktu menegakkan duduknya ketika merasa ada sesuatu yang janggal. Kanya baru menyadari jika Raven membawanya ke arah yang berbeda. Ini bukanlah jalan menuju rumah mereka. Akan tetapi ke Nirvana Residence, kediaman Aline serta Marissa.“Kenapa kita ke sini?” Kanya menyuarakan keheranan di kepalanya.“Ray ada di rumah.” Raven menjawab setelah memandang pada Kanya.Kanya tidak bertanya lagi. Mungkin nanti setelah menjemput Ray Raven akan membawa Kanya ke rumah yang mereka tempati dulu. Senyum tipis terbit di bibir Kanya sebagai refleksi dari perasaan bahagianya. Sebentar lagi ia akan bersama anaknya, memeluk hanga

    Last Updated : 2025-01-02
  • Istri Pesanan CEO   Dia Pengasuh Anak Kami

    Raven memandang intens pada layar monitor di hadapannya. Layar tersebut menampilkan rekaman adegan sebulan belakangan. Raven ingin tahu apa saja yang terjadi dalam rentang tiga puluh hari ini. Tanpa terasa satu bulan sudah mereka tinggal bersama. Raven, Aline serta Kanya. Sejauh ini yang tertangkap oleh Raven secara kasat mata adalah hubungan kedua istrinya yang begitu akur. Aline kerap mengajak Kanya belanja bersama, menghabiskan waktu berempat dengan Lavanya serta hal-hal kecil lainnya. Keharmonisan mereka membuat Raven bersyukur. Meski dulu Aline dan Marissa sempat sentimen pada Kanya namun kehadiran Ray mengubah segalanya. Anak itu membawa berkah buat semuanya. Tidak hanya menghadirkan rezeki namun juga mendatangkan kedamaian.Raven memajukan duduk menatap lebih lekat layar monitor yang sedang memutar adegan di kamar. Saat itu Ray menangis sedang sang ibu sedang mandi dan tidak mengetahuinya. Aline datang menggendong Ray dan mendiamkannya. Lalu pada adegan lainnya tampak Kanya

    Last Updated : 2025-01-02
  • Istri Pesanan CEO   Bercinta Setelah Sekian Lama

    Acara yang diselenggarakan dengan meriah dan dihadiri oleh banyak tamu tersebut pun berakhir, membuat Kanya merasa lega karena ia bisa pulang dan berhenti menjadi pajangan.Dan saat ini mereka bertiga sudah berada di mobil. Sama seperti saat akan berangkat tadi, Kanya kembali duduk sendiri di belakang. Sementara anaknya yang sudah tidur berada dalam dekapan Aline yang duduk di sebelah Raven.Kanya larut dalam lamunan panjang yang sangat menyedihkan. Tadi, tepatnya sekian jam yang lalu saat ada yang bertanya padanya dan Kanya mengatakan bahwa ia adalah seorang pengasuh yang bekerja pada Raven, orang itu tidak memercayainya. Malah mengatakan bahwa Kanya dan Ray lebih terlihat seperti kakak adik. Sepanjang acara berlangsung Kanya duduk sendiri, sedangkan Raven dan Aline mengabaikannya. Kanya hanya dipanggil ketika dibutuhkan, yaitu ketika Aline ingin mengenalkan Ray pada orang-orang sebagai anaknya. Dan Kanya hanya bisa diam membiarkan. Ini memang nasibnya.Tidak ada yang bisa Kanya laku

    Last Updated : 2025-01-03
  • Istri Pesanan CEO   Memenangkan Sayembara

    Kanya termangu menggenggam ponselnya dengan tangan gemetar. Semua rangkaian kata yang baru saja dibacanya membuat tubuhnya menggigil hebat.Bukan. Ini bukanlah berita buruk yang mengejutkan. Akan tetapi sebaliknya. Kabar yang baru saja diterimanya membuat Kanya luar biasa bahagia. Saking bahagianya Kanya kesulitan untuk memercayai berita yang baru saja diterimanya.Sebelah tangan Kanya menutup mulut, menahan agar tidak berteriak. Sedangkan sebelahnya lagi menahan ponsel dalam genggaman. Kanya baru saja menerima kabar bahwa gaun hasil rancangannnya memenangkan sayembara. Kanya menjadi pemenang utama di samping dua pemenang lainnya. Maka Kanya berhak menerima hadiah kemenangan yang berjumlah dua ratus juta rupiah. Selain itu ia juga menerima pendidikan gratis selama enam bulan sampai satu tahun. Ada dua pilihan yang ditawarkan di negara yang berbeda. Semua terserah Kanya mau memilih yang mana.“Astaga … ini semua nggak mungkin. Kenapa aku yang menang?” Kanya menggumam pelan. Bukan ing

    Last Updated : 2025-01-03
  • Istri Pesanan CEO   Pergilah

    Berita tentang Kanya yang memenangkan sayembara sudah diketahui oleh seisi rumah dan menuai berbagai reaksi.Aline dan Marissa menyampaikan selamat padanya. Tapi bukannya bahagia Kanya malah bertambah sedih. Pasalnya email tersebut sudah dihapus Raven sedangkan Kanya sama sekali belum mencatat contact person dan sejumlah informasi penting lain yang dibutuhkan.“Jadi rencanamu apa?” tanya Aline pada Kanya. Saat itu mereka tinggal bertiga. Sedangkan yang lain sibuk dengan aktivitas masing-masing.“Saya belum tahu. Raven nggak kasih izin,” jawab Kanya lirih.“Kamu jangan pasrah aja dong! Jangan buang kesempatan ini. Ini satu-satunya cara agar kamu bisa berkembang. Kamu harus bujuk Raven bagaimanapun caranya,” kata Aline mengompori dengan berapi-api.“Jadi kamu mendukung saya?” Kanya menatap lekat wajah Aline, mencari kejujuran di paras cantik perempuan itu.Dan Kanya melihat Aline tampak bersungguh-sungguh. “Ya iya dong, Kanya. Aku juga mau kamu maju dan berkembang. Apalagi sebagai sesa

    Last Updated : 2025-01-03
  • Istri Pesanan CEO   Welcome To New York, The City That Never Sleeps

    “Kamu yakin ngizinin dia pergi?” tanya Aline ragu saat Raven memberitahu tentang keputusannya mengizinkan Kanya.Raven menganggukkan kepalanya pelan tanpa berkata apa-apa. Raven terpaksa mengizinkan Kanya setelah berperang dengan batinnya sendiri. Andai saja bisa Raven tidak akan membiarkan Kanya ke mana-mana. Namun air mata perempuan itu dan ungkapan isi hatinya yang disampaikan dengan sesenggukan membuat batin Raven pilu. Meski selama ini Raven egois dan keterlaluan pada Kanya, namun ia masih memiliki hati nurani.“Kalau Kanya pergi Ray gimana? Ray masih dua bulan lho, Rav! Dia masih ASI! Masih butuh banget perhatian dan kasih sayang dari ibunya.” Aline terus mengemukakan alasan demi alasan untuk membuat Raven membatalkan keputusannya.“Kanya pergi hanya enam bulan. Aku rasa waktu segitu nggak terlalu lama. Tentang Ray terpaksa diurus baby sitter dulu. Lagian kan ada aku, ada kamu, ada Mama juga. Kita bisa sama-sama mengurus dan merawat Ray,” ucap Raven bijaksana.Aline menyembunyik

    Last Updated : 2025-01-04
  • Istri Pesanan CEO   Warisan Yang Mengecewakan

    Kanya menatap ke sekelilingnya begitu membuka pintu apartemen. Mereka baru saja tiba di sana setelah perwakilan pihak yayasan mengantar lalu menjelaskan dengan detail setiap bagian apartemen. Terdapat dua buah kamar di sana dengan dua kamar mandi yang masing-masing berada di dalam. Selain ruang tamu ada juga ruang keluarga serta ruang belakang yang langsung terhubung dengan dapur. Apartemen tersebut tidak terlalu luas untuk dipakai bersama. Namun cukup besar bagi mereka berdua.Apartemen yang Kanya tempati dengan Dita berlokasi di salah satu area strategis di Manhattan yang merupakan salah satu dari lima bagian kota di New York.Membuka pintu kamarnya, Kanya langsung menuju jendela. Ia berdiri di sana. Dari balik tirai pandangannya menembus jendela. Segalanya tampak kecil dari lantai tujuh belas tempatnya berada sekarang. Kendaraan aneka rupa yang berada jauh di jalan raya di bawahnya tampak bagai kotak-kotak kecil tak berguna yang dikelilingi oleh berbagai gedung pencakar langit.Tib

    Last Updated : 2025-01-04

Latest chapter

  • Istri Pesanan CEO   Happy Ending

    Raven termangu sekian lama sambil memandang nanar cincin yang diberikan Kanya langsung ke telapak tangannya.“Nggak bisa begitu, Nya. Kamu nggak bisa membatalkan pernikahan kita hanya karena Qiandra terbukti sebagai anak Davva. Kita sudah merencanakan semua ini dengan matang. Undangan sudah dicetak, gedung sudah di-booking, belum lagi yang lainnya,” tukas Raven tidak terima. Ini bukan hanya semata-mata perihal persiapan pernikahan, melainkan tentang perasaannya pada Kanya. Ia tidak rela melepas Kanya justru setelah perempuan itu berada di genggamannya.“Rav, mengertilah, aku nggak bisa,” jawab Kanya putus asa. Entah bagaimana lagi caranya menjelaskan pada Raven bahwa dirinya benar-benar tidak bisa melanjutkan hubungan mereka.“Kamu minta aku untuk mengerti kamu, tapi apa kamu mengerti aku? Alasan kamu nggak jelas. Kenapa baru sekarang kamu bilang nggak bisa menikah denganku? Kenapa bukan dari sebelum-sebelumnya? Kenapa setelah kedatangan Davva? Semua ini terlalu lucu untuk disebut hany

  • Istri Pesanan CEO   Cinta Saja Tidak Cukup

    Waktu saat ini menunjukkan pukul satu malam waktu Indonesia bagian barat, tapi tidak sepicing pun Kanya mampu memejamkan matanya. Adegan demi adegan tadi siang terus membayang. Saat ia bertemu dengan Davva, bicara berdua dari hati ke hati, serta mengungkapkan langsung kegalauannya pada laki-laki itu. Dan Davva dengan begitu bijak menjawab saat Kanya menanyakan apa ia harus memikirkan lagi hubungannya dengan Raven.“Aku rasa aku butuh waktu untuk mengkaji ulang hubungan dengan Raven. Aku nggak mau gagal lagi seperti dulu. Menurut kamu gimana kalau misalnya aku menunda atau membatalkan pernikahan itu?”Davva terlihat kaget mendengar pertanyaan Kanya. Ia memindai raut Kanya dengan seksama demi meyakinkan jika Kanya sungguh-sungguh bertanya padanya. Dan hasilnya adalah Davva melihat keraguan yang begitu kentara di wajah Kanya.“Aku bingung, aku nggak mau gagal lagi.” Kanya mengucapkannya sekali lagi sambil menatap Davva dengan intens.“Follow your heart, Nya. Ikuti apa kata hatimu. Dan ja

  • Istri Pesanan CEO   Kesadaran Yang Menghampiri

    Kanya tersentak ketika mendengar ketukan di depan pintu. Pasti itu Raven yang datang, pikirnya. Beberapa hari ini memang tidak bertemu dengan laki-laki itu. Bukan karena mereka ada masalah, tapi karena Kanya sedang butuh waktu untuk sendiri.Mengayunkan langkah ke depan, Kanya membuka pintu. Tubuhnya membeku seketika begitu mengetahui siapa yang saat ini berdiri tegak di hadapannya. Bukan Raven seperti yang tadi menjadi dugaannya, tapi ...“Dav ...”Davva membalas gumaman Kanya dengan membawa perempuan itu ke dalam pelukannya.“Aku baru tahu semuanya dari Raven. Aku minta maaf karena waktu itu ninggalin kamu. Aku nggak tahu kalau kamu hamil anak kita,” bisik Davva pelan penuh penyesalan.“Kamu nggak salah, Dav, aku yang salah. Aku pikir Qiandra anak Raven,” isak Kanya dalam dekapan laki-laki itu.Kenyataan bahwa Qiandra adalah darah daging Davva membuat Kanya begitu terpukul. Beberapa hari ini ia merenungi diri dan menyesali betapa bodoh dirinya yang tidak tahu mengenai hal tersebut.

  • Istri Pesanan CEO   Pulang

    Davva menegakkan duduknya lalu memfokuskan pendengarannya pada Raven yang menelepon dari benua yang berbeda dengannya.“Sorry, Rav, ini kita lagi membicarakan siapa? Baby girl apa maksudnya?” Davva ingin Raven memperjelas maksud ucapannya. Apa mungkin Raven salah orang? “Ini aku Davva. Kamu yakin yang mau ditelepon Davva aku? Atau mungkin Davva yang lain tapi salah dial?”“Aku nggak salah orang. Hanya ada satu Davva yang berhubungan dengan hidupku dan Kanya, yaitu kamu," tegas Raven.Perasaaan Davva semakin tegang mendengarnya, apalagi mendengar nada serius dari nada suara Raven.“Jadi maksudnya baby girl apa? Kenapa kasih selamat sama aku?” tanya Davva tidak mengerti. Justru seharusnya Davvalah yang menyampaikan ucapan tersebut pada Raven karena dialah yang berada di posisi itu.“Aku tahu semua ini nggak akan cukup kalau hanya disampaikan melalui telepon. Ceritanya panjang. Tapi aku harus bilang sekarang kalau Qiandra adalah anak kandung kamu, Dav. Dia bukan darah dagingku. Hasil tes

  • Istri Pesanan CEO   Karena Darah Lebih Kental Daripada Air

    Kanya mengajak Raven keluar dari ruangan dokter. Mereka tidak mungkin berdebat apalagi sampai bertengkar di sana.“Jawab pertanyaanku, Nya, siapa bapak anak itu?” Raven kembali mendesak setelah mereka tiba di luar.Kanya menggelengkan kepala. Bukan karena tidak tahu, tapi juga akibat syok mendapati kenyataan yang tidak disangka-sangka.“Jadi kamu nggak tahu siapa bapak anak itu? Memangnya berapa banyak lelaki yang meniduri kamu, Nya?” Kanya membuat Raven hampir saja terpancing emosi.“Jangan pernah menuduhkku sembarangan, Rav! Aku bukan perempuan murahan yang akan tidur dengan laki-laki sembarangan! Aku masih punya harga diri,” bantah Kanya membela diri.“Tapi hasil tes itu nggak mungkin berbohong, Kanya!” ucap Raven gregetan. “Ini rumah sakit internasional, tenaga medis di sini juga profesional. Mereka nggak akan mungkin salah menentukan hasil tes. Jangan kamu pikir mamaku yang mengacaukan agar hasilnya berbeda. Ini kehidupan nyata, Kanya, bukan adegan sinetron!”Suara tinggi Raven m

  • Istri Pesanan CEO   Hasil Tes DNA

    “Kanya, aku rasa sudah saatnya kita lakukan tes DNA. Aku nggak mau menunggu lagi. Aku nggak bisa melihat kamu mengurus anak-anak kita sendiri.”Kanya menolehkan kepalanya kala mendengar ucapan Raven.Hari ini baby Qiandra berumur satu bulan. Kanya sudah sejak lama pulang dari rumah sakit. Kondisinya pasca persalinan juga sangat baik.Setelah saat itu Raven datang ke rumah sakit, Davva pergi tiba-tiba. Padahal Raven ingin mengucapkan terima kasih padanya.“Siang ini aku harus pulang ke NY, Nya.” Itu alasan Davva saat Kanya menelepon menanyakan keberadaannya.“Tapi kenapa kamu pergi nggak bilang aku dulu?”“Maaf banget ya, Nya, aku ada panggilan mendadak dan nggak sempat bilang ke kamu.”Setelah hari itu Kanya tidak pernah lagi berkomunikasi dengan Davva. Davva sibuk dengan pekerjaannya, Kanya juga sedang menikmati hari-harinya memiliki buah hati yang baru.“Kanya! Gimana?” tegur Raven meminta jawaban lantaran Kanya tidak menjawab.“Harus banget ya tes DNA itu?” Kanya masih merasa keber

  • Istri Pesanan CEO   Tahu Diri

    Pria itu baru saja keluar dari mobil lalu menarik langkah cepat. Ia mengangguk sepintas pada seseorang saat berpapasan. Entah siapa orang itu tidak terekam di benaknya. Ia hanya ingin segera tiba secepatnya di kamar lalu beristirahat sepuasnya.Smart lock kamarnya berbunyi kecil saat mendeteksi kesesuaian. Pintu kamar pun terbuka.Raven—lelaki itu langsung masuk. Begitu melihat hamparan kasur ia langsung menghambur. Hari ini begitu melelahkan. Pertemuan serta dengar pendapat dengan pemerintah daerah tadi siang berlangsung dengan alot. Pemerintah setempat memberi banyak tuntutan yang kurang masuk akal kepada para pengusaha yang sebagian besar tidak bisa mereka penuhi.Tatapan Raven berlabuh pada benda seukuran telapak tangan yang terselip di antara bantal. Ternyata Raven lupa membawa ponselnya yang ternyata berada dalam keadaan mati.Sambil berbaring Raven menyalakannya. Beberapa detik kemudian setelah mendapat sinyal, notifikasinya berdenting. Raven terkesiap ketika membaca pesan dari

  • Istri Pesanan CEO   Segalanya Untuk Kanya

    Sedikit pun tidak terlintas di pikiran Kanya bahwa dirinya akan menghadapi hal menakjubkan di dalam hidupnya, yaitu melakukan persalinan sendiri tanpa bantuan tenaga medis dan terjadi di tempat yang sama sekali tidak disangka-sangka.Setelah melahirkan di toilet SPBU ditemani Davva, Kanya mendapat pertolongan dan dibawa ke rumah sakit terdekat. Cerita tentang persalinan di toilet tersebut menjadi buah bibir di sekitar tempat itu, tapi untung tidak sampai viral, karena Kanya tidak ingin populer dengan cara tersebut.Setelah proses observasi, saat ini Kanya berada di ruang rawat. Kondisi Kanya masih terlihat lemah karena kehilangan banyak energi. Tapi perasaan bahagia yang begitu dalam menyelimuti hatinya melihat bayi perempuan yang dilahirkannya begitu sehat, normal, serta lengkap seluruh organ tubuhnya. Bayi mungil itu saat ini berada di dalam box yang diletakkan di samping tempat tidur Kanya.Monic begitu gembira karena pada akhirnya keinginan anak itu untuk memiliki adik perempuan m

  • Istri Pesanan CEO   Melahirkan Anakmu Bersamamu

    “Kanya, maaf sekali, aku nggak bisa menemani kamu lahiran.”Kanya yang saat itu sedang menyesap juice apel refleks memandang ke arah Raven kala mendengar ucapan laki-laki itu. Bagaimana tidak, mereka sudah merencanakannya jauh-jauh hari. Bahkan Raven sudah mem-booking rumah sakit terbaik untuk proses persalinan Kanya. Lalu dengan seenaknya sekarang Raven mengatakan tidak bisa.Raven mengangkat tangan sebagai isyarat bahwa ia akan menjelaskan alasannya pada Kanya sebelum perempuan itu mengajukan aksi protes.“Aku baru mendapat telepon dari asistenku di daerah. Dia bilang ada undangan untuk pertemuan dari pemerintah daerah setempat, dan itu nggak bisa diwakilkan. Bukan hanya aku tapi semua pengusaha sawit yang berada di sana,” jelas Raven menyampaikan alasannya.Kanya memahami argumen Raven. Dalam hal ini ia tidak boleh egois dengan memikirkan dirinya sendiri. Ia juga harus mendukung karir Raven.“Nggak apa-apa, Rav, pergilah,” jawab Kanya merelakan.Raven memindai wajah Kanya, mencoba

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status